Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah urinalisa dan cairan tubuh
Dosen Pengampu: Ibu Hj. Nurul Qomariyah, S.Pd., M.Pd
disusun oleh
Muhammad Naufal Nurfadhillah
( P1337434319010 )
Pra analitik dari metode carik celup yaitu persiapan Alat & Bahan
1. Alat :Wadah Carik celup sebagai standar warna, Clinitex Status, Urisys 1100/alat baca
urin lainnya
2. Bahan : Urin kontrol Level 1 dan Level 2, Sampel urin, Reagen carik celup tujuh
indicator
Tahap Analitik dari procedure metode carik celup dimulai dari disiapakan alat dan bahan
kemudia masukkan urin kedalam tabung reaksi lalu celupkan carik sekejap dalam urin,
reagen harus mengenenai seluruh masuk kedalam urin selanjutnya hilangkan kelebihan
urin yang melekat pada carik dengan mengunakan tissue kemudia baca hasil dengan
membandingkan carik celup dan kolom berwarna pada botol carik celup
Untuk reaksi diinterpretasikan dengan membandingkan warna yang dihasilkan pada strip
reagen dengan bagan warna yang disediakan oleh produsen. Kuat/lemahnya warna yang
dihasilkan berhubungan dengan konsentrasi zat dalam urine.
Pasca analitik
a) Leukosit : 125 ++ leuko/mL
b) Nitrit : -
c) Urobilinogen : 0,2(3,5) mg/Dl
d) Protein : 15 (0,15) ± mg/Dl
e) Ph : 7,5
f) Bilirubin : 1(17+) mg/dL
g) Berat jenis : 1,020
h) Keton : 5 (0,5) ± mg/Dl
i) Glukosa : sampel normal
j) Warna : Kuning muda
k) Kejernihan : Agak keruh
l) Volume : 5 mL
2. VIDEO KELOMPOK 2
Metode esbach
Metode Uji Kuantitatif Protein Urine metode esbach menggunakan urine tamping paling
ideal 24 jam, prinsip metode ini adalah asam pikrat dapat mengendapkan protein dan
endapan ini dapat diukur secara kuantitatif.
Tahap analitik pada metode ini dimulai dari sampel urine 24 jam dikumpulkan dan
diukur volumenya kemudian tabung Esbach diisi dengan urine sampai tanda U
selanjutnya ditambahkan dengan reagen Esbach sampai tanda R, ditambahkan BaSO4
lalu ditutup lalu dikocok dan homogen kemudian diamkan selama 30 menit, dibaca
tinggi endapan yang terjadi
Pra analitik pada metode asam sulfosalisilat disiapkan alat dan bahan yaitu Pot Urin,
Tabung Reaksi, Rak Tabung, Pipet Ukur 2ml, Pipet Pasteur, Bulp/ Karet Piller dan
bahan reagen Asam Sulfosalisilat 20% dan sampel urin Sewaktu
Metode benedict
Metode benedict merupakan pemeriksaan glukosa urine. Tujuan metode benedict untuk
mengetahui zat reduksi dalam urine dan prinsip metode benedict yaitu cupri sulfat akan
direduksi oleh reduktor menjadi cupro sulfat dan cupro oksida, cupro oksida yang
terbentuk akan menimbulkan warna dari hijau sampai merah bata.
Tahap pra analitik yaitu persiapan alat dan bahan : Sampel urine Beaker glass Tabung
reaksi Gelas ukur Reagen Benedict Penjepit tabung Pipet tetes Pembakar spiritus /
lampu spiritus
Tahap analitik dimulai dari memasukkan sampel urine ke dalam beaker glass kemudia
ukurlah reagen benedict sebanyak 2,5 ml, masukkan ke dalam tabung reaksi lalu
tambahkan 3-4 tetes sampel urine selanjutnya panaskan sampai mendidih selama 2
menit.
Metode fehling
Metode fehling merupakan pemeriksaan glukosa urine. Tujuan metode fehling untuk
mengetahui zat reduksi dalam urine. Prinsip praktikum ini Pemanasan urine dalam
suasana alkali / basa dimana zat pereduktor akan mereduksi cupri sulfat menjadi cupro
sulfat dan cupro oksida, pengendapan Cu(OH)2 akan dicegah oleh KNa Tartat, cupro
oksida yang terbentuk akan menimbulkan warna dari hijau sampai merahbata.
Tahap pra analitik dimulai dari persiapan alat dan bahan : Sampel urine Beaker glass
Tabung reaksi Gelas ukur Reagen Fehling A dan Fehling B Penjepit tabung Pipet tetes
Pembakar, spiritus/lampu spiritus
Tahap analitik dimulai dari memasukkan sampel urine kedalam beaker glass kemudia
Masukkan reagen fehling A sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan
reagen fehling B sebanyak 2 ml dan urine sebanyak 1 ml, campur sampai homogeny
selanjutnya panaskan sampai mendidih selama 2 menit.
Metode horrison
Metode horrison adalah pemeriksaan bilirubin urine, tujuan pemeriksaan ini untuk
mengetahui ada tidaknya bilirubin dan urobilinogen dalam urine untuk mengetahui
sumbatan pada empedu. Prinsip metode ini BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin
membentuk endapan BaSO4 dan bilirubin menempel pada molekul ini. FeCl3
mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
Pra analitik yaitu persiapan alat dan Bahan berupa Sampel urine Tabung reaksi Corong
BaCl 10%, Reagen fouchet Kertas saring Gelasukur
Tahap pra analitik dimuali dengan mempersiapkan alat dan bahan Alat dan Bahan yaitu
Tabung reaksi, Kertas saring, Pipet Pasteur, BaCl2 10% , Reagen Fouchet, dengan
komposisi Trichloro acetic acid (TCA) 25g, Aquadest ad 100 ml, Larutan feri klorida 10
ml (10 g FeCl3 dalam 100 ml aquadest)
Tahap analitik dimulai dari memasukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 5 ml BaCl2 10%. Lalu saringlah campuran tersebut dengan kertas saring
selanjutnya bukalah kertas saring, biarkan agak kering kemudian tambahkan 3-4 tetes
reagen fouchet pada kertas saring.
Metode heller
Metode heller merupakan test protein urine metode ini memiliki prinsip pemeriksaan
adanya protein urine dapat bereaksi denga HNO3 pekat dan akan membentuk cincin putih
Tahap Analitik dimulai dengan memasukkan 1 ml HNO3 pekat ke tabung reaksi lalu
tambahkan urine pelan-pelan lewat dinding tabung reaksi jika dalam urin terdapat protein
maka akan terbentuk cincin putih
Pada video ini menjelaskan tentang pemeriksaan kimiawi urine rutin. Pemeriksaan
kimiawi urine rutin adalah pemeriksaan untuk menganalisis kondisi kimiawi urine.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap protein dan glukosa urine.
Pemeriksaan protein menggunakan metode Asam sulfosalisyl 20 % dan metode Asam asetat
6 %. Sedangkan pemeriksaan glukosa menggunakan metode Benedict dan metode Fehling.
Pada pemeriksaaan ini tahap pra-analitik, analitik, dan post-analitik sudah berjalan
dengan baik. Pada tahap pra-analitik preparasi alat dan bahan sudah berjalan dengan baik.
Alat dan bahan sudah ditaruh di atas meja kerja dan jumlahnya lengkap. Pada tahap analitik,
semua pekerjaan sudah sesuai prosedur contohnya saat melakukan pemanasan pada bunsen
sudah dalam posisi yang tepat dan digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah agar tidak
terpusat pada satu titik panas saja. Pada tahap Post-analitik, setelah pemeriksaan selesai
hendaknya seluruh alat dikembalikan ke tempatnya dan bahan bahan sisa yang masih bisa
digunakan seperti reagen dapat dikembalikan ke botol reagen. Jika bahan sudah tidak bisa
digunakan dapat dibuang ke tempat sampah sesuai dengan golongannya. Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pemeriksaan ini sudah baik, praktikan
mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap terdiri dari jas laboratorium , masker,
dan handscoon. Praktikan juga bekerja dengan hati-hati dan cermat sehingga proses
praktikum dapat berjalan dengan lancar.