KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Stenosis Mitral)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
DEFINISI
memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Stenosis mitral atau yang kerap disebut MS
komisura yang menyatu dan korda tendinae yang menebal dan memendek
ETIOLOGI
seumur hidup. Merupakan penyakit yang pada mulanya hanya ditemui tanda
dari stenosis mitral yang kemudian dengan kurun waktu (10-20 tahun) akan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 2
bermakna meningkat pada fibrilasi atrium. Ini menyebabkan penebalan dan
katup mitral adalah 6 cm2, MS kritis terjadi pada saat area ini menurun hingga
1 cm2.
Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan. Bayi
yang lahir dengan kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun,
PATOFISIOLOGI
Stenosis mitralis menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri
selama fase diastolik ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 3
mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang
lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup yang menyempit. Oleh
tersebut.
sebagai faktor pembantu pengisian ventrikel. Atrium kiri kini tidak lagi
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 4
pada dinding arteriola. Mekanisme yang menimbulkan respon anatomis ini
tinggi untuk jangka waktu yang lama karena adanya tahanan yang tinggi pada
perifer. Gagal jantung kanan dapat disertai oleh regurgitasi fungsional katup
mitral dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 5
antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan opening snap.
Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut :
MANIFESTASI KLINIS
denyut jantung tidak teratur. Tak jarang terjadi gagal jantung, tromboemboli
serebral atau perifer dan batuk darah (hemoptisis) akibat pecahnya vena
arteri pulmonalis belum tinggi sekali, keluhan lebih mengarah pada akibat
bendungan atrium kiri, vena pulmonal dan interstitial paru. Jika ventrikel
kanan sudah tak mampu mengatasi tekanan tinggi pada arteri pulmonalis,
keluhan beralih ke arah bendungan vena sistemik, terutama jika sudah terjadi
Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 6
dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru (edema pulmoner). Jika seorang
wanita dengan stenosis katup mitral yang berat hamil, gagal jantung akan
mudah merasakan lelah dan sesak nafas. Pada awalnya, sesak nafas terjadi
disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna semu
mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau
kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.
menunjukkan suatu opening snap (OS) segera setelah S2, yang paling baik
terdengar di apeks, dan suatu murmur diastolik kasar (yang bergemuruh) yang
Murmur ini singkat pada MS ringan dan holodiatolik (pandiastolik, yaitu pada
seluruh periode diastolic) pada MS berat. Pasien dengan irama sinus mungkin
gelombang ‘a’ vena besar. Bila katup mitral benar-benar tidak bergerak, maka
akan terdapat suatu denyut arterial yang kurang jelas, ronkhi paru (krepitasi;
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 7
ronkhi yang terdengar karena cairan dalam paru), dan peningkatan tekanan
vena jugularis.
pembesaran atrium kiri dengan ukuran ventrikel kiri normal, namun dengan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto Thorax :
Hal-hal yang dapat dilihat dari pemeriksaan foto thorax antara lain.
kanan.
dengan tekanan atrium kiri <20mmHg dan 70% pada tekanan atrium
>20mmHg.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 8
(Sumber: Emergency Medicine Tutorial)
2. EKG
b. fibrilasi atrium,
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 9
e. R > S pada V1
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 10
3. Ekokardiografi
dapat digunakan untuk: (a) menentukan derajat stenosis, (b) dimensi ruang
untuk jantung, (c) ada tidaknya kelainan penyerta, dan (d) ada tidaknya
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 11
LVIDs : Diameter ventrikel kiri internal, sistolik;
FS : memperpendek fraksi;
EF : Fraksi ejeksi.
4. Kateterisasi jantung
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 12
secara primer untuk suatu prosedur pengobatan intervensi non bedah yaitu
5. Laboratorium
PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
tahun.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 13
2. Pengobatan
menyempit, tetapi indikasi ini hanya untuk pasien kelas fungsional III
a. Fibrilasi atrium.
Penyekat beta atau anti aritmia juga dapat dipakai untuk mengontrol
sesudahnya.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 14
c. Valvotomi mitral perkutan dengan balon.
Pertama kali deperkenalkan oleh inoue pada tahun 1984 dan pada
d. Terapi Obat
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 15
Beberapa obat-obatan seperti
dipakai.
kongesti.
kecuali terdapat disfungsi ventrikel baik kiri atau kanan . Latihan fisik
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 16
e. Operasi
koroner.
emboli,misalnya:
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 17
dimasukan sampai di apeks, kemudian dengan dikontrol oleh jari lewat
jelas keadaan katup mitral. Teknik ini lebih akurat dari pada yang
darah pada katup buatan dengan emboli dan stroke. Pengujian dan
hidup lebih lama setelah operasi, serta penurunan risiko ninfeksi katup
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 18
Prosedur ini dilakukan melalui sayatan vertikal di tengah dada, dan
katup mitral terjebak satu sama lain pada garis penutupan, yang
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 19
semua membawa kerugian yang signifikan. Katup jantung idela masih
belum ditemukan, namun saat ini protesis yang unggul dari model
Obat ini cukup beresiko dan membatasi gaya hidup pasien. Terdapat
jahitan memotong),
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 20
(iv) katup prostetik trombosis (blok katup oleh gumpalan darah
PROGNOSIS
penutupan katup. Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun
kombinasi dari proses tersebut. Keadaan ini akan menimbulkan distorsi dari
apparatus mitral yang normal, mengecilnya area katup mitral menjadi seperti
bentuk mulut ikan (fish mouth) atau lubang kancing (button hole). Fusi dari
Kalsifikasi biasanya terjadi pada usia lanjut dan biasanya lebih sering
gangguan fungsi masih perlu evaluasi lebih jauh, tetapi biasanya ringan.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 21
KOMPLIKASI
1. Fibrilasi atrium
diketahui secara jelas. Adanya peningkatan tekanan pada atrium kiri yang
aritmia atrium.
dan perubahan struktur SA node, tetapi perubahan ini juga ditemukan pada
2. Emboli sistemik
Lebih 90% emboli sistemik berat berasal dari jantung dan penyakit jantung
terutama terjadi pada pasien dengan kerusakan katup mitral, dan stenosis
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 22
atrium; semakin tua usia, walau tanpa fibrilasi atrium ,semakin cenderung
4. Endokarditis
Endokarditis sangat jarang terjadi pada stenosis mitral murni. Kelainan ini
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 23
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat :
b. Sirkulasi :
c. Eliminasi :
urine.
d. Nyeri/ketidaknyamanan
e. Pernapasan
f. Pemeriksaan fisik
TD : 110/90 mmHg,
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 24
Suhu : 380C,
RR : 26x/menit,
Nadi : 110x/menit
2) Pemeriksaan kepala
tidak lesi pada kulit kepala, tidak berketombe, dan tidak terdapat
3) Pemeriksaan muka
4) Pemeriksaan mata
tekan.
5) Pemeriksaan hidung
deviasi, tidak ada lesi, tidak terdapat hematom, tidak ada polip dan
epistaksis.
6) Pemeriksaan mulut
menelan baik.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 25
8) Pemeriksaan dada
kelelahan.
9) Pemeriksaan abdomen
pembengkakan di perut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2) Penurunan curah jantung b/d adanya hambatan aliran darah dari atrium kiri
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 26
3) Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer;
pulmonal.
1) Pola napas tidak efektif b.d. perembesan cairan, kongesti paru akibat
intertestial.
Kriteria hasil :
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 27
Intervensi Rasional
kongestif/kelebihan volume
cairan.
menunjukan gangguan
keseimbangan cairan.
dekompensasi jantung.
Kolaborasi
meningkatkan kebutuhan
miokardium
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 28
• Berikan diuretic, Diuretik bertujuan menurunkan
edema paru.
Kriteria :
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 29
3) Bunyi napas normal, Rh -/- dan pergerakan pernapasan normal
Intervensi Rasional
pernapasan.
napas dalam dan batuk yang efektif. upaya bernapas. Ventilasi maksimal
dikeluarkan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 30
sedikitnya 2.500 ml/hari, kecuali mengencerkan sekret dan
napas.
pembersihan.
IMPLEMENTASI
EVALUASI
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 31
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga
membandingkan data baru dengan standar yang berlaku (kriteria hasil yang
dipertanggungjawabkan.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 32
PENUTUP
KESIMPULAN
serangan akut dimana pasien mungkin tidak menyadarinya. Area normal katup
mitral adalah 6 cm2, MS kritis terjadi saat area ini menurun hingga 1 cm2.
thrombus yang dapat mengalami embolisasi (lepas dan bergerak bebas dalam
darah) dan menyebabkan stroke. LV biasanya normal pada MS, namun bisa
abnormal akibat kekurangan suplai darah kronik pada LV atau parut reumatik.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 33
SARAN
bakteri Streptococcus yang awalnya dari radang tenggorokan. Maka dari itu
lanjut.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 34
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson,Philip I., Ward,Jeremy P.T. (alih bahasa: dr. Juwalita Surapsari, Rina
Asuhan Keperawatan
Brunner dan Suddrath ( alih bahasa Agung Waluyo, Monica Ester ).2001.Buku
Pearce, Evelyn C., 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 35
Lampiran
Demam reumatik
Non reumatik
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 36
MK: Bersihan
STENOSIS MITRAL Batuk jalan nafas tidak
Tahanan Tinggi
efektif
Aliran darah ! dari LAke LV terhambat Kongesti Paru
Tekanan vena pulmonalis ↑ (penumpukan
cairan)
LV tidak terisi penuh Overload LA
MK:
Gangguan Suplai O2 dan Hipertrofi LA Edema paru
Tekanan arteri pulmonal ↑ Alveoli paru penuh
Perfusi Nutrisi ↓
cairan
Jaringan
Hipertrofi RV P↓ ekspansi paru
Gagal jantung
Malnutrisi Dilatasi RV
Hipoksia kanan Sesak Nafas MK: Gangguan
Cerebral Pertukaran gas
Tekanan di atrium meningkat
Metabolisme MK: Pola nafas
terganggu tidak efektif
Hambatan Vena cava meningkat
Peningkatan JVP
Kelemahan
Edema anasakral,
inferior superior
Emboli Stroke
Hepatomegali (jarang terjadi)
MK: Intoleransi perifer atas
aktivitas
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 37
STENOSIS MITRAL
PENATALAKSANAAN
PEMBEDAHAN
Post Operasi
Pre Operasi
Pembedahan
Kurang
pengetahuan
Perawatan luka
kurang adekuat MK:
Gangguan
mobilisasi
MK:
Resiko Infeksi
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 38