Keluhan Utama
Pasien laki-laki (23 thn) datang dengan keluhan gigi belakang bawah kiri
berlubang. Gigi tersebut sering terselip makanan dan sakit saat di congkel. Pasien
mengaku gigi tersebut sakit disaat pasien makan dan minum. Pasien ingin giginya
dirawat. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan dan menyangkal memiliki
penyakit parah atau riwayat penyakit sistemik.
Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis secara ekstraoral terlihat wajah
pasien simetris, bibir pasien exfoliative, kelenjar getah bening submandibula
sebalah kanan tidak teraba, kelenjar submandibula sebelah kiri teraba namun tidak
sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan intraoral terlihat pada gigi 36 terdapat
kavitas yang besar di bagian oklusal dan terdapat polip pulpa. Tidak tampak
adanya pembengkakan pada gingiva maupun fistula. Pada pemeriksaan termis gigi
36 memberikan respon positif, perkusi positif dan palpasi negatif.
Gambar 1. Foto klinis gigi 36
Pemeriksaan Radiograf
Pada hasil pemeriksaan radiograf gigi 36 tampak karies yang luas dibagian
oklusal yang kedalamannya sudah mencapai kamar pulpa. KAmar pulpa telah
terbuka. Gigi memiliki 2 akar yang terdiri dari 1 akar distal dan 1 akar mesial.
Saluran akar normal, lurus, lebar dan tidak terdapat pembengkokan serta
penebalan dentin. Terdapat lesi periapikal di akar mesial dengan diameter 2 mm
dan berbatas jelas. Lamina dura terputus, dan terjadi pelebaran ligamen
periodonsium (Gambar 2).
Perawatan : Perawatan saluran akar vital dengan restorasi akhir onlay (metal
crown)
Prognosis
Endodonsia : Sedang, karena terdapat lesi periapikal namun morfologi
saluran akar normal
Periodonsia : Baik, karena gigi tersebut tidak mobility
Konservasi : Sedang, karena struktur jaringan keras gigi yang tersisa
setelah preparasi sedikit.
Faktor pendukung : Baik, karena pasien kooperatif dan tidak ada kelainan
sistemik.
Prosedur Kerja
Kunjungan I
Pengisian rekam medik, foto klinis, foto radiograf periapikal pada gigi 36,
scalling rahang atas dan rahang bawah serta pemberian antibiotik.
Kunjungan II
1. Persiapan Alat
Alat standar (Kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator)
Sonde berkait dan sonde lurus
Bur akses ( bur intan bulat )
Bur diamendo
Penggaris
K-file No.8, 10, 15-80
Finger Plugger
Finger Spreader
Gates Glidden Drill
Lentulo
Spuit irigasi
Rubber Dam
2. Persiapan Bahan
Guttaperca No.15-80
Paper Point No. 15-80
Medikamen : Ca(OH)2
Irigasi : NaOCl 5,25%
Cotton roll dan cotton pellet
GIC
Tumpatan sementara : Cavit
Semen pengisi : Endomethasone + Eugenol
Basis : GIC tipe III (liner)
3. Tahapan Kerja
3.1. Anastesi
Dilakukan anestesi Blok Mandibula, anastesi Infiltrasi pada gingiva dan
anastesi intrapulpa.
Kunjungan III
3.6. Penjajakan Saluran Akar
a. Penentuan panjang estimasi: mengukur jarak titik acuan (bagian
tertinggi gigi yang menyentuh stopper) ke apeks gigi pada foto
periapikal dan kurangi 2 mm. Pada kasus, panjang gigi mesial
adalah 18 mm dengan panjang estimasi 16 mm sedangkan panjang
gigi distal adalah 17 mm dengan panjang estimasi 15 mm.
b. Jajaki saluran akar dengan file no.10 sepanjang kerja estimasi dengan
gerakan watch winding, yaitu dengan cara memutar file searah jarum
jam 180º kemudian ditarik keluar.
c. Lakukan irigasi yang adekuat untuk melakukan pembersihan saluran
akar dari debris dan jaringan nekrotik kemudian dikeringkan.
d. Lebarkan saluran akar sepanjang panjang kerja estimasi sampai file no.
20.
e. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 5,25%
f. Kemudian lakukan foto radiograf periapikal yang ke-2 dengan file no.
20 sepanjang estimasi.
g. Kemudian hitung jarak file dari puncak tertinggi gigi yang
menyentuh stopper sampai ke ujung file dan ditambahkan jarak dari
ujung file ke apikal gigi kemudian dikurangi 1 mm untuk
mendapatkan panjang kerja.
h. Catat panjang kerja yang didapatkan dari pengukuran jarak antar titik
acuan sampai dengan kontriksi apikal berdasarkan hasil foto radiograf.
Kunjungan IV
3.14. Pengisian Saluran Akar
Syarat dilakukan pengisian saluran akar:
Tidak terdapat keluhan subjektif dari pasien
Pemeriksaan objektif : Perkusi (-), palpasi (-),
Tumpatan sementara : baik
Saluran akar kering
a. Bongkar restorasi sementara dengan menggunakan bur dan
ekskavator.
b. Irigasi dengan 1 cc NaOCl 5,25%.
c. Rekapitulasi dengan menggunakan FAU.
d. Keringkan dengan paper point.
e. Dilakukan pengadukan semen endometasone dan eugenol dengan cara:
meletakkan powder dan liquid diatas kaca pengaduk, kemudian diaduk
dengan spatula semen sampai mencapai konsistensi krim (ketika
diangkat ± 3 mm tidak terputus), kemudian diambil menggunakan
ujung spatula semen.
f. Dinding saluran akar dilapisi dengan semen menggunakan jarum
lentulo. Semen diambil dengan ujung jarum lentulo dan dimasukkan
kedalam saluran akar sampai tertahan, kemudian ditarik ± 2 mm agar
tidak tertahan di dalam saluran akar, kemudian diputar searah jarum
jam.
g. Dimasukkan kon utama yang steril kedalam saluran akar perlahan-
lahan, ditarik sedikit 1-2 kali, kemudian dimasukkan kembali
sepanjang panjang kerja.
h. Spreader dimasukkan sampai 2 mm dari panjang kerja, lalu diputar
kekiri dan kekanan. Spreader diangkat dan dimasukkan kon
guttaperca tambahan yang telah diolesi semen.
i. Langkah tersebut diulangi hingga saluran akar terasa padat
j. Kon guttaperca dipotong sepanjang kamar pulpa dengan cara:
memanaskan semen stopper (khusus untuk memotong kon guttaperca)
diatas api spiritus, lalu ditekan pada guttaperca dan langsung diangkat.
k. Dilakukan foto periapikal yang ke-4 untuk melihat kehermetisan
obturasi.
l. Kon guttaperca dipotong sampai 1 mm dibawah orifis.
m. Dasar pulpa dilapisi dengan GIC tipe III setebal ± 2 mm.
n. Kavitas ditutup dengan bahan tambalan sementara.
Kunjungan V
a. Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :
Subjektif : Apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau
rasa tidak nyaman atau tidak.
Objektif : Dilakukan pemeriksaan untuk melihat
apakah tumpatan sementara masih baik atau tidak,
kemudian dilakukan tes palpasi dan perkusi , dan
evaluasi apakah fistula telah hilang.
b. Apabila tidak terdapat keluhan dilakukan persiapan untuk restorasi
permanen.