Anda di halaman 1dari 9

DISKUSI TATAP MUKA ENDODONSIA

REKAM MEDIK ENDODONSIA

Nama Pasien : Irfan Anugrah (082388085950)


Nama Operator : Annisa Editia (081275716480)
NPM : 1713101020045
Elemen Gigi : 36
Usia Pasien : 21 tahun 3 bulan
Tanggal Pemeriksaan : 29 September 2017

Keluhan Utama
Pasien laki-laki (23 thn) datang dengan keluhan gigi belakang bawah kiri
berlubang. Gigi tersebut sering terselip makanan dan sakit saat di congkel. Pasien
mengaku gigi tersebut sakit disaat pasien makan dan minum. Pasien ingin giginya
dirawat. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan dan menyangkal memiliki
penyakit parah atau riwayat penyakit sistemik.

Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis secara ekstraoral terlihat wajah
pasien simetris, bibir pasien exfoliative, kelenjar getah bening submandibula
sebalah kanan tidak teraba, kelenjar submandibula sebelah kiri teraba namun tidak
sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan intraoral terlihat pada gigi 36 terdapat
kavitas yang besar di bagian oklusal dan terdapat polip pulpa. Tidak tampak
adanya pembengkakan pada gingiva maupun fistula. Pada pemeriksaan termis gigi
36 memberikan respon positif, perkusi positif dan palpasi negatif.
Gambar 1. Foto klinis gigi 36

Pemeriksaan Radiograf
Pada hasil pemeriksaan radiograf gigi 36 tampak karies yang luas dibagian
oklusal yang kedalamannya sudah mencapai kamar pulpa. KAmar pulpa telah
terbuka. Gigi memiliki 2 akar yang terdiri dari 1 akar distal dan 1 akar mesial.
Saluran akar normal, lurus, lebar dan tidak terdapat pembengkokan serta
penebalan dentin. Terdapat lesi periapikal di akar mesial dengan diameter 2 mm
dan berbatas jelas. Lamina dura terputus, dan terjadi pelebaran ligamen
periodonsium (Gambar 2).

Gambar 2. Foto radiograf periapikal gigi 36

Diagnosis : 36 Pulpitis hiperplastik disertai periodontitis apikalis kronis

Perawatan : Perawatan saluran akar vital dengan restorasi akhir onlay (metal
crown)
Prognosis
Endodonsia : Sedang, karena terdapat lesi periapikal namun morfologi
saluran akar normal
Periodonsia : Baik, karena gigi tersebut tidak mobility
Konservasi : Sedang, karena struktur jaringan keras gigi yang tersisa
setelah preparasi sedikit.
Faktor pendukung : Baik, karena pasien kooperatif dan tidak ada kelainan
sistemik.

Prosedur Kerja
Kunjungan I
Pengisian rekam medik, foto klinis, foto radiograf periapikal pada gigi 36,
scalling rahang atas dan rahang bawah serta pemberian antibiotik.

Kunjungan II
1. Persiapan Alat
 Alat standar (Kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator)
 Sonde berkait dan sonde lurus
 Bur akses ( bur intan bulat )
 Bur diamendo
 Penggaris
 K-file No.8, 10, 15-80
 Finger Plugger
 Finger Spreader
 Gates Glidden Drill
 Lentulo
 Spuit irigasi
 Rubber Dam

2. Persiapan Bahan
 Guttaperca No.15-80
 Paper Point No. 15-80
 Medikamen : Ca(OH)2
 Irigasi : NaOCl 5,25%
 Cotton roll dan cotton pellet
 GIC
 Tumpatan sementara : Cavit
 Semen pengisi : Endomethasone + Eugenol
 Basis : GIC tipe III (liner)

3. Tahapan Kerja
3.1. Anastesi
Dilakukan anestesi Blok Mandibula, anastesi Infiltrasi pada gingiva dan
anastesi intrapulpa.

3.2. Pemasangan rubber dam


3.3. Penambahkan ketelabalan dinding mahkota gigi
Buang jaringan karies menggunakan eksavator dan bur bulat. Tumpatkan
flowable resin komposit pada dinding mesial dan distal mahkota gigi
untuk membentuk dinding tambahan.

3.4. Pengangkatan jaringan polip pulpa.


Dilakukan anastesi intra pulpa lalu jaringan polip pulpa dibuang
menggunakan eskavator yang telah dipanaskan, lalu dilakukan usaha
untuk menghentikan pendarahan.

3.5. Preparasi Kavitas dan Pembuangan Seluruh Jaringan Karies


a. Dilakukan pengangkatan jaringan gigi yang terinfeksi karies pada
dinding dan dasar kavitas menggunakan bur bulat. Prosedur ini juga
dilakukan untuk membuang sisa jaringan polip pulpa yang masih
tertinggal saat dilakukan eskavasi.
b. Pemeriksaan dengan menggunakan sonde berkait untuk melihat
apakah masih terdapat undercut.
c. Dilakukan identifikasi orifis.
d. Dilakukan irigasi dengan NaOCl 5,25% menggunakan spuit dan
ditampung menggunakan kapas gulung (cotton roll)
e. Dilakukan penumpatan sementara

Kunjungan III
3.6. Penjajakan Saluran Akar
a. Penentuan panjang estimasi: mengukur jarak titik acuan (bagian
tertinggi gigi yang menyentuh stopper) ke apeks gigi pada foto
periapikal dan kurangi 2 mm. Pada kasus, panjang gigi mesial
adalah 18 mm dengan panjang estimasi 16 mm sedangkan panjang
gigi distal adalah 17 mm dengan panjang estimasi 15 mm.
b. Jajaki saluran akar dengan file no.10 sepanjang kerja estimasi dengan
gerakan watch winding, yaitu dengan cara memutar file searah jarum
jam 180º kemudian ditarik keluar.
c. Lakukan irigasi yang adekuat untuk melakukan pembersihan saluran
akar dari debris dan jaringan nekrotik kemudian dikeringkan.
d. Lebarkan saluran akar sepanjang panjang kerja estimasi sampai file no.
20.
e. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 5,25%
f. Kemudian lakukan foto radiograf periapikal yang ke-2 dengan file no.
20 sepanjang estimasi.
g. Kemudian hitung jarak file dari puncak tertinggi gigi yang
menyentuh stopper sampai ke ujung file dan ditambahkan jarak dari
ujung file ke apikal gigi kemudian dikurangi 1 mm untuk
mendapatkan panjang kerja.
h. Catat panjang kerja yang didapatkan dari pengukuran jarak antar titik
acuan sampai dengan kontriksi apikal berdasarkan hasil foto radiograf.

3.7.Preparasi Crown Down Orifis


a. Lebarkan orifis dengan Gates Glidden Drill (GGD), dimulai
dengan ukuran terbesar yang dapat masuk sedalam 2 mm.
Lanjutkan dengan ukuran yang lebih kecil berturut-turut sampai
mencapai 2/3 panjang kerja atau pada akar yang bengkok
sepanjang saluran akar lurus (diperoleh dengan cara dibandingkan
dengan GGD yang sesuai dengan besar saluran di foto radiograf.)
b. Irigasi setiap penggantian alat dengan menggunakan 1 cc NaOCl
5,25%.

3.8. Preparasi Apikal dengan Gerakan Reaming


a. Menentukan file awal (FA) yaitu file terbesar yang dapat masuk
tanpa paksaan ke dalam saluran akar sepanjang panjang kerja sebelum
dilakukan preparasi saluran akar. Caranya dengan membandingkan file
dengan foto periapikal saluran akar di 1/3 apeks gigi.
b. FA diolesi dengan gel EDTA, lalu masukkan FA sepanjang kerja,
putar searah jarum jam kemudian tarik keluar ±2-3mm dan putar
kembali ke posisi semula.
c. Lakukan berulang-ulang kali hingga file terasa longgar.
d. Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 5,25%
e. Kemudian preparasi dilanjutkan dengan file satu nomor lebih besar
f. Ulangi tindakan tersebut hingga diperoleh File Apikal Utama
(FAU). FAU adalah file terbesar sepanjang kerja setelah preparasi
saluran akar yang sesuai dengan kon utama. Minimal FAU adalah
nomor 30, hal ini bertujuan untuk memudahkan irigasi agar bisa
mencapai bagian apikal sehingga pembuangan debris dapat dilakukan
dengan baik sehingga mengurangi jumlah mikroorganisme di saluran
akar dan sebagai file acuan sebelum preparasi step-back dimulai.
g. Periksa FAU dengan adanya tug back dan apical stop pada panjang
kerja dengan kon guttaperca sesuai dengan no. FAU.

3.9. Preparasi Step Back dengan gerakan circumferential


a. Preparasi dengan file satu nomor lebih besar dari FAU dan panjang
kerjanya dikurangi 2 mm.
b. Dilakukan rekapitulasi -
c. Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 5,25%
d. Preparasi dengan file dua nomor lebih besar dari FAU dan panjang
kerja dikurangi 3 mm.
e. Dilakukan rekapitulasi.
f. Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 5,25%
g. Preparasi dengan file tiga nomor lebih besar dari FAU dan panjang
kerja dikurangi 4 mm.
h. Dilakukan rekapitulasi
i. Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 5,25%
Tujuan dilakukannya rekapitulasi menggunakan FAU adalah agar panjang
kerja tetap terjaga.

3.10. Kon Guttaperca Utama (KGU)


a. Memasukkan KGU sesuai nomor FAU, periksa adanya tug back dan
apical stop
b. Masukkan spreader yang dapat masuk kurang 2 mm dari panjang
kerja.
c. Dilakukan foto periapikal yang ke-3.

3.11. Pengeringan Saluran Akar


a. Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 5,25%.
b. Masukkan paper point sesuai dengan nomor FAU ke dalam saluran
akar dengan menggunakan pinset, biarkan beberapa saat lalu paper
point dikeluarkan dari saluran akar.
c. Ulangi tindakan tersebut hingga paper point terlihat tetap kering.

3.12. Medikasi Saluran Akar


a. Injeksikan pasta Ca(OH)2 sampai ke bagian apikal menggunakan
spuit.
b. Kemudian letakkan kapas butir pada orifis.
3.13. Tumpatan Sementara
a. Ambil bahan tumpatan sementara untuk menutup kavitas
menggunakan instrumen plastis.
b. Tumpat hingga kavitas tertutup.

Kunjungan IV
3.14. Pengisian Saluran Akar
Syarat dilakukan pengisian saluran akar:
 Tidak terdapat keluhan subjektif dari pasien
Pemeriksaan objektif : Perkusi (-), palpasi (-),
 Tumpatan sementara : baik
 Saluran akar kering
a. Bongkar restorasi sementara dengan menggunakan bur dan
ekskavator.
b. Irigasi dengan 1 cc NaOCl 5,25%.
c. Rekapitulasi dengan menggunakan FAU.
d. Keringkan dengan paper point.
e. Dilakukan pengadukan semen endometasone dan eugenol dengan cara:
meletakkan powder dan liquid diatas kaca pengaduk, kemudian diaduk
dengan spatula semen sampai mencapai konsistensi krim (ketika
diangkat ± 3 mm tidak terputus), kemudian diambil menggunakan
ujung spatula semen.
f. Dinding saluran akar dilapisi dengan semen menggunakan jarum
lentulo. Semen diambil dengan ujung jarum lentulo dan dimasukkan
kedalam saluran akar sampai tertahan, kemudian ditarik ± 2 mm agar
tidak tertahan di dalam saluran akar, kemudian diputar searah jarum
jam.
g. Dimasukkan kon utama yang steril kedalam saluran akar perlahan-
lahan, ditarik sedikit 1-2 kali, kemudian dimasukkan kembali
sepanjang panjang kerja.
h. Spreader dimasukkan sampai 2 mm dari panjang kerja, lalu diputar
kekiri dan kekanan. Spreader diangkat dan dimasukkan kon
guttaperca tambahan yang telah diolesi semen.
i. Langkah tersebut diulangi hingga saluran akar terasa padat
j. Kon guttaperca dipotong sepanjang kamar pulpa dengan cara:
memanaskan semen stopper (khusus untuk memotong kon guttaperca)
diatas api spiritus, lalu ditekan pada guttaperca dan langsung diangkat.
k. Dilakukan foto periapikal yang ke-4 untuk melihat kehermetisan
obturasi.
l. Kon guttaperca dipotong sampai 1 mm dibawah orifis.
m. Dasar pulpa dilapisi dengan GIC tipe III setebal ± 2 mm.
n. Kavitas ditutup dengan bahan tambalan sementara.

Kunjungan V
a. Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :
 Subjektif : Apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau
rasa tidak nyaman atau tidak.
 Objektif : Dilakukan pemeriksaan untuk melihat
apakah tumpatan sementara masih baik atau tidak,
kemudian dilakukan tes palpasi dan perkusi , dan
evaluasi apakah fistula telah hilang.
b. Apabila tidak terdapat keluhan dilakukan persiapan untuk restorasi
permanen.

Anda mungkin juga menyukai