I. PENDAHULUAN
Secara geografis Selat Tiworo dan pulau-pulau kecil disekitarnya terletak pada posisi
kawasan sekitar 27.936 Ha. Secara administratif, Selat Tiworo termasuk ke dalam wilayah
Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat. Adapun secara geografis, Selat Tiworo
berbatasan dengan Kabupaten Kendari di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kabupaten
Muna, sebelah barat dengan perairan Selat Buton, dan sebelah timur dengan perairan Kabupaten
Kendari.
Dinamika Meteorogi merupakan suatau kajian alam yang selalu terjadi di atmosfer bumi.
Kata dinamika merupakan suatu bentuk perubahan yang bersifat cepat atau lambat, kecil atau
besar, yang sifatnya nyata dan berhubungan dengan kondisi suatu perubahan (Kartono, 2007). .
Katameteorologi memiliki pengertian sebagai ilmu yang mendalami kajian tentang fenomena di
atmosfer seperti radiasi matahari, suhu, kelembaban, angin, tekanan udara (Adlrian, 2008). Kata
dinamika meteorologi memiliki pengertian suatu bentuk perubahan yang sifatnya kecil maupun
besar, cepat atau lambat di atmosfer bumi yang berhubungan dengan fenomena radiasi matahari,
(gelombang angin), gaya tarik menarik bumi, gravitasi bulan dan matahari (gelombang pasang–
surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di laut (gelombang tsunami), atau gelombang yang
disebabkan gerakan kapal (Adlrian, 2008) dalam (Muliddin, 2017). Angin yang bertiup di atas
permukaan laut merupakan pembangkit arus dan juga pembangkit utama gelombang. Ada dua
istilah untuk menggambarkan gelombang di laut yaitu "Sea wave" dan "Swell". Sea wave
merupakan gelombang laut yang masih berada di dalam pengaruh angin dan bentuknya sangat
tidak teratur sedangkan swell adalah gelombang yang lebih panjang dari sea wave dan sudah
keluar dari pengaruh angin serta bentuknya sudah teratur. Swell dibentuk oleh gelombang-
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke bertekanan udara rendah. Perubahan angin musim (musim barat dan musim timur)
mengakibatkan perubahan lingkungan perairan dalam satu kawasan. Umumnya kondisi air laut
tenang pada masa transisi karena terjadi pergantian dominasi angin baratan menjadi angin
timuran atau sebaliknya (Nontji, 1987). Pergerakan angin dapat mengakibatkan karakteristik
massa air di laut salah satunya adalah terjadinya perubahan arah arus permukaan dan gelombang
laut.
baik informasi gelombang untuk kegiatan kelautan jangka pendek maupun jangka panjang.
Informasi gelombang untuk kegiataan kelautan jangka pendek dapat di manfaatkan untuk operasi
kegiataan di pantai dan lepas pantai, seperti operasi pelabuhan dan pengeboran minyak, efisiensi
dan keselamatan pelayaran, sarana olah raga dan penangkapan ikan. Sedangkan informasi
gelombang untuk kegiataan kelautan jangka panjang dapat di manfaatkan sebagai perencanaan
pembangunan atau desain bangunan pelabuhan, bangunan untuk pengoboran minyak ataupun
bangunan pembangkit tenaga listrik, serta menentukan transpor sedimen yang terjadi di pantai
Untuk memeperoleh informasi perairan jangka panjang atau iklim maritim perlu di
lakukan kajian-kajian yang mendalam tentang berbagai interaksi antara atmosfer, laut dan
daratan. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji bagaimana karakteristik
gelombang laut dan sebaran pola angin baik pada musim timur ataupun musim barat.
Informasi gelombang maupun pola angin merupakan bagian terpenting untuk informasi
cuaca kelautan. Pada bulan-bulan tertentu terjadi gelombang tinggi sehingga mengakibatkan
kecelakaan atau tenggelamnya kapal yang menelan korban jiwa maupun harta benda, disampimg
itu nelayan sulit melaut dikarenakan gelombang tinggi. Sering terjadi gelombang tinggi dapat
mengganggu kelancaran transportasi antar pulau yang berdampak pada kehidupan di darat,
seperti kelangkaan bahan pangan di beberapa pulau kecil serta pelayanan kesehatan di pulau-
pulau kecil dan terganggunya berbagai aktifitas pembangunan karena terhambatnya suplai bahan
kontruksi.
Dampak tinggi gelombang seperti yang telah di uraikan dapat di cegah atau di kurangi
jika karakteristik gelombang serta pola angin disetiap wilayah penelitian di pahami dengan baik,
penelitian.
Perilaku gelombang tinggi dan tingkat kerawanannya di wilayah indonesia umumnya dan
wilayah penelitian khususnya saat ini belum di pahami dengan baik, oleh karena itu perlu di
lakukan kajian.
1.3. Tujuan
a. Mendapatkan arah dan kecepatan angin dominan yang membangkitkan gelombang pada kedua
b. Mengetahui secara sapasial maupun temporal temporal/ bulanan arah dan tinggi gelombang
laut (gelombang signifikan dan gelombang maksmum) di sekitar perairan Selat Tiworo.
d. Mengetahui secara spasial maupun temporal frekuensi tinggi gelombang 2 meter atau lebih
1.4. Manfaat
a. Dapat dijadikan referensi untuk menentukan pola iklim (terutama iklim laut) di sekitar wilayah
selat tiworo
b. Memberika informasi kepada masyarakat maupun pengguna jasa lainnya, kapan terjadi
gelombang laut maksimum disekitar wilayah penelitian agar dapat mengambil keputusan dala
perencanaan.
terhadap gelombang laut sehingga dapat menjadi inspirasi dalam penelitian lebih lajut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pergerakan semu matahari setiap tiga bulan menyebabkan perpindahan lokasi pemanasan
permukaan bumi. Dampak dari fenomena ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada
Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS). Indonesia yang berada pada garis
katulistiwa merupakan daerah lintasan pergerakan udara sebagai akibat dari perbedaan tekanan
udara pada kedua belahan bumi ini yang dikenal sebagai angin muson. Angin muson secara
bergantian bergerak melintasi wilayah Indonesia sepanjang tahun dengan periode enam bulan
yakni bulan April hingga September (angin muson timur) dan Oktober hingga maret (angin
muson barat) . Akibat dari angin muson ini wilayah Indonesia mengalami dua musim dalam satu
tahun yaitu musim hujan pada saat muson barat dan musim kemarau pada saat muson timur
(Dida,dkk.2016).
Musim Barat (Muson Barat) terjadi pada bulan Oktober hingga Februari, pada periode ini
matahari berada di belahan bumi selatan, mengakibatkan belahan bumi Selatan khususnya
Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari daripada benua Asia. Akibatnya di
Australia bertemperatur tinggi dan tekanan udaranya rendah (minimum). Sebaliknya di Asia
yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya rendah dan tekanan udaranya tinggi
(maksimum). Oleh karena itulah terjadi pergerakan angin dari benua Asia ke benua Australia.
Angin dari benua Asia ini akan dibelokkan oleh gaya Coriolis pada saat melintasi Khatulistiwa
dan terbentuklah angin monsun baratan. Dikarenakan angin ini melewati Samudra Pasifik dan
Samudra Indonesia serta Laut Cina Selatan sehingga angin ini akan membawa banyak uap air
dan mengakibatkan adanya curah hujan yang cukup tinggi terutama di wilayah Indonesia bagian
Dalam bulan Juni-Juli-Agustus (JJA) terjadi sebaliknya, terdapat tekanan rendah di Asia
dan sel tekanan tinggi di Australia, maka pada periode JJA bertiup angin dari tekanan tinggi di
benua Australian menuju ke tekanan rendah di Asia, angin ini disebut Monsun Timur atau
Monsun Tenggara. Saat matahari berada di belahan bumi utara, menyebabkan benua australia
terjadi musim dingin, sehingga bertekanan tinggi. Sedangkan benua asia lebih panas, sehinnga
Pada musim peralihan matahari bergerak melintasi khatulistiwa sehingga angin menjadi
lemah dan arahnya tidak menentu. Periode Maret sampai April dikenal sebagai Musim Peralihan
I (periode awal musim kemarau) sedangkan periode September hingga Oktober disebut sebagai
musim Peralihan II (periode awal musim penghujan). Pada musim peralihan ini matahari
bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin melemah dan memiliki arah yang tidak tentu.
( Yananto, 2017).
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya
pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan
angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda
langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan
gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan
sebagainya(Triatmodjo, 1999).
Gelombang dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-
bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan
sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada
perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang
diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai
(Hasriyanti, 2015).
perubahan angin musim (musim barat dan musim timur serta transisi keduanya) akan
mengakibatkan perubahan lingkunangan perairan dalam satu kawasan. Pada masa transisi
umumnya kondisi laut tenang karena terjadi pergantian dari dominasii angin angin barat menjadi
angin timuratau sebaliknya (Nontji, 1987). Pergerakan musiman air permukaan laut sangat erat
kaitannya dengan pola monstunal. Seperti diungkapkan (Hutabarat et al, 1985) angin
musiman( Monsun) mempunyai pengaruh yang dramastis terhadap arah pergerakan arus
Gelombang laut adalah satu fenomena alam yang sering terjadi di laut. Gelombang laut
merupakan peristiwa naik turunnya permukaan laut secara vertikal yang membentuk kurva/grafik
sinusoidal (Jasin, 2016). Energi angin yang bekerja di permukaan laut akan mengalami
sheltering effect yang disebabkan oleh pergesekan angin dengan permukaan laut sehingga
menyebabkan terjadinya variasi besaran gelombang laut yang acak (random waves) di
pengurangan energi gelombang yang terbesar terjadi jika gelombang dan angin saling
berlawanan arah. Efek angin yang berlawanan arah hampir sebanding dengan efek angin pada
pertumbuhan gelombang.
Gelombang memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat di pengaruhi oleh 3 bentuk angin:
a. Kecepatan angin, makin kencang angin bertiup maka makin besar gelombang yang terbentuk
dan gelombang ini mempuyai kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
b. Ketika angin sedang bertiup, tinggi, kecepatan panjang gelombang sekuruhnya cenderung
meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada saat angin pembangkit gelombang mulai
bertiup.
c. Jara tanpa rintangan ketika angin bertiup (Fetch). Fetch dilautan lebih besar dari pada fetch di
daearah selat sehingga panjang gelombang yang terbentuk di laut lebih panjang sehingga
ratusan meter.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Perairan Selat tiworo untuk memudahkan dalam analisis
maka wilayah penelitian dibagi (clustered) dalam beberapa wilayah pelayaran dan secara acak
Metode pengolahan data adalah cara yang digunakan dalam pengolahan data hasil
penelitian. Tinggi gelombang laut dan arah kecepatan angin pada penelitian ini, didapat dengan
menggunakan aplikasi gelombang angin versi 05. Secara umum prinsip kerja aplikasi aplikasi
gelombang angin versi 05 adalah hasil inputan data angin permukaan pada titik kordinat diproses
atau running pada sistem komputersasi persamaan pemodelan. Hasil keluaran dari aplikasi ini
adalah data analisis gelombang yang sudah terjadi, data prakiraan satu hari dan data prakiraan
tiga hari kedepan. Namun penelitian ini hanya menggunakan hasil dari data analisis kejadian
yang sudah terjadi. Persamaan umum yang digunakan aplikasi model aplikasi gelombang angin
Data hasil keluaran proses aplikasi aplikasi gelombang angin versi 05 dalam titik kordinat
digunakan dalam pembuatan peta tinggi gelombang dan arah kecepatan angin. Metode yang
digunakan adalah interpolasi spline. Salah satu metode interpolasi spasial yang mengestimasi
Langkah–langkah kerja (prosedur) yang dijalankan untuk menentukan nilai angin dan
tinggi gelombang di perairan Selat tiworo sebagai berikut:
1. Mendownload inputan data dari GFS (Global Forcast Sytem) NOAA (National Oceanic and
Athmospheric Administrasion) melalui link web BMKG dengan alamat link yaitu
2. Menyiapkan aplikasi aplikasi gelombang angin versi 05 untuk memproses data inputan. Seting
pada aplikasi untuk waktu, posisi kordinat, dan output yang dihasilkan. Data inputan
kemudian dimasukan pada aplikasi aplikasi gelombang angin versi 05 untuk running data.
Dibutuhkan sekitar 5 menit untuk mendapatkan hasil output datakecepatan angin dantinggi
gelombang. Data hasil Output masih dalam format grib setelah hasil running selesai. Data
tinggi gelombang dan kecepatan angin hasil running berformat grib dikonversi menjadi data
3. Mengelompokan data, kemudian dihitung hasil rata-rata secara statistik. Hasil pengolahan data
4. Menyiapkan peta perairan Selat Tiworo dalam format shp. Memetakan rata-rata tinggi
gelombang dan kecepatan angin secara spasial perbulan. Data kecepatan angin dan tinggi
gelombang hasil pengolahan data dalam format txt sebagai inputan pada aplikasi sistem
informasi geografis. Data kemudian dinterpolasi pada aplikasi sistem informasi geografis
untuk menghasilkan layout peta kecepatan angin dan tinggi gelombang perbulan.
5. Hasil layout berupa peta rata-rata tinggi gelombang dan kecepatan angin per bulan.
6. Menganalisis hasil layout berupa peta tinggi gelombang dan kecepatan angin perbulan.
7. Membuat kesimpulan hasil analisis tentang karakteristik tinggi gelombang dan angin.