Anda di halaman 1dari 3

Sumber: Halodoc

Gagal Jantung Kongestif


Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

Pengertian Gagal Jantung Kongestif


Gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak mampu memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrisi.
 

Faktor Risiko Gagal Jantung Kongestif


Faktor risiko dari gagal jantung dapat meningkat dengan:

 Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

 Konsumsi garam berlebih.

 Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai penyakit koroner).

 Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung ringan.

Penyebab Gagal Jantung Kongestif


Penyebab paling umum dari gagal jantung kongestif adalah penyakit jantung koroner. Penyebab
lainnya termasuk fenomena otot jantung tegang, tekanan darah tinggi, serangan jantung,
kardiomiopati, penyakit katup jantung, infeksi, aritmia jantung (ritme jantung abnormal), anemia,
penyakit tiroid, penyakit paru-paru, dan terlalu banyak cairan tubuh.
 

Gejala Gagal Jantung Kongestif


Pada pengidap gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan:

 Gejala pada paru bisa berupa dyspnea, orthopnea, dan paroxysmal nocturnal


dyspnea.

 Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguria, nokturia, mual, muntah,
asites, hepatomegali, dan edema perifer.

 Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai
delirium.
Sumber: Halodoc

Diagnosis Gagal Jantung Kongestif


Dengan memperhatikan setiap gejala yang muncul dan dari pemeriksaan fisik yang
dilakukan, seorang dokter sudah dapat mencurigai bahwa seseorang memiliki CHF.
Namun, untuk memastikan hal itu, maka diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai
berikut:

 EKG atau rekam jantung yang dapat mendeteksi kelistrikan jantung, pembesaran
jantung, dan otot-otot jantung.

 Rontgen dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan dapat


menunjukkan dilatasi/hipertrofi bilik atau perubahan pembuluh darah
mencerminkan peningkatan tekanan pulmonalis.

 Kateterisasi jantung: digunakan untuk mengukur tekanan di dalam ruang jantung.


Tekanan abnormal merupakan sebuah pertanda dan membantu membedakan
gagal jantung kanan atau kiri, stenosis atau insufisiensi, juga mengkaji potensi
arteri koroner.

 Pemeriksaan Elektrolit: untuk mendeteksi perubahan elektrolit dalam tubuh akan


terlihat perubahan karena adanya perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal.
 

Pengobatan Gagal Jantung Kongestif 


Pasien dan dokter dapat mempertimbangkan perawatan yang sesuai dengan kondisi.
Oleh karena itu, pengobatan bisa berbeda tergantung pada kondisi kesehatan secara
keseluruhan dan seberapa jauh kondisi CHF telah berkembang.

Gagal jantung kongestif (CHF) dapat diperbaiki dengan obat atau operasi, seperti
penjelasan di atas. Prospek keberhasilan terapi tergantung pada seberapa parah CHF
yang kamu dimiliki dan apakah ada penyakit lain yang menyertai, seperti diabetes atau
hipertensi. Semakin dini penyakit ini didiagnosis dan diterapi, maka akan semakin baik
pula prospek keberhasilan terapi. Selalu diskusikanlah dengan dokter untuk
menentukan rencana pengobatan yang terbaik.

Efek samping atau komplikasi dari gagal jantung kongestif:

 Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (trombosis vena dalam


atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik
tinggi, terutama pada CHF berat.
Sumber: Halodoc

 Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan
perburukan dramatis. Hal tersebut merupakan indikasi pemantauan denyut
jantung.

 Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretic dengan


dosis ditinggikan.

 Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden cardiac


death (25-50 persen kematian CHF).
 

Pencegahan Gagal Jantung Kongestif


Lakukanlah beberapa hal berikut ini agar kamu terhindar dari penyakit gagal jantung:

 Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian


utuh, ikan, dan daging. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti
gorengan, mentega, es krim dan daging olahan.

 Batasi asupan gula dan garam.

 Batasi konsumsi minuman keras.

 Jika kamu memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang tinggi, segera
lakukan penanganan. Kedua kondisi ini bisa meningkatkan risiko terkena gagal
jantung.

 Jaga berat badan pada batasan sehat dan lakukan langkah-langkah penurunan
berat badan jika diperlukan.

 Berhenti merokok jika kamu seorang perokok. Jika kamu bukan perokok, jauhi
asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.

 Lakukan aktivitas atau olahraga yang dapat membuat jantung sehat, seperti
bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua setengah jam per minggu.
 

Kapan Harus ke Dokter?


Jika kamu mengalami beberapa pertanda atau gejala tersebut di atas, disarankan untuk
mencari bantuan medis secepatnya, khususnya ketika gejala-gejala tersebut
mengganggu kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai