Katarak Senilis
Katarak Senilis
Pendahuluan
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, inggris Cataract, dan latin cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup
air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, terjadi akibat kedua-duanya.
Katarak umumnya terjadi pada usia lanjut (katarak senilis), akan tetapi dapat juga akibat
kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata local seperti glaucoma, ablasi, uveitis, dan
retinitis pigmentosa.
Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan
yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan,
sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu.1
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien, terdiri dari:
1. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari
secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan
keterangan lain mengenai identitas pasien.
2. Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain
Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).
Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah, perubahan daya lihat warna.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
- TTV (terutama tekanan darah untuk megetahui apakah pasien hipertensi atau tidak).
- Pemeriksaan mata dasar
Pada pasien katarak mata tidak mengalami iritasi. Sehingga secara umum pada
pemeriksaan fisik mata dari luar tidak ditemukan kelainan. Yang lebih dikeluhan pasien ialah
berkurangannya kemampuan akomodasi. Hilangnya transparansi lensa ini dapat
menyebabkan penglihatan menjadi kabur, baik penglihatan jauh maupun dekat namun tidak
disertai dengan rasa nyeri. Pada pasien katarak tidak ditemukan adanya tanda peradangan
baik pembengkakan, eritema, panas dan nyeri tekan.
Secara makroskopi pada katarak yang matur dapat terlihat adanya kekeruhan di daerah
belakang pupil yang umumnya berwarna putih keabu-abuan. Karena didapati penurunan
ketajaman penglihatan pada katarak, maka pemeriksaan visus dengan menggunakan uji
ketajaman penglihatan Snellen diperlukan. Secara umum didapatkan korelasi antara
penurunan ketajaman penglihatan dengan tingkat kepadatan katarak.3
6. Funduskopi
Pemeriksaan oftalmoskopi direk dapat digunakan untuk memeriksa segmen anterior
(termasuk lensa) maupun fundus. Kekeruhan yang ada pada lensa akibat katarak juga dapat
Diagnosis Utama
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di
atas lima puluh tahun. Penyebab katarak senilis sampai sekarang belum diketahui secara
pasti. Namun banyak kasus katarak senilis yang ditemukan berkaitan dengan faktor
keturunan, maka riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan.Katarak secara klinik dikenal
dalam lima stadium yaitu insipien, imatur, intumessen, matur, hipermatur dan morgagni.3
Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :
1. Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras
dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan
dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita
juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru
2. Kortikal, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau
terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk
jeruji menuju korteks anterior dan posterior
1. Stadium insipient stadium paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus.
Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 – 5/6. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian
perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks
anterior, sedang aksis relatif masih jernih. Gambaran inilah yang disebut spokes of a
wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium yang lanjut, gambaran baji dapat
dilihat pula pada pupil normal.
2. Stadium imatur kekeruhan belum mengenai seluruh lensa. Kekeruhan itu terutama
terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada
kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanoa ada yang dipantulkan.
Oleh karena kekeruhan di bagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian
yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, dilihat di pupil, ada
daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan
daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini
disebut shadow test (+).
3. Stadium matur pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua
sinar yang mengenai pupil akan dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak
ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow
test membedakan stadium matur dari imatur dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut
dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test
yang (-), oleh karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan
tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang,
walaupun masih stadium imatur (shadow test (+)), dengan koreksi, visus tetap buruk,
hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau 1/∞, hanya ada
persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut
stadium vera matur.
Pada akhirnya, seluruh lensa akan menjadi keruh. Lensa mungkin kemudian membengkak
(katarak intumescent). Materi kortikal akan mencair (katarak Morgagnian) dan kemudian
diabsorbsi kembali menyebabkan nukleus yang padat menjadi “tenggelam” ke bawah
kantung kapsular.
Diagnosis pembanding
1. Katarak komplikata
Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi
seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intraocular, iskemia ocular,
nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak
komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus,
hipoparatiroid, galaktosemia,dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena,
steroid local lama, steroid sistemik, oral kontraseptik dan miotika antikolinesterase). Katarak
komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya didaerah bawah
kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata, linear, rosete, reticulum dan
biasanya terlihat vakuol. Dikenal dua bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada
polus posterior mata dan polus anterior bola mata.
Katarak pada polus anterior bola mata biasanya diakibatkan oleh kelainan kornea
berat, iridoksiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada iridoksiklitis akan
mengakibatkan katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaucoma akan terlihat
katarak disiminata pungtata subkapsular anterior (katarak Vogt).
2. Katarak sekunder
Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosa pada sisi lensa yang tertinggal setelah
ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK) atau pasca trauma yang memecah lensa. Bentuk
lainnya adalah profilerasi epitel lensa berupa mutiara Elsching dan cincin Sommering.
Mutiara Elsching adalah epitel subscapular yang berproliferasi dan membesar
sehingga tampak sebagai busa atau telur kodok dan bisa menghilang dalam beberapa tahun
oleh karena pecah dindingnya. Cincing Soemering terjadi akibat kapsul anterior yang pecah
dan traksi kearah pingir-pingir melekat pada kapsula posterior menimbulkan daerah yang
jernih ditengah. Cincin ini dapat bertambah besar karena daya regenerasi epitel didalamnya.
Katarak ini diobati dengan cara pembedahan seperti disisio katarak sekunder,
kapsulotomi, membranektomi atau mengeluarkan seluruh membran keruh.1
3. Katarak diabetes
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes mellitus dan
biasanya bilateral. Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk.
Pertama pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan
terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi
kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila tejadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
Bentuk kedua, pasien diabetes juvenil dan tua yang tidak terkontrol, dimana terjadi katarak
serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring
Etiology
Penyebab katarak dapat berupa bermacam- macam. Salah satu penyebabnya yang
paling umum adalah faktor usia dimana biasanya katarak timbul pada orang- orang lanjut
usia. Katarak juga dapat dihubungkan dengan penyakit sistemik dan okular lain seperti
diabetes. Juga dapat disebabkan trauma dan benda asing serta dapat juga terjadi karena
kelainan herediter.1
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti katarak traumatik yang disebabkan oleh
riwayat trauma/cedera pada mata, katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain,
seperti penyakit atau gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes
mellitus, katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi, katarak kongenital yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol,
kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E, katarak yang disebabkan oleh
penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti seperti obat-obat golongan statin dan
squalene synthase inhibitor. Squalene merupakan enzim yang terdapat dalam tubuh dan
berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzimsqualene synthase
akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak.
Epidemiologi
Manifestasi Klinik
Patofisiologi
Patofisiologi di belakang katarak senilis merupakan suatu hal yang kompleks dan
belum sepenuhnya dimengerti. Pada semua kemungkinan, pathogenesis katarak senilis
merupakan multifactorial yang berkaitan dengan interaksi kompleks antara berbagai proses
fisiologik. Seiring dengan lensa semakin menua, berat dan ketebalannya meningkat
sementara kekuatan akomodasinya berkurang. Seiring dengan lapisan kortikal baru
ditambahkan pada pola yang konsentris, nucleus sentral dikompresi dan diperkeras dalam
proses yang disebut sclerosis nuclear
Mekanisme lain yang berkaitan adalah konversi dari protein sitoplasma lensa yang
bersifat larut dan dengan berat molekul rendah, fase tidak larut, dan matriks membrane
protein yang tidak larut. Perubahan protein yang terjadi menyebabkan fluktuasi tiba-tiba pada
indeks refraksi mata, menghamburkan pancaran cahaya dan mengurangi transparansi. Daerah
lain yang diperiksa termasuk peran nutrisi dalam perkembangan katarak, terutama
menyangkut glukosa dan bekas mineral dan vitamin. 6
Katarak senilis dapat dibedakan menjadi 3 tipe utama: katarak nuclear, katarak
kortikal, dan katarak posterior subcapsular. Katarak nuclear terjadi dari sclerosis nuclear yang
berlebihan dan menguning, dengan akibat pembentukan dari kekeruhanan lenticular sentral.
Pada beberapa individu, nucleus bisa menjadi sangat keruh dan coklat, disebut juga katarak
nuclear brunesens. Perubahan dari komposisi ion dari korteks lensa dan perubahan pada
hidrasi serat lensa menyebabkan katarak kortikal. pembentukan dari kekeruan yang granuler
dan menyerupai lempeng pada korteks subkapsular posterior sering menyebabkan
pembentukan katarak subkapsular posterior.2
Penatalaksanaan
Pengobatan katarak adalah dengan pembedahan namun bisa juga menggunakan
obatan jika katarak tidak terlalu mengganggu. Pembedahan dilakukan atas tiga indikasi yaitu
indikasi social, medis dan optik. Indikasi sosial jika pasien mengeluh adanya gangguan
penglihatan dalam melakukan rutinitas pekerjaan. Indikasi medis bila ada komplikasi seperti
glaucoma dan indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3
m didapatkan hasil visus 3/60.
Komplikasi
I. Lens induced glaucoma
Katarak dapat berubah menjadi glaukoma dalam tiga cara :
1. Phacomorphic glaucoma
Keadaan dimana lensa yang membengkak karena absorbsi cairan. Sudut
yang tertutup menghalangi jalur trabekular dan TIO meningkat. Ini merupakan
jenis glaukoma sudut tertutup sekunder.
2. Phacolytic glaucoma
Pada stadium hipermatur, protein lensa mencair ke COA dan dimakan oleh
makrofag. Makrofag yang membengkak akan menyumbat jalur trabekular dan
mengakibatkan peninggian TIO. Jenis ini merupakan glaukoma sudut terbuka
sekunder.
3. Phacotoxic Glaucoma
Pencegahan
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah.
Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah
berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan
berkembangnya katarak dengan:
Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam
tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah
Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya.
** Vitamin A :dapat diperoleh dari hati, telur, dan sayur seperti wortel maupun bayam.
Vitamin A ini penting dalam fungsi retina, juga membantu, mata beradaptasi dengan cahaya
terang dan gelap. Vitamin A mengurangi risiko terbentuknya katarak dan degenerasi makular
terkait usia.
** Vitamin C : selain memperkuat tulang dan otot serta menjaga kesehatan gigi dan gusi,
vitamin C juga penting dalam menjaga kesehatan mata. Vitamin C mampu mengurangi risiko
katarak dan degenerasi makular. Sumber vitamin C dapat dijumpai padajeruk, stroberi,
brokoli, dan paprika.
Prognosis
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga
tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat
maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik. 2
Daftar Pustaka
1. Ilyas HS. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2006. h.8-9,200-11.