Anda di halaman 1dari 3

MODUL IV

PENGUKURAN KEBOCORAN TABUNG SINAR-X

A. PENDAHULUAN
1. Wadah Tabung
a. Setiap wadah tabung pesawat sinar-x diagnostic harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung, dengan luas
tidak lebih besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1 jam pada jarak 1 m
dari sumber radiasi sinar-x pada saat dioperasikan tiap tingkat yang
dispesifikasikan oleh pabrik.
b. Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukan letak
focus.
2. Konus dan Diafragma
a. Wadah tabung pesawat sinar-x stationery harus dilengkapi dengan kolimator yang
ada lampunya
b. Sedangkan untuk pesawat sinar-x mobile lampu kolimatornya lebih baik yang
berbentuk konus jika mungkin.
c. Diafragma yang membatasi luas lapangan atau konus harus dilengkapi dengan
persyaratan tingkat kebocoran radiasi yang menjelaskan wadah tabung
d. Setiap konus harus diberi tanda yang tidak mudah dapus dengan luas lapangan
yang menunjukkan jarak ke focus film
3. Filter Berkas
a. Portal berkas guna tabung pesawat Sinar-X dengan kemampuan rata- rata diatas
100 kV harus menggunakan total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter
permanen atau bawaan
b. Wadah tabung harus mempunyai total filter yang ekivalen dengan 2,0 mm Al
(dengan 1,5 mm filter permanen) untuk pesawat Sinar-X yang pengoperasiannya
diatas 100 kV kecuali untuk unit mammografi atau dental
c. Total filter permanen dalam berkas guna untuk radiografi dental konvensional
dengan tegangan tabung sekitar 70 kV harus ekivalen 1,5 mm Al
d. Untuk pesawat gigi extra-oral (Panoramic dan Chepalometri) tegangan tabung
lebih besar 70 kV (sekitar 90 kV), filter total harus ekivalen 2,5 mm Al
e. Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahannya juga harus
diberi tanda yabg jelas, misalnya pada diafragma.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat Sinar-X
2. Alat Ukur Radiasi : Surveimeter
3. Alat tulis
4. Meteran

C. PROSEDUR
1. Yakinkan bahwa diafragma masih berfungsi dengan baik (diafragma harus dapat
ditutup dan dibuka). Jika masih ada celah pada diafragma atau tidak dapat tertutup
rapat maka pengukuran tidak dapat dilakukan.
2. Catat jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan kondisi penyinaran yang maksimum
yang pernah digunakan, misalnya BNO, Lumbal atau Cranium orang dewasa dan
gemuk.
3. Catat tegangan operasi/kV, dan arus tabung/mA atau mAs yang digunakan.
4. Posisikan switch pada surveimeter diawali dengan skala yang lebih besar untuk
pengukuran laju dosis radiasi, bila tidak terbaca ulangi dengan skala lebih kecil
hingga skala penunjuk terbaca saat pengukuran dilakukan. (Posisi switch yang benar
adalah pada kedudukan switch dengan satuan mGray/jam atau mRad/jam, Ingat :
Dosis persatuan waktu!).
5. Surveimeter dipegang pada jarak 1 meter dari tabung pesawat.
6. Pesawat sinar X siap dioperasikan sesuai dengan kondisi penyinaran yang ditentukan.
7. Lakukan pembacaan pada surveimeter.
8. Formulir data praktikum seperti dibawah ini.
D. HASIL PENGUKURAN

Pengukuran kebocoran tabung Pesawat sinar-X dilakukan di kamar pemeriksaan 1


Instalasi Radiologi RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto pada Hari Rabu, 7 Januari
2015. Pengukuran kebocoran tabung sinar-X dilakukan dengan menggunakan surveimeter.

Tabel 3. Pengukuran Kebocoran Tabung Pesawat Sinar-X

Laju dosis jarak Laju dosis jarak Laju dosis jarak Laju dosis jarak
1 m di depan 1 m di belakang 1 m di kanan 1 m di kiri
NO Jenis Pemeriksaan KET
tabung sinar-X tabung sinar-X tabung sinar-X tabung sinar-X
(mR/jam) (mR/jam) (mR/jam) (mR/jam)
1. 0,0 mSv/h 0,0 mSv/h 0,0 mSv/h 0,0 mSv/h Tidak
Vertebrae Lumbal
terdapat
dengan faktor
kobocoran
eksposi :
tabung
80 kV,
pada
200 mA,
pesawat
32 mAs (0,16 s)
sinar-X.

Anda mungkin juga menyukai