Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam merupakan agama yang sangat mulia, kehadiran agama
Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW di yakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Agama Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan amar ma’ruf nahi
munkar, sebagaiman terdapat di dalam sumber ajarannya yaitu Al-Quran dan
hadits. Di dalam Al-Qur’an dan Hadits pun Allah memerintahkan
makhluknya untuk berjihad untuk menegakkan syariat Islam sebagaimana
yang telah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW.
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak
yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah
merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja
yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Sesungguhnya
diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan yang
mendekatkan diri kepada allah ta’ala, adalah saling menasehati, mengarahkan
kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Jihad pada dasarnya berarti berjuang atau berusaha dengan keras. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan
agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai
dengan garis perjuangan para rasul dan Al-Qur’an. Jihad yang dilaksanakan
rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan
kembali kepada aturan Allah, mensucikan qalbu, memberikan pengajaran
kepada umat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan
mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi. Namun Allah juga
memerintahkan untuk saling mengasihi dan menghormati antar umat
beragama.
Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran juga selalu berusaha
keras dan berjuang di jalan Allah merupakan ciri utama orang-orang yang

1
beriman, dan merupakan ciri orang yang mencintai Allah dan rasulnya. Al-
Qur’an Al Karim telah menjadikan rahasia kebaikan yang menjadikan umat
Islam istimewa adalah karena ia menegakkan hal tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat, yang mana bisa menyelamatkan orang-orang lalai dan orang
orang ahli maksiat juga orang-orang lain yang taat dan istiqamah bahwa sikap
diam atau tidak peduli terhadap amar maruf nahi munkar merupakan suatu
bahaya dan kehancuran, yang tidak hanya mengenai orang-orang yang
bersalah saja, akan tetapi mencakup semuanya. Yang baik dan yang buruk,
yang taat dan yang jahat, yang takwa dan yang fasik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian amar ma’ruf nahi munkar?
2. Bagaimanakah hukum amar ma’ruf nahi munkar?
3. Apa pengaruh kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana
cara mencegahnya?
4. Apa pengertian jihad?
5. Bagaiman hukum tentang jihad?
6. Apa saja macam-macam jihad?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian amar ma’ruf nahi munkar
2. Untuk mengetahui hukum amar ma’ruf nahi munkar
3. Untuk mengetahui pengaruh kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari
dan cara mencegahnya
4. Untuk mengetahui pengertian jihad
5. Untuk mengetahui hukum tentang jihad
6. Untuk mengetahui macam-macam jihad

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Amar ma’ruf nahi munkar (al-amru bil ma’ruf wannahayu’anil-munkar)
adalah sebuah frasa dalam bahasa arab yang maksudnya sebuah perintah
untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal
yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat islam hukumnya adalah
wajib.
Amar ma’ruf nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan
utama terutusnya para nabi yaitu untuk menyelenggarakan keduanya
(Ringkasan Ihya’ Ulumuddin :225). Untuk memperjelas pengertian amar
ma’ruf nahi munkar ada baiknya jika diuraikan secara singkat pembagianya,
dipandang dari sudut ilmu fiqih.
1. Ma’ruf, syariat membagi ma’ruf itu dalam tiga kategori:
a. Fardhu atau wajib, yakni mendapat pahala jika dikerjakan dan berdosa
jika ditinggalkan
b. Sunnah atau mathlub, yakni mendapat pahala apabila dikerjakan dan
tidak berdosa jika ditinggalkan
c. Munah, yakni tidak berpahala jika dikerjakan dan tidak berdosa jika
ditinggalkan
2. Munkar
Adalah sesuatu yang dilarang dalam islam, dan digolongan ke dalam dua
kategori:
a. Haram, yaitu segala sesuatu yang dilarang secara muthlak
b. Makruh, yaitu segala sesuatu yang masuk dalam kategori tidak
disengaja, jika dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat
pahala.
Peranan penting yang dimiliki oleh setiap muslim dalam menjaga dan
menentukan nasib masyarakatya menerima tanggung jawab sosial dan
menjadikan diri-diri tiap muslim sebagai penjaga sekaligus pengawas semua

3
urusan yang tejadi dalam masyarakat. Amar ma’ruf nahi munkar diaanggap
sebagai sumber politik terpenting dalam Islam, sebagaimana amar ma’ruf dan
nahi munkar merupakan salah satu pilar penting dan merupakan sebuah
kewajiban dan sebuah keharusan dalam agama. Maka wajib juga bagi setiap
muslim untuk mengetahui amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang
lain untuk bertauhid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya,
berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan
kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui
dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara’-Nya. Termasuk segala
yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban,
persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.
Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama
Allah dan syara’-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’,
termasuk segala yang haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci
oleh Allah SWT.
Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan
memudahkan jalan untuk kesana, menutup jalan kejahatan dan permusuhan
dengan tetap mempertimbangkan kemumgkinan-kemungkinan yang akan
terjadi. Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan
membahayakan diri sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita
pergunakan akal kita agar dia membatalkan niatnya.

2.2 Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Pada dasarnya hukum amar ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah,
dalam artian harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di tengah-
tengah masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku haram
yang dilakukan. Kewajiban tersebut memiliki syarat-syarat sebagai berikut
artinya, jika syarat-syarat berikut ini tidak terpenuhi, maka amar ma’ruf nahi
munkar tidak lagi menjadi wajib.

4
1. Kita harus yakin bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain itu
memang betul-betul pekerjaan haram atau yang ditinggalkan itu adalah
pekerjaan wajib. Jika kita tidak yakin, kewajiban amar ma’ruf nahi
munkar menjadi gugur.
2. Ada kemungkinan amar ma’ruf nahi munkar yang kita lakukan ada
pengaruhnya. Jika sejak awal kita yakin tidak berpengaruh sedikitpun,
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menjadi gugur.
3. Si pelaku dosa memang dipastikan akan meneruskan perbuatannya itu.
Jika kita bisa memperkirakan (apalagi jika sampai yakin) bahwa si pelaku
dosa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menjadi gugur.
4. amar ma’ruf nahi munkar tidak sampai menimpakan kerugian jiwa, harta
(dalam jumlah yang signifikan), atau kehormatan kita, keluarga, sahabat,
dan seluruh kaum muslimin. Tahapan dalam amar ma’ruf nahi munkar
memiliki tiga tahapan.
Jika pada tahap pertama, maksud sudah bisa dicapai, kita dilarang
langsung meloncat ke tahapan kedua. Begitu juga jika tahapan kedua ini
sudah efektif, kita dilarang meloncat ke tahapan ketiga. Adapun ketiga
tahapan dalam amar ma’ruf nahi munkar adalah sebagai berikut:
1. Dengan sikap-sikap tertentu yang menunjukkan ketidaksetujuan kita atas
perilaku pendosa dan kita yakin si pendosa memahami hal tersebut,
misalnya dengan bermuka masam saat bertemu (biasanya kita bermuka
ramah) atau kita tidak lagi berkunjung ke rumahnya (biasanya kita selalu
datang berkunjung).
2. Dengan kata-kata
3. Dengan tindakan/kekuatan.

2.3 Pengaruh Kemungkaran dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Mendapat laknat Allâh Subhanahu wa Ta’ala , celaan dan kehinaan
b. Kerusakan akan semakin parah.
c. Mendapat hukuman dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
d. Do'a tidak dikabulkan.
e. Akan dimintai pertanggung jawabannya pada hari kiamat.

5
Cara Mencegah Kemungkaran
Pertama, memberikan kesedaran dan pemahaman. Allah swt. Berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah
memberi petunjuk kepada mereka hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa
yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (at-Taubah: 115).
Kedua, menyampaikan nasihat dan pengarahan. Jika penjelasan dan
maklumat tentang ketentuan-ketentuan Allah yang harus ditaati sudah
disampaikan, maka langkah berikutnya adalah menasihati dan memberikan
bimbingan. Cara ini dilakukan Rasulullah terhadap seorang pemuda yang
ingin melakukan zina dan terhadap orang Arab yang kencing di Masjid.
Ketiga, peringatan keras atau kecaman. Hal ini dilakukan jika ia tidak
menghentikan perbuatannya dengan sekadar kata-kata lembut dan nasihat
halus. Dan ini boleh dilakukan dengan dua syarat: memberikan kecaman
hanya manakala benar-benar dibutuhkan dan jika cara-cara halus tidak ada
pengaruhnya. Dan, tidak mengeluarkan kata-kata selain yang benar dan
ditakar dengan kebutuhan.
Keempat, dengan tangan atau kekuatan. Ini bagi orang yang memiliki
walayah (kekuasaan, kekuatan). Dan untuk melakukan hal ini ada dua catatan,
yakni: catatan pertama, tidak secara langsung melakukan tindakan dengan
tangan (kekuasaan) selama ia dapat menugaskan si pelaku kemungkaran
untuk melakukannya. Jadi, janganlah si pencegah kemungkaran itu
menumpahkan sendiri arak, misalnya, selama ia boleh memerintahkan
peminumnya untuk melakukannya. Catatan kedua, melakukan tindakan hanya
sebatas keperluan dan tidak boleh berlebihan. Jadi, kalau bisa dengan menarik
tangannya, tidak perlu dengan menarik janggotnya.

2.4 Pengertian Jihad


Jihad dari kata jahada berarti mencurahkan segala kemampuaan (untuk
tercapainya seuatu yang diinginkan) berjuang bersungguh-sungguh. Dalam
salah satu firmannya allah memerintahkan “Dan berjihadlah kamu pada jalan

6
Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. (QS Al-hajj [22]: 78)”. Dalam
firman-Nya yang lain diungkapkan “Dan Barangsiapa yang berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS
Al-Ankabut [29] : 6)”.
Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Al-Qur’an, kata
jihad tidak selalu menunjukkan pada makna perang, atau perjuangan
bersenjata, dari catatan sejarah menyatakan bahwa perjuangan bersenjata baru
dilakukan Nabi Saw dan para sahabatnya setelah beliau dan para sahabat telah
berhijrah ke madinah padahal surah Al- Ankabut yang banyak mengandung
perintah jihad telah turun sekitar tahun ke 5 dari kerasulan Muhammad Saw,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jihad adalah segala upaya yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang sebagai manifestasi keimanan
nya dalam rangka tegaknya kebenaran dan terberantasnya kebatilan, baik
dilakukan dengan jalan perang maupun tanpa perang.
Dengan kata lain jihad adalah perjuangan umat islam di jalan allah dalam
rangka tegaknya amar–ma’ruf dan nahi–munkar. Motivasi jihad yang
dilakukan kaum muslimin tidak terlepas dari upaya penegakan amar–ma’ruf
dan nahi–munkar, berupa terpeliharanya agama dalam firman Allah telah
ditegaskan yang artinya “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah
lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali
terhadap orang-orang yang zalim.(QS Al-Baqarah[2]: 193)”.
Tercegahnya kezaliman, Dalam firman Allah telah ditegaskan yang
artinya “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu, (QS Al-hajj [22]: 39)”.
Memberantas kemunafikan, Al-Qur’an menegaskan yang artinya
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, (QS Al-
Baqarah[2]:109)”. Dalam firman-Nya yang lain diingatkan yang artinya

7
“Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu),
hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling tawan
dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu
ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula)
menjadi penolong, (QS Al-nisa [4]: 89)”.
Membela orang-orang lemah, senada dengan kedua ayat di atas (c)
motivasi jihad juga dilakukan dalam rangka membela kaum lemah (dhu’afa).
Sebagaimana firman Allah berikut yang artinya “Jika kamu (pada perang
Uhud) mendapat luka, maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang
Badar) mendapat luka yang serupa dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu
Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan
supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang
kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,dan agar Allah membersihkan
orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-
orang yang kafir. (Al imran [3]: 140 – 141)”.
Dengan demikian motivasi jihad yang dilakukan kaum muslimin tidak
terlepas dari upaya manusia dalam menegaskan amar ma’ruf dan nahi
munkar.

2.5 Hukum Jihad


Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum
muslimin telah melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian
yang lain. Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang
dalam beberapa keadaan seperti:
a. Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan.
b. Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.
c. Jika suatu negeri/daerah telah dikepung oleh musuh.
d. Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan,
seperti dokter, pilot, dan yang semisalnya.

8
Allah SWT berfirman "Berperanglah kalian dengan sendiri-sendiri atau
berkelompok-kelompok, dan berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa
kalian. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui." (QS.
At-Taubah: 41). Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan
harta sekaligus, yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa,
terkadang jihad itu wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang
yang tidak mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan harta tidak
dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan
badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
Allah SWT berfirman, "Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan
agama itu hanyalah milik Allah SWT dan jika mereka berhenti (berperang)
maka tidak boleh memusuhi kecuali atas orang-orang yang zalim." (QS.Al-
Baqarah: 193).
Dari Anas bin Malik as bahwa Rasulullah saw bersabda, "Perangilah
kaum musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud dan
Nasa'i).

2.6 Macam-macam Jihad


Berdasarkan pada Al Quran dan Hadits Nabi maka para ulama membagi
atau mengklasifikasi jihad ke dalam beberapa makna dan perbuatan.
Diantaranya dapat kita simak sebagai berikut:
1). Jihaadul Qalbi (Jihad dengan Hati)
Hal ini berdasar pada sabda Rasulullah saw: “Siapa yang berjihad
melawan kebatilan dengan tangannya, berarti ia mukmin. Siapa yang
berjihad melawan kebatilan dengan lisannya, berarti ia mukmin. Siapa
yang berjihad melawan kebatilan dengan hatinya, berarti ia mukmin. Tak
ada iman setelah itu, walau sebesar biji sawi.” (H.R. Muslim).
2). Jihaadul Lisaani (Jihad dengan Lisan)
Dalam Al Quran sendiri Allah berfirman: “Orang yang paling baik
perkataannya adalah orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan

9
amal yang shaleh dan berkata: ’Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri?’.” (QS. Fushshilat 41 : 33).
3). Jihaadul Maal (Jihad dengan Harta)
Hal ini kita bisa membaca dalam Al Quran : “Hai orang-orang beriman,
maukah Aku tunjukkan pada perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari adzab? Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika
kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan
memasukkan-mu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, dan memasukkan kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam
surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”(Q.S. Ash-Shaaf 61:10-12).
4). Al-Jihaadu Nafsi
Adalah jihad dengan jiwa, yang berarti menggunakan seluruh potensi diri
berupa ilmu, pikiran, tenaga, harta sampai pada nyawa sekali pun, untuk
berjuang demi tegaknya agama Allah.Bisa jadi Anda yang saat ini sedang
kuliah atau belajar maka jihad adalah dengan bersungguh, tegun dan teguh
dalam menuntut ilmu sehingga lulus tepat waktu atau malah lebih cepat.
Demikian juga yang bergelut dengan bidang ekonomi, pendidikan atau
kesehatan dan sebagainya.

Dengan memahami makna jihad itu sendiri maka setidaknya kita bisa
tahu bahwa makna jihad sendiri tidak selama berkaitan dengan perang.
Wallahu’alam.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui apa saja tindakan
atau pekerjaan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Karena
selain akan mendatangkan keburukan bagi kita sebagai pelakunya, kita juga
akan mendapat laknat dan hukuman dari Allah SWT apabila kita melakukan
hal-hal yang diharamkan oleh-Nya. Karena apa yang kita lakukan kelak akan
diminta pertanggung jawabannya pada hari kiamat. Oleh karena itu kita harus
bisa meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya mengajak
kebaikan kepada sesama.
Seperti halnya jihad yang juga merupakan tindakan yang positif yang
dapat kita terapkan dalam segala hal dan urusan di kehidupan sehari-hari agar
kita dapat mencapai apa yang kita inginkan sesuai dengan yang kita harapkan.
Oleh karena itu kita dituntut untuk berjihad karena orang yang berjihad sama
dengan sedang berada dijalan Allah.

3.2 Saran
Makalah ini merupakan resume dari sumber, untuk lebih mendalami isi
naskah kiranya dapat merujuk pada sumber asli yang tercantum dalam daftar
pustaka. Kririk dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://amalilmukita.blogspot.co.id/p/makalah-amal-maruf-nahi-munkar.html?m-1

https://ahmadfadholi13.wordpress.com/2013/05/16/makalah-jihad/

https://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-amar-
maruf-nahi-munkar.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/auliafatya09.wordpress.com/2015/02/06/makalah-
amal-maruf-nahi-munkar/amp/

12

Anda mungkin juga menyukai