Anda di halaman 1dari 2

Nama : Paian Purba

Nim : 16.3i71
Mata kuliah : Etika II
Dosen pengampu : Pdt. Saut Sirait M.Th

Hubungan Gereja Dan Negara

 Hubungan antara HKBP dengan Pemerintah dalam pasal 13 Konfesi HKBP 1996,
yang membahas tentang pemerintah, sebagai berikut:

“Kita mempercayai dan juga menyaksikan:

Pemerintah yang berwibawa itu datang dari Allah untuk mewujudkan keadilan,
melindungi, memelihara, melawan kejahatan, dan menyediakan yang perlu bagi warga negara
dan kehidupan umat.

Dengan ajaran ini: Kita menekankan, Allah lah yang memberikan kemerdekaan itu
kepada bangsa Indonesia yang berasaskan Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Kita menekankan, Yesus Kristus, panglima gereja, sebagai jalan kita untuk meminta. Kita
menekankan cita-cita dan tanggung jawab warga masyarakat dalam memperjuangkan
keadilan, kasih, damai dan kesejahteraan melalui pembangunan nasioal sebagai pengamalan
Pancasila.

Kita menekankan bahwa kita turut serta menegakkan dan memelihara kebenaran,
demikian juga turut menikmati hasil pembangunan nasional. Gereja terpanggil mendoakan
pemerintah dan aparatnya (1 Tim. 2:1-2 ; Roma 13: 1-7)”.

 Dalam Aturan Peraturan HKBP 2002 setelah Amandemen ke 2 HKBP 2016-2026


`Terdapat pada bagian ketiga mengenai tata laksana : HKBP secara umum, tepatnya pada
bagian tugas Ephorus, yakni :
1. Mewakili HKBP terhadap pemerintahan, gereja, serta badan-badan lain di dalam
maupun di luar negeri.
2. Mengangkat dan juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan badan-badan di
dalam maupun di luar negeri dengan persetujuan Majelis Pekerjaan Sinode.
3. Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian HKBP terhadap Pemerintahan atau
penguasa melalui kata-kata maupun perbuatan nyata untuk menegakkan kebenaran
dan juga keadilan di tengah-tengah bangsa dan negara.
Menurut pendapat saya mengenai kewajiban HKBP terhadap Negara itu, telah menyentuh
segala jenis aspek kehidupan secara langsung melalui suatu interaksi yang dilakukan secara
langsung, dan bahkan secara langsung HKBP telah berintegrasi secara langsung dengan
orang di luar tradisi dan budaya kita orang batak Toba. Namun perlu kita sadari terlebih
dahulu, bahwa negara dan gereja sejatinya mempunyai bidang tersendiri yang tidak bisa
dicampur tangan, tetapi walaupun begitu, hal ini tidaklah menjadi suatu persoalan untuk
berpisah dan tidak peduli satu sama lain. Karena perlu disadari, walaupun sejatinya negara
emang berkuasa, namun itu tidak seberapa dari pada kuasa dari Kristus. Tinggal bagaimana
kita mengarahkannya lagi, apa lagi untuk tujuan kebaikan, gereja dan negara harus bersatu,
dan tidak boleh terpisah.

Anda mungkin juga menyukai