Disusun Oleh
Kelompok 5
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan Dengan Model Asuhan Keperawatan
Modular.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari dari beberapa pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil terutama kepada dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Keperawatan SUPARJO, S. Kep, Ns, M. Kep.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan
karena keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang kami miliki. Untuk itu kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah ini dimasa
mendatang.
Akhirnya kami selaku penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada kami semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................5
BAB II KONSEP DASAR TEORI
2.1 Definisi................................................................................................................6
2.2 Metode Modular..................................................................................................6
2.3 Struktur Model Asuhan Keperawatan Modular...................................................6
2.4 Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan..........................................................7
BAB III UNTUNG DAN RUGI MODEL PENUGASAN ASKEP MODULAR
3.1 Untung dan Rugi Model Penugasan Asuhan Keperawatan Modular
3.1.1 Keuntungan...............................................................................................8
3.1.2 Kerugian...................................................................................................8
BAB IV STRUKTUR PENGORGANISASIAN MODEL PELAYANAN KEPERAWATAN
MODULAR
4.1 Struktur Pengorganisasian Model Pelayanan Keperawatan Modular..................9
BAB V JOB DISKRIPSI PENGORGANISASIAN PELAYANAN KEPERAWATAN
5.1 Job Diskripsi Pengorganisasian Pelayanan Keperawatan...................................10
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan........................................................................................................12
6.2 Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah menyususn makalah ini mahasiswa mampu menerapkan pemberian asuhan
keperawatan modular kepada pasien.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Model Modular
2. Untuk Mengetahui Metode Asuhan Keperawatan Modular
3. Untuk mengetahui Struktur Model Asuhan Keperawatan Modular
4. Untuk Mengetahui Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
5. Untuk Mengetahui Untung dan Rugi Menggunakan Model Penugasan Asuhan
Keperawatan Modular
6. Untuk Mengetahui Struktur Pengorganisasian Model Pelayanan Keperawatan Modular
7. Untuk Mengetahui Job Diskripsi atau Uraian Struktur Pengorganisasian Pelayanan
Keperawatan
5
BAB II
2.1 Definisi
Metode Asuhan Keperawatan Modular adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (trampil) untuk
sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki
kemampuan kepemimpinan idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang klien.
2.2 Metode Modular
Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode keperawatan
modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan primer (Gillies, 1994).
Pengembangan model modular merupakan pengembangan primary nursing yang digunakan
dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga profesional dan non profesional.
Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga profesionan dan non
profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan
arahan kepemimpinan perawat profesional.
Metode keperawatan modular merupakan metode modifikasi keperawatan tim primer yang
dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular.
Sistem ini dipimpin oleh perawat register (ners) dan anggota memberikan asuhan keperawatan di
bawah pengarahan dan pimpinan modularnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan
keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan
yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah
sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan
meningkat karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan
kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register (ners) yang manfaatkan
sehingga biaya menjadi lebih efektif.
2.3 Struktuk Model Asuhan Keperawatan Modular
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode keperawatan
modular, satu tim yang terdiri dari dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien berkisar 8 sampai 12 orang (Magargal, 1987). Hal ini tentu saja dengan suatu
persyaratan peralatan yang di butuhkan dalam perawatan cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat
professional memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non professional. Apabila
perawat profesional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan
6
tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua
tim.
Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal
dinas mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama dan berperan sebagai
fasilitator, pembimbing, secara motivator.
2.4 Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
Pengelolaan pelayanan keperawatan harus dikendalikan dengan baik sebagai suatu bentuk
pelayanan keperawatan yang berkesinambungan yang menunjukkan suatu pola pelayanan yang
berkelanjutan dan terus menerus selama 24 jam pelayanan. Pelayanan keperawatan pada
umumnya dibagi dalam tiga shif jaga yaitu jaga pagi, sore, dan malam yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan dikendalikan oleh kepala ruang.
Kegiatan dimulai dengan membaca laporan yang dibuat oleh shif dinas malam oleh perawat
pada shif dinas pagi dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang dianggap penting
selanjutnya melakukan operan pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan perawat shif
dinas malam kepada dinas pagi secara langsung dari satu pasien ke pasien lainnya yang menjdi
tanggung jawabnya. Setelah semua dioperkan secara langsung dilanjutkan dengan konfrensi awal
(pre confrence). Tujuannya adalah melakukan pembagian tugas dan membahas kondisi pasien
untuk menyusun rencana kegiatan pada kegiatan shif pagi.setelah pre confrence semua anggota
tim melakukan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing yaitu sebagai kepala ruang
ketua tim atau perawat pelaksana. Pada pertengahan pelayanan semua anggota bertemu kembali
untuk melakukan kegiatan konfrensi tengan (middle confrence). Tujuan konfrensi ini adalah
melakukan evaluasi pertengahan untuk membahas masalah atau kesulitan yang ditemuai anggota
selama pelaksanaan pelayanan untuk tindakan selanjutnya. Kegiatan pada akhir pelayanan dalah
konfrensi akhir (post confrence). Kegiatan ini bertujuan untuk pelaporan dan evaluasi akhir
pelayanan pada shif pagi untuk ditindaklanjuti oleh perawat pada shif jaga berikutnya (sore hari).
Selanjutnya dilakukan operan sore (dari jaga pagi ke sore) dan seterusnya sebagai kegiatan yang
berkesinambungan terus menerus.
7
BAB III
8
BAB IV
STRUKTUR PENGORGANISASIAN MODEL PELAYANAN KEPERAWATAN
MODULAR
Perawat
Primer/Peraw
at Katim
9
BAB V
JOB DISKRIPSI ATAU URAIAN STRUKTUR PENGORGANISASIAN PELAYANAN
KEPERAWATAN
10
ketua tim
6. Mendorong staf
untuk
meningkatkan
kemampuan
melalui riset
keperawatan.
7. Menciptakan
iklim
komunikasi
yang terbuka
dengan semua
staf.
BAB VI
11
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Model modular merupakan gabungan dari model tim dan primary model. Metode ini
menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang. Keuntungan dan
kerugian sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer. Metode ini dapat
digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang
sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.
6.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini. Sebagai rujukan untuk
memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Yani, Kusma. 09 Juni 2017. Manajemen Keperawatan Metode Modular,
https://id.scribd.com/document/350795127/Manajemen-Keperawatan-Metode-Modular, diakses pada
tanggal 28 Agustus 2020 pukul 18.00
Panjaitan, Lasma Sri Rejeki, dkk. 2015. Perbedaan Kelengkapan Dokumentsi Antara Metoda
Modular dan Motade TIM di Rs Mitra Husada Pring Sewu. Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2,
Oktober 2015. ISSN 1907 -0357, diakses pada tanggal 28 Agustus 2020
13