Anda di halaman 1dari 44

KONSEP DASAR EVITA MUSLIMA

KEP.JIWA I.P
MASALAH KESEHATAN JIWA
DI INDONESIA
NO GANGGUAN JIWA PREVALENSI

Riskesdas Riskesdas PASUNG


2007 2013 (Riskesdas
2013)
1 ODGJ Berat
0.46% 0.17% 14.3%
2 ODGJ Ringan (GME)
11.6% 6.0%

ODGJ 2013
TERTINGGI NO 1 : ACEH DAN JOGYA : 0.27%
KEDUA : SULSEL : 0.26%
KETIGA : JATENG DAN BALI : 0.23%
MASALAH KESEHATAN JIWA
DI INDONESIA
NO VARIABEL JUMLAH

1 Penduduk
250 juta
2 ODGJ Ringan/GME (6%)
15 juta org
3 ODGJ Berat (0.17%)
425 ribu org
4 Pasung (14.3%)
60 ribu org
Sehat
ODMK/Risiko ODGJ
Ringan/GME
15 jt

425 ribu
ODGJ Berat

Promosi Pasung 60 ribu

Kuratif &
Pencegahan Rehabilitasi

Kuratif
Masalah Kesehatan Jiwa Indonesia (Riskesdas 2013)
08/31/2020 4
Sehat
Risiko
Sakit

Promosi

Kuratif &
Pencegahan Rehabilitasi

RENTANG SEHAT – RISIKO – SAKIT


08/31/2020 5
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN JIWA
SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI
 Sblm th 1860

perawatan klien jiwa dgn costudial care (tertutup & isolatif)


 Th 1873

Linda Richards mengembangkan perawatan mental di RSJ &


mengorganisasi pelayanan & pendidikan keperawatan jiwa di RSJ
 Th 1883

didirikan sekolah perawat yg berorientasi pd fisik & mental di Mclean


Hospital
 Th 1913
John Hopkins mendirikan sekolah perawat & memasukkan
keperawatan psikiatri dlm kurikulum. Muncul berbagai hal,
antara lain terapi somatik & ECT
 Th 1950
peran perawat psikiatri mulai berkembang
 Th 1951
Mellow mengembangkan hubungan perawat-klien mrpk
proses terapeutik
 Th 1952
Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dlm
keperawatan
 Th 1960
fokus keperawatan psikiatri yaitu prevensi primer,
implementasi perawatan, & konsultasi dlm komunitas
 Th 1970
pengembangan kerangka kerja praktik keperawatan, yaitu
proses keperawatan & standar praktek keperawatan
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN JIWA DI
INDONESIA
Th 1882 dibuka RSJ pertama di Indonesia yaitu di Bogor
Sampai sekarang telah berdiri 34 RSJ di Indonesia. Pd awal praktek
keperawatan jiwa dilakukan dgn cara costudial care, lalu berkembang
terapi kejang listrik, dll

Dgn berkembannya ilmu, perawatan dgn costudial care berubah. Pasien mulai
dilatih bekerja sesuai kemampuan, walaupun ruangan masih dikunci &
pasien tdk boleh keluar ruangan.
KEPERAWATAN JIWA

Keperawatan Jiwa adalah area khusus dalam praktik keperawatan yang


menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan
diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan serta
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat
dimana klien berada (American Nurses Association/ ANA)
UU NO 18 TAHUN 2014
TENTANG KESEHATAN JIWA
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu
dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya
DEPKES RI (1990)

Keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang praktik


keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sbg ilmu &
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya
TUJUAN
 Menolong klien agar dpt kembali ke masyarakat sbg
individu yg mandiri & berguna
 Pencegahan mrpk tujuan utama yg terdiri dr 3 tingkat
pencegahan, yaitu : primer, sekunder dan tertier
 Perawatan umum → titik berat pd fisik, tp tdk
mengabaikan psikososial/mentalnya
 Perawatan kesehatan mental → titik berat pd
mental/psikiatri, tdk mengabaikan masalah fisik
DASAR-DASAR KESEHATAN JIWA

1. Kesehatan jiwa tdk dpt dipisahkan dr masalah kepribadian


manusia
2. Kesehatan jiwa ditentukan oleh faktor intrinsik (organo-
biologik, keturunan) & ekstrinsik (keluarga, masyarakat, &
lingkungan)
3. Kesehatan jiwa tdk terjadi dgn sendirinya, perlu usaha/waktu
utk mengembangkan & membinanya
4. Dasar-dasar pembinaan jiwa yg sehat diletakkan di lingkungan
keluarga
5. Komunikasi yg sehat, suasana keluarga yg harmonis &
bahagia mrpk syarat berkembangnya jiwa anak yg sehat
TINGKAT PENCEGAHAN
1. Pencegahan primer
pencegahan primer mendahului penyakit dan diterapkan pd
populasi yg umumnya sehat. Pencegahan ini termasuk
peningkatan kesehatan dan mencegah penyakit
2. Pencegahan sekunder
mencakup reduksi penyakit aktual dgn deteksi dini dr
penanganan masalah kesehatan
3. Pencegahan tersier
mencakup pengurangan gangguan atau kecacatan yg
diakibatkan oleh penyakit
PERAN PERAWAT
PERAN
Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang,
sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi
keperawatan dan bersifat konstan.
Perawat
 PP No. 32 th 1996 ttg tenaga kesehatan
Seseorang yg telah lulus dan mendapatkan ijazah dr pendidikan kesehatan yg
diakui pemerintaH
Tenaga keperawatan ad Perawat dan Bidan
JUMLAH PERAWAT KESEHATAN
JIWA

Ners Sp: 140


PERAWAT (2016)
(UUKep 38, 2014)

1. Perawat Vokasi Perawat CMHN:


7000
2. Perawat Ners

3. Perawat Ners Spesialis


Perawat RSJ: 5000
FUNGSI PERAWAT
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan perannya.
Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain
Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanakan perannya,
yaitu;
 Dependen
 Independen
 Interdependen
ELEMEN PERAN PERAWAT
Menurut Lokakarya Nasional keperawatan 1983, peran perawat di
Indonesia disepakati sebagai :
 Pelaksana pelayanan keperawatan
 Pengelola dalam bidang pelayanan kep
dan institusi pendidikan.
 Pendidik Koordinator pelay kes
 Peneliti  Pembaharu
 Pengorganisir pelayanan
 Pengamat Kesehatan
kesehatan
 Role model
PELAKSANA
Memberikan pelay kes kpd individu, kelg, kelp /
masy berupa askep yg komprehensif meliputi pemb
asuhan pencegahan pd tingk 1, ke 2 maupun yang
ketiga, baik direct/indirect

PENGAMAT Melaksanakan monitoring thd perub yg terjadi pd indv, kelg,


KESEHATAN kelp & masy yg menyangkut masl kes mll kunjungan
rumah, pertemuan, observasi & pengumpulan data
Pembelajaran merup dasar dr HE yg b/d semua tahap kes & EDUKATOR
tingk pencegahan
Perawat hrs mampu mengajarkan tind peningkatan
kes, pencegahan peny, pemulihan dr peny, menyusun
program HE, memberikan info yg tepat ttg kes

Perilaku yg ditampilkan perawat dpt dijadikan panutan


ROLE MODEL
Panutan ini digunakan pd semua tingkt pencegahan terutama
PHBS
Menampilkan profesionalisme dlm bekerja
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelay kes KOORD
masy & puskesmas dlm mencapai 7an kes mll PELAYANAN
kerjasama dg tim kes lain shg pelayanan yg
KES
diberikan merup kegiatan yg menyeluruh

Perawat melakukan koordinasi thd semua pelay kes yg diterima o/


KOORDINATOR
kelg, & bekerja sama dg kelg dlm perencanaan pelay keprw serta
sbg penghubung dg institusi pelay kes lain,supervisi thd askep yg
dilaksanakan anggota tim
Perawat dpt berperan sbg inovator thd indv, kelg & masy INOVATOR
dlm merub perilaku & pola hidup yg berkaitan dg
peningkatan & pemeliharaan kes

Perawat merup tempat bertanya bagi masy u/ memecahkan


FASILITATOR masalah kes, diharapkan perawat dapat memberikan solusi
mengatasi masalah kes yg dihadapi
ANTAI OTONG (PSYCHIATRIC
NURSING BIOLOGICAL &
BEHAVIORAL CONCEPT, 1995)
HISTORY LIVE SPAN
Perawat kesehatan jiwa secara kontinu memiliki peran penting
dalam mengidentifikasi pasien – pasien yang berisiko, mengkaji
respons pasien thp stress sepanjang rentang kehidupannya, dan
dalam mengembangkan komunikasi yang terpeutik.
PERAN PERAWAT KESEHATAN
JIWA
Weiss (1974) yang dikutip oleh Stuart Sundeen, peran perawat
adalah sebagai Attitude Therapy, yaitu sebagai berikut :
1. Mengobservasi perubahan pada klien
2. mendemonstrasikan penerimaan
3. respect
4. memahami klien
5. Mempromosikan ketertarikan klien & berpartisipasi dlm
interaksi
PERAN PERAWAT JIWA
Asuhan Keperawatan yang kompeten bagi perawat jiwa :
1. Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya
2. Merancang dan implementasi rencana tindakan utk klien & keluarga
3. Peran serta dalam pengelolaan kasus : mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, serta
koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga
4. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, dan kelompok utk
menggunakan sumber yg tersedia di komunitas kesehatan mental
5. Meningkatkan & memelihara kesehatan mental, melalui penyuluhan & konseling
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis & penyakit
jiwa dengan masalah fisik
7. Mengelola & mengoordinasi system pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien,
keluarga, staf, dan pembuat kebijakan
PERAN PERAWAT JIWA
1. Pelaksana asuhan keperawatan
bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan scr komprehensif
2. Pengelola keperawatan
bertanggung jawab dlm administrasi keperawatan, seperti menerapkan
teori manajemen dan kepemimpinan dlm mengelola askep,
mengorganisasi pelaksanaan terapi modalitas, dll
3. Pendidik keperawatan
bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,
keluarga, komunitas shg mampu merawat diri sendiri
4. Peneliti
bertanggung jawab dlm penelitian utk meningkatkan praktek
keperawatan jiwa
FUNGSI PERAWAT KESEHATAN
JIWA
1. Memberikan lingkungan terapeutik
2. Bekerja utk mengatasi masalah klien “here and now”
3. Sebagai model peran
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien
5. Memberikan pendidikan kesehatan
6. Sebagai perantara sosial
7. Kolaborasi dgn tim lain
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dgn kesehatan mental
Perawat bisa menjadi anggota dari 3 tipe kelompok :
1. Unidisiplin : semua anggota tim dlm disiplin ilmu yg sama
2. Multidisiplin : anggota dari berbagai disiplin ilmu
3. Interdisiplin : anggota dari berbagai disiplin ilmu yg terlibat
dalam pengaturan khusus utk pelayanan thd pasien dan juga utk
memaksimalkan pertukaran ilmu. Misalnya pada tatanan
pelayanan kesehatan
RENTANG ASUHAN
Tatanan tradisional dr keperawatan jiwa mencakup fasilitas
psikiatri, pusat kesehatan mental masyarakat, unit psikiatri di
RSU, fasilitas tempat tinggal dan praktek pribadi.

Dgn diprakarsainya bentuk baru pelayanan kesehatan, timbul


suatu tatanan penanganan alternatif.
Meliputi : pelayanan dirumah, pelayanan rawat inap, pusat-pusat penitipan,
panti asuhan atau rumah kelompok, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, klinik pelayanan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas
pengelolaan perawatan, organisasi pemeliharaan kesehatan
MENTAL HEALTH PERSONNEL

PERAWAT JIWA
PSIKIATER
PEKERJA SOSIAL
PSIKOLOG
TERAPIS AKTIVITAS
CASE WORKER
KONSELOR PENYALAHGUNAAN ZAT
KOLABORASI PERAWAT JIWA

PASIEN
DAN
KELUARGA

TIM TIM
KEPERAWA KESEHATA
T AN N LAIN
3 KUNCI KOLABORASI
1. Kontribusi aktif dan asertif dr masing-masing individu
2. Menghargai dan menerima kontribusi orang lain
3. Negosiasi yang dibangun dari tiap anggota untuk membentuk
suatu pemahaman baru terhadap masalah
KRISIS YANG MUNGKIN TERJADI
(THE POSSIBLE CRISES)

 Individu yang membahayakan dirinya


(the person may harm themselves)
• by attempting suicide, by using substances to become intoxicated or by engaging
in non-suicidal self-injury
 Individu yang sangat stress
(the person experiences extreme distress)
• a panic attack, a traumatic event or a severe psychotic state

 Individu yang sangat mengganggu orang lain


(the person’s behaviour is very disturbing to others
• they become aggressive or lose touch with reality
L ISTEN NON-JUDGEMENT

Dengarkan
 Jika ada yang anda nilai perlu dilakukan jangan diexpresikan
 Kebanyakan individu ingin didengar dengan empati saat mereka
mengexpresikan emosi dan pikirannya
 Gunakan ketrampilan verbal dan non-verbal

Ciptakan suasana pada individu agar bebas berbicara


Jangan menghakimi/menduga/menilai/menuduh
G IVE SUPPORT AND INFORMATION

Berikan dukungan
 Dukungan emosional
 Harapan untuk pulih
 Praktik “Self Care”

Berikan informasi
 Tanyakan apakah mereka memerlukan informasi
 Edukasi pasien dan keluarga / “Care giver”
E NCOURAGE APPROPRIATE
PROFESSIONAL HELP
Tenaga Profesional yang tersedia
 Sampaikan pelayanan dan tenaga KES yang tersedia (any options available to them for help and
support )

Variasi tritmen
Pengobatan, Perawatan, Konseling, Terapi psikosos, Dukungan pada
keluarga, Dukungan vocational and educational dll

E ncourage other support


• Kelompok Swabantu (Self Help Group)
• SHG Pasien
• SHG Keluarga, dll
CONTINUITY OF CARE

Pelayanan
P3KJ Pelayanan Sekunder
Peristiwa - Self & Keluarga Primer RSU
Puskesmas Pelayanan
Stresor - Kader
Panti Tersier
- Sekolah/Komunitas Half Way H RSJ
TUJUAN UPAYA PREVENTIF KESEHATAN
JIWA (UU KESWA, NO 18, 2014, PASAL 11)
Mencegah terjadinya masalah kejiwaan;
Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa
Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada
masyarakat secara umum atau perorangan; dan/atau
Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial.
TEMPAT MELAKSANAKAN
UPAYA PREVENTIF KESWA

Keluarga

Lembaga

Masyarakat.
1. UPAYA PREVENTIF KESWA DI
KELUARGA

Pengembangan pola asuh yang mendukung pertumbuhan dan


perkembangan jiwa

Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam keluarga

Kegiatan lain sesuai dengan perkembangan masyarakat.


2. UPAYA PREVENTIF KESWA
DI LINGKUNGAN LEMBAGA

Menciptakan lingkungan lembaga yang kondusif bagi


perkembangan Kesehatan Jiwa

Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai


pencegahan gangguan jiwa

Menyediakan dukungan psikososial dan Kesehatan Jiwa di


lingkungan lembaga
3. UPAYA PREVENTIF KESWA DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT

Menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif

Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)


mengenai pencegahan gangguan jiwa

Menyediakan konseling bagi masyarakat yang


membutuhkan
TERIMAK
ASIH…

Anda mungkin juga menyukai