Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di
dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara
tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan
proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis
(diturunkan).
Insting
FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus
yang spesifik. Contoh:
ü Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian
induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak burung tersebut.
ü Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam air. Perilaku ini telah
“diprogram sebelumnya”, dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar.
ü Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus), burung jantan akan
menunjukkan keindahan warna ekor bulunya.
ü Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan anaknya yang baru
menetas, anak bebek tidak perlu belajar berenang.
JENIS-JENIS PERILAKU
Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh stimulus, tetapi tidak diarahkan
dalam tujuan tertentu. Meskipun demikian, perilaku ini masih terkontrol.
Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu arah yang ditentukan oleh arah datangnya
rangsangan yang mengenai organisme, pada umumnya terjadi pada tumbuhan.
Meskipun tropisme menunjukan suatu perilaku yang agak tetap, tetapi tidak mutlak.
Tetapi tanggapan yang terjadi dapat berbeda terhadap intensitas rangsang yang tidak
sama. Misalnya : pada cahaya lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada cahaya kuat
yang terjadi fototropisme (-)
Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh suatu organisme motil (mempunyai
kemampuan untuk bergerak), akibat adanya suatu rangsangan.
Perbedaan antara tropisme dengan taksis adalah pada taksis seluruh organisme
bergerak menuju atau menjauhi suatu sumber rangsang, tetapi pada tropisme hanya
bagian organisme yang bergerak..
Perilaku yang mencakup susunan saraf.
Release berupa warna, misalnya pada ikan berduri punggung tiga. Selama
musim berbiak biasanya ikan betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya
berwarna merah ke sarang yang telah disiapkannya. Tetapi ternyata ikan betina akan
mengikuti setiap benda yang berwarna merah yang diberikan kepadanya. Dan benda
apapun yang menyentuh dasar ekornya, akan menyebabkan ikan betina tersebut
bertelur.
Release berupa bintang, Sauer seorang ornitolog dari Jerman mencoba sejenis
burung di Eropa (burung siul). Burung tersebut yang masih muda pada musim gugur
akan bermigrasi ke Afrika terpisah dari induknya. Migrasi tersebut dilakukan pada
malam hari dengan bantuan navigasi bintang-bintang. Sauer memelihara burung siul
yang masih muda, pemeliharaannya tidak mudah karena burung tersebut hanya
memakan serangga yang masih hidup dalam jumlah banyak. Bila musim gugur tiba,
burung-burung tersebut menjadi tidak tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam
planetarium, melihat bintang-bintang maka burung tersebut akan terbang ke arah
tenggara, sepertinya bila di alam benas burung tersebut menuju ke Afrika.
Perilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau sudah
dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan
suatu perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.
Kebiasaan (habituation); Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi
terhadap stimulus berulang yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis:
membuat suara aneh dekat anjing, pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan
mungkin juga takut, tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak
berbahaya, maka bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi.
Reflex bersyarat; Pavlov (seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem syaraf hewan
menyusui. Yaitu mempelajari reflex yang menyebabkan anjing memproduksi air liur,
dan menemukan bahwa melihat atau mencium bau daging saja sudah menyebabkan
anjing mengeluarkan air liur. Pavlov mencoba rangsangan lain yang dapat
menghasilkan tanggapan mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel. Pavlov
menemukan bahwa rangsangan pengganti harus datang sebelum rangsangan asli,
supaya tanggapannya berhasil dipindahkan. Juga semakin pendek jangka waktu
antara kedua rangsangan, semakin cepat reaksi itu melekat pada rangsangan
pengganti. Hal tersebut dapat juga terjadi pada ayam atau merpati dengan tanda bunyi
kentongan (kul-kul).
Misalnya yang dilakukan Skinner dengan membuat sekat dalam kotak yang akan
mengeluarkan makanan bila ditekan. Tikus yang lapar dimasukan ke dalam kotak.
Dalam waktu singkat tikus dapat mengetahui cara mendapatkan makanan tersebut.
Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari yang lain. Bila
yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar makanan. Merpati dengan
cepat akan mematuk cahaya yang lebih terang.
Pada umumnya dianggap bahwa suatu ciri yang membedakan hewan dengan manusia
adalah dari bahasanya. Banyak hewan yang memiliki mekanisme pemberian isyarat
yang mendekati ciri bahasa, misalnya pada lebah dengan tariannya. Sedangkan Ann
dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah dengan menggunakan simbol-
simbol dari plastik sebagai bahasa. Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai
perbendaharaan kata sekitar 130 buah. Penggunaan simbol-simbol yang dapat
dimanipulasi sebagai pengganti bahasa lisan itu, merupakan bukti kecakapan
simpanse tetapi tidak mampu mengeluarkannya. Sedangkan Garner menyelidiki
kemampuan simpanse betina bernama Washoe dengan menggunakan bahasa isyarat
orang tuli di Amerika Utara. Setelah 22 bulan, Washoe sudah memahami lebih dari
30 bahasa isyarat tersebut. Walaupun kemampuan Sarah dan Washoe belum
sempurna, tetapi kemampuannya sama baiknya dengan kemampuan seorang anak
berumur 2 tahun.
PERILAKU SOSIAL
Perilaku yang dilakukan oleh satu individu atau lebih yang menyebabkan terjadinya
interaksi antar individu dan antar kelompok. Perilaku Sosial bisa dibagi menjadi :
Perilaku Agonistic
MENGHINDARI PREDATOR
Ada sekelompok kecil hewan yang termasuk super predator yang tidak takut pada
predator yang lain, tetapi pada akhirnya musuhnya adalah manusia. Pada umumnya
cara utama hewan menghindari musuh adalah dengan berlari atau terbang. Pada
hewan tingkat tinggi, melarikan diri dari predator adalah merupakan perilaku belajar,
mis : kucing dengan anjing. Tetapi pada lalat rumah merupakan perilaku bawaan, mis
: bila lalat akan dipukul dapat menghindar, karena adanya perubahan udara di
sekitarnya.
Tanda adanya bahaya itu diterima berbeda antara satu spesies dengan spesies yang
lain. Pada sejenis burung gelatik mempunyai naluri takut terhadap burung hantu
tetapi tidak takut terhadap ular, tetapi pada spesies burung yang lain sejak lahir sudah
takut terhadap ular, tetapi tidak takut terhadap predator yang lain. Juga respon
terhadap predator bervariasi, karena meskipun predatornya sama akan memberikan
tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop tidak akan
melarikan diri bila melihat singa yang berjalan ke arahnya, tetapi antelop baru
bereaksi kalau singa mengendap-endap pada semak-semak.
1. Perilaku Altruistik
Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa melarikan diri dari
predator (serigala) akan mengirimkan bau dari jari kakinya yang disebut karre.
Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya singa atau
leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua, betina dan anak-anak
ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi
raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut.
Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang
yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.
Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon (asam formiat) dari
taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-semut yang lain, bila keadaan sudah
reda asam formiat tidak dikeluarkan lagi dan kembali lagi ke sarang.
2. Kamuflase (penyamaran)
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya
berbintik membuat tidak menarik perhatian karena warnanya sangat sesuai dengan
lingkungan.
Kupu-kupu daun mati (Kallima) dari Amerika Selatan sayapnya sangat mirip dengan
daun yang dihinggapi sehingga dapat terhindar dari burung pemangsanya, tetapi
karena sangat mirip dengan daun maka kadang-kadang ada insekta lain yang bertelur
di atas sayapnya.
3. Mimikri
Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri
Bates dan mimikri agresif.
Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan hewan yang
tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu pangeran tidak mengandung racun dalam
tubuhnya dan enak dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja
yang mempunyai racun dalam tubuhnya.
Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai hewan lain yang
berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak berbahaya memiliki warna
seperti ular tanah yang sangat berbisa.
Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracun jika diganggu.
Bila hewan telah mempunyai senjata tetapi tidak ada pemangsa yang tahu, maka
hewan tersebut berevolusi sehingga mempunyai warna yang mencolok tanpa
penyamaran sedikitpun, disebut aposematik. Misalnya pada larva kupu-kupu raja
berwarna mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, dan di dalam badannya terdapat
zat kimia yang beracun untuk predator yang memangsanya. Zat beracun tersebut
berasal dari tumbuhan (milkweed) yang biasa dimakan. Racun tersebut tetap
disimpan sampai larva mengalami metamorfosis. Maka burung yang memakan kupu-
kupu raja akan memuntahkannya dan tidak akan makan lagi.
Adalah wilayah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat mensuplai
makanan, minum, serta mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung atau
bersembunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Tempat-tempat minum dan tempat-
tempat mencari makanan pada umumnya lebih longgar dipertahankan dalam
pemanfaatannya, sehingga satu tempat minum dan tempat makan seringkali
dimanfaatkan secara bergantian ataupun bersama-sama.
Teritori
Beberapa spesies mempunyai tempat yang khas dan selalu dipertahankan dengan
aktif, misalnya tempat tidur (primata), tempat istirahat (binatang pengerat), tempat
bersarang (burung), tempat bercumbu (courtship territories).
Batas-batas teritori ini dikenali dengan jelas oleh pemiliknya, biasanya ditandai
dengan urine, feses dan sekresi lainnya. Pertahanan teritori ini dilakukan dengan
perilaku yang agresif, misalnya dengan mengeluarkan suara ataupun dengan
perlakuan fisik. Pada umumnya lokasi teritori lebih sempit daripada wilayah jelajah.
Batas wilayah jelajah dan teritori kadang-kadang tidak jelas, misalnya terjadi pada
beberapa primata, seperti Trachypithecus, Gorilla, Pan dan berbagai jenis karnivora
seperti anjing (Canis lupus). Pada burung batas wilayah jelajah tidak jelas, Elliot
Howard menemukan pada burung pipit hanya dipertahankan beberapa jam. Tetapi
ada juga yang jelas batas-batasnya, terutama bagi satwa liar yang mempunyai wilayah
jelajah yang tidak tumpang tindih di antara individu atau kelompok individu, seperti
dijumpai pada wau-wau (Hylobates), teritori kawin beberapa kelompok Artiodaktila
dan pada anjing liar. Kesimpulannya adalah jika individu tidak mempunyai teritori,
maka wilayah jelajahnya dapat tumpang tindih. Misalnya terjadi pada kelompok
famili rusa merah (Cervus elaphus), Gajah Afrika (Loxodonta), dan kera barbari
(Macaca sylvanus).
Luas wilayah jelajah semakin luas sesuai dengan ukuran tubuh satwa liar baik dari
golongan herbivora maupun karnivora. Wilayah jelajah juga bervariasi sesuai dengan
keadaan sumber daya lingkungannya, semakin baik kondisi lingkungannya semakin
sempit ukuran wilayah jelajahnya. Selain itu wilayah jelajah juga dapat ditentukan
oleh aktivitas hubungan kelamin, biasanya wilayah jelajah semakin luas pada musim
reproduksi.
Ukuran wilayah jelajah bagi jenis primata ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu jarak
perjalanan yang ditempuh setiap hari oleh setiap anggota kelompok, dan pemencaran
dari kelompoknya. Ukuran wilayah jelajah dari siamang, wau-wau lar dan wau-wau
agile berbeda, lihat table di bawah.