Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DASAR DASAR AKUSTIK

ATENUASI GELOMBANG SUARA

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. FAUZIAH, S. Pi
ELLIS NURJUALISTI N, M.Si
FITRI AGUSTRIANI, S.Pi, M.Si

KELOMPOK 4

OLEH :
DIO CHRISTI SIREGAR (08051381924080)
ERSA RAHMALIANI (08051381924089)
FATIKHA PASSYA (08051281924046)
GITA ESTER LUCIANA (08051181924020)
MUHAMMAD HIJAZI AIDIL (0805)
MUHAMMAD RAKAN ALDEBARAN (08051181924002)
NADHYA VERONICA (08051381924081)
NINDIYANA BR GINTING (08051281924057)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, atas Rahmat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan makalah tersebut. Makalah ini membahas tentang atenuasi
gelombang suara.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita, khusunya mahasiswa.

Indralaya, 30 Agustus 2020

Kelompok 4

2
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, dengan luas perairan 5.193.000 km2 dan
memiliki banyak potensi seperti kekayaan alam bawah air, keanekaragaman hayati dan
ikan untuk mengetahui keadaan di bawah perairan indonesia diperlukan deteksi kondisi
bawah air. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi akustik bawah air.
Akustik bawah air merupakan teknologi yang dikenal sebagai hidro akustik, merupakan
suatu teknologi pendeteksian bawah air yang menggunakan suara atau bunyi untuk
melakukan pendeteksian. Penelitian tentang akustik bawah laut berawal dari percobaan
yang dilakukan oleh leonardo da vinci beberapa tahun silam (Mardani et al. 2017).
Akustik merupakan ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium. Sedangkan akustik kelautan merupakan
suatu bidang ilmu kelautan yang berfungsi untuk mendeteksi target dikolom
perairan dan di dasar-dasar perairan, dengan menggunakan gelombang suar.
Aplikasi ilmu akustik kelautan akan mempermudah seseorang penelitian untuk
mengetahui objek yang berada di kolom perairan dan di dasar perairan, baik itu
berupa plankton, ikan, kandungan substrat dan bahkan adanya kapal kandas di
suatu perairan tersebut (Lubis et al. 2016).
Pendekatan metode akustik menggunakan pulsa gelombang suara
yangdipancarkan dan diterima oleh transduser. Metode ini merupakan metode
yang bersifat tidak merusak, tidak menyentuh obyek secara langsung dan
penerapannya bersifat praktis. Mekanisme cara kerja FFI adalah dengan
menembakkan pulsa ke permukaan tubuh ikan yang mengirimkan pulsa suara
(sound transmitter) ke obyek sampel ikan melalui medium, kemudian obyek akan
memantulkan kembali sinyal pulsa dan akan diterima oleh penerima pulsasuara
(sound receiver) pada transduser(Jaya dan Ramadhan, 2006).
Gelombang merupakan usikan yang terjadi akibat perambatan enegi
osilasi. Gelombang berdasarkan arah rambatannya dibagi menjadi dua jenis, yatu
gelombang transversal dan gelom bang longitudinal. Dalam mengungkapkan feno
mena gelombang, ada banyak sekali permasalahan yang perlu dikaji lebih dalam.
Salah satunya adalah mengenai atenuasi gelombang. Atenuasi gelombang adalah
gejala pelemahan sinyal transmisi seiring dengan pertambahan jarak dari trans
mitter ke receiver (Hurriyah, 2013).

3
1.2. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini, adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari atenuasi gelombang suara.
2. Mahasiswa dapat mengetahui peranan atenuasi gelombang suara dalam akustik
kelautan.

1.3. Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini, mahasiswa mampu memahami
pengertian dan peranan atenuasi gelombang suara dalam pengaplikasiannya di
akustik kelautan.

II PEMBAHASAN

4
2.1 Pengertian Gelombang dan Atenuasi
Gelombang adalah usikan yang terjadi akibat perambatan energi osilasi.
Gelombang bereaksi kemudian menjalar di dalam suatu medium. Penjalaran
gelombang ini terjadi karena sifat-sifat elastis medium berekasi terhadap usikan
yang dilakukan. Berdasarkan arah rambatnya gelombang dibagi menjadi dua
jenis,yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah penjalarannya tegak lurus terhadap arah
rambatnya,sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki
arah penjalaran sejajar dengan arah rambatnya. (Hurriyah,2013)
Sifat-sifat gelombang antara lain :
o Refleksi (Pemantulan)
Menurut Hukum Snellius,gelombang datang,gelombang pantul,dan garis normal
berada pada satu bidang dan sudut datang akan sama dengan sudut pantul.
o Refraksi (Pembiasan gelombang)
Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah
melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda
o Interferensi gelombang
Interferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren
o Difraksi gelombang
Peristiwa difraksi dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah
penghalang atau melewati sebuah celah sempit
o Dispersi gelombang
Penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium
Sistem transmisi gelombang,misalnya dalam pengirirman sinyal,biasanya
sinyal yang diterima pada receiver tidaklah selalu sama dengan yang
ditransmisikan. Hal ini diakibatkan banyaknya noise yang ditemui selama
penjalaran sinyal. Atenuasi gelombang adalah gejala pelemahan sinyal transmisi
seiring dengan pertambahan jarak dari trans mitter ke receiver. Pengaruh atenuasi
sinyal terlihat pada penurunan amplitudo dan melebarnya sinyal. Ini berarti bahwa
atenuasi merupakan kombinasi antara proses pengurangan energi dan penyerapan
(absorpsi) frekuensi yang berlangsung secara simultan. Proses penyerapan
frekuensi ini sifatnya selektif. (Munadi,2000)

5
2.2 Atenuasi Gelombang Suara di Laut
Getaran akustik yang merambat pada medium air dapat membawa
informasi dari satu tempat ke tempat lain. Ketika getaran akustik pembawa
informasi tersebut merambat dalam medium menuju sensor,terjadi pelemahan
yang disebabkan oleh sebaran dan sifat serap gelombang pada air. Materi
penyusun medium juga ikut mempengaruhi terhadap nilai pelemahan tersebut.
Peristiwa tersebut dikenal dengan atenuasi gelombang. (Yuwono et.al,2012)
Sebuah sumber gelombang dari suatu akustik di perairan yang
memancarkan gelombang akustik dengan intensitas energi tertentu akan
mengalami penurunan intensitas bunyi bersamaan dengan bertambahnya jarak
dari sumber gelombang akustik tersebut. Hal ini terjadi karena sumber akustik
memiliki intensitas yang tetap,sedangkan luas permukaan bidang yang dilingkupi
akan semakin besar dengan bertambahnya jarak dari sumber bunyi. Penyebaran
gelombang akustik dibatasi oleh permukaan laut dan dasar suatu perairan.
Gelombang suara yang merambat melalui media air akan mengalami kehilangan
energi yang disebabkan oleh penyebaran gelombang,penyerapan energi dan
pemantulan yang terjadi di dasar atau permukaan perairan. (Hurriyah,2013)
Besaran kehilangan suatu energi karena gelombang melewati medium
tertentu dapat dinyatakan dalam koefisien atenuasi. Besarnya energi yang hilang
atau diserap oleh suatu medium tergantung pada jenis mediumnya. Penyerapan
gelombang suara di lautan lebih besar dibandingkan dengan air tawar. Koefisien
atenuasi bisa diketahui dengan menggunakan pengkonversi tegangan sinyal yang
dikirim dan yang diterima setelah menempuh jarak tertentu. (Juansah et.al,2006)
2.3 Absorbsi Gelombang Suara
Atenuasi disebabkan oleh karena adanya penyebaran dan absorbsi
gelombang. Absorbsi gelombang terjadi karena penyerapan energi selama menjalar di
dalam medium. Gelombang suara yang sedang merambat akan mengalami
penyerapan energi akustik oleh medium sekitarnya. Secara umum,penyerapan suara
merupakan salah satu bentuk kehilangan energi yang melibatkan proses konversi
energi akustik menjadi energi panas,sehingga energi gelombang suara yang merambat
mengalami penurunan intensitas. (Hurriyah,2013)

6
Koefisien absorbsi atau penyerapan suara merupakan energi dari energi
suara menjadi energi panas atau kalor. Koefisien absorbsi bunyi (α) menyatakan
besarnya penyerapan bunyi suatu benda pada frekuensi tertentu. Nilai koefisien
absorbsi berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilai koefisien serap 0 menyatakan tidak
ada energi bunyi yang diserap dan nilai koefisien serap 1 menyatakan serapann
yang sempurna atau 100% bunyi yang diserap oleh bahan. Koefisien serapan
bunyi pada permukaan bidang dinyatakan sebagai perbandingan dari energi yang
diserap terhadap energi yang datang. (Bahri et.al,2016)

DAFTAR PUSTAKA

7
Bahri S, Manik TN, Suryajaya. 2016. Pengukuran sifat akustik material dengan
metode tabung impedansi berbasis platform arduino. Jurnal Fisika
FLUX Vol 13(2) : 148-154

Hurriyah. 2013. Atenuasi gelombang (studi pada gelombang seismik). EKSAKTA


Vol 2 : 39-44.

Jaya I, Ramadhan DK. 2006. Aplikasi metode akustik untuk uji kesegaran ikan.
Jurnal Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 (2)

Juansah J, Budiastra IW, Suroso. 2006. Pengembangan sistem pengukuran


gelombang ultrasonik untuk penentuan kualitas buah manggis (Gracinia
mangostana L) Vol 20 (2) : 167-177

Lubis MZ, Pujiyati S, Wulandari PD. 2016. Akustik pasif untuk penerapan di
bidang perikanan dan ilmu kelautan. Jurnal Oseana. Vol. 12 (2) : 41-50.

Mardani A, Purwanti F, Rudiyanti S. 2017. Strategi pengembangan ekowisata


berbasis masyarakat di pulau Pahawang propinsi Lampung. Journal of
maquares Vol.6 (1) : 1-9

Munadi S. 2000. Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi. Jakarta : Universitas Indonesia

Yuwono NP, Arifianto D, Widjiati E. 2012. Analisa perambatan suara di bawah


air sebagai fungsi kadar garam dan suhu pada akuarium Anechoic.
Jurnal Teknik POMITS Vol 1 (1) : 1-3

Anda mungkin juga menyukai