Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :

KELOMPOK III

1. Ahmad Arbain
2. Akhsan Mabella
3. Denda Vena Arda
4. Deva Zulisna Usmayantari
5. Dhea Elfira Maulidina
6. Dian Anggraheni
7. Niltu Dinari
8. Nofriyani Rizkia Damasinta
9. Rida Sukma Dewi
10. Rizky Dwi Kurniawan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
TINGKAT IIIA/SEMESTER V
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang
berjudul .“MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA” Ini
dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan,
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.

Mataram, 19 Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar..................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan.................................................................................. 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan Keluarga............................................................... 3
B. Tujuan Keperawatan Keluarga................................................................ 4
C. Prinsip Keperawatan Keluarga................................................................ 5
D. Tugas Keperawatan Keluarga.................................................................. 7
E. Sasaran Keperawatan Keluarga............................................................... 7
F. Peran & Fungsi Keperawatan Keluarga................................................... 8
G. Model Konseptual Keperawatan Keluarga.............................................. 13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan di masyarakat mempunyai sasaran dari tingkat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan keperawatan di
masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam
pemeliharaan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat.
Peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan keluarga dan
komunitas merupakan unsur penting dalam mewujudkan masyarakat yang
sehat dan mandiri.
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan
sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family
atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam
perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit
atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa
setiap individu merupakan bagiannya dani keluarga juga semua dapat
diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Prioritas tertinggi dari
keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini tercapai
apabila fungsi-fungsi dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan tiap
individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan keperawatan keluarga ?
2. Apa saja tujuan dari keperawatan keluarga ?
3. Siapa saja sasaran dari keperawatan keluarga ?
4. Bagaimana peran dan fungsi perawat keluarga ?
5. Apa saja tugas dari keperawatan keluarga ?
6. Bagaimana prinsip dari keperawatan keluarga ?
7. Bagaimana model konseptual keperawatan keluarga ?
C. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditentukan tujuan
penyusunannya sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari bab ini, secara umum mahasiswa mampu
memahami konsep keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami keperawatan keluarga
b. Untuk mengetahi dan memahami tujuan dari keperawatan
keluarga
c. Untuk mengetahui dan memahami sasaran dari keperawatan
keluarga
d. Untuk mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat
keluarga.
e. Untuk mengetahui dan memahami tugas dari keperawatan
keluarga
f. Untuk mengetahui dan memahami prinsip dari keperawatan
keluarga.
g. Untuk mengetahui dan memahami model konseptual
keperawatan keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Keluarga


Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan (Depkes RI, 2010).
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga
(Suprajitna, 2004).
Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga
dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
keluarga. ( Setiadi, 2008).
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978),
mendefinisikan perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan. ( Nasrul Effendi, 1998).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area
pelayanan keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga
dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di
keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi
pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010).

3
B. Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga
dapat meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga
status kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas
mereka secara produktif.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
keluarga dalam hal ini :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah kesehatan dasar daam keluarga.
c. Meningktakan kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan
yang tepat.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
e. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
f. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.

4
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga
mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan
serta perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga
menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk
seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
g. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan
dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah
sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota
keluarganya yang sakit.

C. Prinsip Keperawatan Keluarga


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga
yaitu:
1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam
konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus
utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai system
yang berinteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan
internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling
ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga
dengan lingkungan luarnya.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai
tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga
agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan
keluarga.
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.

5
5. Diusahakan mengutamakan kegiatan lebih bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:
a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang
bebas dari penyakit dan cedera.
b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan tingkat fungsinya
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyulahan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi, karena keluarga
dengan resiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah
kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang
mereka hadapi.
11. Partisipasi keluarga aktif dilakukan. Dasar pemikiran yang diterapkan
adalah bahwa keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk
membuat keputusan-keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri,
partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu pendekatan esensial yang
dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan keluarga
keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi

6
biasanya dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan
masalah mutual, juga mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-
pendekatan yang paling tepat atau paling mungkin untuk digunakan
agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.

D. Tugas Keperawatan Keluarga


Untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan
saling memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang
harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

E. Sasaran Keperawatan Keluarga (Depkes Ri, 2010)


1. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk

7
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, dan penyakit terminal.

F. Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga (Friedman Dkk, 20013)


1. Peran perawat keluarga
Dalam upaya memandirikan keluarga untuk merawat anggota
keluarga, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas
kesehatan sebagaimana yang dikemukakan oleh friedman, yaitu
diharapkan keluarga mampu mengidentifikasi 5 fungsi dasar yaitu :
fungsi efektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan fungsi perawatan
keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan
yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk
mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluarga adalah :
a. Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar : keluarga dapat melakukan
program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
Kemampuan pendidik ini perlu didukung kemampuan tentang
pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar
mengajar. Secara umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk

8
mendorong prilaku sehat atau mengubah prilaku yang tidak sehat.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
1) Pendidikan untuk peningkatan kesehatan dan penanganan
penyakit
2) Membatu keluarga untuk mengembangkan keterampilan
penyelesaian masalah yang sedang dialami atau dibutuhkan.
Disamping hal-hal diatas perawat kesehatan keluarga juga
melakukan bimbingan antisipasi kepada keluarga sehingga
dapat terwujud keluarga yang sejahtera, bertanggung jawab
memberikan pendidikan tentang keperawatan keluarga dan tim
kesehatan lain bila diperlukan.
b. Koordinator
Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan praktek
keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatan
berkelanjutan dapat dilaksanakan, jika direncanakan dan
dikoordinasikan dengan baik. Koordinasi merupakan salah satu
peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga. Klien yang
pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjut di rumah,
maka perlu koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
Program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga
perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
penanggulangan. Koordinasi diperlukan pada perawat
berkelanjutan agar pelayanan yang komperensif dapat tercapai.
c. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
Kontak pertama perawat pada keluarga dapat melalui anggota
keluarganya yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan
keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung
jawab dalam memberikan perawatan langsung atau mengawasi
keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
di rumah sakit, perawat memberikan perawatan langsung atau
demonstrasi yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan

9
keluarga mampu melakukan di rumah, perawat dapat
mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran
langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat
kesehatan masyarakat.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur
untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi
masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga harus dibina
dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat
tentang masalah pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya
sebagai narasumber dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan
rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai
tahap kesehatan keluarga yag optimal.
g. Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di
masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah
dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban melindungi
hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi lemah
sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat
juga dapat membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin
dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
h. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga
didalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan

10
kesehatan karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan
pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan masalah sosial
budaya. Agar dapat melaksanakan peran Fasilitator dengan baik
maka peran perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
i. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah
mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak
terjadi ledakan penyakit atau wabah.
j. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.
2. Fungsi Keperawatan Keluarga
Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan
merupakan pertimbangan vital dalam keluarga. Untuk
menempatkannya dalam perspektif.
a. Memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik : makan,
pakaian tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Dari perspektif
masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar dimana prilaku
sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan
diamankan.
b. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif
dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit.
Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk
memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
para profesional perawatan kesehatan.
c. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan
memelihara kesehatan.

11
d. Keluarga melakukan praktek asuhan kesehatan baik untuk
mencegah terjadi gangguan atau merawat anggota yang sakit.
e. Keluarga pula yang menentukan kapan anggota keluarga yang
terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional.
f. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mepengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat
pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit mempengaruhi prilaku
keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare
sabagai tanda perkembangan, imunisasi menyebabkan peyakit
(anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan
cacingan.
g. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga
dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut :
a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan
kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga
segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan
mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk

12
semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan,
dan mengkaji riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat
akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

G. Model Konseptual Keperawatan Keluarga


Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan
kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan
bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan
menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang
mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang
adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut,
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia
sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang
bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan
sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya
dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang
(klien) Berikut model konseptual keperawatan keluarga :

13
1. Model Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan
respon terhadap tekanan yaitu :
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
c. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
2. Model Perawatan Diri dari Orem
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka
di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun
1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan
Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya,
dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi,
perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia
menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah
anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui
kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi
keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam
“Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada
tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Dari beberapa model
konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model
konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia
mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self

14
Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian
edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's
unit (keluarga, kelompok dan komunitas).
a. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai
dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun
sakit  (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua
manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri,
kecuali bila tidak mampu.
b. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi
kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka
timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1) Self Care (Perawatan Diri
Teori self care  berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang
sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri
sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung
secara berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya,  keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta
mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan
terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self
care yaitu :
a) Persyaratan universal

15
b) Persyaratan pengembangan
c) Persyaratan kesehatan
Penekanan teori self care secara umum :
a) Pemeliharaan intake udara
b) Pemeliharaan intake air
c) Pemeliharaan intake makanan
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses
eliminasi dan eksresi
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi
sosial
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia
h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
2) Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang
disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan
bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan
cara membantu orang lain dengan menerapkan lima metode
bantuan, yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan,
mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan
datang.
3) Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self
Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau
keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien

16
untuk menjalani aktifitas "Self Care". Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
b) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan.
c) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien
yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu
melakukan perawatan mandiri.
d) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system
dan melalui metode bantuan yang meliputi :acting atau
melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien,
mengarahkan klien, mensupport klien.
3. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem
interaksi yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang
mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan . Konsep yang
ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan
dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara
dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial
karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar
berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19
dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem
perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King,

17
intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa
karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):
a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai
system terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan
informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota
masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan
dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai maksud-
maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya
serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat
dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu:
persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan,
waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup
yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat
lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi,
stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan
dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan
pengambilan keputusan.
4. Model Adaptasi dari Roy
Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok,
organisasi, social, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan
focus praktik keperawatan, karena para perawat mengkaji orang
sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila
keluarga merupakan focus perawatan..Intervensi keperawatan
mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual dan residual) untuk
meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal 275).

18
Perbaikan da perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat
diperlukan,tetapi terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar
dari model ini keperawatan keluarga Karena itu teori adaptasi  dati
Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan
atau menjelaskan fenomena keperawatan keluarga,padahal Roy
mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisnme
koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak
efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat
diperluas hingga keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang
tidak efektif menimbulkan masalah-masalah yag berubungan dengan
fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah teori ini
menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien
dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut
memiliki arti yang penting daam kesehatan.
5. Model Proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger,  focus dari keperawatan adalah pada proses
kehidupan umat mausia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk
meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia dan  lingkungannya
(Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun
1970 hingga 1980, roger tidak berbicara tentang keluarga. Tetapi
pada tahun1983 Roger  menegaskan bahwa model konseptualnya
dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi
Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi
keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat
dimensi,negentropik, yang menjadi focus  studi dalam
keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan  kongruensi
dan aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang
mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan konsep Roger tentang
saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan system
keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori

19
sistem umum dan karena orientasi ini maka ada suatu kesesuaian
antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.
6. Model Lingkungan dari  F. Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik,
lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan
bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian
rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor
untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya

20
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau
cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang
baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus
secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak
hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan
sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family
atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam
perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit
atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini
saja karena masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas
materi dari makalah ini. Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca
dari referensi dan literatur lain untuk menambah wawasan yang lebih luas
tentang materi ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T.Elizabeth, Farlen, Mc. Judith. 2000. Community As Partner


Theory and Practice in Nursing.

Philadelpia. Lippincott.Effendy N, 1998. Dasar-dasar Keperawatan


Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta

Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. 2003. Family nursing:
Research, Theory & Practice. (5th ed.), New Jersey: Prentice Hall.

Friedman, M.M. 1998. Family nursing: Research, Theory & Practice.


(4th ed.), California: Appleton and Lange.

Hanson, S.M.H., & Boyd, S.T. 1996. Family Health care nursing: Theory,
Practice and research, Philadelphia: F.A. Davis Company.

Maglaya, Arceli. 2009. Nursing Practice In the Community. Marikina City:


Argonauta Corporation.

Stanhope, M. & Lancaster. J. 2009. Community health nursing. Process and


practice for promoting health. Mosby Company, USA.

Swanson M. Janice, Nies. Mary. 1997. Community Health Nursing


Promoting the Health of Aggregate. Philadelphia: WB. Saunders.

23

Anda mungkin juga menyukai