Anda di halaman 1dari 9

DISINTEGRASI SOSIAL

Disusun Oleh:

Kelompok 5

XI-IIS 1

1. Priskila Sari 6. Galih Wening


2. Neza Tarigan 7. Indriyani
3. Indah Riskia 8. Amirul Hakim
4. Nining Widianingsih 9. Rizka Handayani
5. Rani

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU


SMA NEGERI 24 BATAM
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan sosial pastinya akan ada perubahan sosial. Perubahan
yang terjadinya dalam masyarakat tentunya tidak akan selalu berjalan baik.
Perubahan sosial dalam masyarakat itu bisa diterima dan bahkan bisa saja ditolak.
Perubahan sosial yang ditolak ini menyebabkan adanya konflik dalam masyarakat.
Konflik yang terjadi di masyarakat biasanya disebabkan karena adanya
perubahan sosial dan jika dibiarkan akan menjadi disintegrasi. Sebagian orang
belum mengetahui mengenai apa itu disintegrasi. Pada pembahasan kali ini akan
dibahas mengenai pengertian disintegrasi sosial, bentuk-bentuk dan juga contoh
dari sosial.
B.    Tujuan
Melalui makalah ini, diharapkan dapat memenuhi beberapa tujuan yaitu
diantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian Disintegrasi Sosial
2. Untuk mengetahui Penyebab Disintegrasi Dalam Sosial
3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Disintegrasi Dalam Sosial
4. Untuk mengetahui Cara Mencegah Terjadinya Disintegrasi Dalam Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disintegrasi Antar Sosial
Masyarakat merupakan suatu kesatuan atau dengan kata lain masyarakat
itu merupakan suatu sistem. Di dalam suatu sistem terdiri dari unsur-unsur,
apabila salah satu unsurnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka yang
keseimbangan sistem terganggu akan secara keseluruhan. Disorganisasi sosial
terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam sistem atau masyarakat,
disorganasisasi sosial jika dibiarkan saja maka akan menjadi disintegrasi dalam
sosial. Disintegrasi dalam sosial adalah suatu keadaan yang disebabkan karena
adanya perubahan yang dipaksakan maka keadaan itu menimbulkan proses
disintegrasi dalam sosial.
Disintegrasi dalam sosial akan terjadi apabila salah satu unsur masyarakat
tidak dapat menyesuaikan satu sama lain atau adanya ketidak seimbangan, maka
unsur yang lainnya itu akan melakukan pemberontakan ataupun melawan.
B. Penyebab Disintegrasi Dalam Sosial
Suatu proses akan terjadi pastinya akan ada penyebabnya. Adapun suatu
ketidakseimbangan dalam masyarakat disebabkan karena beberapa hal. Berikut ini
penyebab terjadinya disintegrasi dalam sosial :
1. Adanya perbedaan pandangan mengenai tujuan yang ingin dicapai
bersama. Contohnya, masyarakat Indonesia mempunyai cita-cita terbentuknya
masyarakat adil dan makmur sebagaimana tercantum pada UUD 1945. Jika ada
kota ataupun provinsi yang mendirikan negara sendiri maka sudah pasti akan
terjadi disintegrasi dalam sosial.
2.  Norma yang ada pada masyarakat mulai tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Contohnya permasalahan hukum di Indonesia, hukum ditegakkan
dengan tidak adil. Orang korupsi dihukum sebentar karena hukum dengan uang
dapat dibayar, tetapi orang yang hanya mencuri sebuah singkong dihukum berat.
Hal seperti ini yang menyebabkan disintegrasi dalam sosial.
3.  Terjadinya pertentangan antar norma yang ada didalam masyarakat. Hal
seperti ini biasanya terjadi hanya di tingkat RT ataupun RW. Misalkan dalam hal
minuman keras, ada beberapa orang yang menganggap minuman keras itu tidak
salah, tetapi ada masyarakat lain yang menganggap minuman keras itu
bertentangan dengan normal agama. Maka hal itu akan mengakibatkan kekacauan
sosial, dalam hal minuman keras dibutuhkan keputusan hukum apakah salah atau
tidak.
4. Adanya ketidak konsekuensian pemberian sanksi kepada pelanggar norma.
Hal ini berhubungan dengan penyebab lainnya seperti hukuman untuk para
koruptor dan rakyat kecil yang tidak adil menyebabkan disintegrasi dalam sosial.
5.  Penyebab yang terakhir yaitu tindakan warga yang tidak sesuai dengan
norma yang berlaku faktor penghambat perubahan sosial budaya . Keadaan ini
merupakan keadaan paling parah, karena jika warga sudah tidak mematuhi norma
yang berlaku maka kekacauan tidak akan bisa dihindari. Karena dalam kehidupan
sudah semestinya ada norma yang berlaku, nilai dan norma menjamin
kelangsungan hidup lantas jika tidak dipatuhi bagaimana kehidupan kita nantinya?
C.     Bentuk-bentuk Disintegrasi Dalam Sosial
Proses disintegrasi dalam sosial terjadinya karena adanya perubahan sosial
didalam masyarakat. Proses dsintegrasi dapat banyak kita jumpai di sekitar
lingkungan kita dalam kehidupan sehari-hari. Proses disintegrasi dalam sosial
dapat berbentuk pergolakan daerah, demonstrasi, kriminalitasi, dan kenakalan
remaja. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai bentuk-bentuk disintegrasi
dalam sosial.
1. Pergolakan Daerah
Pergolokan daerah yaitu suatu gerakan sosial yang dilakukan secara bersamaan
dengan menggunakan berbagai cara untuk memaksakan suatu kehendak ataupun
cita-cita. Suatu pergolokan daerah terjadi disebabkan karen hal-hal sebagai berikut
1. Adanya perbedaan ideologi
2. Terjadinya pertentangan antar masyarakat yang berkepanjangan
sehingga sulit untuk diatasi
3. Adanya pihak yang memegang kekuasaan betindak dengan
seenaknya
4. Adanya provokator yang mendorong terjadinya pergolakan
daerah
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai bentuk-bentuk disintegrasi dalam sosial :
1. Pemberontakan PKI di Madiun
Latar belakang terjadinya pemberontakan di Madiun yaitu saat terjadinya
penandatanganan perjanjian Renville yang ditandatangani oleh Amir Syarifudin.
Namun, masyarakat Indonesia merasa adanya perjanjian itu dapat merugikan
bangsa Indonesia, sehingga pada tanggal 28 Juni 1948 Presiden Soekarno yang
saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia mencabut mandatnya. Kemudian,
presiden membentuk kabinet baru dan menunjuk Mohammad Hatta sebagai
pemimpinnya. Dengan adanya pembentukan kabinet baru membuat Amir
Syarifudin merasa tidak terima sehingga membuat Amir Syarifudi bekerja sama
dengan Muso dan membentuk suatu partai yaitu Partai Demokrasi Rakyat yang
mempunyai tujuan menentang kinerja kabinet Hatta.
2. Pemberontakan DI / TII
Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat dengan pemimpinnya yaitu S.M.
Kartosuwiryo. Selain itu di Aceh DI/TII dipimpin oleh Dauh Beureuh, dan juga di
Sulawesi Selatan di pimpin oleh Kahar Muzakar. Pemberontakan ini terjadi
karena adanya ketidaksepakatan mereka terhadap Perjanjian Renville, sehingga
menyebabkan penolakan bergabung dengan pasukan Siliwangi ketika melakukan
perjalanan ke Yogya. Hal ini dianggap sebagai konsekuensi akibat
ditandatanganinya Perjanjian Renville.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan ini terjadi karena adanya beberapa suku Ambon yang menolak
setelah Indonesia Timur bergabung dengan Republik Indonesia. Pemberontakan
ini dipimpin oleh Dr. Sumokil. Lalu setelah adanya pemberontakan maka
diadakan pemburuan pimpinan RMS yang pada akhirnya pemimpin dari RMS ini
tertangkap. Namun beberapa pimpinan berhasil melarikan diri dan bergabung
dengan beberapa warga Ambon yang juga berhasil melarikan diri. Lalu setelah itu
merekapun mendirikan suatu republik yang bernama Republik Maluku Selatan di
pengasingan.
4. Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Indonesia) di Sumatra
Barat dan PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi Utara
Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatra Barat, dipimpin oleh Achmad Husen dan
memproklamasikan PRRI pada tanggal 15 Februari 1958. Mereka memberikan
tuntutan yaitu perpangkalan otonomi daerah dan perimbangan keuangan.
Perjuangan PERMESTA sama halnya dengan perjuangan PRRI yaitu menolak
akan adanya kebijakan pemerintah tentang adanya sentralisasi ekonomi mereka
merasa dengan adanya sentralisasi ekonomi merasa tidak adil.
5.  Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) ini terjadi di Jawa Barat,
dengan dipimpin oleh Westerling. Adapun tuntutan yang mereka ajukan yaitu
tetap mempertahankan negara Pasundan yang pada saat itu dibubarkan oleh
pemerintah. Mereka merasa tidak puas sehingga melakukan pemberontakan
terhadap pemerintah.
Adapun akibat dari adanya pergolokan daerah yaitu yang pertama pastinya akan
sangat merugikan masyarakat dan juga negara baik itu rugi secara materiil
ataupun nonmateriil. Selain itu mobilitas masyarakatpun akan terganggu dengan
adanya pergolokan daerah ini. Keamanan pada tempat yang mengalami
pergolakan daerah akan sangat terganggu dan masyarakat akan risih dan juga
ketakutan terhadap situasinya. Dan akibat dari pergolakan daerah yang terakhir
yaitu sikap masyarakat yang cenderung berarah menuju negatif.
6. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes yaitu suatu tuntuan baik itu dari individual maupun dari kelompok
yang dilakukan untuk memperjuangkan kepentingan suatu tindakan. Suatu aksi
protes terjadinya karena adanya pihak yang merasa dirugikan ataupun merasa
tidak puas atau sebuah keputusan. Salah stau bentuk aksi protes yaitu dengan
berdemonstarasi, demonstrasi yaitu suatu gerakan yang bersifat langsung dan
terbuka dilakukan oleh orang banyak untuk memperjuangkan kepentingan
ataupun tuntutan. Demontrasi biasa terjadi karena adanya penyimpangan pada
suatu sistem ataupun adanya perubahan dalam sistem.
Pada saat ini demontrasi sangat sering terjadi beda halnya sebelum era reformasi.
Pada saat sebelum era reformasi, rakyat sangat mengalami kesusahan untuk
menyalurkan aspirasi, untuk menyalurkan aspirasi sangat terbatas. Pihak
pemerintah sangat keras terhadap rakyat yang melakukan demonstrasi. Berbeda
halnya dengan sekarang, setiap ada kebijakan baru yang dianggap merugikan
rakyat maka rakyat selalu melakukan aksi demontrasi. Biasanya yang melakukan
demonstrasi yaitu mahasiswa, ormas, ataupun masyarakat lainnya.
Beberapa peristiwa aksi protes besar yang terjadi di Indonesia yaitu sebagai
berikut.
1. Mahasiswa dengan masyarakat menuntut untuk dilakukannya
pembubaran PKI dan kabinet seratus menteri
2. Kaum buruh menuntut kenaikan upah
3. Tahun 1998 mahasiswa menuntut reformasi
4. Adanya protes terhadap kenaikan BB,
Aksi protes dan demonstrasi merupakan alat kontrol sosial yang dapat membawa
peubahan ke arah perbaikan yang dilakukan secara terbuka. Tapi, terkadang aksi
protes dan demonstrasi berujung kerusuhan. Seperti perusakan fasilitas umum,
pembakaran, atau tindakan brutal lainnya.
7. Kriminalitas
Kriminalitas merupakan tindakan sosial yang disosiatif. Kriminalitas biasanya
ditandai dengan adanya perilaku yang menyimpang yang melawan norma yang
berlaku pada suatu tempat. Tindakan kriminal dapat dilakukan secara direncana
maupun tidak di rencakan. Contoh dari bentuk kriminal yaitu pembunuhan,
perampokan, penculikan, penipuan, pencurian, korupsi, penggunaan obat-obat
terlarang, dsb. Berikut beberapa penyebab terjadinya kriminalitas dikalangan
hidup kita:
1. Penyebab terjadinya kriminalitas yaitu adanya perbedaan kekayaan
sehingga menyebabkan orang yang kekurangan ingin menjadi
berkecukupan dengan melakukan hal apapun seperti pencurian,
perampokan.
2. Selain itu disebabkan kepadatan penduduk, pertentangan dan
persaingan kebudayaan, perbedaan ideologi politik, dan juga
mentalitas yang labil.
3. Selain itu adanya teknologipun memicu terjadinya kriminalitas,
karena dengan media elektronik kita dapat berinteraksi dengan
orang-orang pelaku kejahatan.
8. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang remaja
dan apabila yang melakukan orang dewasa maka bisa disebut tindakan kejahatan.
Kenakalan remaja semakin hari semakin banyak meresahkan masyarakat karena
kenakalan yang terjadi semakin menuju ke arah kriminalitas. Beberapa penyebab
mengapa sering terjadi kenakalan remaja yang sering kita lihat:
1. Penyebab terjadinya kenakalan remaja disebabkan karena seorang remaja masih
mempunyai emosi yang labil, pada masa remaja biasanya belum memiliki
pegangan dan masih dalam proses mencari jati diri.
2. Oleh karena itu, orangtua seharusnya lebih memperhatikan anaknya ketika masa
remaja karena pada masa remaja anak mengalami masa pembentukan
kepribadian.
3. Kenakalan remaja biasanya ditandai dengan adanya keinginan melawan atau
radikalisme, selain itu adanya sikap apatis.
D. Cara Mencegah Terjadinya Disintegrasi Dalam Sosial
Berikut ini upaya mencegah terjadinya Disintegrasi dalam sosial :
1. Hukum harus ditegakan seadil-adilnya tidak boleh tumpul ke atas dan
tajam kebawah. Hukum harus tegas siapapun yang melanggar hukum dan apapun
jabatan yang melanggar hukum maka harus tetap di hukum.
2. Rasa nasionalisme pada diri kita sendiri harus ditingkatkan, dengan
meningkatnya rasa nasionalisme pada diri kita maka kita akan mematuhi semua
norma yang ada dan menjadikan pancasila sebagai ideologi kita.
3. Hukum yang berlaku harus sesuai dengan UUD 1945
4. Toleransi setiap agama, suku, kebudayaan. Indonesia memiliki beragam
agama, suku, da juga kebudayaan oleh karena itu maka harus saling menghargai
jangan sampai ada perpecahan karena adanya perbedaan.
5. Integrasi nasioal harus berjalan maksimal dan setiap warna negara wajib
melakukannya.
BAB III
KESIMPULAN
 Demikianlah pengertian dan bentuk-bentuk disintegrasi dalam sosial.
Tentunya kita berharap tidak akan terjadi disintegrasi dalam sosial, oleh karena itu
kita semua harus mematuhi setiap norma yang berlaku pada daerah setempat.
Dengan mematuhi norma yang berlaku maka dapat menjamin
kelangsungan hidup kita semua menjadi contoh hidup rukun. Sekian pembahasan
mengenai disintegrasi dalam sosial, semoga dengan adanya presentasi ini dapat
membantu memberi pengetahuan mengenai disintegrasi dalam sosial.

Anda mungkin juga menyukai