Anda di halaman 1dari 5

KOMPONEN-KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

    A.  Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber
daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya
yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan
apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai
tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim, 1993).      Jadi,
perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai. 
1. Tujuan Pembelajaran   
Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru
dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Gagasan
perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun
1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya
yang berjudul Preparing Instruction Objective. Menurut Robert Mager (1996) “jika kita tidak
memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak
akan dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga
sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia,
termasuk di Indonesia. 
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya
menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2)
tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik
untuk digaris bawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan
tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi
bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru
maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari
tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan
guru mengadakan penilaian.    
2.   Isi (Materi Pembelajaran)        
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru.
Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai, misalnya berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman
lainnya.   Nana Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
menetapkan materi pelajaran diantaranya :            
a. Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
b. Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan
c. Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek
d.Sifat materi pelajaran, ada yang factual dan ada yang konseptual
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat
dicermati sebagai berikut.     
1. Kegitan harus berorientasi pada tujuan.      
2. Kemampuan yang harus dicapai anak adalah melalui praktik langsung.    
3. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan.     
4. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang berpusat pada tema.
e. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pendidikan.
f. Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau
peserta didik.
g. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.
h. Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan
bagaimana guru dapat membantu siswa belajar.
3. Metode   
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu
memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan
tujuan dan materi pelajaran. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) menguraikan
beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode anatara lain: tujuan
yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas, dan guru.Adapun macam-
macam metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu: 
a) Grammar Translation: mengharuskan pelajar untuk memahami struktur bahasa dengan cara
mendengarkan dan menulis materi.
b) Audio Lingual : memungkinkan pelajar untuk berkomunikasi dengan cepat melalui suara
untuk memahami kata dan frasa.
c) Direct Tutoring : memberikan akses interaktif bagi pelajar untuk berkomunikasi dengan
pengajar secara langsung sehingga pelajar didorong untuk komunikatif selama belajar.
d) Metode Ceramah;      
e) Metode Tanya Jawab;            
f) Metode Diskusi;         
g) Pengajaran Tim (Team Teaching);      
h) Metode Praktek;        
i) Metode Kerja Kelompok;       
j) Metode Penugasan;
4.   Media dan Sumber Belajar        
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercifta lingkungan yang kondusif di mana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efesien dan efektif (Yudhi Munadi,2008 :8). Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana materi sumber
belajar terdapat.
a. Sumber belajar yang di rencanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah  
dikembangkan sebagai komponen system pembelajaran, untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar karena di manfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus di
desain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat di temukan, di aplikasikan, dan di
gunakan untuk keperluan belajar.
c. Media dan sumber belajar merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan pembelajaran. Media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan
kegiatan dan dapat memberikan pengalaman yang cocok bagi siswa. Guru juga harus
memutuskan bagaimana media dan sumber belajar tersebut di sediakan dan bagaimana
kegiatan di organisasikan. Dengan media dan sumber belajar anak dapat melakukan
ekplorasi, observasi dan memungkinkan anak dapat meliatkan seluruh inderanya seperti
melihat, menyentuh, meraba, mencium dan merasakan.
5. Evaluasi
Menurut M Sobby Sutikno (2007 :40) evalusi adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Sedangkan menurut Masitoh,dkk (2005 :47) evaluasi adalah suatu proses memilih
mengumpulkan dan menafsirkan informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan
pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang
sudah di tetapkan dapat tercapai.Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna
untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana
terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar siswa
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan. Untuk melakukan evaluasi diperlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat
umum evaluasi yaitu:      

a. Validitas         
b. Realiabilitas    
c. Objektivitas    
d. Efisiensi         
e. Kegunaan / kepraktisan.         
Selain syarat-syarat umum evaluasi diatas, dalam evaluasi juga terdapat teknik-tekniknya.
Pada umumnya, teknik evaluasi ada dua macam, yaitu dengan menggunakan tes dan non-tes
tes (soal) dan non test (wawancara, observasi,questioner,)
(M. Sobry Sutikno,2008:118-)

C.  Tujuan Pembelajaran
Sudirman, dkk.  (1991:53) mengemukakan tujuan pembelajaran merupakan tujuan
yang berbentuk tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah
proses belajar mengajar. Reece dan Walker (1997:17), menjelaskan guru perlu mengetahui ke
mana seharusnya siswa diarahkan dan apa yang akan dipelajari siswa. Dengan cara ini, guru
mengetahui kapan siswa sampai ke sana.  Dalam bahasa pendidikan, hal ini menuntut guru
untuk mengidentifikasi hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran tersebut dapat dinyatakan
dengan tujuan dan sasaran (aims and objectives).  Pada intinya, tujuan dan sasaran ini
merupakan harapan dari apa yang dapat dilakukan siswa pada akhir pembelajarannya.
Tujuan pembelajaran ditentukan baik oleh guru maupun perancang kurikulum
dalam silabus dan rencana pembelajaran untuk menyatakan apa yang akan dicapai oleh
pembelajaran tersebut.  Tujuan pembelajaran dibedakan dengan sasaran pembelajaran. 
Sasaran dalam hal ini lebih bersifat spesifik dan lebih dapat diukur secara langsung,
sedangkan tujuan tidak begitu dapat diukur secara langsung. Usman (1994:29) menjelaskan
hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran
yang direncanakan oleh guru. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru sebagai
perancang (designer) proses belajar mengajar. Untuk itu guru harus menguasai taksonomi
hasil belajar.
Bloom (dalam Usman (1994:29) mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam
tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif mencakup
tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan, dan kemampuan intelektual.
Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
sikap, nilai, perasaan, dan minat. Domain psikomotor mencakup tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor).
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran menurut Hernawan (2005) terbagi atas
beberapa tingkatan yaitu:
1.      Tujuan Pembelajaran yang paling umum, yaitu tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan nasional kita menurut UU No 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional
yaitu: “Pendidikan Nasional bertujuan menceraskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung 
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (pasal 4)”.
2.      Tujuan institusional, berisi rumusan kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh
pebelajar setelah mengikuti pendidikan pada suatu tingkat pendidikan tertentu. Misalnya
tujuan pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu: “Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. (Bab II, Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 1990).
3.      Tujuan Kurikuler adalah rumusan dari setiap mata pelajaran /bidang studi/mata kuliah.
Misalnya tujuan kurikuler mata pelajaran IPA pada pendidikan dasar. Contoh:  “Pebelajar
memiliki pengetahuan tentang lingkungan alam serta keterampilan, wawasan dan kesadaran
teknologi dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
D.  Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Menurut Bloom dkk dalam Hernawan (2005) jenis belajar atau taksonomi tujuan pendidikan
dapat dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang
akan diuraikan sebagai berikut.
1. Domain afektif
Yaitu yang berkenaan dengan kemampuan otak dan penalaran siswa,. Taksonomi ranah
tujuan kognitif menurut Bloom memiliki 6 tingkatan yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi
2. Domain afektif
Yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai tampak pada berbagai tingkah laku.   Taksonomi
ranah tujuan afektif menurut Bloom memiliki 5 tingkatan yaitu: menerima, menanggapi,
menghargai, mengatur diri dan menjadikan pola hidup.
3. Domain psikomotorik
Yaitu berkenaan dengan keterampilan atau keaktifan pisik. Taksonomi ranah tujuan
psikomotorik menurut Bloom memiliki 5 tingkatan yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, bertindak secara mekanis dan gerakan yang kompleks.
Dalam tataran praktis, Usman (1994:113) mengungkapkan, rumusan tujuan pembelajaran 
perlu memperhatikan lima syarat, yaitu
a.    kesesuaian tujuan instruksional khusus dengan tujuan instruksional umum
b.    kelengkapan jumlah TIK
c.    kejelasan rumusan (tidak menimbulkan tafsiran ganda)
d.   kelengkapan rumusan TIK (subyek, tingkah laku yang dapat diukur, kondisi pencapaian,
dan kriteria pencapaian)
e.    urutan TIK dari yang mudah kepada yang sukar.  

BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
1. Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai. untuk
melaksanakan perencanaan pembelajaran itu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dan sesuai dengan komponen-komponen perencanaan.
Perencanaan pengajaran adalah suatu hal yang sangat penting yang harus dikerjakan
oleh setiap guru ataupun calon guru. Jadi perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang
penerapan prinsip-prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu
situasi interaksi pengajaran (interaksi guru-murid) tertentu yang khusus, baik yang
berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas. Makin baik dipikirkan, maka makin baiklah
persiapan perencanaan pengajaran itu, sehingga bisa diharapkan makin baik pula dalam
pelaksanaannya.
2. Alat peraga : alat2 yg digunakan guru untuk membantu pemahaman peserta didik dalam
menangkap atau memahami tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan melihat meraba
dan memanipulasi objek atau alat peraga
- Hand puppet saat berdialog dengan siswa (coversation)
- ppt
- picture
- poster

Anda mungkin juga menyukai