TINJAUAN PUSTAKA
31 STIT Prabumulih
32
STIT Prabumulih
33
STIT Prabumulih
34
10. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.
STIT Prabumulih
35
4. Jika perlu melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang
yang akan direklamasi.
STIT Prabumulih
36
STIT Prabumulih
37
STIT Prabumulih
38
dengan tinggi yang cukup besar, maka perlu dibuat kemiringan lereng
yang tidak terlalu besar, sehingga geometrinya menjadi seimbang. Begitu
juga sebaliknya apabila diinginkan suatu lereng dengan kemiringan yang
cukup besar, maka tinggi lereng sebaiknya dibuat tidak terlalu tinggi. Hal
ini dapat menghindari terjadinya lereng dengan geometri tidak seimbang
antara tinggi dan kemiringannya, maka menjadikan lereng tersebut rawan
untuk terjadi longsoran (Tabel 3.2).
Sudut
Kemiringan (°)
20 2,5 2,21 2,04 1,94 1,87 1,81 1,77
4
25 2,1 1,83 1,68 1,58 1,52 1,47 1,43
3
30 1,8 1,57 1,43 1,34 1,28 1,23 1,2
3
35 1,6 1,38 1,25 1,16 1,10 1,06 1,02
2
40 1,4 1,22 1,1 1,02 0,96 0,91 0,92
6
45 1,3 1,09 0,98 0,90 0,84 0,80 0,80
2
50 1,2 0,98 0,87 0,80 0,74 0,70 0,70
55 1,0 0,89 0,78 0,70 0,65 0,61 0,61
9
Sumber : Prasetyo Dkk, 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin tinggi suatu lereng
dengan kemiringan tetap, maka nilai faktor keamanannya akan menurun.
Begitu pula apabila kemiringan suatu lereng semakin besar dengan tinggi
yang tetap, maka akan mengakibatkan penurunan nilai faktor keamanan
minimumnya.
3.4.2.3. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Pengendalian erosi dan sedimentasi merupakan hal yang harus
dilakukan pada timbunan lereng yg telah terbentuk, karena erosi dapat
mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah dan terjadinya endapan
lumpur dan sedimentasi. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi
STIT Prabumulih
39
STIT Prabumulih
40
STIT Prabumulih
41
STIT Prabumulih
42
STIT Prabumulih
43
STIT Prabumulih
44
STIT Prabumulih
45
STIT Prabumulih
46
Karakteristik
< 4.5 4.5 - 5.5 5.5 - 6.5 6.6 - 7.5 > 7.6
PH H2O Sangat Agak Agak Alkalis - %
Masam Netral
Masam Masam Alkalis
1.00 –
C-Organik < 1.00 2.01 –3.00 3.01 – 5.00 > 5.00 %
2.00
0.10 –
N-Total < 0.10 0.21 –0.50 0.51 – 0.75 > 0.75 %
0.20
< 10 10 – 15 16 – 25 26 – 35 > 35
P-Bray ppm
< 4.4 4.4 - 6.6 7.0 – 11.0 11.4 – 15.3 > 15.3
me/
K < 0.1 0.1 – 0.2 0.3 – 0.5 0.6 – 1.0 > 1.0
100 gr
me/
Na < 0.1 0.1 – 0.3 0.4 – 0.7 0.8 – 1.0 > 1.0
100 gr
me/
Ca <2 2–5 6 – 10 11 – 20 > 20
100 gr
me/
Mg < 0.4 0.4 – 1.0 1.1 – 2.0 2.1 – 8.0 > 8.0
100 gr
me/
KTK <5 5 – 16 17 - 24 25 - 40 > 40
100 gr
Sumber: Nugroho & Oksana (2013)
STIT Prabumulih
47
3.4.4. Revegetasi
Revegetasi merupakan kegiatan puncak dari suatu pelaksanaan
reklamasi. Revegetasi adalah rehabilitasi lahan dengan melakukan
kegiatan penanaman atau penghijauan kembali pada lahan yang akan
direklamasi. Keberhasilan revegetasi tergantung pada beberapa hal,
seperti persiapan penanaman, cara penanaman, pemeliharaan tanaman
(Tala’ohu & Irawan, 2014).
STIT Prabumulih
48
3. Perbaikan tanah
Kualitas tanah yang kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman perlu
mendapat perhatian khusus dengan penggunaan gipsum, kapur, mulsa,
pupuk (organik maupun anorganik).
STIT Prabumulih
49
STIT Prabumulih