MIKRO
Disusun Oleh:
Dewi Rahmayani
NIM : B1504002
A. Latar Belakang
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang bearti racun. Diartikan demikian
karena hampir semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan,
hewan maupun manusia. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat yang berbeda yaitu
virus termasuk benda mati dan virus termasuk makhluk hidup. Dikatakan virus
termasuk benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga menyerupai benda
mati. Di sisi lain para ahli mengatakan bahwa virus termasuk golongan makhluk hidup.
Karena virus dapat berkembang biak seperti makhluk hidup.Walaupun hidupnya virus
tergantung pada sel hidup lainnya. Seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil jauh lebih kecil dari materi dan
hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus hanya bersifat
hidup dan dapat memperbanyak diri bila berada di dalam organ hidup dari makhluk
hidup lain sehingga dinamakan parasit intraseluler obligat. Kondisi demikian
disebabkan virus tidak memiliki kelengkapan metabolik, pembangkit energi dan sintesis
X
sendiri. Mereka hanya tergantung kepada sei inangnya. Walaupun demikian, virus
memiliki informasi genetik untuk melakukan produksi dan untuk mengambil alih sistem
pembangkit energi dan mensintesis sel inangnya yang berada dalam gen-gen virus.
Virus dapat berpindah dari satu sei inang ke sel inang iainnya dalam bentuk
paket-paket bahan genetis DNA atau RNA berukuran kecil. Behan genetis ini terkemas
dalam satu selubung protein dengan berbagai bentuk. selubung ini berfungsi
meiindungi bahan genetis ketika virus berada di luar sei inang dan membantu untuk
masuk ketika virus menginfeksi sei inang tertentu.
Virus yang memiliki struktur yang telah lengkap, matang serta mampu
menginfeksi dinamakan virion. Selama berkembang di dalam sel inang virus dapat
menimbulkan penyakit kronis maupun akut. Virus bakteri (bakteriofage) sampai saat ini
masih merupakan model paling baik untuk menelaah virus.
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu virus. Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak
akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi. Sejak itu, penelitian tentang virus
terus berkembang. (Pratiwi, 2006 : 21-22). Virus mosaik tembakau merupakan virus
yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
C. Asal-Usul Virus
Ada tiga hipotesis yang menjelaskan asal-usul virus:
1. Hipotesis ini didasarkan pada teori evolusi
Menurut hipotesis ini virus sudah menjadi parasit sejak organisme selullar
pertama. Selanjutnya sejalan dengan evolusi organisme viruspun mengalami evolusi
dan tetap bertahan parasit hingga saat ini. Penganut teori mengemukakan contoh
kasus virus herpes. Virus herpes simplek ditemukan parasit pada manusia seumur
hidup. Namun tanpa menimbulkan penyakit.
2. Virus berasal dari bakteri patogen yang mengalami evolusi mundur
Teori ini banyak dianut pada saat Chlamydiae dan Rickettsiae masih
dimasukkan ke dalam, golongan virus. Sejak Chlamydiae dan Rickettsiae dimasukkan
ke dalam golongan bakteri, hipotesis ini relatif kehilangan penganut
tubuh manusia dan berakibat yang orang yang terinfeksi akan menjadi saki.
Sedangkan apabila virus yang hidup pada sel tumbuhan, maka akan menyebabkan
tumbuhan tersebut lama-kelamaan akan mati terserang virus.
E. Struktur Virus
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari
selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya.
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan
virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup
(embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk
membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi.
a. Ukuran virus
Kita dapat merasakan kalau tubuh kita sakit karena terserang virus tanpa dapat
diketahui bagaimana virus tersebut masuk kedalam tubuh hal ini karena ukuran
virus sangat kecil. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri, yakni berkisar
antara 20 milimikron-300 milimikron (1 mikron=1000 milimikron). Untuk
mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat
mencapai 50.000 X.
b. Bentuk virus
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan
bakteri (bakteri filter). Jika diamati dengan mikroskop, virus memiliki bentuk yang
beraneka ragam, ada yang berbentuk bola, kotak, jarum dan huruf T. Virus pada
umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi, yaitu
ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong denagn “kepala” oval dan “ekor” silindris.
X
Gambar 2.2 Macam-macam Bentuk Virus
nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau
kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
4) Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.
Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut.
berbentuk batang. Kapsid disusun oleh sejumlah subunit yang disebut kapsomer.
Kapsomer disusun oleh sejumlah subunit dari molekul protein yang dinamakan
protomer.
b. Penetrasi.
Enzim lisozim yang dibawa ekor fage, mencerna dinding sel dan virus
menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel dengan bantuan seludang kontraktil. Pada
proses ini hanya DNA yang masuk ke dalam sel, sedangkan bagian lain termasuk
seludang tetap tinggal di luar sel. Pada fage yang tidak memiliki seludang DNA
teradsorpsi melalui fill dari bakteri.
terlampau banyak dan sel bakteri jadi pecah atau lisis. Virus-virus baru ini
selanjutnya keluar dan menginfeksi sel lainnya. Daur ini disebut daur litik. Pada
daur liisogenik, DNA virus tidak mengambil aiih fungsi gen-gen sel inang melainkan
menggabungkan diri dengan DNA sel inang menjadi profage pada kromosom
bakteri dan berlaku sebagai gen. Pada kondisi demikian sel bakteri
bermetabolisme dan bereproduksi secara normal. DNA virus terikutkan pada
kegiatan ini dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada suatu
kesempatan dengan sebab yang belum diketahui, DNA virus terlepas dari
kromosom sel bakteri dan selanjutnya masuk ke daur litik. Proses ini disebut
induksi spontan. Dalam status profage gen-gen virus tidak terekspresikan, namun
bila terinduksi seperti sel terkena radiasi, atau pengaruh zat kimia profage dapat
terinduksi menjadi terlepas dari genom sel bakteri inang, dan masuk ke daur litik
Gambar 2.6 Reproduksi Bakteriofage Tipe Litik
Virus menginfeksi bakteri dengan cara menginjeksi isi kepala virus (asam
nukleat virus) melalui sebuah lubang tusukan yang dibuatnya pada dinding sel. Asam
nukleat virus itu kemudian mengendalikan metabolism sel dan mengarahkan bakteri itu
X
untuk mensisntesis lebih banyak asam nukleat serta bahan-bahan lain yang diperlukan
untuk membuat partikel virus yang lengkap. Dalam waktu singkat partikel-partikel virus
baru yang terbentuk itu dibebaskan oleh pecahnya dinding sel secara tiba-tiba yaitu
lisis, dan menjadi bebas untuk menginfeksi bakteri-bakteri lain yang rentan.
Pada daur lisogeni ini, virus masuk ketubuh bakteri dan virus akan berintegrasi
dengan DNA sel bakteri. Dengan demikian virus dalam daur lisogeni ini tidak
mengahancurkan sel bakteri, sehingga bakteri masih dapat beraktifitas untuk
membelah diri dan pada saat itu pula virus juga ikut membelah diri. Salah satu contoh
virus yang berkembang biak secara lisogeni. Misalnya pada virus lamda. Dalam daur
lisogeni ini ada beberapa fase yang sama dengan yang dialami oleh daur litik yaitu:
a. Pada saat adsorpsi ini prosesnya sama dengan apa yang dialami daur litik. Yaitu
mula-mula ujung ekor virus lamda akan menempel pada bagian dinding sel bakteri
dan memasukkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri
b. Selanjutnya terjadi fase penggabungan, setelah DNA virus lamda masuk ke dalam
tubuh bakteri, selanjutnya DNA virus menyisip kedalam DNA bakteri atau
melakukan penggabungan. Mula-mula DNA bakteri putus. Kemudian DNA virus
menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut dan akhirnya terbentuk
DNA sirkuler baru yang telah disipi DNA virus. Sehingga di dalam DNA bakteri
terkandung materi genetik virus.
c. Kemudian pada fase berikutnya terjadi fase pembelahan, yaitu jika bakteri akan
melakukan pembelahan diri, maka profage juga ikut membelah diri. Sehingga
terbentuklah dua sel anak bakteri yang mengandung profage yang identik. Hal ini
terjadi secara terus- menerus selama bakteri yang mengandung profage masih
mampu membelah diri. Maka jumlah bakteri yang mengandung profage semakin
banyak sesuai jumlah bakteri yang ditumpanginya.
X
Gambar 2.8 Perbedaan daur litik dan lisogenik yang dapat menjadi fase litik
(Sumber: http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=81&id=51&artlang=id)
Protein merupakan komponen terbesar penyusun virus, dimana protein ini menjadi
senyawa utama penyusun kapsid. Virus juga memiliki sejumlah enzim yang berfungsi
pada proses reflikasi asam nukleatnya, seperti enzim khusus yang menggunakan RNA
virus sebagai model untuk mensintesis utasan RNA ke dua. RNA ke dua ini dapat
mengarahkan DNA sel inang untuk membuat virus-virus baru. Virus tumor (RNA virus),
memiliki enzimuntuk Mensintesis utasan DNA dengan menggunakan RNA virus
sebagai acuan. Senyawa lipid yang sering ditemukan pada virus adalah fosfolipid,
glikolipid, asam lemak dan kolesterol. Fosfolipid merupakan senyawa paling dominan
sebagai sampul virus. Karbohidrat terutama terdapat pada asam nukleat berupa ribosa
dan deoksiribosa. Pada virus bersampul, karbohidrat menjadi salah satu komponen
penyusun sampul.
2. Reproduksi
Virus bersifat parasit obligat, aktivitas metabolik dan reproduksi baru bisa
dilakukan bila berada di dalam sel inangnya. Reproduksi berlangsung melalui proses
replikasi, dimana asam nukleat virus digandakan untuk menjadi virus baru. Secara
umum reproduksi virus dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Adsorpsi
Virus melekat pada sel inang pada situs-situs spesifik
c. Reflikasi
Penetrasi diikuti dengan suatu periode yang dinamakan periode laten. Selanjutnya
terjdi reflikasi yang berlangsung di sitoplasma, nukleoplasma atau di keduanya
serta sintesis protein-protein virus. Protein-protein virus disintesis di ribosom. Pada
proses ini sel inang menyediakan energi, enzim, bahan-bahan pembangun
(prekursor) dan perlengkapan biosintesis lainnya. Dengan tersedianya
kelengkapan biosintesis ini, asam nukleat virus dapat mensintesis protein yang
sesuai dengan kehendaknya. Asam nukleat virus baru disintesis dari nukleotida-
X
nukleotida asam nukleat sel inang dengan bantuan enzim reflikasi yang disandi
oleh asam nukleat virus.
e. Pembebasan
Mekanisme pembebasan virion dari sel inang dapat berlangsung melalui salah satu
mekanisme berikut ini yaitu: Sel inang melisis membebaskan virus, sel inangnya
tidak dihancurkan tetapi virus meninggalkan sel melalui saluran-saluran khusus
atau membentuk kuncup atau tonjolan pada membran sel.
3) Virus Infuenza : Siklus replikasi virus influenza hampir same dengan siklus
replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya
berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN
Gambar 2.12 Virus Influenza.
X
5) Virus Hepatitis: penyebab hepatitis (radang hati), yang paling berbahaya adalah
virus Hepatitis B.
6)
Gambar 2.14 Virus Hepatitis
6) Virus Rabies: Penyakit anjing gila dapat dicegah dengan vaksin rabies.
Gambar rhabdovirus Virus rabies
X
X
8) Virus Variola dan Varicella: penyebab cacar api dan cacar air
Gambar 2.17 Virus Variola
9) Demam berdarah: disebabkan virus dangue melalui gigitan nyamuk Aides
aegypti.
Berikut adalah tabel beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang manusia,
hewan dan tumbuhan.
No. Nama Penyakit Penyebab Bagian Tubuh yang Dipengaruhi
Hepatitis; A,B,C,D,E
9 Demam kuning Arbovirus (virusARN) Pembuluh darah sebelah dalam dan hati,
sehingga empedu beredar ke seluruh
tubuh dan kulit hingga bola mata
penderita berwarna kuning.Biasanya
ditularkan oleh hewan Arthropoda
10 Cacar Air Virus Varicella (virus Kulit; titik merah dan gatal, melepuh,
ADN) F dan G kering dan menghasilkan kerak (krusta)
di kulit
11 AIDS (Acquired HIV (human Sel T pada sel darah putih, yang
Immune immunodeficiency bertanggung jawab terhadap respon
Deficiency virus) (virus kebal
Syndrome) ARN).Tipe HIV-1 dan
Tipe HIV-2.
12 Ebola Virus Ebola Menyerang organ-organ tertentu
sehingga menyebabkan demam hebat,
muntah cairan empedu dan darah, berak
darah bahkan pendarahan di mata dan
hidung serta batuk-batuk darah.Mereka
mengalami pendarahan dari dalam
13 SARS (Severe Disebabkan virus Virus ini menyerang pernafasan
Acute yang diduga dari
Respiratocy mutasi virus corona
Syndrome)
14 Herpes Virus dari famili Kulit, mata, mulut dan alat kelamin
Herpesviridae (virus
ADN)
15 Penyakit Kuku Virus dari famili Kaki dan mulut hewan ternak seperti
dan Picornaviridae sapi, kambing, kerbau dan kuda
Mulut
(Foot and Mouth
Disease)
16 Tetelo NCDV (New Castle Virus ini menyerang hewan unggas,
Disease Virus) seperti ayam dan itik (terutama ayam).
Penyakit ini telah ditemukan
vaksinasinya yaitu ND
17 Penyakit Kanker RSV (Rous Sarcoma
X
Dalam Pembahasan Makalah ini dengan topik Virus, maka dapat kami simpulkan:
a. Virus adalah parasit yang dapat hidup pada sel makhluk hidup yang
diinvasinya. Virus berkembang biak dalam sel makhluk hidup. Seperti manusia,
hewan dan tumbuhan. Virus dapat diindentifikasi dari ciri-ciri yang dimilikinya.
Ciri-ciri virus dapat diketahui dengan melihat struktur penyusunnya.
b. Virus itu unik. Di luar sel hidup yang diinvasinya, virus dapat dikatakan benda
mati. Saat berada di luar sel hidup, virus mengkristal. Ketika menginvasi sel
hidup, virus menjadi benda hidup yang berkembang biak.
c. Jenis virus yang diketahui jumlahnya banyak. Virus, pada umumnya bersifat
merugikan. Virus bersifat merugikan karena dapat menimbulkan penyakit, baik
pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
d. Bahkan ada virus yang menyerang hewan dapat menular dan membahayakan
manusia. Diantaranya, virus flu burung dan rabies. Kedua jenis virus tersebut
X
Pratiwi, D.A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga