Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi Tugas ILMU GIZI. Tak lupa penyusun ucapkan teimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam prtoses penyelesaian makalah ini.
Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun demikian masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara
lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis
– melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit
saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare,
konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna
dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna
bawah.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
3. Diet pada saluran perncernaan
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah gizi yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada
pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm
lambung yang berlebihan.
2. SYARAT DIET
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member
istirahat pada lambung.
Malam Pukul 20.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang Beras ketan, beras tumbuk,
karbohidrat dipure; macaroni direbus; roti roti whole wheat, jagung;
dipanggang; biscuit; krekers; mi, ubi, singkong, tales; cake,
bihun, tepung-tepungan dibuat dodol,dan berbagai kue yang
pudding atau bubur. terlalu manis dan beremak
tinggi.
Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan ,ayam yang
protein digiling atau dicincang dan direbus, diawet, digoreng; daging
hewani disemur, ditim, dipanggang; telur babi; telur diceplok atau
ayam direbus, didadar, ditim, digoreng.
diceplok air dan dicampur dalam
makanan; susu.
Sumber
Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng;
protein
kacang hijau direbus, dan kacang tanah, kacang merah,
nabati
dihaluskan. kacang polo.
Siang Pukul 16.00
bubur nasi/tim nasi roti bakar
semur daging giling orak arik telur
setup bayam
jus papaya
Malam Pukul 20.00
bubur nasi/tim nasi susu
sup ayam giling
tumis labu siam + tomat
pisang
Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg
Kalsium 653 mg
Pagi Pukul 10.00
beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5 sdm
B. DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PADA USUS HALUS DAN USUS
BESAR
Penyakit usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala
diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan
berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam feses).
Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan
nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan.
Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang
tidak larut air Adalah beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat
mencegah obstisipasi hemoroid dan hipertikulosis.
Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat
menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah.
Tujuan diet penyakit usus
1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
a) Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran
pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran
pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.
Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang
tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang
lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas
secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari makanan yang
sulit dicerna. Hal ini bisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya,
kemudian buah segar, sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa
disebabkan oleh minuman bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut
diminimalisir konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.
b) Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan
zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh
beberapa faktor:
1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara
umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk
makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur
dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan
berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
c) Gastrities
Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan
lain (Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan
kehendak pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan
yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau
dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam,
alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa
minuman ringan (soft drinks), dan coklat.
Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan.
Makanan yang dianjurkan adalah:
1. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2. Susu atau produk-produk turunannya.
3. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan,
unggas, keju, dll.
4. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar,
cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
5. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar
motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun
bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
1. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang
dibakar.
2. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu
tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3. Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang
bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).
6. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik
untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
A. Kesimpulan
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara
lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau
hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker.
Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut
atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare
dan kostipasi.
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities
dan tipoid.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran
kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta.
2. Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
3. Agustina, Elza. 2011. 100% Buku Pintar Diet Sehat, Diet Obesitas, dan Diet Kesehatan.
Jakarta: Gramedia