Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU GIZI

DIET PADA PENYAKIT LAMBUNG USUS HALUS/BESAR

Disusun Oleh Kelompok


1. Berliana Oktavia
2. Sinta Rizqiani
3. Alfiaturrohmi
4. Mala Sari
5. Rheinabila
6. Ayu Wandira

Sarjana Terapan Tingkat 2 Reguler 2

Dosen Mata Kuliah:


Endang Sri Wahyuni, SST., MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi Tugas ILMU GIZI. Tak lupa penyusun ucapkan teimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam prtoses penyelesaian makalah ini.
Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun demikian masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sistem saluran  pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorpsi  zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara
lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis
– melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit
saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare,
konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna
dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna
bawah.

B.     RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
3.  Diet pada saluran perncernaan  

C.      TUJUAN MASALAH
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah gizi yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada
pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PADA PASIEN PENYAKIT LAMBUNG


Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan
kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi
atau  psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu
banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang.

1.      TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm
lambung yang berlebihan.

2.      SYARAT DIET
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1.   Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2.   Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3.   Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4.   Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5.   Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6.   Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7.   Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak.
8.    Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9.    Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member
istirahat pada lambung.

3.      MACAM DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN


Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
1.      DIET LAMBUNG 1
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan
merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut
teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja
karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
2.       DIET LAMBUNG II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan
berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali
makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari


Bahan Berat Urt
makanan (g)
Beras 90 3,5 gls bubur
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 100 2 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls
Buah 200 2 ptg sdg
Margarine 35 papaya
Gula pasir 65 3,5 sdm
Susu 300 6,5 sdm
1,5 gls
Nilai Gizi
Energi              1942 kkal                    Besi                 28,5 mg          
Protein             75 g                             Vitamin A       15369 RE
Lemak             79 g                             Tiamin             0,8 mg
Karbohidrat     241 g                           Vitamn C        205 mg
Kalsium           817 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pagi                                                                             Pukul 10.00
beras                30 g = 1,25 gls bubur                          maizena           20 g = 4 sdm
telur ayam       50 g = 1 btr                                         gula pasir         25 g = 2,5 sdm
sayuran            50 g = 0,5 gls                                      susu                 100 g = 0,5 gls
gula pasir         10 g = 1 sdm
margarin          5 g = 0,5 sdm
Siang                                                                           Pukul 16.00
beras                30 g = 1,25 gls bubur                          roti                   40 g = 2 iris
daging             50 g = 1 ptg sdg                                  margarine        10 g = 1 sdm
tempe              50 g = 2 ptg sdg                                  telur                 50 g = 1 btr
sayuran            100 g = 1 gls                                     gula pasir         10 g = 1 sdm
pepaya             100 g = 1 ptg sdg
gula pasir         10 g = 1 sdm
margarine        10 g = 1 sdm

Malam                                                                                    Pukul 20.00
beras                30 g = 1,25 gls bubur                          susu                 200 g = 1 gls
daging             50 g = 1 ptg sdg                                  gula pasir         10 g = 1 sdm
tempe              50 g = 2 ptg sdg
sayuran            100 g = 1 gls
pepaya             100 g = 1 ptg sdg
margarine        10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang Beras ketan, beras tumbuk,
karbohidrat dipure; macaroni direbus; roti roti whole wheat, jagung;
dipanggang; biscuit; krekers; mi, ubi, singkong, tales; cake,
bihun, tepung-tepungan dibuat dodol,dan berbagai kue yang
pudding atau bubur. terlalu manis dan beremak
tinggi.

Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan ,ayam yang
protein digiling atau dicincang dan direbus, diawet, digoreng; daging
hewani disemur, ditim, dipanggang; telur babi; telur diceplok atau
ayam direbus, didadar, ditim, digoreng.
diceplok air dan dicampur dalam
makanan; susu.

Sumber
Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng;
protein
kacang hijau direbus, dan kacang tanah, kacang merah,
nabati
dihaluskan. kacang polo.

Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran mentah, sayuran


Sayuran
tidak menimbulkan gas dimasak; berserat tinggi dan
bayam, bir, labu siam, labu kuning, menimbulkan gas seperti
wortel, tomat direbus dan ditumis. daun singkong, kacang
panjang, kol, lobak, sawi,
dan asparagus.
Papaya, pisang, jeruk manis, sari
Buah- buah; pir dan peach dalam kaleng. Buah yang tinggi serat atau
buahan dapat menimbulkan gas
seperti jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian,
nangka; buah yang
Margarine dan mentega; minyak
untuk menumis dan santan encer. dikeringkan.

Lemak Lemak hewan, santan kental.


Sirup, teh.

Minuman yang mengandung


Minuman soda dan alcohol, kopi, ice
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, cream.
jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
Lombok, bawang, merica,
Bumbu
cuka, dan sebagainya yang
tajam.

Contoh Menu Sehari


Pagi                                                                 Pukul 10.00
bubur nasi/tim nasi                                          pudding maizena + saos sirup
telur ceplok air
setup wortel
teh

Siang                                                               Pukul 16.00
bubur nasi/tim nasi                                          roti bakar
semur daging giling                                         orak arik telur
setup bayam
jus papaya

Malam                                                                        Pukul 20.00
bubur nasi/tim nasi                                          susu
sup ayam giling
tumis labu siam + tomat
pisang

3.      DIET LAMBUNG III


Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien
dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh.
Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini
cukup energy dan zat gizi lainnya.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Berat urt
makanan (g)
Beras 200 4 gls tim
Maizena 15 3 sdm
Biscuit 20 2 bh
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls
Buah 200 2 ptg sdg
Minyak 25 papaya
Gula pasir 40 2,5 sdm
susu 200 4 sdm
1 gls

Nilai Gizi
Energy             2054 kkal                    Besi                 26 mg                                     
Protein             70 g                             Vitamin A       29103 RE
Lemak             69 g                             Tiamin             0,8 mg
Karbohidrat     290 g                           Vitamn C        204 mg
Kalsium           653 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi                                                                             Pukul 10.00
beras                50 g = 1 gls tim                                   maizena           15 g = 3 sdm
telur ayam       50 g = 1 btr                                         gula pasir         20 g = 2 sdm
sayuran            50 g = 0,5 gls                                     
gula pasir         10 g = 1 sdm
minyak                        5 g = 0,5 sdm

Siang dan Malam                                                      Pukul 16.00


beras                75 g = 1,5 gls tim                                biskuit             20 g = 2 bh
daging             50 g = 1 ptg sdg                                  susu                 200 g = 1 gls
tempe              50 g = 2 ptg sdg                                  gula pasir         10 g = 1 sdm
sayuran            100 g = 1 gls                                      
pepaya             100 g = 1 ptg sdg
gula pasir         10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan


Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras ditim, nasi; kentang direbus, Beras ketan, beras tumbuk,
karbohidrat dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti whole wheat, jagung;
roti, biscuit, krekers; tepung- ubi, singkong, tales; cake,
tepungan dibuat pudding atau bubur kentang digoreng, dodol dan
sebagainya.
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam
Sumber direbus, disemur, ditim, dipanggang; Daging, ikan ,ayam yang
protein telur ayam direbus, didadar, ditim, dikaleng, dikeringkan,
hewani diceplok air dan dicampur dalam diasap, diberi bumbu-bumbu
makanan; susu. tajam; daging babi; telur
digoreng.
Tahu, tempe disrebus, ditim,
Sumber
ditumis; kacang hijau direbus. Tahu, tempe digoreng;
protein
kacang tanah, kacang merah,
nabati
kacang polo.
Sayuran yang tidak banyak serat dan
tidak menimbulkan gas dimasak; Sayuran dikeringkan.
Sayuran
bayam, buncis, kacang panjang, bit,
labu siam, labu kuning, wortel,
tomat direbus dan ditumis, disetup
dan diberi santan.

Papaya, pisang, sawo jeruk manis,


sari buah; buah dalam kaleng.
Buah- Buah yang tinggi serat atau
buahan dapat menimbulkan gas
seperti jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian,
nangka; buah yang
Margarine, minyak untuk, santan dikeringkan.
encer.
Lemak hewan, santan kental.
Lemak
Sirup, the encer.
Teh kental, minuman yang
mengandung soda dan
Minuman
alcohol, kopi, ice cream.
Gula, garam, vetsin,dalam jumlah
terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, Lombok, bawang, merica,
terasi, laos, saam sereh. cuka, dan sebagainya yang
Bumbu
tajam.

Contoh Menu Sehari


Pagi                                         Siang                                       Malam
nasi tim/nasi                            nasi tim/nasi                            nasi tim/nasi
telur dadar                               semur ayam                             ikan bumbu tomat
serup wortel                            tahu bumbu tomat                   tim tempa
                                                sayur bening bayam                sayur lodeh
                                                papaya                                     pisang
Pukul 10.00                                                    Pukul 16.00
pudding maizena/agar-agar+saos susu            bubur kacang ijo
susu
4.      DIET LAMBUNG IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III
atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus
abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi
makanan ini adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.

B.     DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PADA USUS HALUS DAN USUS
BESAR       
       Penyakit usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala
diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan
berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam feses).
       Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan
nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan.
Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang
tidak larut air Adalah      beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat
mencegah obstisipasi hemoroid dan hipertikulosis.
Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat
menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah.
Tujuan diet penyakit usus
1.      Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2.      Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

C.    DIET SALURAN CERNA


            Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities
dan tipoid.

a)    Flatulensi
       Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran
pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran
pencernaan.
       Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.
Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang
tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang
lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
       Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas
secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari makanan yang
sulit dicerna. Hal ini bisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya,
kemudian buah segar, sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa
disebabkan oleh minuman bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut
diminimalisir konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.

b)   Diare
       Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan
zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh
beberapa faktor:
1.    Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2.    Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3.    Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4.    Pemanis buatan
       Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara
umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk
makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
       Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur
dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan
berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

c)    Gastrities
       Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan
lain (Reeves,2002).
       Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan
kehendak pasien.
       Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan
yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau
dingin.
       Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam,
alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa
minuman ringan (soft drinks), dan coklat.

d)   Tipoid (Tipes)


       Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke
tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung,
sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan
menembus epitel dan ke lamina propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan
berkembang biak dalam makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembuluh darah sekitar plague peyeri  yang mengalami nekrosis.
       Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein
sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat
menipis dan keseimbangan cairan terganggu.
       Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami
inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada
sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.

       Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan.
Makanan yang dianjurkan adalah:
1.    Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2.    Susu atau produk-produk turunannya.
3.    Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan,
unggas, keju, dll.
4.    Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar,
cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
5.    Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar
motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun
bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.    Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang
dibakar.
2.    Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu
tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3.    Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4.    Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5.    Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang
bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).
6.    Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik
untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.

Faktor Seseorang Melakukan Diet


Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1.    Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk
menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang
akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa
terjadi peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat
dilakukan oleh tubuh.
2.    Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa
tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk
melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk
tubuhnya.
3.    Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk
makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
4.    Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak
teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara
melakukan diet.
5.    Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya
akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan
tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diet


a)    Jenis Kelamin
       Perilaku diet menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Maes ( dalam Papalia, 2008 ), pada usia 15
tahun, lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau
berpikir mereka harus melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan
memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding laki-laki.
b)   Status Berat Badan
       Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih
perhatian terhadap berat badan daripada orang yang lebih ringan.
c)    Kelas Sosial
       Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi pada orang yang
kelas sosialnya tinggi daripada yang rendah (Dwyer, 1997).

Dampak Perilaku Diet


Menurut Hawks (2008), perilaku diet dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu:
a)    Dampak Biologis
       Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistemik cortisol. Cortisol
merupakan pertanda dari timbulnya stres, yang merupakan prediktor terhadap level rasa
lapar dan hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.

b)   Dampak Psikologis


       Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada
individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya penyesuaian
diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intra
personal.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
    Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara
lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau
hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker.
Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut
atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare
dan kostipasi.
    Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities
dan tipoid.

B.     Saran       
    Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran
kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

1.    Notadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta.
2.    Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
3.    Agustina, Elza. 2011. 100% Buku Pintar Diet Sehat, Diet Obesitas, dan Diet Kesehatan.
Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai