Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK

PADA IBU POST PARTUM

Disusun Oleh :

Putri Indah Pramesti (18042)

Tingkat 2A

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

2019/2020
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik Ibu Post Partum

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan
yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan
terhadap pasien yang dilakukan pada 6 jam, 2 minggu dan 6 minggu.

2. Tujuan Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Post Partum

Tujuan pemeriksaan fisik ibu nifas adalah

a. Untuk mengumpulkan data


b. Mengidentifikasi masalah pasien
c. Menilai perubahan status pasien
d. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan

e. Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri


f. Memastikan inolusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi dibawah pusat, tidak
ada perdarah abnormal dan tidak ada bau
g. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.

3. Persiapan Alat dan Pasien Pemeriksaan Pada Ibu Post Partum

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik ibu
nifas :

a. Persiapan Ruangan

Ruangan dipersiapkan sebaik mungkin misal dengan memasang penyekat dan


mengatur pencahayaan.

b. Persiapan Alat
 Baki 1 buah
 Tensi meter dan stetoskop
 Termometer
 Senter
 Kapas dan air DTT
 Handscoon 1 pasang
 Pinset
 Bengkok
 Tempat sampah
 Larutan clorin 0,5%

c. Persiapan Pasien

Sebelum melakukan pemeriksaan beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan,


atur posisi untuk mempermudah pemeriksaan dan atur pasien seefesien mungkin.

4. Hal-hal yang Harus Di perhatikan dalam pemeriksaan ibu post partum

a. Kelengkapan alat pemeriksaan

b. Ketelitian pemeriksa dalam memeriksa guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan
keadaan ibu dan guna mendapatkan diagnose yang sesuai.

5. Langkah-langkah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Post Partum

1. Referensi Synopsis obstetric


2. Langkah-langkah 1. Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon
2. Melakukan informed consent
3. Memeriksa TTV (TD, suhu, nadi dan pernafasan)
4. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata, konjungtiva,
sclera dan muka)
5. Melakukan pemeriksaan payudara
 Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri diatas
kepala, kemudian palpasi payudara kiri sampai ke ketiak,
raba adanya masa, benjolan yang membesar,
pembengkakan atau abses
 Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara
kanan hingga ketiak

6. Melakukan pemeriksaan abdomen


 Periksa bekas luka operasi (jika operasi)
 Palapsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas
pubis (involusi uteri)
 Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan
(konsistensi uteri)

7. Melakukan pemeriksaan pada kaki untuk mengetahui adanya


varises vena, kemerehan pada betis, tulang kering, pergelangan
kaki, jika adanya edema maka perhatikan tingkat edema pitting
jika ada.
8. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human
positif/tanda-tanda tromboflebitis)
9. Pasang handscoon yang baru
10. Memasang perlak dibawah bokong psien dan mengatur posisi
pasien litotomi, melakukan vulva hygine, memperhatikan lochea
(bau, warna dan konsistensi) dan perhatikan bekas luka jaitan
pada perineum
11. Memberitahukan pada pasien hasil pemeriksaan
12. Melepaskan handscoon didalam larutan clorin
13. Rapihkan pasien dan alat
14. Cuci tangan di air yang mengalir, keringkan dengan handuk
bersih dan kering atau dengan tissue
15. Lakukan pencatatan dan pelaporan
DAFTAR PUSTAKA

Suhemi,dkk.2009. Perawatan masa Nifas. Yogyakarta:Fitramaya

Anggraeni yeti, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:Pustaka Rihama

Anda mungkin juga menyukai