Anda di halaman 1dari 3

KLIPING

BIOGRAFI TOKOH PELUKIS


Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya
Guru Bidang Studi: Sukri Cahyadi, S.Pd.

Oleh,

Pratiwi HR
Kelas XI PIA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KUNDUR


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
BIOGRAFI PELUKIS

Delsy Syamsumar (lahir di Medan, 7 Mei 1935 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 2001
pada umur 66 tahun) adalah seorang pelukis “Neoklasik” Indonesia berasal dari Sungai Puar,
Sumatera Barat. Pelukis ini telah menampakkan bakat melukisnya sejak usia 5 tahun. Di waktu
perang revolusi keluarganya memilih tinggal di Bukittinggi. Delsy melalui sekolah dasar dan
menengah umum bahkan pendidikan agama Islam, ia selalu menonjol dalam pelajaran seni lukis
dan menjadi juara pertama pada setiap sayembara di sekolah sekolah di Sumatera Barat
Pada usia 17 tahun Delsy telah mampu melukis komik sejarah dan karangannya sendiri
yang ia kirim sendiri per pos ke majalah ibukota. Karyanya seperti Komik “Mawar Putih”
tentang “Bajak Laut Aceh” dimuat di majalah “Aneka” telah membuat ia terkenal diseluruh
Indonesia pada usia yang amat muda. Delsy Syamsumar adalah pelukis dengan segudang
prestasi mulai dari cergamis Unggul, Art Director Film Legenda Indonesia seperti Saur Sepuh
dan film sejenisnya, yang terakhir berpredikat sebagai pelukis neo klasik. Predikat ini muncul
karena kecendrungannya melukis dengan tema klasik dan teknik modern.

RINGKASAN BIODATA :
 Nama: Delsy Syamsumar (Delsy Sjamsumar)
 Tempat/tanggal lahir: 7 mei 1935 : Lahir di Medan Asal Minang (Sungai Puar) Sumatera
Barat.
 1945 - 1949 : Basis pendidikan dari guru Arifin Zainun Exs INS Kayu Tanam 1950 –
 1954 : Bergabung dalam SEMI (seniman Muda Indonesia) d/p Zetka dan A.A. Navis.
Menjuarai berturut turut lomba melukis
 1954 : Ditempatkan ke Jakarta oleh penerbit, untuk mengarang dan melukis komik
 1955 – 1959 : Mendapat sambutan baik dari instansi PP&K seluruh Indonesia mengenai
komik sejarah Pahlawan. Tergabung dalam “Seniman Senen” orang-orang Film, teater
dan pers (masmedia) melibatkannya kerja di panggung, dapur film dan kewartawanan
sekaligus illustrasi di berbagai majalah dan Surat Kabar. Mendapat sambutan baik
Instansi PP&K dan Japen di seluruh Indonesia atas karyanya serial “Komik Sejarah
Pahlawan Tanah Air
 1960 : Pertama sekali sebagai Art Director film
 1961 : Mendapat penghargaan kritisi melukis credit title film PERFINI “Pejuang” dalam
bentuk sketsa
 1962 : Sebagai Art director film “Holiday in Bali”. Persari memenangkan dekor tata
warna terbaik dalam Festival Film Asia, Tokyo. Memenangkan hadiah I sayembara
karikatur PWI.
 1964 – 1966 : Dekorator Hotel Indonesia d/p Teguh Karya.
 1966 – 1970 : Sebagai wartawan dan illustrator tetap majalah “CARAKA” Ditpom,
Memperoleh predikat “I’exellent Dessinateur” (lecture seni Paris)
 1970 – 1978 : Kembali sebagai Art Director Film. Mempelopori teknik cetak poster film
dan majalah (“Lavita”, “Variasi” dan “Kartini”)
 1978 – 1982 : Terpilih menjadi Wakil Ketua kelompok seluruh Art Director Film dan
Televisi Indonesia (KFT). Ditunjuk sebagai Art Director film “Buaya Deli” yang sempat
mendapat penghargaan sebagai film berlatar-belakang sejarah terbaik.
 1982 : Terpilih jadi wakil ketua “Yayasan Bengkel Seni”
 1983 : Menata artistik 3 film (Jayaprana” dll). Ikut pameran ikatan illustrator Indonesia,
Menjadi Art Director untuk Film legenda Saur Sepuh (seri 3,4,5)
 985 - 1986 : Pameran tunggal di Balai Budaya – Sarinah – TIM (surprise nasional) *
1991 : Masuk nominasi artistik film “Saur Sepuh” bersama El Badrun (FFI 1991)
 1992 - 1994 : Training animasi film kartun. Pameran lukisan bersama Basuki Abdullah.
Pameran Tunggal Hotel Indonesia, Gedung kesenian.
 1995 : Sebagai Production Designer beberapa sinetron Televisi.
 1996 : Supervisor artistik dan arkeologi film kolosal Fatahilah.
 1997-1998 : Pameran-pameran bersama di balai budaya – Menteng Parada dan lain lain.
 1999 - : Diusia 64 menyatukan kreasi pada melukis cat minyak.
 2000 : Menyelesaikan karya kolosal : Gelar Perang Sentot Prawirodirjo.
 2001: Awal tahun 2001 sebagai aksi sosial bantuan bencana alam di Bengkulu dengan
meneruskan goresanan Abdul Rahman Wahid (Gusdur) dan Megawati sebagai Presiden
dan Wakil Presiden Reformasi. Karyanya lukisannya tersebut dilelang untuk
disumbangankan bagi peristiwa bencana Bengkulu.
 2001 : tepat tanggal 20 Juni 2001 Delsy Syamsumar dipanggil Yang Maha Kuasa,
dimakamkan di TPU Kramat Jati.

Anda mungkin juga menyukai