PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan
karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang
dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung
ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu
penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih
menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada
diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit
pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong
1
Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health
pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data
UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya
karena diare
Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan
Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira
merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food,
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan
memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010,
ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang
(lifestyle.okezone.com).
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan
dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh
2
Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu
tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga
(lovenhealth.blogspot.com).
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam
tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
B. Etiologi
4
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
e. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
C. Manifestasi klinis
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
5
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul)
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut
D. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan tinja.
atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik
E. Penatalaksanaan
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini
6
segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya
sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan
kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat
dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah
sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time
untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia
perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan
7
F. Komplikasi
8
BAB III
I. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 26 Th
2. Keluhan Utama
Alasan masuk dengan keluhan BAB berlendir sudah 4 hari yang lalu. BAB
yang sedikit tapi sering sekitar 7-8 kali perhari. Pasien masuk via IGD.
3. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran compos mentis, TTV: TD : 110/70 mmHg Suhu: 36,6 0C,
Nadi 78 x/menit, RR 23 x/menit, keluhan lain BAB berlendir dan berdarah serta
encer.
4. Riwayat kesehatan
keluhan utama BAB encer, berlendir dan berdarah,sehari bisa 7-8 kali.
Keluhan sudah ada 4 hari sebelum pasien masuk RS, factor pencetus adalah
makan mangga. Pada riwayat kesehatan dahulu tidak ada penyakit berat dan tidak
9
ada dioperasi, keluarga tidak ada penyakit menular atau keturunan.
5. Psikososial
6. Jenis Kebutuhan
c. eliminasi, selama sehat frekuensi BAK 5-6 kali perhari, warna kuning
bening bau khas, jumlah 350- 400 cc/ hari. Selama sakit frekuensi 6-7 kali
perhari, warna kuning, bau khas, tidak terpasang kateter, ada tahana waktu
konsistensi lembek, mengikuti bentuk kolon. warna dan bau tidak terkaji.
waktu sakit BAB 7-8 x / hari dengan konsistensi encer, tidak mengikuti
bentuk kolon, warna kuning kemerahan, bau amis, jumlah tidak terkaji,
ada lendir dan darah, ps tampak mengedan saat BAB dan meringis, tidak
d. Tidur, selama sehat pola tidur teratur, malam 9-10 jam, siang 1,5 jam,
jumlah jam tidur 11,5 jam. waktu sakit, pola teratur, malam 9-10 jam,
7. Pemeriksaan Fisik
a. kepala : distribusi rambut lebat tekstur rambut halus, warna hitam, tidak
10
c. Hidung : hidung simetris, warna sama dengan kulit sekitar, bersih, septum
dan konka hidung tidak ada kelainan, tidak ada sekret dan polip.
d. Telinga: posis sejajar kiri dan kana, tidak ada secret, membrane timpani
tidak ada peradangan, ketajaman penuh. Tidak ada nyri aurikel dan
mastoid.
e. Mulut : simetris, bersih, bibir normal, gigi belum lengkap, tonsil normal.
gerakan paru simetris, ekspansi dada simetris, taktil fremitus teraba, sura
paru sonor, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
g. Jantung: iktus kordis tidak terlihat, precordial fraction rub tidak terlihat,
iktus kordis teraba, batas jantung jelas dan tidak ada pembesaran, suara
h. Abdomen dan anus : abdomen bentuk soepel, simetris, warna sama dengan
kulit sekitar, tidak ada lesi dan asites. Bising usus 38 x / menit, bunyi bruit
pembesaran, titik mc burney tidak ada nyeri, tanda peritonitis tidak ada.
Palpasi dalam pada hepar dan limpa tidak terdapat pembesaran dan nyeri.
j. Ektremitas dan punggung : punggung tidak ada lesi, tidak ada nyeri dan
11
deformitas tulang. Palpasi tulang dan sendi normal. Kekuatan otot 5. Tidak
k. Kulit : lesi tidak ada, kulit lembab, turgor elastisitas, tekstur elastic, tidak
8. Pemeriksaan Neurologis
Metronidazole
Masalah : Diare
Tidak ada
12
V. RENCANA ASUHAN
1. Mengukur TTV
5. Mengkaji BAB
VII. EVALUASI
13
3. Dalam evaluasi ini tidak semua criteria hasil dapat tercapai karena
PENDOKUMENTASIAN SOAP
O :
- K/U : Composmentis
S : 36,60 C
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
P :
1. Mengukur TTV
5. Mengkaji BAB
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan proses keperawatan yang dilakukan pada Ny.H dengan
B. Saran
- Bagi Institusi
15
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan asuhan
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition,
Clarinda company, USA.
16