Anda di halaman 1dari 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Perancangan

1. Definisi

Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan

yang utuh dan berfungsi.

Dalam membuat suatu desain, dibutuhkan perencanaan perancangan agar

desain yang akan dibuat menjadi lebih bagus dan memudahkan dalam

pembuatannya.

2. Proses Perancangan

Secara umum proses perancangan grafis adalah sebagai berikut :

a. Konsep

Konsep merupakan hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan

tujuan, kelayakan dan segment/audience yang dituju. Konsep bisa

didapatkan dari pihak non-grafis,seperti ekonomi, politik, hukum, budaya,

dan sebagainya yang ingin menterjemahkan ke dalam bentuk visual.

b. Media

Media merupakan faktor penting dalam perancangan suatu desain.

Jika kita salah memilih media, maka hasil desain yang kita buat kurang

maksimal dan efisien. Media tersebut bisa berupa media cetak, elektronik,

luar ruang dan lain-lain.


commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Ide

Untuk mendapatkan ide yang kreatif diperlukan studi banding,

literatur, wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dsb. Hal tersebut

dilakukan agar desain yang kita buat menjdi efektif, bermakna, diterima

audience, dan membangkitkan kesan tertentu pada konsumen.

d. Persiapan Data

Ada dua macam data yaitu :

1) Data informatif

Data yang ada pada desain kita yang dapat memberikan informasi

pada orang yang melihatnya. Data informatif bisa berupa foto-foto

atau teks.

2) Data Estetis

Data yang ada pada desain kita yang dapat menimbulkan keindahan.

Data estetis dapat berupa gambar background, garis, template, efek

warna, dan bentuk-bentuk yang menarik.

Dalam membuat desain kedua macam data ini harus disatukan agar

menjadi desain yang informatif tanpa menghilangkan aspek estetika.

e. Visualisasi

Visualisasi merupakan upaya manusia dalam mendeskripsikan

maksud tertentu menjadi sebuah bentuk informasi yang lebih mudah

dipahami. Biasanya pada jaman sekarang manusia menggunakan

komputer. Visualisasi berkembang dengan perkembangan teknologi,

diantaranya rekayasa, visualisasi desain produk, pendidikan, multimedia


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

interaktif, kedokteran, dll. Pada dasarnya visualisasi digunakan untuk

mendiagnosa dan menganalisis data yang ditampilkan agar dapat

memprediksi kesimpulan. Faktor-faktor yang membuat desain menjadi

menarik secara visual antara lain :

1) Warna, tekstur dan lighting

2) Garis dan bentuk

3) ilustrasi / gambar

4) huruf / tipografi

5) ruang /space

Dengan mempelajari dan mengusai hal-hal diatas maka desain yang

kita buat akan menjadi menarik secara visual.

f. Produksi

Tahap ini merupakan proses terakhir dalam perancangan suatu desain.

Oleh karena itu jangan ada kesalahan kecil yang membuat d-esain kita

menjadi tidak maksimal. Sebelum kita mencatak desain alangkah baiknya

jika dilalukan print preview untuk meminimalisasi kesalahan yang terjadi.

(Oktario, 2009:2)

B. Environmental Graphic Design

Secara etimologi Kata grafis berasal dari bahasa latin graphicus yang

mempunyai makna keindahan. Kata grafis juga berasal dari bahasa Yunani

graphein yang berarti menulis atau menggambar, dari kata graphe yang berarti

menulis atau menggambar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia grafis adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 bersifat graf; bersifat huruf; dilambangkan dengan huruf; 2 bersifat matematika,

statistika, dsb dl wujud titik-titik, garis-garis, atau bidang-bidang yang secara

visual dapat menjelaskan hubungan yang ingin disajikan secara terbaik tentang

penyajian hasil penghitungan; bersifat grafik. Kata lingkungan sendiri secara

etimologi berasal dari kata lingkung yang dalam kamus besar bahasa Indonesia

mempunyai arti : ling·kung (v), ling·kung·an (n) 1 daerah (kawasan dsb) yg

termasuk di dalamnya; 2 bagian wilayah dl kelurahan yg merupakan lingkungan

kerja pelaksanaan pemerintahan desa; 3 golongan; kalangan: ia berasal dr ~

bangsawan; 4 semua yg mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan: kita

harus mencegah pencemaran.

Istilah grafis lingkungan merupakan sebuah istilah yang tercipta dari

istilah asing environmental graphic design, penggunaan istilah grafis lingkungan

juga semata-mata untuk mempermudah pengucapan, proses mengingat, mengerti

dan juga penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Ibu.

Environmental graphic design atau istilahnya ‘grafis lingkungan’ adalah segala

bentuk grafik yang ada di lingkungan. Termasuk di dalamnya berupa tanda-tanda

penunjuk arah, papan pengumuman, ornamen grafis pada sebuah bangunan, pelat

nama di gedung-gedung, juga segala bentuk tulisan pada objek dua maupun tiga

dimensi.

grafis lingkungan adalah semua sebuah upaya membentuk dan

mengorganisir lingkungan agar lebih layak ditempati, melalui serangkaian tanda

dan simbol yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat luas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Sign System

Secara umum, Sign (tanda) adalah bentuk komunikasi yang dapat

berbentuk verbal dan visual. Sign atau signage menurut Oxford Advance Leaner

Dictionary of Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-

lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan peringatan atau untuk

mengarahkan seseorang menuju sesuatu. Keberadaan sign menjadi suatu

kepentingan bagi masyarakat karena dapat menyampaikan informasi akan sesuatu.

Sedangkan System (sistem) dalam wikipedia adalah suatu kesatuan yang terdiri

dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran

informasi materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

1. Pengertian Sign System

Menurut Gugum gumilang (2012:9) pengertian Sign System adalah

kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah dirancang untuk

mengidentifikasi atau mengarahkan suatu informasi misalnya mengenai lalu

lintas atau sebuah bangunan yang kompleks atau berkelompok. Dalam

pengertian lainnya, sign system juga sebagai petunjuk bagi mereka yang

membutuhkannya. Sign system pun harus mempunyai fungsi yang jelas dan

efisien. Menurut Sumbo Tinarbuko (2008:12) “Sign system adalah

rangkaian representasi visual dan simbol grafik yang bertujuan sebagai

media interaksi manusia dengan ruang publik”.

Jenis komunikasi yang digunakan dalam sign system adalah komunikasi

visual. Sesuai dengan namanya komunikasi visual adalah komunikasi melalui

penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan

penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera

penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi,

gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.

Sign system berhubungan erat dengan ikon, indeks, dan simbol. Pada

dasarnya ikon merupakan tanda yang bisa menggambarkan ciri utama suatu

meskipun sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan tersebut tidak

hadir. Indeks adalah tanda yang hadir secara asosiatif akibat terdapatnya ciri

yang sifatnya tetap. Sementara simbol berarti tanda yang lahir karena adanya

peraturan atau kesepakatan bersama (Alex Sobur, 2009:155-159).

2. Sejarah Sign System

Sign dan penerapannya pertama kali berkembang pada zaman Romawi

ketika huruf-huruf di ukirkan pada bangunan dan arsitektur untuk memberi

informasi termasuk menunjukkan identitas tempat atau bahkan pembuatan

lukisan pada pembuatan lukisan pada bangunan fresco (seni lukis pada

dinding kapur yang berkembang pesat pada zaman Renaissance).

Perkembangan Sign System di era yang lebih modern ditandai dengan lahir

dan tumbuhnya biro-biro desain di awal tahun 1950-an dan 1960-an yang

kebanyakan menggarap pengerjaan untuk visual identity, packaging, poster,

buku dan company profile. Salah satu projek biro desain yaitu membuat logo,

signage, atau papan petunjuk informasi lainnya untuk public event atau

projek perumahan. Projek semacam ini secara tidak langsung adalah ilmu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

informal tentang sign system karena mempertimbangkan banyak hal mulai

dari tipografi, pemilihan material, dan beberapa detail elemen desain lainnya.

Contoh awal dari projek ini (sign program) adalah Fashion Island

Shopping center, California, yang dikerjakan oleh John Follis dan Signage di

East Coast untuk corporate building yang didesain oleh Rudy de Harak.

Disaat yang bersamaan, sekelompok desainer yang bekerja di W.E.D

Enterprises (sekarang di kenal sebagai Walt Disney Imagineering)membuat

signage yang diukir untu penamaan dan papan penunjuk di arena permainan

di Dineyland dan taman bermain.

Konsep projek tersebut kemudian dikenal dengan istilah Architectural

Signing karena memadukan bagaimana caranya agar desain bisa berfungsi

dan menyatu dengan arsitektur sebuah bangunan.

3. Kategori Sign

Dalam suatu sistem komunikasi visual, sign mengalami perkembangan

berdasarkan fungsinya, yaitu :

a. Pemberi Informasi (Informational sign)

Sign ini berupa sign yang berguna untuk memberi informasi mengenai

segala sesuatu di lingkungan tempat sign itu berada, seperti keterangan

rute bus, jam buka suatu tempat, jadwal film dan lain-lain.

b. Petunjuk Arah (Directional sign)

Sign petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah

yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti

ruangan, jalan maupun fasilitas lainnya. Biasanya dikenal dengan nama


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Traffic control signs. Contohnya adalah rambu lalu lintas dan sign

berbentuk panah yang mengarahkan orang kesuatu jalan atau tempat.

c. Pemberi identitas (Identificational sign)

Sign pengenal adalah tanda yang digunakan untuk mengenalkan

identitas suatu tempat atau ruang disuatu kawasan sehingga masyarakat

dapat membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya, seperti sign

bergambar alat makan untuk melambangkan restoran. Identificational sign

yang dibuat menyatu dengan bangunan disebut architectural signage.

d. Pemberi Larangan dan Peringatan (Statutory regulatory sign)

Sign ini bertujuan untuk menginformasikan peraturan-peraturan

mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda

ini juga menginformasikan agar audiens berhati-hati. Contohnya adalah

tanda dilarang masuk dan dilarang merokok.

e. Pemberi orientasi (Orientational sign)

Sign jenis ini berfungsi untuk memberi tahu kedudukan atau posisi

tepat seseorang dalam suatu kawasan, agar ia tahu arah selanjutnya untuk

menuju ke tempat yang ia inginkan dari tempat ia berada saat itu.

Contohnya adalah peta ‘you are here’. (Rini Suryantini, 2001:6)

4. Tipe-tipe Sign

Sign/signage dapat dinikmati atau dibuat dalam dua dimensi ataupun

tiga dimensi. Menurut sifat pemasangannya, sign dapat dipasang disuatu

tempat secara permanen ataupun temporer. Sedangkan menurut cara

pemasangannya sign dibedakan menjadi free-standing (terpisah dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

bangunan dan dapat berdiri sendiri) dan sign yang menempel pada bagian

bangunan. Sign yang dipasang dengan free-standing biasa disangga oleh

tiang-tiang atau kaki yang membuat sign tersebut dapat berdiri dengan baik.

Beberapa contoh cara pemasangan sign yang menempel pada bagian

bangunan menurut daviscalifornia.com yaitu :

a. Wall signs

yaitu sign yang menempel pada dinding bangunan dengan ketinggian

tertentu.

b. Awning and canopy signs

yaitu sign yang di tulis atau dilukis di kanopi bangunan. Sign seperti

ini biasanya bertujuan untuk memberikan warna pada lingkungan

komersial selain sebagai identitas dari suatu tempat.

c. Projecting signs

yaitu sign yang dipasang pada bangunan dengan cara bergantung pada

tiang penyangga horizontal yang menempel pada bagian bangunan

(dinding, kolom, dll), dan bagian depan dari sign tersebut terproyeksi

secara tegak lurus dengan dinding bangunan.

d. Hanging signs

yaitu sign yang dipasang hampir sama dengan projecting signs, tetapi

digantung tidak pada tiang horizontal yang menempel pada dinding

melainkan pada kanopi atau langit-langit bangunan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

e. Window signs

yaitu sign yang ditempel atau dilukis pada bagian interior bangunan

yang transparan, seperti pada jendela atau pintu kaca. Cara pemasangan

seperti ini mengakibatkan sign tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi

depan dan belakang dari kaca tersebut.

Berbagai sifat dan bagaimana sebuah sign dipasang disuatu lingkungan

sangat menentukan keberhasilan penyampaian informasi yang terkandung

dalam sign tersebut. Oleh karena itu, cara pemasangan sign yang tepat harus

dipilih dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti jangkauan

penglihatan normal, dan konsistensi ketinggian dari lingkungan tersebut,

disamping alasan estetika dan efektifitas dari pemasangannya.

5. Sign Menurut Peletakannya

Menurut GSA (Graphic Sign Association), berdasarkan peletakannya dan

tingkat kekhususan informasinya, sign system diklasifikasikan menjadi empat

kategori yaitu :

a. Temporary atau Urgent Need Sign

Sign yang terletak dilingkungan paling luar dan biasanya sangat

penting keberadaannya. Fungsinya untuk mengatur arus kendaraan dan

pejalan kaki. Meliputi Welcome Messages Sign dan Security Sign.

b. Exterior Approach sign

Sign yang terletak di luar ruang. Sign ini berfungsi sebagai identifikasi

gedung dan untuk mengarahkan manusia baik pejalan kaki maupun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

pengendara menuju ke pintu gedung masuk yang bersangkutan. Meliputi

Building dan Entry Identification Sign.

c. Main Lobby

Sign yang berada di lobi utama, daerah penghubung atau percabangan

menuju ke tempat lain. Meliputi Branding Elements, Directory sign dan

Lobby Services.

d. Upper Floor Sign

Biasanya berlokasi di lobi dan mengacu ke tempat-tempat dalam

lingkup suatu unit atau departemen secara spesifik. Meliputi Corridor

Directional, Identification sign dan Tenant. (Rina Hutajulu, Concept:2008)

6. Kriteria sign system

a. Mudah dilihat

Sign system yang baik harus mudah dilihat. Hal yang mendukung

antara lain penempatan, penggunaan warna dan material, bentuk,

pemasangan, ukuran, peletakan kumpulan sign tersebut secara

keseluruhan.

b. Mudah dibaca

Mudah dibaca artinya dalah bagaimana informasi yang ingin

disampaikan oleh sign tersebut dapat dibaca dengan jelas oleh orang lain

dengan mudah saat disajikan dalam bentuk kata atau kalimat. Tipografi

yang digunakan dalam sign sebisa mungkin terbaca baik siang ataupun

malam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

c. Mudah dimengerti

Bentuk penulisan pada sign system harus mudah dipahami oleh target

audience, bentuk tulisan harus dibuat singkat, padat dan jelas.

d. Dapat dipercaya

Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya dan tidak menyesatkan

pengamat/ target audiens. (Sumbo tinarbuko, 2008:13)

7. Copy Wording

Kriteria yang harus dipenuhi suatu copy wording pada sign system agar

pesan yang di tampilkan dapat dimengerti, antara lain :

a. Konsisten

b. Pesan dibuat sesingakat mungkin agar dapat dibaca dengan cepat

c. Berarti sama bagi semua pengamat.

d. Pernyataan secara positif

Sangat penting untuk mempertahankan kekonsistenan penggunaan kata-

kata (copy wording) di semua jenis sign. (Follis & Hammer, 1979:21)

8. Fungsi Sign System

Kebutuhan sign system yang efektif dan efisien sangat besar. Sign system

menggunakan komunikasi visual yang merupakan komunikasi menggunakan

bahasa visual. Visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan

direspon oleh indra penglihatan. Maka fungsi sign system adalah bertujuan

untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau

terlihat oleh target audiance dan kemudian direspon dengan tindakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Fungsi secara ringkas menurut SEGD (US Society of Environmental

Graphic Designer) adalah :

a. Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara mengarahkan,

mengidentifikasi ruang atau struktur dan memberi informasi manusia

dalam melakukan kegiatan dalam suatu ruang.

b. Memperkuat kualitas lingkungan secara visual

c. Melindungi kepentingan umum

Sedangkan kegunaan sign system menurut Phil Boines dan Catherine

Dixon dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu :

a. Sign sebagai pemberi informasi

Sign yang termasuk kelompok ini biasanya untuk memberikan

pengarahan-pengarahan dan informasi yang terkait. Informasi yang dimuat

dalam sebuah sign system sebaiknya terbatas pada inti yang penting dan

ditampilkan secara konsisten. Sign tidak harus menjelaskan secara spesifik,

tapi mampu menyampaikan maksud dan kegunaan dengan jelas. Ukuran

dan maksud dari sign system ini mempunyai dampak yang besar pada

tampilannya. Perancangan sign system ini merupakan aktivitas yang

rasional dengan melibatkan :

1) Analisis dan pengeditan informasi.

2) Pengujian prototype untuk keterbacaan di dalam kondisi yang

Berbeda-beda.

3) Pengetahuan tentang proses produksi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

b. Sign sebagai pengontrol

Sign didalam kelompok ini lebih mengarah pada perilaku manusia

daripada tujuan yang hendak dicapai. Ekstensif dari simbol-simbol, atau

piktogram telah diperdebatkan selama bertahun-tahun untuk membentuk

suatu tanda internasiaonal yang menyatukan perbedan-perbedaan nasional.

9. Faktor Penting Dalam Membuatan Sign

a. Elemen Dasar

Saat membuat tanda- tanda dari sudut pandang fungsional, elemen-

elemen dasar dasar yang memebentuk sign tersebut adalah informasi,

material dan teknologi. Setiap dari elemen tersebut harus dipertimbangkan

dalam hubungan khusus antara manusia, kegiatan, dan benda.

(Fiki Aristantie, 2011:11)

b. Ukuran Huruf dan simbol

Penentuan ukuran tinggi huruf untuk sign yang dilihat pengamat

dipengaruhi oleh pemilihan letterstyle, spasi tiap kata, kapitalisasi huruf,

jumlah baris, kecepatan pergerakan pengamat, dan jarak lateral antara

pengamat dengan sign.

Perhitungan sederhana untuk menentukan tinggi huruf adalah sebagai

berikut :

Sebagai contoh sebuah sign yang memiliki tiga baris teks, batas

kecepatan pengendara adalah 20 km/jam dan jarak lateralnya adalah 15

kaki (4,6 m).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Langkah perhitungannya sebagai berikut :

1. Tambahkan angka 6 pada jumlah baris teks.

3+6=9

2. Kalikan batas kecepatan dengan hasil pada langkah sebelumnya.

20 x 9 = 180

3. Hasil dari langkah ke dua dibagi dengan 100.

180 : 100 = 1,8

4. Hasil dari langkah ke tiga dibagi dengan 10

15 : 10 = 1,5

5. Hasil dari langkah ke 3 dan ke 4 dijumlahkan.

1,8 + 1,5 = 3,3

6. Tinggi minimum yang bisa dipakai adalah 3,3” atau sekitar 8,4 cm

Hasil dari perhitungan tersebut tergantung pada 6 faktor, semua faktor

tersebut harus dipertimbangakan saat menentukan tinggi huruf untuk sign.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Gambar 1 Contoh tinggi huruf yang dibutuhkan dalam


hubungan kecepatan tanggap pengamat

(Follis & Hammer, 1979:22-23)

c. Penyesuaian Sign dengan Lingkungan Sekitar

Sign system hendaklah disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.

Penempatan sign yang tepat membuatnya menjadi elemen yang menambah

nilai estetika dari suatu bagian interior bangunan ataupun strukturnya. Sign

system berperan penting dalam memperkuat pengalaman visual,

kenyamanan dan keselamatan manusia.

Pendekatan yang yang mendahulukan fungsi komunikasi kemudian

memasukkan nilai estetis harus menyeragamkan elemen-elemen yang ada

didalamnya, baik dalam commit


bentuk,to material,
user warna dan detail. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

pendekatan ini menghasilkan suatu sign system yang kontras dengan

lingkungan sekitarnya, biasanya dipakai untuk proyek- proyek industri.

d. Faktor fungsional

1) Eksterior sign

a) Ukuran

Ukuran dari sign eksterior berkaitan erat dengan ukuran huruf

yang ditampilkan. Hal mendasar yang harus diperhatikan adalah

seberapa panjang pesan yang dicantumkan dan seberapa jauh pesan

tersebut harus dapat terbaca.

b) Alur Pergerakan

Pergerrakan serta alur kendaraan dan pejalan kaki dalam lokasi

penempatan sign juga perlu diperhatikan agar sign dapat diletakkan

pada lokasi yang memberikan efisiensi maksimum terhadap alur

lalu lintas dari target audiens.

c) Penempatan

Sign harus ditempatkan lebih tinggi daripada objek-objek

penghalang pandangan yang bersifat sementara seperti pejalan kaki

atau kendaraan yang melintas dan pagar. Untuk sign yang terletak

di trotoar umum, ketinggian rata-rata yang banyak di pakai adalah

kurang lebih sekitar 2,4 meter.

d) Material

Bahan-bahan dasar yang biasa digunakan untuk eksterior sign

terbatas karena pengaruh matahari dan cuaca yang dapat merusak


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

material. Material yang biasa digunakan untuk eksterior sign yaitu

lembaran metal, steel structural shapes, kayu, exterior grade

plywood, acrylic plastic, tembaga, alumunium, batu, concrete,

fiberglass.

2) Interior sign

a) Lokasi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi yaitu

karakteristik lingkungan, fungsi area yang bersangkutan, halang-

halang, sudut pandang dengan sign lain.

b) Pendukung

Biasanya disarankan untuk menggunakan dua pendukung untuk

setiap panel sign untuk menghidari perubahan letak, sehingga

mengakibatkan kekacauan dalam menunjukkan arah.

c) tanda yang free-standing dan portable

beberapa interior sign membutuhkan tanda portable. Tanda

tersebut dibuat seringan mungkin dan biasanya terpasang soket

yang dapat dibongkar pasang. Biasanya tanda seperti ini digunakan

untuk memperingati lantai yang basah, elevator yang rusak, dan

lain-lain.

e) Material

Bahan-bahan yang bisa digunakan untuk indoor sign antara lain

kayu, polywood, papan fiber, laminasi tekanan tinggi, tembaga,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

alumunium, stainless steel, acrylic, vinyl, fiberglass,

polycarbonate, plastic laminate, kaca.

e. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu sign system

1) Penggunaan piktogram

Penggunaan piktogram terbukti efektif untuk menggambarkan

benda secara nyata, namun tidak cocok digunakan untuk mewakili

suatu ide atau konsep. Hal ini dikarenakan adanya ambiguitas yang

mampu mengacaukan makna. Oleh karena itu penggunaan piktogram

sebaiknya diawasi dengan sangat hati-hati karena audience yang

berasal dari banyak budaya yang berbeda.

2) Simbol dapat menjadi ambigu

Apabila penggunaan simbol tanpa disertai dengan kat-kata, dapat

menimbulkan keambiguan dalam penangkapan pesan. Oleh karena itu,

apabila ingin menggunakan simbol, lebih baik dipilih simbol yang

dipakai secara universal, dan dimengerti oleh semua orang dengan

latar belakang budaya yang berbeda.

D. Tipografi

Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang

terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari tipografi adalah untuk

mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat.

Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen tipografi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

sudah diperhitungkan, karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan

keseimbangan karya desain tersebut. Wijaya(dalam Ariestantie,2011: 20)

Sihombing (dalam Aristantie,2011:20) menjelaskan bahwa hadirnya

tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan faktor yang membedakan

antara desain grafis dan media terapan visual. Tipografi merupakan representasi

visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan representasi visual

dari sebuah bentuk komunikasi verbal yang merupakan properti visual yang

pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf

memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfer-atmosfer yang tersirat dalam

sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk

visual.

Ada empat prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi

keberhasilan desan tipografi, yaitu:

1. Legibility

Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat

terbaca. Seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter dari bentuk

suatu huruf dengan baik.

2. Clarity

Clarity yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya

desai dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju (target

audience). Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity antara lain

visual hierarcy, warna, pemilihan type, dan lain-lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

3. Visibility

Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dapat terbaca

dalam jarak baca tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak

baca dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat

terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi

dengan baik.

4. Readibility

Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan

hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam

menggabungkan huruf dan huruf, baik untuk membentuk suatu kalimat, harus

memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain, khususnya

spasi antar huruf. Jarak antar tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus

dilihat dan dirasakan. Ketidaktepatan pengguanaan spasi dapat mengurangi

kemudahan membaca satu keterangan yang membuat informasi yang

disampaikan terkesan kurang jelas.

Tipografi memiliki beraneka ragam jenis dan bentuk, yang berbeda antara

satu dan lainnya, dan mempunyai ciri khas tersendiri. Letterstyle sebagai suatu

kesatuan akan berbeda dari letterstyle-letterstyle yang lain. Letterstyle ini juga

bisa disebut dengan typeface. Elemen-elemen dari sebuah letterstyle antara lain

huruf kapital, huruf kecil, angka, simbol dan tanda baca.

Ada lebih dari 5000 jenis letterstyle yang berbeda, dan mereka dibagi ke

dalam empat kategori besar, yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

1. Serif

Serif adalah jenis huruf yang memiliki kait pada stroke hurufnya. Biasanya

huruf jenis ini relatif mudah untuk dibaca, namun tidak sebaik jenis sans serif.

Jenis huruf yang termasuk dalam kelompok serif ini berkesan serius, elegan dan

klasik. Biasanya huruf serif memiliki stroke dengan ketebalan yang tidak sama.

2. Sans serif

Sans serif dikenal sejak abad ke-19. Ciri khas dari huruf sans serif ini

adalah tidak mempunyai serif (garis pembuka dan penutup pada stroke) dan

kebanyakan memiliki stroke dengan ketebalan yang sama. Huruf sans serif

sangat baik digunakan pada display type, headline, dan dapat digunakan

untuk body copy yang pendek. Dilihat dari pertimbangan fungsional, huruf

sans serif dianggap sebagai pilihan yang tepat karena lebih mudah dibaca dan

mampu menciptakan kesan bersih dan tampak lebih modern.

3. Italic

Jenis huruf yang miring ke sebelah kanan (lebih kurang 12°) ini bisa

digunakan untuk penekanan atau pembedaan.

4. Dekoratif

Huruf dekoratif biasanya unik dan bersifat menghias. Huruf jenis ini

mampu menciptakan kesan tertentu atau memberikan special effect. Namun

huruf jenis ini biasanya sulit dibaca dan digunakan tidak untuk

mengkomunikasikan informasi. Biasanya digunakan untuk tujuan tertentu,

misalnya desain logo, judul buku, label dan lain-lain. (Follis & Hammer, 1979:

64-66)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

E. Warna

Warna merupakan faktor penting untuk menunjang sebuah tanda. Simbol,

logotype, dan warna merupakan tiga elemen yang visual yang diperlukan dalam

menyusun sebuah simbol. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sebuah

simbol tampak lebih hidup dan lebih menarik untuk diamati, dan memudahkan

untuk diingat.

Gambar 2 Lingkaran warna karya Johannes Itten

Dalam suatu logo atau simbol, warna dapat tampil sebagai perwakilan

simbolik dan dapat juga tampil untuk mempengaruhi secara psikologis. Pada

simbol yang bersifat persuasif, warna tampil secara psikologis, sehingga mampu

mempengaruhi orang yang melihatnya. Sedangkan pada logo yang bersifat

informatif, warna tampil sebagai perwakilan simbolik.

Kontras warna antara background dengan teks yang ada didepan

merupakan faktor paling penting dalam hal kenyamanan pembacaan sign. Jiga

teks yang digunakan memiliki warna tertentu dipakai di background yang terang,

kontras dari kombinasi keduanya akan lemah. Untuk menghasilkan kontras yang

optimal menggunakan teks yang berwarna putih dengan background yang gelap.

Dalam desain sign system, warna merupakan faktor mengkombinasi untuk


commit to user
mengharmonisasikan sign dengan lingkungan. Kode warna akan membedakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

sign satu dengan yang lainnya dan mampu memberikan pesan tanpa harus

mengerti bahasa yang ada dalam sign tersebut.

Arthur & Passini dalam bukunya yang berjudul Wayfinding tahun 1992

menjelaskan tentang metode perhitungan perbedaan nilai kontras antar dua warna

yang berbeda. Rumus ini didasarkan pada pembacaan persentase LR (Light

Reflectancy) pada masing- masing warna yang terlibat. Dengan mengurangkan

warna yang lebih gelap dari warna lebih terang, kemudian dibagi dengan warna

yang paling terang, dan dikalikan dengan 100. Dari rumus tersebut akan kita

mendapatkan perberdaan kontras warna. Ketika perbedaan kontras bernilai 70%

atau lebih tinggi, dapat dikatakan memiliki yang keterbacaan baik . Ketika itu

kurang, keterbacaan tidak kurang dan tidak cocok untuk ditampilkan.

Berikut contoh penerapan perhitungan nilai kontras antara dua warna :

Gambar 3 Rumus Perhitungan nilai kontras

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

Gambar 4 Nilai kontras dan hubungannya

Secara umum, warna pada sign system berfungsi sebagai :

a. Pengidentifikasian terhadap informasi/pesan

b. Memperkuat keberadaan sign melalui kekontrasan warna dengan

lingkungan sekitar.

c. Memberi identifikasi.

d. Menarik perhatian.

e. Menimbulkan pengaruh psikologis.

f. Mengembangkan asosiasi.

g. Membangun ketahanan minat.

h. Menciptakan suatu suasana yang menyenangkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Menurut teori warna Munsell, pembagian warna adalah sebagai berikut :

a. Warna primer

Warna primer adalah warna pokok, yaitu warna yang tidak bisa dibuat

dari warna lain, tetapi dalam campurannya bisa dibuat warna yang lain.

Waang termasuk dalam warna primer adalah : magenta, cyan, dan kuning.

b. Warna sekunder

Warna sekunder adalah warna yang didapat dari pencampuran dua

warna primer. Yang termasuk dalam warna sekunder adalah warna orange,

ungu, dan hijau.

c. Warna tersier

Warna tersier adalah warna yang didapat melalui pencampuran dua

warna sekunder. Yang termasuk dalam warna tersier ini adalah warna

coklat merah, coklat kuning, dan coklat biru.

d. Warna quartenair

Warna quartenair adalah pencampuran dua warna tersier. Yang

termasuk dalam warna quartenier ini adalah warna orange quartenier,

ungu quartenier dan hijau quartenier.

e. Warna intermediate

Warna intermediate adalah warna antara warna pokok dan warna

sekunder. Yang termasuk dalam kelompok warna ini adalah warna merah

ungu, biru ungu, biru hijau, kuning orange, dan merah orange.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

f. Warna standar

Warna standar adalah tiga warna primer dan dua warna sekunder atau

warna pelangi. Yang termasuk warna ini adalah warna merah, jingga,

kuning, hijau, biru, ungu.

g. Warna analogoes

Warna analogoes adalah warna yang saling berdekatan atau harmonis.

Misalnya warna biru dengan warna ungu.

Identifikasi warna terhadap penggunaanya didalam sign system :

a. Merah

Warna ini dipakai sebagai tanda larangan dan bahaya

b. Biru

Warna ini dipakai untuk tanda menyampaikan informasi

c. Hijau

Warna ini dipakai untuk tanda keadaan gawat darurat, pertolongan

pertama, dan perlindungan terhadap kebakaran.

d. Kuning

Warna ini dipakai untuk tanda peringata atau hati-hati

e. Hitam

Warna ini dipakai sebagi warna simbol pada tanda yang menggunakan

warna merah dan kuning. Selain itu warna juga dipakai sebagi tanda

kewajiban.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

f. Putih

Warna ini dipakai untuk semua simbol dalam kelompok tanda-tanda

lainnya, atau dapat juga digunakan pada semua tanda yang telah disebut

diatas. (Darmaprawira 33-34)

F. Semiotika

“Semiotika secara etimologi berasal dari kata Yunani “semeion” yang

berarti “tanda” Sudjiman dan Van Zoest” (dalam sobur, 2009:16). Secara

terminologi semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu

ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan bentuk dari tanda-tanda. Semiotika juga mempelajari sistem-sistem,

aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

memiliki arti.

Semiotika biasanya dikatan sebagai ilmu untuk memahami konteks secara

umum yang berlaku di masyarakat yang akan menjadi targetnya. Ilmu semiotika

sudah dipelajari dan dikembangkan sejak berabad-abad yang lalu. Menurut

sejarah, ilmu semiotika setidaknya sama tuanya dengan ilmu kedokteran dan

filosofi Yunani. Dalam dunia grafis, semiotika adalah ilmu komunikasi yang

berkenaan dengan pengertian tanda-tanda/simbol. Isyarat serta penerapannya.

Suatu studi tentang pemaknaan semiotik menyangkut aspek-aspek budaya, adat

istiadat, atau kebiasaan masyarakat. Semiotik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

a. Semantik

Semantik berkenan dengan makna dan konsep. Semantik berasal dari

kata “semaien” dalam bahasa Yunani, yakni “berarti, bermaksud, meneliti”.

Semantik Simbolik adalah suatu simbolisasi yang memiliki makna ataiu

pesan. Contohnya, Ideograph, yang berkenaan dengan makna yang

terkandung dalam simbol kompleks dari suatu konsep yang lain. Misalnya

tulisan Heirogliph dari jaman Mesir kuno. Hal itu biasanya menyangkut

persepsi atau interpretasi makna pesan visual yang berbeda dari khalayak

yang mengapresiasi.

Dalam perancangan sebuah sign system dalam segi semantik dapat

dilihat sebagai hubungan antara tanda dengan denotatumnya atau yang

menyangkut arti dari bentuk-bentu signage tersebut.

Dalam hal ini, pihak penyampai maupun pihak penerima pesan

memiliki dua kemungkinan cara :

1) Denotatif

Memiliki makna leksikal, arti yang pokok, pasti dan terhindar dari

kesalahtafsiran. Denotatif bersifat langsung, konkret, jelas dan tersurat.

Dalam perancangan sign system, penting untuk menggunakan makna

denotatif agar terhindar dari penafsiran yang berbeda-beda.

2) Konotatif

Memiliki makna struktural, makna tambahan disamping makna

sebenarnya. Konotatif memiliki sifat tidak langsung, maya, abstrak, dan

tersirat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Menerjemahkan informasi kedalam bentuk visual dapat dilakukan

melalui hal-hal sebagai berikut :

3) Semantik Indrawi

a) Memvisualisasikan suara

Menggambarkan secara visual bagaimana bunyi ledakan, suara

ribut, suasana sunyi, musik jazz, dan lain-lain.

b) Memvisualisasikan indra peraba

Menggambarkan sesuatu yang memiliki permukaan kasar, lembut,

halus, dan lain-lain.

c) Memvisualisasikan indra penciuman

Bau wangi seperti bunga mawar, bau busuk, dan lain-lain.

d) Memvisualisasikan suatu yang verbal

Seperti tanda larangan, rambu-rambu, tanda peringatan, papan

informasi, sign, dan lain-lain.

4) Karakter

Menggam,barkan secara visual bagaimana gambaran galak, pemarah,

bingung, sakit, dan lain-lain.

5) Memvisualisasikan suasana

Mengambarkan secara visual suasana yang berkesan sepi, misteri,

romantis, sibuk, dan lain-lain. Seorang visualiser dituntut memiliki

kemampuan “menyederhanakan bentuk”. Pada saat dia diminta untuk

menjelaskan sesuatu ide atau konsep pemikiran agar lawan

berkomunikasinya dapat memahami dan menangkap idenya, ia haruslah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

mampu mengambarkan ide tersebut secara sederhana. Beberapa konsep

penyampaian visual, antara lain :

a) Semantik metafora

Merupakan perspektif bentuk dalam logika dan imajinasi.

b) Semantik kontradiksi

Menggambarkan pertentangan, perlawanan, sebab-akibat,

perbandingan, dan seterusnya.

c) Semantik kombinasi

Perspektif bentuk dalam logika dan imajinasi dengan

menggabungkan dua bentuk atau lebih yang berbeda maupun yang

sama.

d) Semantik style

Visual yang disampaikan dalam beberapa style atau gaya yang

merujuk pada gaya-gaya tertentu sebagai ikatan benang merahnya.

b. Sintaktik

Sintaktik berkenaan dengan kepribadian dan keseragaman.

Sintaktik berasal dari kata “sintaksis” dalam bahasa Yunani “Suntattein”

yang berarti “mengatur, mendisplinkan”. Sintaktik berkenaan dengan

perpaduan, keseragaman dan kesatuan sistem. Penerapan sintaktik

penting untuk menjaga citra yang baik dari sebuah rancangan dalam

bentuk apa pun. Usaha itu dialakukan agar citra yang baik dapat tertanam

serta dapat diingat oleh para khalayak. Dikalangan desainer istilah yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

digunakan adalah benang merah sebuah rancangan yang merujuk pada

kesatuan rancangan.

Dalam perancangan sign system, semuanya harus memiliki

keseragaman dan keterpaduan konsep, ada suatu ciri khas/ benang merah

yang mengikatnya antara satu dengan yang lain. Di dalam pembuatan

sign system harus selalu ada alur kesatuan yang menghubungkan

sehingga menjadi satu kesatuan rancangan.

c. Pragmatik

Pragmatik berkenaan dengan teknis dan praktis. Pragmatik adalah

hubungan fungsional yang berkenaan dengan teknis dan praktis, material

atau bahan yang digunakan, serta efisiensi yang menyangkut ukuran

bahan, warna yang digunakan, maupun teknik memproduksinya.

Pertimbangan yang dipikirkan mencakup kegunaan, kemudahan,

keamanan, kenyamanan dan seterusnya.

Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan

tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang

menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. Dalam arsitektur,

semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur

(sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.

Semiotik Prakmatik berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan

pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). Hasil karya

arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya,

hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain,

hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi

pemakainya. Kusrianto (dalam Aristantie, 2011:23-27).

Dalam segi pragmatik dapat dilihat hubungan antara signage

dengan teknik dan praktek seperti pemilihan material dalam pembuatan

signage serta dampak terhadap orang yang melihat seperti kemudahan,

keamanan dan kenyamanan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai