Anda di halaman 1dari 26

Panitia Perancang Undang-Undang

DPD RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG
BADAN USAHA MILIK DESA
Disampaikan dalam kegiatan Uji Sahih RUU BUM Desa
Juli 2020
01 KEWENANGAN DPD MENGUSULKAN RUU BUM DESA

02 URGENSI RUU BUM DESA

03 SISTEMATIKA RUU BUM DESA


1
KEWENANGAN DPD RI
MENGUSULKAN RUU BUM DESA
Pasal 22D ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
“ Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah

03
2
URGENSITAS RUU BUM DESA
 PERSPEKTIF FILOSOFIS
 PERSPEKTIF NORMATIF
 PERSPEKTIF SOSIOLOGIS/EMPIRIS

03
PERSEPEKTIF FILOSOFIS

pemanfaatan sumber daya alam


dan sumber daya lainnya antara perekonomian disusun sebagai
pemerintah pusat dan pemerintah MEWUJUDKAN usaha bersama berdasar atas asas
daerah diatur dan dilaksanakan KESEJAHTERAAN kekeluargaan dan diatur lebih
secara adil dan selaras UMUM lanjut dalam Undang-Undang
berdasarkan Undang-Undang
PERSEPEKTIF NORMATIF

Substansi Pasal 87 s.d. Pasal


90
TITIK PANDANG NORMATIF

Pengaturan BUM Desa saat


ini berpijak pada UU
Hanya mengatur secara
Nomor 6/2014 tentang Desa
umum pendirian,
pengelolaan, pemanfataan
hasil usaha BUMDes, serta
Padahal UU Desa hanya peran dari Pemerintah,
berisi norma hukum umum Pemda dan Pemdes.
mengenai BUM Desa, yaitu
tentang konsep BUM Desa Analisis: diperlukan norma
di Pasal 1 angka 6. hukum yang mengatur
Selanjutnya terdapat di secara khusus
Pasal 87 sampai dengan (berkedudukan sebagai lex
Pasal 90. specialis) dari UU Desa.
PERSEPEKTIF NORMATIF

UU Nomor 23/2014 tentang


Pemerintahan Daerah di Bab
tentang Desa sama sekali tidak
Permendes Nomor 4 Tahun 2015
menyebutkan tentang BUM Desa.
menggantikan Permendes 39 Tahun 2010

PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang 1. Jenis ini tidak ada dalam hierarki peraturan
Desa sebagaimana telah diubah perundang-undangan;
melalui PP Nomor 11 Tahun 2019
mengatur tentang BUMDes soal : 2. Tidak dapat memuat sanksi pidana;
pendirian dan organisasi pengelola, 3. Potensi timbulnya ego sektoral ;
modal dan kekayaan desa, 4. Materi muatan teknis, tetapi secara prinsip
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga pengaturannya soal penggunaan dana desa
Pengembangan Kegiatan Usaha, dan Pendirian
BUMDes Bersama. dan dana masyarakat dalam mewujudkan
kesejahteraan umum, maka pengaturannya
Di dalam PP ini juga memuat pendelegasian kepada layak menjadi muatan UU.
Peraturan Menteri untuk mengatur tentang 5. Tumpang tindih substansi .
pendirian, pengurusan dan pengelolaan, serta
pembubaran BUMDes.
PERSEPEKTIF EMPIRIS

STATUS BADAN HUKUM PENGELOLAAN DAN KAPASITAS SDM MODAL DAN KERJA EKSISTENSI BUM DESA
BUM DESA TATA KELOLA SAMA

04
Proses

PEMBANGUNAN EKONOMI DESA


penyusunan
rencana
Pembangunan 1. Alokasi

DANA DESA
desa integrasi peruntukan dana
dengan desa sudah
pemberdayaan diprioritaskan untuk
masyarakat desa 1. Bentuk Badan
membiayai

EKSISTENSI BUMDES
melalui BUMDes Hukum
pembangunan desa
dan pemberdayaan 2.Pembentukan
masyarakat desa BUMDes
3. Jenis Unit Usaha
yang dijalankan
2. Implementasi dan
dan pengaruhnya
manfaat alokasi dana
kepada masyarakat
desa
4. Pengaruh
BUMDes dengan
Badan Usaha
lainnya (contoh:
Koperasi)
5. Peran dan
kompetensi
aparatur dan
masyarakat desa
3
LANDASAN PEMBENTUKAN
RUU BUM DESA

03
Landasan menimbang:
• bahwa BUM Desa sebagai pelaku ekonomi berperan sebagai penunjang pelayanan masyarakat dan
pembangunan perekonomian desa guna mewujudkan kesejahteraan umum masyarakat Desa
sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
• bahwa untuk memperkuat perekonomian di tingkat desa demi mewujudkan kesejahteraan umum yang
berbasis pelayanan dan potensi desa perlu dibentuk usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan;
• bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan pembentukan BUM Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Landasan mengingat:
• Pasal 20, Pasal 22D ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 33 Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
• Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4
SISTEMATIKA RUU BUM DESA
RUU BUM DESA TERDIRI ATAS:
10 BAB dan 52 Pasal

03
Sistematika Bagian ke-1: Pendirian BUM Desa
RUU BUM BAB I: KETENTUAN UMUM Bagian ke-2: Organ BUM Desa
Bagian ke-3: Unit Usaha BUM Desa
Desa
BAB II: ASAS DAN TUJUAN Bagian ke-1: Umum
Bagian ke-2: Modal BUM Desa
BAB III: KELEMBAGAAN Bagian ke-3: Kerja Sama
Bagian ke-4: Pengembangan BUM Desa
BAB IV: PENGELOLAAN BUM DESA
Bagian ke-1: Umum
Bagian ke-2: Transparansi
BAB V: TATA KELOLA Bagian ke-3: Akuntabilitas
Bagian ke-4: Pertanggungjawaban
BAB VI : FASILITASI Bagian ke-5: Kemandirian

Bagian Kesatu: Umum


BAB VII : PENDAMPINGAN BUM DESA Bagian Kedua: Transparansi
Bagian Ketiga : Akuntabilitas
BAB VII : KEPAILITAN Bagian Keempat:Pertanggungjawaban
Bagian Kelima: Kemandirian

BAB VIII: PEMBUBARAN Bagian Kesatu: Bentuk Pendampingan BUM Desa


Bagian Kedua: Pendamping BUM Desa
BAB IX: KETENTUAN PERALIHAN
BAB X : KETENTUAN PENUTUP
ASAS PENGATURAN BUM DESA BUM Desa didirikan bertujuan:
1. Menjadi wadah yang menghimpun
ekonomi pedesaan untuk
mempercepat pembangunan dan
mensejahterakan masyarakat
a.rekognisi b.subsidiaritas c.keberagaman d.kebersamaan pedesaan;
2. Menjadi lembaga ekonomi pedesaan
yang menyaring segala bentuk
investasi yang masuk ke Desa;
e.kegotong- 3. Menyelenggarakan dan
f.kekeluargaan g.musyawarah h.kemandirian mengembangkan usaha yang terkait
royongan
pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat di desa berdasarkan
potensi Desa;
k. pember- 4. Menjadi wadah bimbingan kegiatan
h.kemandirian i.partisipasi j.kesetaraan pelaku usaha mikro, kecil dan
dayaan
menengah, koperasi dan masyarakat
di Desa; dan
5. Mengembangkan usaha inovatif
i. keber- yang menciptakan lapangan kerja
lanjutan bagi masyarakat pedesaan.

17
KELEMBAGAAN BUM DESA
• Pendirian BUM Desa berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa
melalui Musyawarah Desa.
• Tahapan Pendirian BUM Desa:
Musyawarah Desa Pembentukan
Penyusunan Penyusunan studi
untuk kesepakatan Peraturan Desa
pemetaan potensi kelayakan usaha
kegiatan usaha tentang Pendirian
Desa; Desa;
BUM Desa BUM Desa

 Dilaksanakan Pemerintah  Hasil studi kelayakan usaha  Hasil Musyawarah Desa  Peraturan Desa paling sedikit memuat:
untuk menyepakati kegiatan a. nama dan tempat kedudukan;
Desa dengan melibatkan Desa dijadikan dasar
b. maksud dan tujuan;
Pendamping Desa menentukan kegiatan usaha usaha BUM Desa dijadikan
c. kegiatan usaha;
melakukan pemetaan BUM Desa pada dasar untuk pembentukan d. jangka waktu berdiri;
potensi Desa. Musyawarah Desa Peraturan Desa tentang e. besarnya modal dasar dan modal
 Hasil pemetaan potensi Pendirian BUM Desa disetor;
f. tugas organ BUM Desa; dan
Desa dijadikan penyusunan g. alokasi penggunaan laba.
kelayakan usaha Desa  memuat lampiran berupa anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga.

17
ORGAN BUM DESA

pelaksana
Penasihat Pengawas
operasional

dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa

17
UNIT USAHA BUM DESA  BUM Desa dapat membentuk unit usaha berdasarkan
Kesepakatan Musyawarah Desa
 Berbentuk badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 Berbentuk perseroan terbatas, modalnya harus terbagi dalam
BUM Desa saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh desa melalui APB Desa.
 Unit usaha dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
BUM Desa dapat melakukan penutupan unit usaha dalam hal:
a. Unit usaha yang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung,
oleh warga negara asing dan/atau badan usaha yang sebagian
atau seluruhnya dimiliki oleh warga negara asing atau badan usaha
asing;
Unit Usaha b. Penurunan kinerja unit usaha BUM Desa;
c. Terdapat indikasi bahwa unit usaha menyebabkan kerugian
dan/atau kerusakan lingkungan dan masyarakat Desa; dan
d. Tidak sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM
Desa
BUM Desa dapat melakukan pembubaran unit usaha dalam hal:
a. Telah dilakukan penutupan unit usaha; dan/atau
b. Tidak sesuai dengan potensi Desa.
17
PENGELOLAAN BUM DESA
MODAL BUM DESA
Modal BUM Desa bersumber dari:
a.penyertaan modal Desa;
b.penyertaan modal masyarakat Desa; Pengelolaan BUM Desa
c.hibah; dan dilaksanakan berdasarkan
d.pinjaman; AD/ART serta tidak
bertentangan dengan
KERJA SAMA peraturan perundang-
dalam bidang ekonomi dan/atau undangan.
pelayanan publik.
a.antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih;
b.BUMN dan/atau BUMD;
c.pihak swasta; BUM Desa dapat
d.organisasi sosial-ekonomi menjalankan usaha di
kemasyarakatan; dan/atau
e.lembaga donor; bidang ekonomi dan/atau
f.perorangan. pelayanan umum sesuai
Pengembangan BUM Desa dengan potensi Desa
Pemerintah, pemerintah Daerah
berupa:
Provinsi, Pemerintah Daerah a.kegiatan produksi;
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah b.penyedia jasa; dan/atau
Desa
b.pengelolaan sumber
Pengembangan BUM Desa daya alam desa.
dilakukan melalui:
a.peningkatan kapasistas sumber
daya manusia; dan
b.pemanfaatan teknologi informasi.
21
MODAL BUM DESA

Penyertaan Modal Desa Penyertaan modal masyarakat Desa Hibah Pinjaman


a.Pemerintah Pusat;
simpanan dan/atau aset yang dimiliki b.Pemerintah Daerah; a.Pemerintah Daerah;
masyarakat Desa c.BUMN; b.BUMN;
Sumber APB Desa
d.BUMD; c.BUMD; dan/atau
tidak melebihi penyertaan modal Desa e.pihak swasta; dan/atau d.sumber dana lainnya.
f.perorangan.
a.pendirian BUM Desa; dan
Untuk pengembangan usaha.
b.penambahan modal BUM Desa.
a.uang;
a.uang;
b.barang; dan/atau
b.barang; dan/atau
Bentuk uang dan/atau Aset Desa c.modal lainnya.
c.modal lainnya.
dapat dalam bentuk wakaf
Produk ditetapkan diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar disalurkan melalui
diatur dalam Peraturan Menteri.
hukum dengan Peraturan Desa. dan anggaran rumah tangga BUM Desa. mekanisme APB Desa.
aset BUM Desa yang berasal
dari hasil usaha BUM Desa
dapat dijadikan jaminan
Jaminan pinjaman
. pinjaman kepada Pemerintah
Daerah tidak dipersyaratkan
jaminan
21
KERJA SAMA BUM Desa
kerjasama dalam bidang ekonomi dan/atau
pelayanan publik

BUM Desa dapat melakukan kerjasama dengan:

a. Antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih;


b. BUMN dan/atau BUMD;
c. Pihak swasta;
d. Organisasi sosial-ekonomi kemasyarakatan;
dan/atau
e. Lembaga donor;
f. Perorangan.

dilakukan berdasarkan Musyawarah Desa

09
PENGEMBANGAN BUM Desa
A. peningkatan kapasistas sumber daya manusia
Pengembangan BUM Desa melalui peningkatan
kapasitas sumber daya manusia dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan dapat bekerja sama dengan


Perguruan Tinggi.

B. pemanfaatan teknologi informasi.


pemanfaatan teknologi informasi dilaksanakan melalui
sosialisasi dan akses jaringan daring.
Pengembangan BUM Desa dapat bekerja sama dengan pihak swasta.
Anggaran Pengembangan BUM Desa dibebankan pada Anggaran
Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan/atau pihak swasta.
09
TATA KELOLA BUM DESA

Transparansi Akuntabilitas Pertanggungjawaban kemandirian kewajaran

17
FASILITASI
• Fasilitasi BUM Desa adalah berbagai bentuk kemudahan yang dapat diperoleh
BUM Desa dalam proses pendirian dan pengembangan usaha.
• dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan/atau
Pemerintah Daerah kabupaten/kota

Pemerintah Pusat Pemda Provinsi, Kab/Kota

menyediakan Standar Manajemen BUM Desa


meliputi: a) Bantuan hukum dalam penyusunan perjanjian;
a) Penyusunan potensi desa dan studi kelayakan b) Bimbingan teknis dalam manajerial pelaksanaan;
usaha; c) Bimbingan teknis dalam pendayagunaan aset;
b) Rencana bisnis; d) Pengembangan bisnis;
c) Rencana kerja dan anggaran; e) Peningkatan kapasitas teknis sumber daya
d) Standar operasional prosedur; dan manusia;
e) Sistem pelaporan.

17
PENDAMPINGAN BUM DESA

Pendampingan BUM Desa dilakukan untuk:


a. penyusunan pemetaan potensi desa;
b. kelayakan BUM Desa;
c. pengembangan bisnis; dan/atau
d. menjaga kesehatan bisnis.

Pendamping BUM Desa meliputi:

Pendamping
Pendamping
dengan
mandiri
perjanjian kerja

17
PEMBUBARAN BUM DESA

BUM Desa dapat dibubarkan:


a. berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar
telah berakhir;
c. berdasarkan penetapan pengadilan;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit BUM Desa tidak
cukup untuk membayar biaya kepailitan; atau
e. karena ketentuan peraturan perundang-undangan.

ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang Pembubaran BUM Desa.

Kekayaan BUM Desa yang telah dibubarkan setelah dikurangi kewajiban


menjadi hak milik desa dan harus disetor langsung ke kas desa.
17
TERIMA KASIH
SARAN DAN MASUKAN DAPAT DISAMPAIKAN KEPADA
PPUU DPD RI
email:
ppuu_dpd@yahoo.com/ppuu@dpd.go.id
Telp: 021-57897333

Anda mungkin juga menyukai