Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RESUME KE-3

TEKNOLOGI ENERGI LISTRIK

NAMA : ANDIKA DWI RAMADHANI

NIM : 1711062

KELAS : A

Buatlah rangkuman atau resume tentang materi Teknik Tenaga Listrik, yang terdiri
atas pokok bahasan tentang :

A. Induktansi
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang
menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah
terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di
dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks
magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.
Induktansi Diri (GGL Induksi Pada Kumparan)
Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan
fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang
berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus
yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl
dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan
arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju 
perubahan arus yang dirumuskan :

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L
disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H),
yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu
rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam
rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Induksi Diri Pada Selenoida Dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder.
Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus
dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam
kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah solenoida yang
dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah kumparan
yang memiliki induktansi diri L yang signifikan disebut induktor. Induktansi diri L
sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan dibawah. Medan
magnet di dalam solenoida adalah :
B = μ  . n . I

dengan n =   sehingga diperoleh

karena B Φ = B.A = 
Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar 

Sehingga 

dengan:
L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)

B. Impedansi

Impendansi, juga dikenal sebagai impendansi listrik, mengacu pada ukuran oposisi
terhadap arus bolak (AC). Impedansi adalah komponen kunci dalam efisiensi dari
sebuah rangkaian listrik, yang dicapai dengan praktek pencocokan impedansi.
Impedansi listrik, atau lebih sering disebut Impedansi, menjelaskan ukuran
penolakan terrhadap arus bolak-balik sinusoid.

Impedansi listrik memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan


tidak hanya amplitude relative dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif.

Impedansi adalah kuantitas kompleks yang dinotasikan dengan  dan istilah impedansi


kompleks mungkin dapat dipertukarkan.

di mana magnitude Z menunjukkan perbandingan amplitude perbedaan tegangan


terhadap amplitude arus, θ memberikan perbedaan fase antara tegangan dan arus,
sedangkan j adalah bilangan imajiner. Dalam koordinat Kartesius:

di mana bagian nyata dari impedansi digunakan pertama kali oleh Oliver Heaviside


pada Juli 1886. Arthur Kennelly adalah yang pertama kali menunjukkan impedansi
dengan bilangan kompleks pada 1893.
Impedansi adalah hasil gabungan dari nilai resistor dan reaktansi(hambatan dan Y)
dalam rangkaian AC (alternating current). Nilai reaktansiberasal dari nilai hambatan
yang ada pada kapasitor dan induktor.

Impedansi adalah ukuran resistansi pada sumber arus bolak-balik (AC) jadi secara
sederhana impedansi adalah resistansi yang lebih kompleks dan akurat pada arus AC.
Walaupun dalam speker terdapat impedansi dan tidak mempengaruhi kualitas secara
keseluruhan, tetapi secara otomatis akan mempengaruhi kerja sebuah system audio.
Speaker mobil biasanya mempunyai impedansi sekitar 4 Ohm, sedangkan speaker
home audio biasanya memiliki nilai 8 Ohm. Jika ditinjau lebih lanjut, satuan Ohm
yang ada pada impedansi sama dengan satuan untuk tahanan resistor. Padahal dalam
hal in dipastikan sangat berbeda.

Secara umum, impedansi memiliki definisi perhitungan secara total dalam Ohm dari
seluruh rangkaian elektrikal untuk signal langsung, yang termasuk diantaranya
resistansi, reaktansi, kapasitansi dan seluruh factor mekanika yang menimbulkan
hambatan dari transfer energy dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat diartikan
kebanyakan driver dipastikan mempunyai nilai dasar nominal impedansi dalam
resistansi DC voicecoilserta pergerakan mekanika. Dalam hambatan telah terdapat
istilahnya sendiri yaitu: Hambatan = Resistensi (R) sedangkan impedansi memiliki
lambing Z. Namun keduanya memiliki satuan yang sama yaitu Ohm.

Impedansi bukan hanya semata-mata hambatan. Impedansi adalah gabungan dari


hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas electron (C, capacitance). Maka,
dalam bahasa di literature elektronika Indonesia lama, impedansi ini pernah coba
diimpedansi ini pernah coba diindonesiakan sebagai Reaktansi. Mungkin hendak
menunjukkan impedansi sebagai hasil reaksi hambatan dan kapasitansi secara
bersamaan Efek impedansi berhubungan dengan arus. Semakin besar impedansi maka
akan semakin kecil arus yang bisa lewat, dan sebaliknya. Seberapa besar arus yang
bisa mengalir ternyata mempengaruhi daya maksimal yang bisa dikeluarkan oleh
suatu rangkaian. Jadi, daya maksimal yang bisa dikeluarkan ini ternyata ada
hubungannya dengan volume kekuatan suara maksimal yang bisa dikeluarkan.

Impedansi itu merupakan nilai resistansi yang tidak murni, berbeda dengan nilai
resistansi suatu komponen resistor itu bia kita ukur dengan alat multimeter jarum atau
multimeter digital. Tetapi jika nilai impedansi tidak bisa diukur dengan multimeter,
bisa dicoba dengan cara mengambil sebuah driver speaker yang nilai impedansinya 8
Ohm, ukur dengan multimeter (saklar selector multimeter di set ke satuan ohm), pasti
nilai yang terukur di multimeter tidak akan menunjukkan nilai 8 Ohm. Jadi impedansi
itu bukan suatu nilai resistansi/tahanan murni. Mengukur impedansi speaker itu bisa
dilakukan dengan rangakaian ukur yang melibatkan: sine generator, baik audio
generator.

C. Reaktansi

adalah perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan arus


listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan
listrik yang terbentuk dalam komponen tersebut akan menghambat
perubahan potensial listrik dan medan magnetik yang terbentuk menghambat
perubahan arus listrik. Simbol yang dipergunakan untuk menyatakan reaktansi sama
dengan yang dipergunakan pada hambatan listrik, tetapi memiliki beberapa
perbedaan.
Nilai kapasitansi dan induktansi mempengaruhi sifat dari komponen tersebut,
tetapi efek reaktansi tidak terlihat ketika komponen tersebut dialiri arus searah, efek
reaktansi hanya akan terlihat jika ada perubahan arus atau tegangan. Jadi, nilai
reaktansi berubah-ubah sebanding dengan perubahan arus, dan
jika frekuensi perubahan arusnya teratur, seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai
reaktansi menjadi konstan. Jika rangkaian listrik dianalisis menggunakan Kalkulus
vektor nilai tahanan adalah bagian riil dari nilai impedansi, sedang nilai reaktansi
merupakan imajinernya. Keduannya sama-sama memiliki satuan internasional Ohm.
Reaktansi listrik yaitu hambatan yang terjadi pada arus bolak-balik (AC), atau
tepatnya adalah perlawanan sebuah rangkaian atau sirkuit elektronika terhadap
perubahan tegangan atau arus listrik karena adanya induktansi atau kapasitansi.
Dasarnya, reaktansi listrik hampir sama dengan resistansi atau hambatan listrik dan
satuan dalam pengukurannya juga sama, yaitu Ohm (Ω).Bedanya antara reaktansi dan
resistansi yaitu nilai reaktansi cuma bisa diukur saat dialiri listrik arus bolak-balik
(AC). Kenapa? Karena, reaktansi cuma terjadi saat adanya perubahan tegangan atau
arus listrik pada sebuah tegangan.Sedangkan, pada arus searah (DC) nilai tegangan
dan arus listriknya tetap atau konstan, jadi gak terjadi reaktansi pada rangkaian
tersebut.

Jenis jenis reaktansi :

1. Reaktansi Induktif

Reaktansi induktif yaitu hambatan yang terjadi akibat dari adanya gaya gerak listrik
(GGL) induksi yang muncul pada sebuah induktor yang dialiri arus bolak-balik
(AC).

Gaya gerak listrik (GGL) yang muncul pada induktor punya arah yang berlawanan
dengan arus yang mengalir, jadi menahan gerak arus listrik yang mengalir.Besarnya
nilai reaktansi induktif berbanding lurus dengan arus listrik (A), frekuensi dan
induktansinya. ((Induktor yaitu suatu komponen elektronika pasif, yang bisa
menimbulkan medan magnet saat dialiri arus listrik dan mampu menyimpan listrik
dalam waktu yang relatif singkat)) Sebuah induktor biasanya, sebuah gulungan kawat
seperti kumparan pada trafo (kumparan trafo juga bisa disebut induktor).

2. Reaktansi Kapasitif
Reaktansi kapasitif yaitu hambatan pada kapasitor yang dilewati oleh arus listrik
bolak-balik (AC).

Kapasitor bisa diibaratkan sebuah baterai dengan kapasitas kecil yang bisa
menyimpan energi listrik berdasarkan beda potensial pada kedua kutubnya (anoda
dan katoda).Jadi, saat dialiri arus searah (DC) maka arus cuma akan mengalir selama
proses pengisian dan berhenti mengalir saat kapasitor udah penuh (Full).Sedangkan,
saat dialiri arus bolak-balik (AC) maka arus akan berhenti sementara masuk kedalam
kapasitor kemudian akan mengalir kembali.Pada kapasitor atau baterai, gak akan
pernah mencapai kondisi penuh (Full Charger) saat dialiri arus bolak-balik dan cuma
bersifat sebagai penghambat aliran arus listrik aja.Nilai reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan besar frekuensi arus listrik yang mengalir. Pada arus DC, nilai
frekuensinya bisa dikatakan (0), jadi nilai reaktansinya yaitu gak terhingga atau full
resistan.

D. Effect Eddy Current


Eddy Current (biasa disebut juga dengan Foucault Current) adalah perputaran
dari arus listrik yang diinduksi di dalam konduktor dengan mengganti medan magnet
yang terdapat di dalam konduktor berdasarkan hukum induksi Faraday. Eddy Current
mengalir didalam loop yang tertutup pada konduktor, dalam bidang yang tegak lurus
dengan medan magnetik. Arus Eddy Current dapat diinduksi di dalam konduktor
yang tidak dapat diubah oleh medan magnet yang bervariasi waktu yang dihasilkan
dari sebagai contoh elektromagnetik AC atau trafo, atau dengan pergerakan relative
antara magnet dengan konduktor yang ada didekatnya. Besaran dari arus yang
diberikan oleh perputaran/loop adalah sebanding dengan kekuatan medan magnet,
area perputaran, dan tingkat perubahan arus, serta berbanding terbalik dengan
resistivitas material.
Arus tersebut mengalir melalui tahanan konduktor dan juga membuang energi
panas pada material. Jadi, Eddy Current adalah penyebab hilangnya energi pada
inductor AC (alternating current), trafo, motor elektrik dan generator, serta mesin AC
lainnya, sehingga dibutuhkan perlakuan khusus pada saat pembuatan seperti dengan
menggunakan inti magnet yang dilaminasi atau inti besi untuk meminimalkan
efeknya. Eddy current juga digunakan untuk memanaskan sebuah objek di dalam
tungku dan peralatan pemanasan induksi, dan untuk mendeteksi retak dan cacat pada
bagian logam.

Penjelasan Eddy Current:


Sebuah magnet menginduksi perputaran arus listrik pada lembaran logam yang
bergerak melewatinya. Perhatikan Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan
lembaran logam yang bergerak ke kanan dibawah magnet. Kutub utara medan magnet
melewati lembaran itu. Karena logam tersebut bergerak, aliran magnet pada lembaran
tersebut berubah. Pada bagian lembaran di bawah tepi depan magnet (sisi kiri),
medan magnet melalui lembaran meningkat saat semakin dekat magnet. Menurut
hukum induksi Faraday, hal ini menimbukan lingkaran medan listrik pada lembaran
berlawanan dengan arah jarum jam disekitar garis medan magnet. Bidang tersebut
menginduksi arus listrik yang berlawanan arah jarum jam pada lembaran tersebut.
Hal tersebut yang disebut Eddy Current. Pada tepi magnet (sisi kanan), medan
magnet meningkat, menginduksi aliran Eddy Current yang kedua pada lembaran
logam searah jarum jam.
Cara lain untuk mengerti tentang Eddy Current adalah dengan melihat
pembawa muatan bebas (elektron) pada lembaran logam yang bergerak ke kanan,
sehingga berdasarkan gaya Lorentz, medan magnet akan menimbulkan gaya samping
pada lembaran logam tersebut. Karena kecepatan muatan (v) bergerak ke kanan dan
medan magnet (B) mengarah ke bawah, berdasarkan kaidah tangan kanan, gaya
Lorentz berada pada muatan positif F = q (v x B) mengarah ke belakang diagram (ke
kiri saat menghadap arah gerak v). Hal ini terjadi diakibatkan karena arus yang
mengarah ke bawah belakang magnet, yang berputar mengelilingi bagian dari
lembaran tersebut berada diluar medan magnet, berputar searah jam ke kanan dan
berlawanan arah jam ke kiri, dan ke arah depan magnet.

E. Beban Induktif, Kapasitif, Reaktif dan contohnya :


 Beban induktif adalah suatu beban listrik yang bersifat induktif (induksi),
sehingga prinsip kerjanya adalah sistem induksi magnetik atau medan magnet.
Peralatan listrik yang cara kerjanya menggunakan beban induktif, pada umumnya
komponen peralatan listrik tersebut terdiri dari bahan induktor yang berupa kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan. Kumparan tersebut dibutuhkan oleh
peralatan listrik untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen kerjanya.
Pembangkitan medan magnet pada kumparan inilah yang menjadi beban induktif
pada rangkaian arus listrik.
Contoh peralatan listrik yang memakai prinsip kerja beban induktif adalah
motor listrik atau dinamo seperti pada (pompa air, kipas angin, mesin cuci, blender
dll) atau transformator (trafo), mesin las dan beberapa peralatan listrik yang bekerja
menggunakan prinsip kerja medan magnet lainnya.
 Beban kapasitif adalah suatu beban listrik yang bersifat kapasitif (kapasitansi),
sehingga prinsip kerjanya adalah menyimpan energi muatan listrik murni. Cara kerja
beban kapasitif ini menyerap dan menyimpan energi listrik dalam waktu sesaat, dan
energi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki daya reaktif sehingga jika
digunakan pada motor listrik nilai faktor dayanya akan dapat terjaga, namun dalam
batasan tertentu.
Contoh paling umum untuk peralatan listrik dengan prinsip kerja beban
kapasitif ini adalah kapasitor (kondensator), di industri besar biasanya kapasitor 
digunakan untuk motor listrik penggerak sebagai penghemat daya listrik.

 Beban resistif adalah suatu beban listrik yang memiliki sifat resistif (resistan),
sehingga prinsip kerjanya adalah resistan (hambatan). Peralatan listrik yang cara
kerjanya menggunakan beban resistif, pada umumnya komponen peralatan listrik
tersebut terdiri dari bahan resistan atau bahan yang sifatnya menghambat arus listrik.
Contoh peralatan listrik yang memakai prinsip kerja beban resistif adalah
setrika listrik, solder listrik, rice cooker, lampu pijar, teko listrik dan beberapa
peralatan listrik yang bekerja menggunakan elemen pemanas lainnya.
F. Macam-macam saklar.

Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk


menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban.
Saklar sangat banyak macam dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi
penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya. Sebagai
pengetahuan dasar cukup mengenai beberapa macam yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari : di rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya.Saklar ada yang
dipasang di luar tembok dan ada pula yang dipasang did alam. Saklar yang dipasang
di dalam tembok harganya lebih mahal, tetapi lebih banyak yang menyukai sebab
tampak lebih bersih dindingnya karena pipanya tidak tampak, sehingga tidak
mengganggu pemandangan.

 Jenis-jenis saklar pada dasarnya dibedakan menjadi:


1. Saklar manual
2. Saklar magnetik (MC)
3. Saklar otomatis
 Saklar magnetik dan saklar otomatis akan dibahas pada semester berikutnya.
Sedangkan saklar manual menurut penggunaannya untuk:
1. Instalasi penerangan.
2. Instalasi tenaga.
 Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut
hubungannya antara lain:

1. Saklar tunggal
2. Saklar seri
3. Saklar silang
4. Saklar tukar
5. Saklar kelompok
6. Saklar kutub dua
7. Saklar kutub tiga
8. Saklar tarik
9. Saklar tombol tekan
 Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah:
1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW
2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW

 Ada beberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain:


1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai
atau pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu saklar dalam keadaan terbuka
atau tidak terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1).
3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua
saklar dalam keadaan terhubung: Jika tangkai saklar didorong ke atas atau.

 Jika pengumpil saklar bagian atas ditekan (Puil 1977 Pasal 206.B1)


1. Pemasangannya harus sedemikian rupa sehingga tidak mungkin akan terhubung
sendiri oleh pengaruhgayaberatnya.
2. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus mempunyai kemampuan sesuai
dengan alat yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh lebih kecil dari 5 A (Puil
1977 Pasal 630 C61).

G. PLTA, PLTD, PLTN, PLTB, PLTG, PLTS


 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit listrik ini menggunakan energi kinetik dari aliran air untuk memutar turbin.
Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran air akan selalu mengarah kebawah, prinsip
inilah yang digunakan oleh PLTA. Secara garis besar ada dua jenis PLTA berdasarkan
aliran airnya yaitu Run Of River atau menggunakan aliran air sungai secara langsung
dan jenis PLTA dam yaitu PLTA yang menggunakan bendungan untuk menampung air
sebelum diarahkan ke turbin air.

 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Pembangkit Listrik Tenaga Gas menggunakan mesin berbahan bakar gas untuk
memutar generator. Jenis mesinnya adalah mesin pembakaran dalam.

 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan sel surya sebagai sumber tenaga listrik.
Berbeda dengan pembangkit jenis lain yang menggunakan tenaga pemutar dan
generator, PLTS tidak menggunakan generator dan prime mover sebagai untuk
menghasilkan listrik melainkan dari reaksi foton pada sel surya.
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula
(prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin
diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang
dipergunakan untuk memutar rotor generator.

 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


adalah stasiun pembangkit listrik termal tempat panas yang dihasilkan diperoleh dari
satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit
daya (EN: base load), yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya
konstan (meskipun reaktor air didih (EN: boiling water reactor) dapat turun hingga
setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit
berkisar dari 12 MWe hingga 1400 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada
tahun 2019 mempunyai daya 29-1400 MWe. PLTN komersial pertama mulai
beroperasi pada 1950an, dan hingga saat ini terdapat 450 PLTN berlisensi di
dunia [1] yang beroperasi di 30 negara. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 10%
daya listrik dunia. PLTN adalah sumber tenaga rendah karbon terbesar kedua di
dunia (29% dari total pada tahun 2017). Saat ini terdapat 48 PLTN sedang dibangun.
 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering juga disebutdengan Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah
lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jikadibandingkan dengan
pembangkit listrik energi terbarukanlainnya.

Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik angin yang masuk ke
dalam area efektif turbin untuk memutar baling-baling/kincir angin, kemudian
energi putar ini diteruskan ke generator untuk membangkitkanenergi listrik.

H. Wind Turbine
Prinsip kerja dari Wind Turbine adalah sederhana. Energi angin memutar 2 atau
3 propeller yang bertumpu pada rotor. Rotor terhubung dengan lubang utama (main
shaft), yang mana akan membuat putaran generator untuk menghasilkan listrik.
Wind Turbine bekerja dengan prinsip berkebalikan dengan kipas angin. Jika kipas angin
membutuhkan listirik untuk menghasilkan angin, namun Wind Turbine berbeda yaitu
membutuhkan angin untuk menghasilkan listrik. Energi kinetik dari angin dirubah menjadi
energi listrik oleh sebuah generator.
Komponen Penyusun Wind Turbine:
a. Gear Box
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.
Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60

b. Brake System
Brake System  digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja
pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator
memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi
listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin di
luar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga
jika tidak di atasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat
putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus
karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

c.  Generator
Komponen ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin
angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya
dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu
pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya
adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

d. Penyimpan Energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat
penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan
daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang
menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena
itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada
saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun.
Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh
sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki
mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65
Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780
watt.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct
Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya
AC (Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk
mengakomodasi keperluan ini.

e. Rectifier – Inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang
dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika
dibutuhkan daya dari penyimpan energi (aki/lainnya), maka catu yang dihasilkan oleh aki
akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan
catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan
oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

3. Jenis Wind  Turbine
Jenis dari Wind Turbin antara lain: horizontal-axis dan vertical axis. Contoh horizontal-axis
dan vertical-axis beserta komponen penyusun dari Wind Turbin adalah seperti pada gambar
berikut ini.

I. Solar Panel
Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik secara
langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan
menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilakn tenaga listrik untuk
rumah Anda atau untuk perusahaan Anda.

Solar panel Sebagai sistem tenaga surya yang lebih efisien dan lebih terjangkau untuk


mengambil keuntungan dari manfaat ekonomi dan lingkungan. Solar panel tidak
hanya hanya digunakan di rumah-rumah, surya panel digunakan dalam Kawasan dan
daerah terpencil lokasi sekolah yang kekurangan listrik,, masyarakat dan
peralatan telekomunikasi dan pompa air.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari sistem surya panel Anda, itu layak


menghabiskan beberapa waktu untuk meneliti sistem tenaga surya untuk memastikan
Anda membuat keputusan terbaik saat membeli sebuah sistem solar panel.

Keunggulan solar panel

 Ramah lingkungan
 Pemasangan yang mudah
 Tidak memerlukan bahan bakar minyak
 Tahan lama
 Kapasitas daya listrik dapat di tambah sesuai dengan kebutuhan
 Harga solar panel murah atau terjangkau

Cara Kerja Surya Panel

Panel surya berfungsi untuk melewati efek fotolistrik dimana bahan-bahan


tertentu menciptakan aliran listrik saat matahari bersinar di atasnya. Panel
surya sendiri terdiri dari kristal silikon di mana setiap setengah didopin menjadi dopan yang
berbeda untuk menghasilkan sebuah semikonduktor. Ketika matahari muncul
di permukaan, panel surya menyediakan energi yang dibutuhkan untuk semikonduktor untuk
menghasilkan arus searah (DC).
J. Tuliskan persamaan daya elektrik
Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya – Daya Listrik atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap
atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan
listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya
akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat
konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh
Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang
diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan
daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi
pula daya listrik yang dikonsumsinya.

Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya
adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi
tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :

P=E/t

Dimana :

P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik)

Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt  = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt

Rumus Daya Listrik :

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah
Rangkaian Listrik adalah sebagai berikut  :

P=VxI
Atau
P = I2R
P = V2/R

Dimana :

P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)


V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)

Contoh-contoh Kasus Perhitungan Daya Listrik

Contoh Kasus I :

Sebuah Televisi LCD memerlukan Tegangan 220V dan Arus Listrik sebesar 1,2A
untuk mengaktifkannya. Berapakah Daya Listrik yang dikonsumsinya ?

Penyelesaiannya
Diketahui :

V = 220V
I = 1,2A
P=?

Jawaban :

P=VxI
P = 220V x 1,2A
P = 264 Watt
Jadi Televisi LCD tersebut akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 264 Watt.

Contoh Kasus II :
Seperti yang terlihat pada rangkaian dibawah ini hitunglah Daya Listrik yang
dikonsumsi oleh Lampu Pijar tersebut. Yang diketahui dalam rangkain dibawah ini
hanya Tegangan dan Hambatan.
Penyelesaiannya 
Diketahui :

V = 24V
R = 3Ω
P=?

Jawaban :
P = V2/R
P = 242 / 3
P = 576 / 3
P = 192W
Jadi daya listrik yang dikonsumsi adalah 192W.

Persamaan Rumus Daya Listrik

Dalam contoh kasus II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan
(R), jadi kita tidak dapat menggunakan Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun
kita dapat menggunakan persamaan berdasarkan konsep Hukum Ohm untuk
mempermudah perhitungannya.

Hukum Ohm :
V=IxR

Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.

P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R)
saja.

P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
K. Daya nyata, daya aktif, daya reaktif, daya semu
Daya semu, daya nyata, dan daya reaktif dianggap sebagian engineer sebagai sesuatu
yang sulit untuk dipahami. Terutama karena sulitnya untuk mengimajinasikan daya-
daya tersebut. Namun sebenarnya cukup mudah untuk memahami apa itu daya semu,
daya nyata, dan daya reaktif. Hanya dibutuhkan sebuah pandangan yang lebih luas
mengenai sistem jaringan listrik AC.

Daya Nyata

Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif. Daya
nyata menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke jaringan
beban untuk dapat dikonversikan menjadi energi lain. Sebagai contoh, daya nyata
yang digunakan untuk menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang mengalir dari
jaringan dan masuk ke kompor listrik, dikonversikan menjadi energi panas oleh
elemen pemanas kompor tersebut.

Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik dengan
tegangan.

P = I x V
Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi sedikit berbeda karena melibatkan
faktor daya (cos ∅).
P = I x V x cos ∅
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan grafik sinusoidal berikut.
 

Daya Reaktif
Daya reaktif menjadi tema bahasan yang dianggap cukup sulit bagi sebagian orang.
Berbagai bentuk ilustrasi dan pengandaian digunakan untuk memudahkan kita
memahami daya reaktif. Kali ini kita akan membahas daya reaktif menggunakan dua
pendekatan, yakni pendekatan sederhana dan pendekatan ilmiah. Kita akan cukup
dalam membahas daya reaktif secara ilmiah agar kita memahaminya dengan lebih
total dan ‘menancap’ di kepala kita.

Secara sederhana, daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk membangkitkan
medan magnet di kumparan-kumparan beban induktif. Seperti pada motor listrik
induksi misalnya, medan magnet yang dibangkitkan oleh daya reaktif di kumparan
stator berfungsi untuk menginduksi rotor sehingga tercipta medan magnet induksi
pada komponen rotor. Pada trafo, daya reaktif berfungsi untuk membangkitkan
medan magnet pada kumparan primer, sehingga medan magnet primer tersebut
menginduksi kumparan sekunder.

Ilustrasi Daya Reaktif


Daya Semu
Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris Apparent
Power, adalah hasil perkalian antara tegangan efektif (root-mean-square) dengan arus
efektif (root-mean-square).
S = VRMS x IRMS
Tegangan RMS (VRMS) adalah nilai tegangan listrik AC yang akan menghasilkan daya
yang sama dengan daya listrik DC ekuivalen pada suatu beban resistif yang sama.
Pengertian tersebut juga berlaku pada arus RMS. 220 volt tegangan listrik rumah kita
adalah tegangan RMS (tegangan efektif). Secara sederhana, 220 volt tersebut adalah
0,707 bagian dari tegangan maksimum sinusoidal AC. Berikut adalah rumus
sederhana perhitungan tegangan RMS:

Demikian pula dengan rumus perhitungan arus RMS:

Dimana Vmax dan Imax adalah nilai tegangan maupun arus listrik pada titik tertinggi di


grafik gelombang sinusoidal listrik AC.

Nilai Tegangan RMS pada Grafik Sinusoidal Tegangan Listrik AC

Daya Aktif  
Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif
adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.

Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung


induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk
mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua puncak yang
mengisinya. 

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi


Persamaan Daya aktif  (P) pada beban yang bersifat resistansi :

Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian


disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka
gelombang mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang tegangan
dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak
negatif yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari
komponen induktor nya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi 


(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar φ = 60o)
Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :
Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau
daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif.  Satuan daya reaktif
adalah VAR (Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan
dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif.
Hal serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor banyak
menggunakan beban berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Faktor reaktif

Anda mungkin juga menyukai