Anda di halaman 1dari 10

TEKHNOLOGI ENERGI LISTRIK

TUGAS RESUME KE-2

NAMA : ANDIKA DWI RAMADHANI

NIM : 1711062

KELAS : A

I. MOTOR 1 FASA

Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan
stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator
merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk
slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang
melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-
kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama
dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan
kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan
magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang
bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi
dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi
dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk
mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan
mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy
current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat
bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa
kumparan. Selain itu, rotor juga dilapisi dengan lamina untuk
menambah kinerja dari rotor yang digunakan.
Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini
disuplai oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan
pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator
winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding
tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini
maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

J. MOTOR 3 FASA
Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada
bagian rotornya. Perbedaan fasa pada motor 3 phase didapat langsung
dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara motor 1 fasa
dengan motor 3 fasa.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator
dan rotor. Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau
yang biasa disebut dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang
terpisah oleh air gap sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter.
Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya,
yakni rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage
rotor). Motor 3 fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor
induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat dari bahan yang sama.
Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah
tipe motor induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa
batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada
rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya disatukan oleh cincin.
Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi hubungan singkat antara
batangan logam dengan batangan logam yang lainnya.

Kelebihan

 Konstruksi motor terbilang sangat kuat dan sederhana


 Harga motor relatif murah dengan ketahanan tinggi
 Effesiensi relatif tinggi pada saat keadaan normal
 Biaya pemeliharaan relatif rendah

Kekurangan

 Kecepatan sulit dikontrol


 Arus start besar, yakni 5 sampai 7 kali dari arus nominal
 Power faktor yang rendah pada beban ringan

K. MOTOR DC
 DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat
disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor
memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC
(Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini
biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang
menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan
Bor Listrik DC.

Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah


putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions
per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun
berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada
Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai
ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan
kecepatan rotasi  sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan
operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke
Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya maka akan
dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang
lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC
menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor
DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang
ditentukan maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti.
Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih
tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka
motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi
rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit
arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan
beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan
persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang
diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus
pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
L. MOTOR ASYNCRONOUSE
Asynchronous Transfer Mode atau Mode Transfer Asinkron (disingkat
ATM) adalah nama sebuah jaringan khusus. ATM merupakan
sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, tetapi
sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana
halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi,
sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki sebuah
identitas yang unik

Asynchronous Transfer Mode merupakan


standar internasional untuk cell relay di mana multiple tipe layanan
(semisal suara digital / voice, video, atau data) disampaikan dalam fixed
length (53-byte) cells.[2] Fixed-length cells memungkinkan proses sel
(cell) berlangsung dalam perangkat keras (hardware), dengan demikian
akan mereduksi keterlambatan transmit.[2] ATM dirancang untuk
transmisi media berkecepatan tinggi seperti E3, SONET, dan T3.[2]
Pada ATM seluruh informasi yang akan ditransfer akan dibagi menjadi
slot-slot dengan ukuran tetap yang disebut sel. Ukuran sel pada ATM
adalah 53 oktet (1 oktet =8 bits) yang terdiri dari:[3]

 48 oktet untuk field informasi, dan


 5 oktet untuk header.
Sebagai teknologi yang dipilih oleh International
Telecommunication Union (ITU, sebelumnya CCITT) untuk ISDN jalur
lebar (broadband), protokol komunikasi ini juga dispesifikasikan oleh
ATM Forum untuk transmisi 155 Mbps pada layer data link
menggunakan kabel twisted pair dan aplikasi dalam pengkabelan fiber
optik dalam versi yang terakselerasi dari Asynchronous Time Division
Multiplexing (ATDM) untuk membawa banyak aliran informasi melalui
sebuah kanal komunikasi.[4]
ATM berbeda dalam beberapa hal dari teknologi data link lain yang
lebih umum seperti Eternet.[4] Sebagai contoh, ATM tidak
melibatkan routing. Komponen perangkat keras yang disebut ATM
Switch membentuk koneksi point to point antara kedua ujung transmisi,
dan data mengalir langsung dari sumber ke tujuan. [4] ATM tidak
menggunakan paket dengan panjang yang berubah-ubah, tetapi
menggunakan sel berukuran tetap.[4]
Kinerja ATM diekspresikan dalam bentuk tingkatan OC (Optical
Carrier), dan ditulis sebagai "OC-xxx".[4] Tingkatan kinerja setinggi 10
Gbps (OC-192) secara teknis bisa dicapai dalam ATM. OC-3 (155 Mbps)
dan OC-12 (622 Mbps) adalah tingkatan kinerja yang lebih umum untuk
ATM.[4] ATM dirancang untuk mendukung pengelolaan pita lebar
(bandwidth) yang lebih mudah. Tanpa adanya routing dan dengan sel
berukuran tetap, pengguna dapat dengan mudah memonitor dan
mengendalikan pita lebar (bandwidth) ATM dibandingkan dengan
Eternet.

M. MOTOR SYNCRONOUSE
Synchronous Motor atau motor sinkron atau motor serempak
didefinisikan sebagai motoryang memiliki output kecepatan putaran
motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg
masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya
konstan meskipun beban motor berubah-ubah.Motor akan melepaskan
kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar (Torsi
Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah ketidakmampuannya
melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor sinkron tidak memiliki
torsi start awal. Oleh karena itu, motor sinkron memerlukan beberapa alat
bantu untuk membantu proses start awal sehingga masuk didalam kondisi
sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana rotor memiliki slip
terhadap stator. Kecepatan rotor terlambat dari perputaran fluks stator
supaya arus induksi terjadi pada rotor. Jika induksi rotor motor tersebut
itu bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis
gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang akan
diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah
kecepatan motor sinkron mendekati/mencapai kecepatan sinkron, barulah
kemudian eksitasi dimasukan.
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering pula
dipergunakan sebagai perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi
penguatan lebih pada motor tersebut.
Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator
sinkron, kecuali arah aliran daya pada motor sinkron merupakan
kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada
motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor sinkron
juga dibalik.

Dari rangkaian elektrik motor sikron diatas, persamaan tegangan


rangkaian ekivalen motor sinkron adalah sebagai berikut :

Vθ= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS


Ea = Vθ– Ia.Ra – j.Ia.XS
N. GAYA GERAK MAGNET

Magnet merupakan suatu obyek yang bisa menimbulkan gejala


gaya, baik gaya tarik ataupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu
misalkan besi, baja dan yang lainnya. Magnet juga diartikan sebagai
suatu benda yang bisa menarik benda lain yang juga terbuat dari logam,
seperti besi, baja, koblat dan juga nikel. Magnet juga mempunyai bagian
yang kuat dibagian daya tarik yang juga disebut dengan kutub magnet.
Kutub magnet yang terdiri dari kutub utara (U) dan juga kutub selatan
(S). Pada suatu magnet terdiri dari magnet-magnet elementer yang sudah
tersusun dengan teratur dan terarah. Jika terdapat dua magnet kemudian
kutub yang sama didekatkan maka akan terjadi saling tolak menolak.
Tapi jika kutub yang berbeda kemudian didekatkan maka akan terjadi
saling tarik menarik. Sedangkan bagian yang berada pada sekitar magnet
yang juga masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut juga dengan
medan magnet.

  Dalam fisika, gaya gerak magnet adalah besaran yang muncul


pada persamaan fluks magnetik dalam rangkaian magnetik, dikenal juga
dengan nama Hukum Hopkinson

Besaran ini merupakan karakteristik benda tertentu yang dapat


memunculkan medan magnetik:
dengan Φ adalah fluks magnetik dan R adalah reluktansi rangkaian.
Dapat dilihat bahwa gaya gerak magnet serup dengan
tegangan V dalam Hukum Ohm: V = IR.
Gaya gerak listrik, emf (= perbedaan potensial listrik/tegangan antara
kutub-kutub sumber listrik) adalah pemicu fluks magnetik dalam
rangkaian magnetik:[1]
1. ℱ = NI
dengan N adalah jumlah lilitan kawat dan
I adalah arus listrik melewati rangkaian
2. ℱ = ΦR
dengan Φ adalah fluks magnetik dan
R adalah reluktansi
3. ℱ = HL
dengan H adalah gaya magnet (kekuatan magnetizing field) dan
L adalah panjang rata-rata solenoid pada toroida

O. GAYA GERAK LISTRIK


Gaya Gerak Listrik adalah gaya yang timbul dari perbedaan
potensial antara ujung-ujung penghantar tanpa dialiri arus listrik. Gaya
Gerak Listrik atau biasa disingkat GGL ini merupakan energi yang
mampu menggerakkan muatan-muatan listrik yang berada di antara dua
kutub baterai atau generator. Satuan untuk Gaya Gerak Listrik adalah
Volt.
Muatan-muatan listrik yang berada di antara dua kutub dapat bergerak
karena adanya Gaya Gerak Listrik. Muatan-muatan itu antara lain adalah
elektron. Sebuah elektron yang bermuatan e bergerak dari kutub negatif
ke kutub positif melalui konduktor di luar baterai dengan gaya gerak
listrik V, elektron akan mendapatkan energi sebesar e x V joule.
Jika sejumlah arus keluar dari baterai, tegangan akan turun. Agar
tegangan tetap ada, maka dibutuhkan suatu sumber energi. Energi yang
dikeluarkan inilah yang dinamakan Gaya Gerak Listrik.
Gaya gerak listrik, secara sederhana dapat diartikan sebagai energi
per satuan muatan. Gaya Gerak Listrik (GGL) ditulis dengan sebuah
simbol. Jika muatan yang digerakkan disimbolkan dengan dQ dan usaha
yang dibutuhkan disimbolkan dengan dW, maka hubungan yang
diperoleh adalah
dε = dW/dQ
Satuan Gaya Gerak Listrik dapat diturunkan dari persamaan di
atas. Jika dilihat dari persamaan, maka satuan Gaya Gerak Listrik adalah
J/C atau Volt. J adalah Joule (satuan dari usaha), sedangkan C adalah
Coloumb (satuan dari besar muatan)

Anda mungkin juga menyukai