Penelitian Sejarah
Penelitian Sejarah
X – IIS 1
• Aji Hartanto
• Alfath Dhafin
• Hotma Yonatan
• Shafira Azzahra
• Ulina Yemima Christy
• Yasmin Ghaisani Syabina
METODE & METODOLOGI
METODE
Bersifat khusus. Metode lebih berkenaan dengan teknis saja dari keseluruhan yang
dibahas dalam metodologi.
METODOLOGI
Metodologi kemudian adalah ilmu yang mempelajari suatu kumpulan metode, aturan,
postulat oleh suatu disiplin tertentu. Disiplinnya apa aja? Disiplin dalam metodologi
penelitian misalnya positivis, studi kasus, focus group discussion, dll. Metodologi penelitian,
secara operasional, merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode (jamak) penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif sendiri ada banyak misalnya etnografi, studi kasus,
focus group discussion (FGD), dan lain-lain.
Nah, kalo kita menulis “metodologi penelitian” sebagai judul suatu bab maka
seharusnya isi bab itu (bab metodologi penelitian) adalah ilmu di atas tadi. Padahal, sering
yang kita maksud dengan “metodologi penelitian” dalam artikel akademik hanyalah suatu
metode, prosedur, atau cara kita sendiri yang sangat spesifik dalam menguji hipotesis
penelitian kita. Bila itu yang kita maksud maka, seharusnya, istilah yang kita gunakan
adalah “metode penelitian”.
Metode berarti suatu prosedur, cara, atau teknik tertentu dalam memperoleh sesuatu,
misalnya hasil penelitian kita. Metode penelitian kemudian berarti suatu prosedur, cara, atau
teknik tertentu dalam memperoleh hasil penelitian kita. Praktisnya, orang yang membaca
metode penelitian kita, kemudian menjalankannya sesuai dengan yang kita tulis, seharusnya
dapat memperoleh hasil persis seperti yang kita peroleh.
Analogi “metode penelitian” adalah resep masakan. Orang yang mengikuti resep
suatu resep (mengikuti bahan2, metode, dan prosedur) membuat blackforest, misalnya,
seharusnya memperoleh blackforest sebagai hasil akhirnya, bukan muffin, brownies, atau
lainnya. Resep itu harus sangat spesifik dan rinci sehingga dapat menjamin hasil yang akan
kita peroleh tidak keliru. Sespesifik dan serinci itu sebuah resep maka sespesifik dan serinci
itu pulalah metode penelitian kita.
Kekeliruan umum yang sering kita lakukan yang juga berkontribusi pada kekeliruan
penggunaan istilah “metodologi penelitian” adalah kecenderungan kita untuk memasukkan
teori umum metode penelitian ke dalam artikel penelitian kita. Kekeliruan memasukkan teori
umum ini berkontribusi pada kekeliruan penggunaan istilah “metodologi penelitian” karena
menjustifikasi penggunaan istilah “metodologi penelitian” dalam artikel penelitian sebab
yang kita tulis di dalamnya adalah teori umum dari ilmu yang menjelaskan metode (i.e.
metodologi). Misalnya, memasukkan definisi sampel, kurang rinci dalam menulis prosedur,
dll. Namun, memasukkan teori umum semacam itu adalah keliru. Semestinya, metode
penelitian kita cukup spesifik dan rinci sehingga orang bisa mengikuti prosedur, cara2, dan
teknik yang kita lakukan, untuk kemudian memperoleh hasil yang sama dengan yang kita
peroleh.
4 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
(Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, Historiografi)
HEURISTIK
VERIFIKASI
Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut aspek luar dan aspek dalam.
ASPEK LUAR mempersoalkan apakah sumber tersebut asli atau palsu sehingga
sejarahwan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah.
ASPEK DALAM mempersoalkan apakah yang terdapat dalam sumber tersebut dapat
memberikan informasi yang diperlukan.
INTERPRETASI
1. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ” Heuriskein” yang berarti
“menemukan”. Secara istilah heuristik adalah tahap untuk mencari, menemukan,
mengumpulkan sumber-sumber sebagai data agar dapat mengetahui segala apa saja
bentuk peristiwa pada masa lampau yang berkaitan dengan topiik penelitian. Untuk
melacak dan mengetahui sumber-sumber tersebut, sejarawan harus dapat mencari
berbagai dokumen dan bukti-bukti sejarah baik melalui metode kepustakaan maupun
arsip nasional. Sejarawan juga dapat mengnjungi situs sejarah atau melakukan
wawancara untuk melengkapi data sehingga memperoleh data yang baik, akurat, dan
lengkap. Selain itu, data tersebut juga harus menunjang terwujudnya sejarah yang
mendekati kebenaran. Masa lalu memang terdapat begitu banyak periodesasi nya dan
banyak sekali bagian-bagian yang harus di teliti pada setiap periode seperti (politik,
ekonomi, sosial, dan budaya) yang memiliki sumber data yang beraneka ragam sehingga
perlu adanya filtrasi dan klarifikasi data yang akurat kebenarannya.Dokumen-dokumen
yang berhasil dukumpulkan merupakan data yang sangat berharga. Dokumen dapat
menjadi dasar untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejaah yang terjadi pada masa
lampau. Manurut sifatnya ada dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer merupakan sumber yang dibuat pada saat peristiwa itu terjadi. Sedangkan sumber
sekunder merupakan sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber
utamanya yang dibuat oleh pihak kedua, seperti buku, skripsi, tesis.
Jika kita mendapatkan sumber tertulis, kita akan mendapatkan sumber tertulis sezaman
dan setempat yang memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, serta sumber tertulis
tidak sezaman dan tidak setempat yang memerlukan kejelian para penelitiannya. Dari
sumber yang telah ditemukan tersebut, sejarawan melakukan penelitian. Tanpa adanya
sumber sejarah, sejarawan akan mengalami kesulitan menemukan jejak-jejak sejarah
dalam kehidupan manusia. Untuk sumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup
sezaman dengan peristiwa tidak dapat dijadikan narasumber lisan.
2. Verifikasi
#Langkah pertama
#Langkah kedua
langkah kedua dalam penilaian intrinsik adalah menyoroti penuis sumber tersebut.
Sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. pembuatan sumbr harus
dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan
kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi suatu peristiwa.
#Langkah ketiga
3. Interpretasi
4. Historiografi
Pada umumnya karya ini lebih kuat dalam hal genealogi (pengetahuan turun-
temurun) daripada secara kronologi dan detail biografis. Tekanannya penggunaan sejarah
sebagai bahan pengajaran agama. Adanya konsep mengenai raja, pertimbangan
kosmologis, dan apologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat.
b. Penulisan sejarah Kolonial
Penulisan arti ini memiliki ciri yaitu tekanannya pda aspek politik dan ekonomi
serta bersifat institusional, sehingga sarat akan ketegangan-ketegangan politik yang
terjadi pada peristiwa masa lalu.