Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TENTANG

PERANAN, FUNGSI, ORIENTASI, TUJUAN DAN KARAKTERISTIK


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

OLEH :

KELOMPOK 1 :

1 HAFIFAH AZIRAH
2 KIKI LALA
3 LUTHFIA AFIFAH
4 NOVA FITRIANI
5 WINDI

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillah, Penulis mengucapkan syukur atas hidayah serta inayah Allah SWT
yang karena-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan makalah agama, dengan judul “ Peranan,
Fungsi, Orientasi, Tujuan Dan Karakteristik Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi”
sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam semester 1
(satu). Shalawat serta salam semoga selamanya tercurah terlimpahkan atas uswah dan
qudwah hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta memberikan
dukungan dan bantuan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan itu
hanya datang dari Allah swt. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
rekan rekan, serta dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi rekan rekan. Semoga
Allah berkenan memberikan taufik dan hidayah-Nya untuk setiap langkah kita. Aamiin..

Padang, September 2017

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................2

Daftar Isi ............................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................5

Bab II Pembahasan

2.1 Peranan Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi...........................................6


2.2 Fungsi Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi..........................................................6
2.3 Orientasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.....................................................9
2.4 Tujuan Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi.............................................11
2.5 Karakteristik Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi................................................13

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................15

Daftar Pustaka ....................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, fleksibel dan nilai-nilai ajarannya selalu
dapat diterima seperti apa pun dinamika perkembangan zaman. Pada dasarnya pendidikan
agama di perguruan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan agama yang dilaksanakan
pada jenjang pendidikan sebelumnya. Dinamika Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi
Umum telah terukir dalam sejarah pendidikan di tanah air sejak awal hadirnya perguruan
tinggi di negri ini. Bermula dari sebagai mata kuliah yang dianggap kehadirannya tidak
diperlukan hingga eksistensinya dihadirkan sebagai mata kuliah wajib.

Pendidikan Agama mempunyai peranan strategis dalam mengintegrasikan nilai-nilai


dalam seluruh kegiatan pendidikan. Pertama, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sebagai dasar pendidikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kedua, pandangan
terhadap manusia sebagai makhluk jasmani-rohani yang berpotensi untuk menjadi manusia
bermartabat (makhluk paling mulia); ketiga, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi (fitrah dan sumber daya manusia) menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur (akhlak mulia), dan memiliki kemampuan
untuk memikul tanggung jawab sebagai individu dan anggota masyarakat.

Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada posisi konsep. Ditinjau dari tataran
universalitas konsep Pendidikan Islam lebih universal karena tidak dibatasi negara dan
bangsa, tetapi ditinjau dari posisinya dalam konteks nasional, konsep pendidikan Islam
menjadi subsistem pendidikan nasional. Karena posisinya sebagai subsistem, kadangkala
dalam penyelenggaraan pendidikan hanya diposisikan sebagai suplemen.

4
Mengingat bahwa pendidikan Islam relevan dan merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan nasional, bahkan secara sosiologis pendidikan Islam merupakan aset
nasional, maka posisi pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan nasional bukan
sekadar berfungsi sebagai suplemen, tetapi sebagai komponen substansial. Artinya,
pendidikan Islam merupakan komponen yang sangat menentukan perjalanan pendidikan
nasional. Keberhasilan pendidikan Islam berarti keberhasilan pendidikan nasional, begitu
pula sebaliknya. Oleh karena itu, pendidikan nasional sebagai sebuah sistem tidak mungkin
melepaskan diri dari pendidikan Islam.

Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana peranan, fungsi, orientasi, tujuan serta
karakteristik pendidikan agama islam di perguruan tinggi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang :

1. Apakah peranan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi?


2. Apakah fungsi Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi?
3. Bagaimana orientasi Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi?
4. Apakah tujuan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi?
5. Apakah karakteristik kurikulum Pendidikan Agama Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1.      Untuk mengetahui peranan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi.


2.      Untuk mengetahui fungsi Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana orientasi Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi
4.      Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi
5.      Untuk mengetahui karakteristik kurikulum Pendidikan Agama Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

Pendidikan Agama Islam di sekolah umum harus berperan sebagai pendukung tujuan
umum pendidikan nasional. Hal itu disebutkan dalam rumusan Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Nasional.
Adapun penjabaran rumusan fungsi pendidikan nasional sebagai berikut :

1. Membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka membangun manusia


seutuhnya dan masyarakat seutuhnya, maka pendidikan agama berperan sebagai berikut :
a) Dalam aspek individu , untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa.
b) Dalam aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk membimbing warga
negara indonesia menjadi warga negara yang baik sekaligus umat yang taat
menjalankan ibadahnya.
2. Menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, maksudnya adalah manusia yang selalu
tunduk dan taat terhadap apa-apa yang diperintahkan oleh Allah swt, dan menjauhi
segala larangannya.
3. Berakhlak mulia , sehat , berilmu , cakap , kreatif dan mandiri. Maksudnya adalah sikap
utuh dan seimbang antara kekuatan intelektual dan kekuatan spiritual yang secara
langsung termanifestasikan dalam bentuk akhlak mulia.
4. Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maksudnya adalah
perwujudan dari iman dan takwa itu dimanifestasikan dalam bentuk kecintaan terhadap
tanah air.

2.2 Fungsi Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi

Sejalan dengan tujuan nasioanal yang telah ditentukan dalam ketetapan-ketetapan


MPR, terutama TAP MPR/II/1998 yang merupakan tujuan utama dari aspek pendidikan
nasional itu,  maka tugas dan fungsi pendidikan agama adalah membangun fondasi bangsa
Indonesia, yaitu fondasi mental-rohaniah yang berakar tunggang pada faktor keimanan dan

6
ketakwaan yang berfungsi sebagai pengendali, pattern of reference spiritual  dan sebagai
pengokoh jiwa bangsa melalui pribadi-pribadi yang tahan banting dalam segala cuaca
perjuangan
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 151:

“Sebagaimana kami telah mengutus kepada kamu sekalian seorang rasul diantara kau yang
membacakan ayat-ayat kami kepadamu, menyucikan mu, mengajarkan al-Kitab, dan al-
hikmah, dan mengajarkan kepadamu yang belum kamu ketahui"
(QS. Al-Baqarah : 151).

Dari ayat di atas ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang
dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh.
a.  Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat-ayat dengan tidak
tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta.
Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan
membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga
sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).

b.   Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah
mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan
penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara
akhlaq al-karimah.  Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia
akan terpelihara.

c.  Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi
tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama
manusia dan dengan alam sekitarnya.

d.   Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kata al-hikmah diartikan lebih luas
yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-
nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki
kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari

7
Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai
kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah Rasulullah).

e.  Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah
sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum
diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-
Karimah.

Pendidikan Agama Islam berfungsi membangun fondasi kehidupan pribadi Bangsa


Indonesia yaitu fondasi mental rohaniah, menanamkan ketakwaan kepada Allah swt serta
akhlak mulia, menumbuhkan habit-forming (pembentukan kebiasaan) dalam melakukan
amal ibadat serta akhlak yang mulia, mendorong tumbuhnya iman yang kuat, mendorong
tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah Swt kepada
manusia, mencerdaskan Kehidupan Bangsa, pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, penanaman nilai sebagai pedoman hidup
untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, Penyesuaian mental, perbaikan,
pencegahan, pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan
nir-nyata), sistem dan fungsionalnya, penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Dengan mengembalikan kajian antropologi dan sosiologi ke dalam perspektif  al-


Quran dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah :

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam
sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca
(analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang
terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai
implementasi identifikasi diri pada Tuhan "pencipta".
b. Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia
(fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.

8
c. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik
individu maupun sosial.

2.3 Orientasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat dirangkum


menjadi lima, yaitu orientasi pada pelestarian nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan sosial,
orientasi pada tenaga kerja, orientasi pada peserta didik, dan orientasi pada masa depan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Orientasi Pelestarian Nilai

Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun dari
Allah SWT, yang disebut nilai ilahiyah, dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari
peradaban manusia sendiri yang disebut dengan nilai insaniyah. Kedua nilai tersebut
selanjutnya membentuk norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang dianut dan
melembaga pada masyarakat yang mendukungnya. Tugas kurikulum selanjutnya adalah
menciptakan situasi-situasi dan program tertentu untuk tercapainya pelestarian kedua nilai
tersebut.

2. Orientasi pada Kebutuhan Sosial

Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang ditandai oleh munculnya berbagai
peradaban dan kebudayaan sehingga masyarakat tersebut mengalami perubahan dan
perkembangan yang pesat walaupun perkembangan itu tidak mencapai pada titik kulminasi.
Hal ini Karena kehidupan adalah berkembang, tanpa perkembangan berarti tidak ada
kehidupan.

Orientasi kurikulum adalah bagaimana memberikan kontribusi positif dalam


perkembangan sosial dan kebutuhannya, sehingga output di lembaga pendidikan mampu
menjawab dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

3. Orientasi pada Tenaga Kerja

Manusia sebagai makhluk biologis mempunyai unsur mekanisme jasmani yang


membutuhkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah, misalnya makan minum, bertempat tinggal

9
yang layak, dan kebutuhan biologis lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi
secara layak, dan salah satu di antara persiapan untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan
yang layak adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, pengalaman dan pengetahuan
seseorang bertambah dan dapat menentukan kualitas dan kuantitas kerja seseorang. Hal ini
karena dunia kerja dewasa ini semakin banyak saingan, dan jumlah perkembangan
penduduk jauh lebih pesat dari penyediaan lapangan kerja.

Sebagai konsekuensinya, kurikulum pendidikan diarahkan untuk memenuhi


kebutuhan kerja. Hal ini ditujukan setelah keluar dari lembaga sekolah, peserta didik
mempunyai kemampuan dan keterampilan yang profesional, berproduktif dan kreatif,
mampu mendayagunakan sumber daya alam, sumber daya diri dan sumber daya situasi yang
mempengaruhinya.

4. Orientasi pada Peserta Didik

Orientasi ini memberikan kompas pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan


peserta didik yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya, serta
kebutuhan peserta didik.

Orientasi ini diarahkan kepada pembinaan tiga dimensi peserta didiknya, yaitu :

a. Dimensi kepribadian sebagai manusia, yaitu kemampuan untuk menjaga


integritas antara sikap, tingkah laku, etiket, dan moralitas.
b. Dimensi produktivitas yang menyangkut apa yang dihasilkan anak didik
dalam jumlah yang lebih banyak, kualitas yang lebih baik setelah ia
menamatkan pendidikannya.
c. Dimensi kreativitas yang menyangkut kemampuan anak didik untuk berpikir
dan berbuat, menciptakan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan
masyarakat.

5. Orientasi pada Masa Depan Pekembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


(IPTEK)

Kemajuan suatu zaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
produk-produk yang dihasilkannya. Hampir semua kehidupan dewasa ini tidak lepas dari

10
keterlibatan IPTEK, mulai dari kehidupan yang paling sederhana sampai kehidupan dan
peradaban yang paling tinggi. Dengan IPTEK, masalah yang rumit menjadi lebih mudah,
masalah yang tidak berguna menjadi lebih berguna, masalah yang using dan kemudian
dibumbui dengan produk IPTEK menjadi lebih menarik.

Untuk mencapai tuntutan Pendidikan Agama Islam (PAI) menghasilkan lulusan yang
berkualitas, pembelajaran pada pendidikan Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu dipikirkan
kembali. Pembelajaran yang mengena perlu dipikirkan dan diterapkan. Definisi
pembelajaran PAI yang cocok perlu di tinjau ulang. Paradigma Pembelajaran PAI yang
sekarang dianggap cocok di sekolah adalah pembelajaran dengan pengalaman yang berbasis
pada saintifik1 . Pembelajaran sekarang juga tidak boleh hanya menekankan pada aspek
kognitif saja tetapi juga harus memperhatikan aspek afeksi atau perasaan.2 Selanjutnya,
yang paling penting bagi pembelajaran sekarang adalah pembelajaran harus mengarah ke
pembelajaran aktif bukan ke pembelajaran pasif, yaitu siswa-siswa harus aktif berintraksi
dikelas dan guru berperan sebagai mesivator, fasilitator an orator. Disamping itu
pemeblajaran PAI harus gambarkan dengan realitas sosial yaiutu apa yang disebut dengan
contekstual teaching and learning

2.4 TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

Setiap tindakan dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Hal
ini menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai,
bukan semata-mata berorientasi pada sederetan materi.

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha
yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Di
samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada
apa yang dicita-citakan dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian pada
usaha-usaha pendidikan.

Secara umum, Zakiah Daradjat membagi tujuan Pendidikan Agama Islam menjadi
empat macam, yaitu:

11
1.   Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain.

2.   Tujuan Akhir

Tujuan akhir adalah tercapai wujud insan kamil¸ yaitu manusia yang telah mencapai
ketakwaan dan menghadap Allah dalam ketakwaannya.

3.   Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah mahasiswa diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

4.   Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu.

Mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi juga memiliki visi dan
misi tersendiri. Adapun visinya adalah menjadikan ajaran agama Islam sebagai sumber nilai
dan pedoman yang mengantarkan mahasiswa dalam pengembangan profesi dan kepribadian
Islam. Sedangkan misinya adalah untuk membina kepribadian mahasiswa secara utuh
dengan harapan bahwa manusia kelak akan menjadi ilmuwan yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT.

Tujuan umum PAI di PTN adalah memberikan landasan pengembangan kepribadian


kepada mahasiswa agar menjadi kaum intelektual yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpikir filosofis, bersikap rasional, dan dinamis
berpandangan luas, ikut serta dalam kerjasama antar umat beragama dalam rangka
pengembangan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan nasional.

Syahidin mengungkapkan tujuan khusus mata kuliah PAI di PTN adalah sebagai
berikut :
12
1. Membentuk manusia bertakwa, yaitu manusia yang patuh dan takwa kepada Allah
dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim
yakni pembinaan akhlakul karimah;
2. Melahirkan para agamawan yang berilmu. Bukan para ilmuwan dalam bidang
agama, artinya yang menjadi titik tekan PAI di PTN adalah pelaksanaan agama di
kalangan calon para intelektual yang ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku
mahasiswa ke arah kesempurnaan akhlak;
3. Tercapainya keimanan dan ketakwaan pada mahasiswa serta tercapainya
kemampuan menjadikan ajaran agama sebagai landasan penggalian dan
pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya. Oleh sebab itu, materi yang disajikan
harus relevan dengan perkembangan pemikiran dunia mereka;
4. Menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan
disiplin serta cinta terhadap agama dalam pelbagai kehidupan peserta didik yang
nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah, taat pada
perintah Allah dan Rasul-Nya.

Berpedoman dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan islam itu adalah untuk membentuk manusia yang mengabdi kepada ALLAH swt.
, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan
masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan akhirat.

Dengan demikian, jelas bagi kita bahwa tujuan akhir dari pendidikan agama islam itu
semata-mata untuk beribadah kepada allah dengan cara berusaha melaksanakan semua
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2.5 KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

1. Pendidikan Yang Tinggi (Sakral)


Pada intinya, pendidikan islam di perguruan tinggi berusaha mempejari dan
memperdalam segala hal untuk lebih mengenal Allah SWT. Jadi, pendidikan Islam sangat
erat kaitannya dengan nilai-nilai kesakralan yang disebabkan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Namun pendidikan islam bukan hanya sekedar pemenuhan otak saja, tetapi lebih
mengarah pada penanaman akidah.

13
2. Pendidikan Yang Realistis

Pendidikan Islam berjalan secara jelas dan nyata terhadap kehidupan dalam
masyarakat. Realistis terhadap segala aspek kehidupan, baik yang bersifat sosial ataupun
yang bersifat ilmiah. Karena ajaran islam bersumber langsung dari Al-Quran dan sunah-
sunah rasul, jadi islam jauh dari khayal dan ajaran-ajarannya tidak dapat dilebih-lebihkan.

3. Pendidikan Yang Komprehensif dan Integral

Agama islam tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Komprehensif sendiri memeliliki
pengertian luas dan lengkap. Jadi pendidikan islam mencangkup segala hal, sehingga Islam
akan terus menjadi pedoman hidup manusia bahkan di zaman modern ini. Islam sebagai
ajaran yang integral, pendidikan islam tidak hanya mengajarkan masalah ideologi saja,
namun juga mengatur sektor ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

4. Pendidikan Yang Berkontinuitas

Kontinu di sini memiliki arti dilakukan terus-menerus tidak hanya untuk mendapatkan
sesuatu yang baru tapi juga mengembangkan dan memanfaatkan apa yang telah diperoleh.
Dalam pendidikan Islam, tidak ada kata selesai dalam menuntut ilmu. Sebuah keharusan
bagi seorang mahasiswa untuk terus memperdalam ilmunya di bahkan di perguruan tinggi.
Namun tidak hanya untuk memperdalam ilmu agama, mahasiswa juga dituntut untuk
mengamalkan ilmu tersebut.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Pendidikan Agama Islam berperan sebagai pendukung tujuan umum pendidikan


nasional, membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka membangun
manusia seutuhnya dan masyarak Indonesia seluruhnya, membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa, membimbing warga negara Indonesia menjadi warga negara
yang baik sekaligus umat yang taat menjalankan ibadahnya, menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, maksudnya adalah manusia yang selalu tunduk dan taat
terhadap apa-apa yang diperintahkan oleh Allah swt, dan menjauhi segala
larangannya, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Maksudnya adalah sikap utuh dan seimbang antara kekuatan intelektual dan
kekuatan spiritual yang secara langsung termanifestasikan dalam bentuk akhlak
mulia, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maksudnya
adalah perwujudan dari iman dan takwa itu dimanifestasikan dalam bentuk kecintaan
terhadap tanah air.

2. Pendidikan Agama Islam berfungsi membangun fondasi kehidupan pribadi Bangsa


Indonesia yaitu fondasi mental rohaniah, menanamkan ketakwaan kepada Allah swt
serta akhlak mulia, menumbuhkan habit-forming (pembentukan kebiasaan) dalam
melakukan amal ibadat serta akhlak yang mulia, mendorong tumbuhnya iman yang
kuat, mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah Swt kepada manusia, mencerdaskan Kehidupan Bangsa,

15
pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada
Allah SWT, penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat, Penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan,
pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-
nyata), sistem dan fungsionalnya, penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak
yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.

3. Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan pada umumnya dapat dirangkum


menjadi lima, yaitu orientasi pada pelestarian nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan
sosial, orientasi pada tenaga kerja, orientasi pada peserta didik, dan orientasi pada
masa depan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan
oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
5. Pada dasarnya pendidikan agama islam memiliki karakteristik sebagai Pendidikan
Yang Tinggi (Sakral), Pendidikan Yang Realistis, Pendidikan Yang Komprehensif
dan Integral, Pendidikan Yang Berkontinuitas.

16
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Saleh, Abdul Rachman. 2006. Pendidikan Agama dan Pembanguna Watak Bangsa.
Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Badarudin, Abdulchalid. 2016. Fungsi Pendidikan Islam dan Hubungannya dengan


Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Malang : Universitas Negeri Malang
(http://chalidpendekar.blogspot.co.id/2016/04/fungsi-pendidikan-islam-dan-
hubungannya.htmldiakses pada tanggal 13 september 2017)

Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada

17

Anda mungkin juga menyukai