Anda di halaman 1dari 10

PASIEN SEFETY & KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DALAM

KEPERAWATAN

MAKALAH

Peran Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap Keselamatan


Petugas (Perawat) dalam penanganan Penyakit COVID-19

Oleh :

Kezya Triska Rumengan


NIM. 711490120019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat
dengan maksud untuk memenuhi tugas Pasien Safety & Keselamatan Kesehatan Kerja
Dalam Keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.
Tetapi penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam
penyajian makalah ini, maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Manado, 15 Agustus 2020.

Penulis
BAB I

PENDAHUALUAN

1. Latar Belakang

Selama lebih dua dasawarsa, dunia telah menyaksikan sejumlah wabah


penyakit menular, yang memperlihatkan penyebaran sangat pesat. Saat ini,
kekhawatiran meningkat sejalan dengan meluasnya penularan COVID-19 di
beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk menurunkan tingkat penurunan di
sejumlah negara lainnya. Pemerintah, pengusaha dan pekerja dan organisasi-
organisasi mereka menghadapi tantangan besar dalam upaya mereka memerangi
pandemi COVID-19 dan melindungi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Di luar krisis yang sedang berlangsung ini, ada kekhawatiran dalam
mengembalikan kegiatan yang mampu mempertahankan kemajuan yang sudah
dicapai dalam menekan penyebarluasan. Laporan ini menyoroti risiko
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang meningkat akibat penyebaran
COVID-19.
Pada Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa wabah penyakit virus corona baru yang terjadi di Provinsi Hubei, Cina
sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang merupakan Keprihatinan
Internasional. Dua bulan kemudian, pada 11 Maret 2020, WHO menyatakan
wabah virus Corona COVID-19 sebagai pandemi.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling
berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien
COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19
Selama wabah, ada risiko yang lebih tinggi bagi beberapa kelompok
pekerja yang berada di garis depan tanggap darurat, seperti pekerja perawatan
kesehatan, dan khususnya mereka yang secara aktif terlibat dalam
penanggulangan wabah (responder pertama dari tim medis darurat, pekerja
perawatan kesehatan di unit gawat darurat dan unit perawatan khusus,
transportasi dan pertolongan pertama). Dalam pandemi COVID-19 saat ini,
negara-negara seperti Italia dan Tiongkok telah melaporkan bahwa pekerja
perawatan kesehatan telah menyumbangkan sekitar 20 persen dari jumlah total
kasus yang dikonfirmasi positif (The Lancet, 2020). Dalam konteks COVID-19,
berbagai jenis tindakan dapat diterapkan untuk mengurangi risiko penularan di
antara pekerja perawatan kesehatan dan pekerja darurat.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Peran Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap Keselamatan
Petugas (Perawat) dalam penanganan Penyakit COVID-19 ?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Peran Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap
Keselamatan Petugas (Perawat) dalam penanganan Penyakit COVID-19
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Keselamatan Kesehata Kerja (K3)


Pengertian K3 adalah kegiatan untuk menjamin terwujudnya kondisi
kerja yang aman bagi karyawan, menghindarkannya dari gangguan fisik dan
mental, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas, serta memberikan
bantuan, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan (Mathis & Jakson).
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah Melindungi tenaga kerja atas
hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi dan produktivitas nasional., Menjamin keselamatan
setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut., Memelihara sumber
produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien (Rejeki, 2016).
2. Pengertian COVID-19
Penyakit Corona Virus Diseases tahun 2019 (Covid-19) Covid-19
merupakan penyakit yang diidentifikasikan penyebabnya adalah virus Corona
yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini pertama kali dideteksi
kemunculannya di Wuhan, Tiongkok. Sebagaimana diketahui bahwa SARS-
Cov-2 bukanlah jenis virus baru. Akan tetapi dalam penjelasan ilmiah suatu
virus mampu bermutasi membentuk susunan genetik yang baru, singkatnya virus
tersebut tetap satu
3. Tenaga Kesehatan Sebagai Garda Terdepan Penanganan Covid-19
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga Kesehatan diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (selanjutnya disebut Undang-Undang Tenaga Kesehatan) yang
merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 21 Ayat (3) Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Saat ini, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam penanganan
pasien positif infeksi virus corona atau Covid-19. Namun, inilah yang membuat
mereka menjadi kelompok yang juga rentan tertular. Disebut sebagai garda
terdepan dalam penanganan Covid-19 karena tenaga kesehatan langsung
berhadapan dengan pasien terpapar Covid19. Di sini, tenaga kesehatan sangat
rentan terhadap jumlah atau dosis virus yang masuk ke dalam tubuh ketika
mereka berhadapan dengan pasien positif.

4. Peran Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap Keselamatan Petugas


(Perawat) dalam penanganan Penyakit COVID-19
Peran kesehatan dan keselamatan kerja terhadap Perawat dalam
penanganan COVID-19 yaitu berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan
para pekerja dengan upaya promosi kesehatan, pemantauan, dan survei
kesehatan serta upaya peningkatan daya tahan tubuh dan kebugaran pekerja,
serta menciptakan sistem kerja yang aman atau yang mempunyai potensi risiko
yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan.
Perawat berhak atas keselamatan dan kesehatan kerja dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Namun saat pandemic Covid-19 ini, banyak tenaga
kesehatan yang harus mengorbankan nyawanya untuk menanggulangi
penyebaran Covid-19 sampai terpapar dan meninggal.
Maka dari itu, tenaga kesehatan penting untuk menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) lengkap apabila berhadapan dengan pasien yang terkait
Covid-19, khususnya mereka yang berada dalam ruang isolasi. Selain itu,
penting juga untuk menjaga kesehatan serta memberikan pelatihan yang lebih,
terkait penanganan virus corona bagi tenaga kesehatan serta petugas rumah
sakit. Karena merekalah yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien.
Strategi pencegahan kecelakaan kerja dan kontrol infeksi yang
diterapkan oleh tenaga kesehatan adalah dengan lebih menekankan alat
pelindung diri (APD) (Apriluana et al., 2016). APD yang harus digunakan dalam
mengatasi wabah ini antara lain masker N95, gaun, sarung tangan, pelindung
mata, apron, dan sepatu boots. Kenyataannya APD yang digunakan terkadang
tidak sesuai. Masih terdapatnya rumah sakit /pelayanan kesehatan yang minim
dengan APD bagi tenaga kesehatan. Selain APD, jumlah tenaga kesehatan yang
terkait juga masih minim, bukan hanya dalam menangani kasus pandemi covid-
19,sebelumnya tenaga kesehatan di Indonesia juga masih kurang dan
penyebarannya tidak merata. SDM yang diharapkan adalah SDM yang
kompeten, professional dan berdaya saing, karena dalam kasus ini tidak sedikit
tenaga medis yang meninggal akibat wabah pandemi covid-19 (Kemenkes,
2020).

5. Perlindungan Hukum Bagi Keselamatan Kerja Tenaga Kesehatan Akibat


Pandemi Covid-19
Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat,
serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek
hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk
melindungi masyarakat dari perbuatan sewenangwenang oleh penguasa yang
tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya
sebagai manusia. Berkaitan dengan profesi tenaga kesehatan dalam penanganan
Covid-19, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak tenaga
kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Perlindungan hukum bagi keselamatan kerja tenaga kesehatan nyaris
luput dari perhatian, padahal sebagai garda terdepan penanganan pandemi
Covid-19 memiliki resiko kriminal dan kematian.
Sebagai profesi yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19,
tenaga kesehatan sering kali tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya
terpenuhi, seperti halnya ketersediaan alat pelindung diri (APD). Padahal,
pemerintah juga harus memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan dalam
menangani wabah Covid-19 dengan memenuhi ketersediaan APD.
Merujuk pada Pasal 57 Undang-Undang Tenaga Kesehatan menyebutkan
bahwa Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak :
1) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional;
2) Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari penerima pelayanan
kesehatan atau keluarganya;
3) Menerima imbalan jasa;
4) Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,
kesusilaan, serta nilai-nilai agama;
5) Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
6) Menolak keinginan penerima pelayanan kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan standar profesi, kode etik, standar pelayanan,
standar prosedur operasional, atau ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
7) Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dari bunyi Pasal 57 Undang-Undang Tenaga Kesehatan di atas, maka
profesi tenaga kesehatan sangat perlu mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugasnya, serta berhak atas keselamatan dan kesehatan kerja
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Namun saat pandemic Covid-19 ini,
banyak tenaga kesehatan yang harus mengorbankan nyawanya untuk
menanggulangi penyebaran Covid-19 sampai terpapar dan meninggal.
Tak hanya itu, pemerintah juga bertanggung jawab dalam menyediakan
fasilitas pelayanan kesehatan bagi para tenaga kesehatan untuk menjalankan
pekerjaannya. Oleh karenanya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini diatur dan
tertuang dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Mengingat wabah penyebaran Covid-19 saat ini bertatus bencana setelah
dikeluarkannya SK Kepala BNPB Nomor 13 A Tahun 2020, maka seluruh
jajaran Pemerintah wajib menjalankan seluruh kewajibannya sebagaimana diatur
dalam perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban yang seharusnya dipenuhi
oleh Pemerintah ini, termasuk:
1) Mendukung ketersediaan peralatan kesehatan di lapangan;
2) Menjamin terpenuhinya hak-hak masyarakat dan para tenaga medis;
3) Transparansi informasi informasi kepada publik;
4) Pengambilan kebijakan yang memperhatikan nilai-nilai hak asasi
manusia dan demokrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Pesulima, T. L., & Hetharie, Y. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap


Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Kesehatan Akibat Pandemi Covid-
19. SASI, 26(2), 280-285.
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705-709.

Anda mungkin juga menyukai