Anda di halaman 1dari 11

Pencacahan dalam Kedokteran Nuklir

Dalam Radiologi dan Radioterapi, detektor radiasi dioperasikan


dalam arus, karena berkaitan dengan intensitas terlalu tinggi untuk
dilakukan pencacahan kejadian individual. Tidak demikian dalam
Kedokteran Nuklir, pencacahan justru merupakan mode utama
yang digunakan. Dengan observasi kejadian individual, dapat
diperoleh informasi yang hilang bila menggunakan mode arus.

Kualitas detektor dalam Kedokteran Nuklir dinyatakan dengan


berbagai kemampuanya antara lain, sensitivitas, resolusi waktu dan
posisi, dan laju pencacahan.

Sensitivitas dipengaruhi oleh


 Sudut ruang (solid angle) yang dapat dijangkau detektor
 Efesiensi detector dalam interaksi dengan radiasi
Dalam kedokteran nuklir radiasi gamma yang sesuai ~ 30 – 511
keV. Interaksi radiasi yang terjadi hanya proses fotolistrik dan
hamburan Compton. Panjang atenuasi proses fotolistrik tergantung
pada 𝜌Zeff3-4, denga 𝜌 adalah densitas massa dan Z eff adalah nomer
atom efektif senyawa (material). Adapun atenuasi hamburan
Compton hampir tidak dipengaruhi oleh Z, hanya sebanding
dengan 𝜌.

Resolusi energy, waktu dan posisi tergantung pada berbagai factor,


yang dipengaruhi oleh sifat fisik detector. Resolusi berkaitan
dengan statistic jumlah pembawa informasi. Untuk energy E,
jumlahnya N=E/W, dengan W adalah energy yang diperlukan
produksi pembawa informasi. Resolusi energi yang diamati
dinyatakan dengan FWHM spectrum hasil observasi.

∆E ∆N FW
E
=
N
=2.35
√E

ΔN adalah 2.3σ untik distribusi Gaussian


σ2 adalah FN merupakan varian
F adalah factor Fano yang untuk detector gas F = 0.05 – 0.20,
untuk semikonduktor F= 0.12 dan untuk sintilator F = 1

Resolusi waktu hanya penting untuk PET yang tergantung pada 2


faktor, rise time dan tinggi pulsa signal. Sebagai contoh, untuk
mengukur ketepatan posisi dengan skala waktu dengan akurasi
100ps akan lebih mudah bila rise time 1ns dibanding dengan 10
ns. Tinggi pulsa penting berkaitan dengan noise. Pulsa tinggi
relative terhadap noise akan lebih mudah menentukan posisi. Bila
resolusi waktu diambil sebagai ukuran, maka sintilator inorganic
yang memiliki respons dan rise time cepat menjadi pilihan.

Laju cacah R yang dapat dicapai oleh detector dipengaruhi oleh


 waktu respons detector
 waktu yang diperlukan untuk pemprosesan signal dan
pengolahan data.

Bila waktu mati detector τ, dan laju cacah sebenarnya adalah T,


maka diperoleh hubungan berikut:

T
R=
1+Tτ

Material sintilator

Sintilator inorganic memiliki bandgap lebar untuk menghindari


eksitasi termal dan memungkinkan foton sintilasi melintas dalam
material tanpa aborpsi (Egap≥ 4 eV). Untuk produksi foton sintilasi
ada 3 proses pentahapan
 interaksi radiasi dengan material sintilasi
 transport pembawa muatan ke intrinsic atau dopant pusat
luminisensi
 interaksi dengan pusat luminisensi

Jumlah foton yang diproduksi akibat penyerapan energy E


dinyatakan sebagai

E
N ph= SQ
β E gap

β =2.5 serta S dan Q adalah efesiensi tahap 2 dan 3 proses sintilasi


(Fig. 6.6).
Statistik Pencacahan

Peluruhan radioaktif terjadi secara acak, tidak mudah


memperkirakan kapan individual atom akan meluruh. Statistik
kemungkinan suatu jumlah kejadian acak selama suatu waktu
tertentu dapat diperkirakan mengikuti distribusi Poisson. Beberapa
persyaratan penggunaan distribusi Poisson:
 Jumlah kejadian pada suatu interval waktu tertentu tidak
tergantung pada jumlah kejadian dalam suatu interval yang lain.
 Kemungkinan suatu individu inti meluruh sangat kecil. Sebagai
contoh I131 mempunyai waktu paroh 8 hari. Kemungkinan suatu
individual inti meluruh dinyatakan dalam  yang berharga
1.002 x 10-6/detik.

Distribusi Poisson diperoleh dari perluasan distribusi binomial.


Bila p adalah kemungkinan meluruh, dan q kemungkinan tidak
meluruh, maka q = 1 – p. Bila tersedia N inti, kemungkinan n inti
meluruh, maka distribusi binomial mengikuti persamaan berikut.
n(n−1) n−2 2 n(n−1 )(n−2) n−3 3
( p +q )n =p n +npn−1 q+ p q + p q +.. . .. .
2! 3!

Kemungkinan individual atom meluruh dinyatakan sebagai


koefisien peluruhan  yang dikalkulasi berdasarkan waktu paroh
T1/2. Untuk mengetahui kemungkinan individual meluruh sangat
sulit, namun dimungkinkan untuk memperkirakan fraksi sejumlah
atom dalam suatu waktu. Harga rata-rata kejadian dan standar
deviasi distribusi adalah:

μ = Np dan 2= Npq

Untuk nilai p<<<1, berarti nilai rata-rata μ << N. Dengan


mengambil nilai q = 1 – μ/N, dan dengan mengambil nilai limit
untuk N mendekati ∞, persamaan binomial dapat diubah menjadi
sebagai berikut.
( μ )n x e− μ
p(n )=
n!

Untuk distribusi Poisson, deviasi standar menjadi sebagai berikut:

σ =√ Npq=√ Np= √ μ
Dengan menggunakan formula Stirling diperoleh nilai:
n
n
1/2
n!=( 2π ) x
e()
Untuk nilai n>>1, nilai maksimum dalam distribusi mendekati n
~μ, yang mengakibatkan :

σ =√ n

n merupakan jumlah kejadian yang terjadi selama observasi.

1
Kesalahan relatif S = /n = √ n

Dalam pencacahan sinar radioaktif, sering dinyatakan dengan laju


cacahan (count rate).
n √n r
r±σ r = + =r +
t t t √
√n
kemungkinan kesalahan relatif menjadi n
Pengukuran radioaktivitas pada umumnya harus memasukkan
cacahan latar (back ground). Setiap laju cacah mempunyai deviasi
standar masing-masing.
Deviasi standar cacah total sama dengan:

r g r bg
σ n= √ σ 2g + σ 2bg=
√ +
t g t bg

bila indeks g menunjukkan gross rate, dan bg menyatakan


background.

Standar deviasi dan probabilitas kesalahan


Dalam pengukuran selalu terjadi kesalahan akibat fluktuasi
statistik. Kesalahan pada umumnya dinyatakan dalam deviasi
standar Distribusi Poisson mendekati distribusi normal untuk nilai
μ tinggi.

Dalam gambar di atas diandaikan dapat dilihat bahwa untuk


memperoleh p = 0.5, n berada dalam daerah μ+, dan diperolh
probabilitas kesalahan p = 0.67 .
Resolving time dan kehilangan cacahan
Detektor GM mempunyai waktu tidak sensitif diantara dua pulsa
yang diterimanya, yang disebut resolving time (τ). Pada umumnya
detektor GM mempunyai resolving time sekitar 100 μs. Pencacah
sintilasi mempunyai rsolving time lebih rendah, hanya sekitar 10
μs. Oleh karenanya pada laju cacah yang tinggi, sebagian cacahan
hilang, dan untuk memperoleh hasil mendekati kebenaran
diperlukan koreksi.

Andaikan N0 adalah hasil laju cacahan pengamatan per sekon, dan


Ne adalah hasil laju cacahan yang telah dikoreksi. Waktu total
detektor tidak sensitif adalah N0 τ, sehingga NeN0 τ cacahan hilang.
Dengan demikian cacahan sebenarnya mengikuti persamaan
berikut.

N0
N 0=
Ne = N0 + NeN0 τ dan 1−N 0 τ

Resolving time dapat diukur dengan mengamati 2 sumber yang


mendekati sama aktivitasnya secara terpisah dan keduanya
bersamaan. Andaikan sumber A, B, dan A+B memberikan laju
cacahan yang sudah terkoreksi background adalah NA, NB, dan NAB,
maka resolving time dapat dihitung.

NA NB N AB
+ =
1−N A τ 1−N B τ 1−N AB τ

Dari persamaan di atas diperoleh harga τ dengan mengabaikan


nilai τ2.

N A + N B −N AB
τ=
2N A N B
Contoh
1. Tentukan jumlah cacahan yang harus diambil agar deviasi
standar dalam pengamatan 2%.
Andaikan N adalah laju cacah yang diharapkan.
Deviasi standar = √N
√ N x 100
% kesalahan dalam deviasi standar = N =2

√ N =50 diperoleh N = 2500 dan = 50. Nilai cacahan yang


sebenarnya berada diantara 2500 + 50 dan 2500 – 50, dan dalam
69% pengukuran.

2. Tentukan jumlah cacahan yang harus diambil agar %


probabilitas kesalahan dalam pengukuran 1%.

√N = 1
0.67 N 100

√ N =67 , N = 4470; p = 0.67 √N = 45

Bila diambil N = 4470, nilai yang sebenarnya berada dalam


daerah 4470 + 45 dan 4470 – 45.
3. Suatu sampel dideteksi dan memberi cacahan 2700 dalam 3
menit. Pencacahan background (pengukuran tanpa sampel)
memberikan 300 cacahan dalam 3 menit. Tentukan aktivitas dan
standar deviasinya.

As = 2700/3 = 900 cpm


Ab = 300/3 = 100 cpm
A = 900 – 100 = 800 cpm
900 100
A= 3 √
+
3
=
18.3 cpm
18 .3
x 100=2 . 3
persentase deviasi standar 800

Dalam menentukan aktivitas, dalam percobaan di atas


dibutuhkan waktu 6 menit. Berapa porsi waktu pengamatan
background agar memperoleh presisi maksimum dalam waktu
yang diberikan? Maksimum presisi mengikuti hubungan
berikut.

ts As
tb
=
√ Ab

Dalam contoh di atas ts/tb= (900/100) = 3.0. Dengan demikian,


sebaiknya mencacah sampel dalam waktu 4.5 menit dan
background 1.5 menit. Bila diambil pengukuran demikian
deviasi standar pengukuran menurun dari 18.3 cpm menjadi
16.3 cpm.

4. Dalam suatu percobaan, detektor GM dipakai untuk mencacah


sumber A dan menghasilkan cacahan 1182 cps. Dengan kondisi
geometri yang sama dicacah sumber B, dan hasil cacahannya
1223 cps. Kemudian kedua sumber (A+B) dicacah bersamaan
dan memberikan cacahan 2063 cps. Tentukan resolving time
GM dan laju cacah sumber A yang terkoreksi.

N A + N B −N AB 1182+1223−2063
= =118 x 10−6
 = 2N A N B 2( 1182 )( 1223) s

Laju cacahan sumber A yang terkoreksi:


NA 1182 1182
= = =137 4
Ne= 1−N A τ 1−1182 x 118 x 10 −6 1−0 . 139
cps
Dengan memasukkan nilai resolving time, cps terkoreksi sekitar
16%.

Anda mungkin juga menyukai