Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN KHUSUS
3.1. Lokasi dan Sejarah Apotek
A. Lokasi Apotek Kimia Farma No. 285
Apotek Kimia Farma No. 285 beralamat di Jl. Kimaja No.IA/IB LK I
Sepang Jaya Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Telp. (0721)712458. Apotek Kimia
Farma No. 285 memiliki lokasi yang sangat strategis dekat dengan minimarket,
sekolah, puskesmas, pasar dan juga lokasi Apotek Kimia Farma No. 285 yang
berada di pinggir jalan dan banyak angkutan umum yang melintasinya sehingga
dapat dijangkau oleh masyarakat.
Apotek Kimia Farma No. 285 memiliki 1 (satu) Apoteker Pengelola Apotek
(APA) yaitu Risda Yunita Andestia Sinaga S.Farm,Apt., 4 (empat) Asisten
Apoteker, 2 (dua) Sales Promotion Girl (SPG), dan 2 (dua) dokter praktik yaitu
dokter umum dan dokter THT. Apotek Kimia Farma No. 285 buka setiap hari
pada pukul 07.00-22.00 dan di hari libur pada pukul 09.00-21.00.

B. Sejarah Apotek
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang
didirikan pada tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle & Rathkamp Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi
atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958
pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan
farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhineka Kimia Farma.
Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah
menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi
PT.Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 juli 2001, PT. Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik PT. Kimia Farma (Persero)Tbk. Dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan bersamaan dengan perubahan tersebut,
Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(Sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).

14
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, perseroan telah berkembang
menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.
Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

3.2. Pengelolaan Obat dan Resep di Apotek


3.2.1. Pengelolaan Obat di Apotek Kimia Farma No. 285
Pengelolaan Obat di Apotek Kimia Farma No. 285 prinsipnya sama dengan
Apotek lainnya, meliputi :
A. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini Apotek Kimia Farma No.285 Wayhalim
menggunakan pola kombinasi antara lain:
1. Pola Penyakit
Dalam menentukan pola penyakit, pengambilan data dapat dilihat dari 10
penyakit teratas (terbanyak) yang dapat diketahui dari Rumah Sakit dan
Puskesmas terdekat. Kita dapat mengetahui berapa banyak obat yang
dibutuhkan di apotek dengan cara perhitungan :
 persen penyakit terbanyak (%) × jumlah penduduk
perencanaan dengan metode pola penyakit di Apotek Kimia Farma No. 285
dipergunaakan untuk Obat-obat BPJS (amlodipin, captopril, simvastatin,
glimepiride, dan lain-lain) dan Obat-obat Generik (ambroxol, allopurinol,
domperidon, amoxicillin, dan lain-lain).
2. Pola konsumsi
Dalam menentukan pola konsumsi, Apotek Kimia Farma No. 285
cenderung mengarah kepada barang/Obat yang banyak diminati atau yang
biasa disebut dengan fast moving. Kita dapat mengetahui berapa banyak
Obat yang akan dipesan dengan menggunakan perhitungan :
 penggunaan – sisa stock + safety stock
B. Pengadaan
Pengadaan barang/Obat merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka
memperoleh Obat dengan cara membeli dari pihak kedua yang dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli dengan mempertimbangkan

15
faktor-faktor ekonomis yang meliputi jenis Obat, alat-alat kesehatan dan
barang-barang lain yang diperdagangkan di Apotek. Pengadaan dilakukan
untuk barang/Obat yang tidak ada stock maupun Obat yang mau habis dan
barang/Obat yang belum tersedia di Apotek (barang permintaan pasien).
Pemesanan barang di Apotek Kimia Farma No.285 menggunakan 2 cara yaitu:
1. Secara Langsung
Cara ini dilakukan untuk pemesanan Obat dalam jumlah besar. Apoteker
akan menghubungi pihak pbf secara langsung, lalu SP akan diambil oleh
pihak pbf, setelah itu pesanan obat akan diproses sesuai prosedur yang
ada.
2. Secara Tidak Langsung
Cara ini dilakukan untuk Obat yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil/sedikit. Apabila stock yang benar-benar dibutuhkan pasien telah
habis maka Apotek Kimia Farma No. 285 akan memesan barang ke
gudang atau Apotek Kimia Farma lainnya.

Pengadaan Apotek Kimia Farma No. 285


Secara langsung Tidak langsung
Jumlah pemesanan Banyak kecil
Pemesanan PBF Antar Apotek
Keadaan Tidak mendesak Mendesak
Surat Pesanan Secara langsung Sistem Online
Tabel 3.1. Pengadaan Apotek Kimia Farma No. 285
C. Penerimaan
Barang/Obat yang telah datang dari PBF kemudian dilakukan pengecekan
dengan menyesuaikan antara barang, faktur, Surat Pesanan (SP), dan forcase.
Pengecekan tersebut meliputi:
1. Tujuan faktur
2. Jenis barang
3. Kondisi fisik barang
4. Jumlah barang
5. Expired date
Apabila barang tidak sesuai dengan yang dipesan atau tidak memenuhi
ketentuan maka barang tersebut dapat dikembalikan (retur), kemudian PBF

16
akan mengantinya dengan barang yang sesuai dengan yang dipesan. Setelah
dilakukan pengecekan maka faktur akan ditandatangani oleh Apoteker atau
Asisten Apoteker dan di cap Apotek, yang kemudian faktur rangkap pertama
akan dibawa kembali oleh pihak PBF. Kemudian faktur akan disalin dibuku
faktur meliputi, nama PBF (nomor faktur), nama Obat, jumlah Obat, jumlah
harga per-faktur. Kemudian faktur akan disimpan di arsip faktur.
D. Penyimpanan
Barang/Obat yang telah datang dari PBF ataupun antar Apotek dan gudang
Kimia Farma akan disimpan berdasarkan:
1. Berdasarkan Bentuk Sediaan (sirup, drop, tablet dan kapsul, tetes mata dan
tetes telinga, salep,dan lain-lain.)
2. Berdasarkan Alphabetis
3. Berdasarkan Efek Farmakologi (Antibiotik, anti alergi, ISPA, hiperjan,
diabetes, vitamin, maag, anti jamur, hormon, anti hemoroid, anti diare, anti
kolesterol, nyeri)
4. Berdasarkan Suhu Penyimpanan
1) Suhu Dingin yaitu antara2 ℃ sampai8 ℃, contohnya : insulin dan
supositoria.
2) Suhu Ruang yaitu antara 15 ℃ sampai 30 ℃, contohnya: Syrup, tablet,
salep, tetes mata, tetes hidung, dan tetes telinga.
5. First In First Out (FIFO)
First In First Out merupakan metode penataan obat atau perbekalan farmasi
dengan meletakkan barang yang lebih dulu masuk ke Apotek di barisan
depan (lebih dulu keluar)
6. First Expired First Out(FEFO)
First In Expired First Out merupakan metode penataan obat atau perbekalan
farmasi dengan meletakkan obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa lebih
dahulu atau lebih cepat dibarisan depan (lebih dahulu keluar). Supaya obat
dengan expired date terdekat (first expired) dapat keluar terlebih dahulu
(first out) daripada obat-obat atau perbekalan yang expired date lebih lama.
7. Obat Narkotika dan Psikotropika

17
Disimpan dalam lemari khusus dua pintu dilengkapi dengan kunci. Bukti
penerimaan Obat (faktur) harus ditandatangani oleh Apoteker. Kartu stock
masing-masing Obat harus selalu ditulis pada setiap pengambilan Obat yang
meliputi nama Obat, tanggal pengambilan Obat, tujuan pengambilan, jumlah
keluar dan masuk Obat, dan sisa Obat.
E. Pemusnahan
Pemusnahan di Apotek Kimia Farma No. 285 terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Pemusnahan Obat
Pemusnahan Obat di Apotek Kimia Farma No.285 dilakukan pada Obat
yang telah rusak, dan sudah melewati tanggal kadaluarsanya. Pemusnahan
Obat dapat dilakukan dengan cara ditanam untuk sediaan tablet dan
diencerkan untuk sediaan sirup. Bagi Obat Narkotika dan Psikotropika
tahap pemusnahannya dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan. Pada setiap pemusnahan Obat diharuskan untu membuat berita
acara pemusnahan Obat.
2. Pemusnahan Resep
Pemusnahan Resep di Apotek Kimia Farma No. 285 dilakukan pada Resep
yang telah disimpan selama 5 tahun, pemusnahannya dengan cara di bakar.
Penyimpanan resep tersebut dilakukan untuk mengetahui kendala apa saja
yang diamlami pasien selama mengkonsumsi obat yang tertera pada resep
tersebut.
F. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluarsa, kehilangan, dan pengembalian pesanan. Pengendalian di Apotek
Kimia Farma No.285 dilakukan dengan menggunakan sistem komputer dan
kartu stock meliputi nama Obat, tanggal, tujuan pengambilan, jumlah keluar
dan masuk Obat, sisa Obat. Pengendalian di Apotek Kimia Farma No. 285,
yaitu :
1. Uji petik (sampling)

18
Sampling dilakukan setiap hari pada sekurang-kurangnya 10 produk. Data
sampling selanjutnya akan dicatat di buku sampling lalu dicocokkan
dengan stock fisik dalam sistem komputer.
2. Stock Opname (SO)
Stock Opname (SO) dilakukan setiap 1 bulan sekali. Stock Opname di
Apotek Kimia farma No. 285 lebih dahulu dilakukan pengecekan jumlah
fisik secara manual pada setiap shaft per-island gondola meliputi nama
Obat dan jumlah lalu data tersebut akan disesuaikan dengan data fisik oleh
sistem komputer. Data tersebut nantinya akan dikirimkan ke Bisnis
Manajer (BM) melalui sistem online.
G. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis pakai. Adapun di Apotek Kimia Farma
No.285 dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Elektronik
 Pencatatan berupa peng-enrtian melalui sistem online data Resep pasien
BPJS, PTBA, dan data Resep pasien kerjasama perusahaan lainnya.
 Pencatatan berupa pembuatan forcest/daftar Obat yang akan dipesan
yaitu Obat yang habis, hampir habis, dan permintaan pasien.
2. Manual
Pencatatan manual di Apotek Kimia Farma No. 285 berupa :
1. Buku data pasien BPJS
2. Buku masuk dan buku keluar (pencatatan droping antar Apotek Kimia
Farma)
3. Buku faktur
4. Buku bon Obat Pasien
5. Buku laporan Narkotika dan Psikotropika
6. Buku setoran harian
7. Buku pesan antar shift
8. Buku terima barang expired date (ED)

Pelaporan di Apotek Kimia Farma No. 285 terdiri dari 2, yaitu :

19
1. Pelaporan Internal
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang dilakukan langsung oleh
setiap Apotek Kimia Farma , meliputi :
a. Pelaporan SIPNAP (Sistem Informasi pelaporan Narkotika dan
Psikotropika). Pelaporan SIPNAP dilakukan setiap bulan sampai dengan
batas tanggal 10 dan dilakukan Apotek Kimia Farma No. 285 kepada
Dinas Kesehatan melalui sistem online SIPNAP. Pelaporan SIPNAP
meliputi nama Obat, asal Obat (PBF, antar Apotek) ,jumlah keluar dan
masuk, sisa Obat.
b. Pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan di Apotek Kimia Farma No. 285 dilakukan setiap
hari, dengan cara penyetoran uang kepada pihak bank dan selanjutnya
dilakukan pelaporan kepada pihak Bisnis Manager (BM).
c. Pelaporan Stock Opname (SO)
Hasil dari data Stock Opname kemudian di periksa oleh Apoteker jika
hasilnya sesuai dan mendapatkan persetujuandari Apoteker maka data
akan dikirim ke Bisnis Manajer (BM).
d. Pelaporan barang rusak atau kadaluarsa
Apabila terdapat barang rusak atau kadaluarsa maka akan dicatat di buku
terima barang rusak dan expired date kemudian buku tersebut diserahkan
ke pihak gudang lalu akan di proses dan diretur kepada pihak PBF yang
bersangkutan.
2. Pelaporan Eksternal
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
dilakukan oleh pihak Bisnis manajer (BM). Adapun pelaporan eksternal di
Apotek Kimia Farma No.285 terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Pelaporan pajak
Pelaporan pajak Apotek Kimia Farma dilakukan pada setiap satu tahun,
pelaporan pajak Apotek Kimia Farma meliputi:

a. Pajak Bangunan (PBB)

20
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Penghasilan (PPH)
d. Pajak Pegawai
2. Pelaporan hutang dagang : KE PBF TIAP JATUH TEMPO
Pelaporan hutang dagang di Apotek Kimia Farma dilakukan setiap
waktu jatuh tempo sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati antar
PBF.

3.2.2. Pengelolaan Resep Di Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Resep adalah permintaan tertulis
seorang dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper
maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan Obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku. Tujuan pelayanan resep adalah mendapatkan obat yang
sesuai dengan resep dokter serta mengetahui cara pemakainya. Pengelolaan resep
di Apotek Kimia Farma No. 285, meliputi :
A. Resep Umum
Resep umum dapat dilayani hanya dengan Resep asli dari dokter. Resep
dirahasiakan dan disimpan selama 5 tahun yang bertujuan untuk mengetahui
kendala pasien selama menggunakan Obat yang terdapat pada Resep. Resep
dipisahkan antara Resep yang mengandung Obat Narkotika dan Psikotropika
dan Resep yang mengandung Obat biasa (bebas,bebas terbatas,keras) pad
setiap satu bulan sekali. Resep dapat dimusnahkan dengan cara dibakar.
Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lainnya, jika Resep terdapat Obat Narkotika dan Psikotropika
maka harus disaksikan oleh Dinas Kesehatan dan pemusnahan harus dilengkapi
dengan berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan.
Berita acara tesebut memuat:
a. Hari dan Tanggal Pemusnahan
b. Tanggal Awal dan Akhir Resep
c. Berat Resep yang dimusnahkan dalam kilogram
Adapun alur pelayanan resep umum di Apotek Kimia Farma No. 285, yaitu:

21
1. Menerima Resep dari Pasien
2. Melakukan Skrinning Resep
Meliputi pemeriksaan kelengkapan administrasi resep meliputi nama dokter,
nomor praktek dokter, alamat praktek, tanggal penulisan resep, nama pasien,
umur pasien, nama obat, jumlah obat dan aturan pakai. Jika ada keraguan
terhadap resep maka harus dikonsultasikan kepada dokter penulisan resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya.
3. Pengecekkan obat dan memberikan harga obat
Ketika seorang pasien tidak setuju dengan harga obat, ada 2 pilihan yang
harus dilakukan oleh seorang tenaga teknis kefarmasian yang sedang
bertugas, yaitu:
a. Memberi pilihan obat yang mempunyai khasiat sama dengan obat yang
berada di resep dan harganya terjangkau.
b. Mempersilahkan pasien untuk menebus obat semampunya dahulu (tidak
diambil semua) dengan catatan bahwa petugas Apotek harus memberikan
copy resep kepada pasien, agar sewaktu-waktu pasien dapat menebus
kembali obatnya.
4. Pembayaran resep dikasir ketika pasien sudah setuju dengan informasi
harga yang diberikan oleh petugas Apotek
5. Melakukan penyiapan Obat
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melakukan perhitungan bahan yang akan diambil sesuai permintaan yang
ada di resep.
c. Setelah mengambil obat, meminta pengecekan kepada Apoteker atau
Asisten Apoteker untuk menghindari kesalahan yang berarti saat
peracikan.
6. Peracikan Obat (jika perlu)
Melakukan peracikan obat jika tablet ataupun kaplet. Menggerus obat yang
jumlahnya sedikit terlebih dahulu lalu digabungkan dengan obat yang
jumlahnya besar, digerus sampai homogen. Setelah homogen maka obat
tersebut dibagi secara merata lalu dikemas kemudian meminta pengecekkan
kembali kepada Apoteker atau Asisten.

22
7. Penulisan etiket
Setelah selesai meracik dilakukan dengan menulis etiket disertai dengan
aturan pakai. Sebelum diserahkan kepada pasien, ada baiknya di periksa
kembali agar menghindari terjadinya kesalahan dalam pemakain obat.
8. Penyerahan obat kepada pasien
Setelah obat diracik dan penulisan etiket sudah benar maka obat diserahkan
kepada pasien disertai dengan Pelayanan Informasi Obat (PIO).

Terima Cek obat


resep Skrining dan harga

Pengecekan
Pembayaran Peracikan akhir

Penyerahan
(PIO)

Gambar 3.2.1. Alur Pelayanan Resep Umum.


B. Resep Kredit
Resep kredit adalah resep yang berasal dari instansi atau perusahaan yang
berkerja sama dengan Apotek Kimia Farma. Pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Resep kredit di Apotek Kimia Farma No. 28 yaitu :
a. Resep BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Alur pelayanan resep BPJS yaitu :
1. Resep diterima lalu diperiksa kelengkapan resep ataupun persyaratan
BPJS. Kelengkapan resep memuat (tanggal resep, nama dokter, umur
pasiem , nama obat, dosis, jumlah obat, aturan pakai) dan berkas
persyaratan BPJS, yaitu:
 Resep asli dari FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
 Kartu BPJS
 Surat rujuk balik

23
 Surat rujuk balik khusus rumah sakit
 Surat eligibilitas
 Nomor kunjungan FKTPyang sudah terdaftar online
Masing-masing persyaratan BPJS wajib di photo copy 2. Setelah
persyaratan telah di periksa, kemudian dilakukan pengecekan apabila
pasien melakukan pengambilan obat yang pertama, maka kita harus
mengisi buku data pasien BPJS meliputi, data pasien (nama, nomor
kartu BPJS, alamat, tanggal lahir, tekanan darah terakhir), rekam data
penggunaan Obat pasien, dan tanda tangan pasien.
2. Kemudian melakukan penyiapan obat yang tertera di Resep, lalu
dilakukan penulisan etiket (aturan pakai) sesuai dengan resep.
3. Setelah obat telah siap maka dilakukan pengecekan kembali pada obat
tersebut sebelum diserahkan kepada pasien untuk menghindari
kesalahan
4. Setelah diperiksa, obat tersebut kemudian diberikan kepada pasien
dengan memberikan Penyampaian Informasi Obat (PIO).
5. Persyaratan BPJS berkas asli dicap serta diparaf sesuai dengan
pengambilan Obat dan persyaratan BPJS berkas asli dikembalikan
kepada pasien untuk difotocopy di pengambilan selanjutnya.

Terima pengecekan penulisan data pasien


resep syarat BPJS (pengambilan pertama)

penyiapan Pengecekan penyerahan berkas yang


Obat akhir sudah ditandatangani

Penyerahan
(PIO)

Gambar 3.2.2. Alur Pelayanan Resep BPJS


b. Resep Kredit PT. Bukit Asam

24
Resep kredit ini berasal dari Perusahaan Bukit Asam yang berkeja sama
dengan Apotek Kimia Farma untuk melayani pasien yang menjadi
karyawan PT. Bukit Asam. Berikut adalah alur pelayanan resep kredit PT.
Bukit Asam :
1. Pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengecekan kelengkapan
resep, yaitu :
a. Nama dokter (SIP dokter)
b. Alamat dokter (nomor telepon)
c. Nama pasien (umur pasien)
d. NIK pegawai
Untuk pasien PT. Bukit Asam pemeriksaan ataupun konsultasi dokter
dilakukan oleh dokter perusahaan yang sudah di tentukan. Di Apotek
Kimia Farma No.285, dokter PT. Bukit Asam yang sudah ditentukan
yaitu dr. win (umum).
2. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan resep, maka dilakukan
perhitungan jumlah Obat yang akan diberikan.
3. Lalu dilakukannya penyiapan Obat dan peracikan Obat (jika perlu) dan
pemberian etiket (aturan pakai).
4. Setelah Obat sudah siap, maka dilakukan pengecekan oleh Apoteker
atau Asisten Apoteker untuk menghindari kesalahan pemberian Obat.
5. Jika Obat sudah sesuai, maka diserahkan kepada pasien disertai
Penyampaian informasi Obat (PIO).
Penagihan dilakukan oleh pihak Bisnis Manajer (BM) dengan
menyerahkan data pemakaian Obat pegawai PT. Bukit Asam.

Terima pengecekan
resep syarat PTBA

penyiapan pengecekan penyerahan


Obat akhir (PIO)

Gambar 3.2.3. Alur Pelayanan Resep Kredit PT. Bukit Asam


c. Resep Kredit AQUA (PT. Tirta Investama)

25
Pada resep kredit PT. AQUA juga sama seperti resep kredit PT. Bukit
Asam yang biasanya menebus obat secara kredit karena biaya resep
ditanggung oleh perusahaan. Berikut alur pelayanan resep kredit PT.
AQUA :
1. Pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengecekan kelengkapan
resep, yaitu :
a. Nama dokter (SIP dokter)
b. Alamat dokter (nomor telepon)
c. Nama pasien (umur pasien)
d. NIK pegawai
Untuk pasien PT. AQUA pemeriksaan ataupun konsultasi dokter
dilakukan oleh dokter perusahaan yang sudah di tentukan. Di Apotek
Kimia Farma No.285, dokter PT. AQUA yang sudah ditentukan yaitu
dr. win (umum).
2. Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan resep, maka dilakukan
perhitungan jumlah Obat yang akan diberikan.
3. Lalu dilakukannya penyiapan Obat dan peracikan Obat (jika perlu)
dan pemberian etiket (aturan pakai).
4. Setelah Obat sudah siap, maka dilakukan pengecekan oleh Apoteker
atau Asisten Apoteker untuk menghindari kesalahan pemberian Obat.
5. Jika Obat sudah sesuai, maka diserahkan kepada pasien disertai
Penyampaian informasi Obat (PIO).
Penagihan dilakukan oleh pihak Bisnis Manajer (BM) dengan
menyerahkan data pemakaian Obat pegawai PT. AQUA.
pengecekan
Terima
resep syarat PT.
AQUA

penyiapan pengecekan penyerahan


Obat akhir (PIO)

Gambar 3.2.4. Alur Pelayanan Resep PT. AQUA.

3.3. Kegiatan yang dilakukan selama PKF

26
3.1.1. Anggitia Arneflianti
Pada pelaksaan Praktik Kerja Farmasi (PKF), membantu pelaksanaan
penyediaan Obat di Apotek Kimia Farma No. 285, kami lebih banyak lagi
mendapatkan pengetahuan,pembelajaran dan pengalaman dalam bidang farmasi di
dunia kerja. Di Apotek Kimia Farma 285 ada 2 shift yaitu ada shift pagi dan shift
siang. Kegiatan tersebut yang di lakukan selama kurang lebih 2 bulan ini adalah:
1. Melayani dan menyiapkan obat untuk pasien BPJS, pasien PT. Bukit Asam,
pasien PT. Aqua, dan Pasien umum. Penulis juga tahu tentng penjelasan dan
persyaratan BPJS, yaitu :
a. Kartu peserta BPJS
b. Surat khusus rujuk balik
c. Resep asli dari dokter/puskesmas
d. Surat eligibilitas
e. Surat rujuk balik
Persyaratan di atas masing-masing di fotocopy 2 lembar. Lalu dilakukan
pengecekan kelengkapan pesyaratan penganbilan di atas.
2. Penulis diberi tahu di Apotek Kimia Farma 285 terdapat 2 (dua) dokter, yaitu
dokter umum (dr.Win) dan dokter THT (dr.Nanang).
3. Selama melakukan PKF penulis dianjurkan membaca resep dokter,
bagaimana cara membedakan antar resep pasien BPJS, resep dr.Win, resep dr.
Nanang, dan resep umum.
4. Penulis melayani swalayan farmasi disertai pemberian informasi Obat,
melayani resep BPJS.
5. Penulis diajarkan bagaimana menyalin faktur, menghitung resep, menghitung
insulin, menghafal Obat dr.Win, dan mengetahui obat paten.
6. Melakukan penuisan bon Obat apabila stock Obat kurang atau Kosong. Maka
pihak Apotek akan menge-bonkan Obat ke pasien (memberi kertas bon yang
sudah diisi nama pasien, tanggal, jenis pasien : BPJS, PTBA, AQUA., dan
nama Obat) , dan menulis di buku bon (nama,no.telepon, jumlah Obat, nama
Obat, jenis Pasien) kemudian Apotek meminta ke Apotek Kimia Farma
lainnya (APP) yang mempunya stock Obat tersebut permintaan mendesak
(droping).

27
7. Penulis melakukan Stock Opname (SO) selama 1 (satu) minggu, kegiatan ini
termaksud pegecekan fisik obat dan pemasukan data ke sistem komputer.
8. Penulis melakukan bakti sosial (baksos) di lapangan masjid Al-Bushro.
Disana penulis melihat dan membantu pelayanan Farmasi Obat.
9. Penulis melakukan pengentrian resep BPJS, lalu dilakukan pencetakan struk.
10. Penulis melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dengan pasien.

Gambar 3.3.1.1. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


11. Penulis melakukan beberapa kali pembelajaran di apotek dengan Apoteker.
12. Penulis melakukan pengambilam obat ke kimia farma 256.
13. Penulis melalukam pengantaran resep BPJS yang gagal rekam ke Apotek 256.
14. Penulis juga mendampingi Asisten Apoteker (AA) / Apoteker menerima
barang yang baru datang dari PBF.
15. Penulis juga melalukan peracik sediaan farmasi seperti, meracik sediaan
serbuk batuk, kapsul, mengencekan sirup antibiotik dan mencampur sediaan
obat batuk dengan paracetamol dan codein.
16. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, dalam hal ini,
kegiatan yang di lakukan antara lain, mencatat sediaan farmasi yang sudah
menipis ke buku defecta.
17. Memesan sediaan faramsi dan perbekalan farmasi , memesan sediaan
faramasi dan perbeklan kesehanat berdasarkan permintaan di buku defecta
dan mencocokkkan barang/ obat sesuai dengan faktur dan surat pesanan.
18. Menulis etiket dan menempelkan pada sediaan farmasi, etiket putih di
gunakan untuk obat dalam, sedangkan etiket biru untuk penggunaan obat

28
luar,seperti cream dan salep. Selain itu juga menulis signa dari resep yang
diminta.

3.3.2. Herlyn Sylvana


Pada pelaksanaan praktik kerja farmasi penulis membantu pelaksanaan
penyediaan obat di Apotek Kimia Farma No. 285 Way Halim kami banyak
mendapatkan pengetahuan, pembelajaran, dan pengalaman dalam bidang farmasi
di dunia kerja. Dalam pelaksanaanya dibagi dalam dua shift, yakni shift pagi dan
shift sore. Kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan ini adalah :
1. Melayani dan menyiapkan obat baik BPJS, pasien PT. Bukit Asam, pasien
Aqua (PT. Tirta Investama Tanggamus), ataupun pasien umum. Kami juga
mendapat penjelasan tentang persyaratan BPJS yaitu :
a. Kartu peserta BPJS/ ASKES/ Kartu Kesehatan.
b. Surat khusus rujuk balik.
c. Resep asli dari Dokter/puskesmas.
d. Surat eligibilitas.
e. Surat rujuk balik.
f. Nomor kunjungan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) sudah
terdaftar online.
Masing-masing lembar persyaratan di fotocopy sebanyak 2 rangkap.
2. Melakukan pelayanan swamedikasi. Hal yang di lakukan yaitu : melayani obat
obat OTC (over the counter).
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan. Hal yang dilakukan yaitu : menulis
faktur di buku faktur, menulis barang droping masuk di buku droping masuk,
menulis barang droping keluar di buku droping keluar, mengentri resep BPJS
dan resep PTBA, melakukan kegiatan stock opname yang di adakan setiap
bulan.
4. Melakukan penerimaan barang dari PBF. Hal yang di lakukan yaitu : mengecek
fisik barang, menyesuaikan jumlah fisik barang dengan forcase.
5. Melakukan peracikan obat sediaan farmasi seperti sediaan pulveres, suspensi,
dan capsul.

29
Gambar 3.3.2.1. penyiapan Obat

6. Melakukan bimbingan dengan Apoteker tentang Apotek dan cara pelayanan di


Apotek
7. Mengerjakan soal post test secara tertulis dan lisan.
8. Melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO). Hal yang di lakukan yaitu :
menyerahkan obat dan memberikan informasi tentang cara pakai obat.

3.3.3. Nabila Qumairanita


Kegiatan Praktik Kerja Farmasi (PKF) yang dilaksanakan di Apotek Kimia
Farma No. 285 selama 2 bulan dimulai pada tanggal 4 April 2019 sampai dengan
tanggal 4 Mei 2019. Dalam pelaksanaan Praktik kerja Farmasi (PKF) di Apotek
Kimia Farma No. 285 terbagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi (07.00 – 14.00) dan
shift sore (14.00 – 21.00).
Selama kegiatan praktik Kerja Farmasi (PKF) penulis membantu dalam
pelaksanaan sebagian kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek, dalam
melakukan kegitan tersebut penulis banyak mendapatkan pengetahuan,
pembelajaran, dan pengalaman dalam bidang farmasi di dunia kerja.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Farmasi (PKF) di Apotek Kimia Farma
No. 285, kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Perencanaan

30
Melakukan pencatatan Obat-obat yang kosong ataupun yang mau habis, yang
nantinya akan diambilkan stock Obat tersebut pada pagi hari di gudang Kimia
Farma pusat.
2. Pengadaan
Penulis mendampingi Apoteker atau Asisten Apoteker dalam melakukan
pengadaan tidak langsung (pengadaan antar Apotek Kimia Farma) dan
melakukan pengantaran dan pengambilan Obat antar Apotek Kimia Farma.
3. Penerimaan
Pada saat barang datang dari PBF, maka dilakukan pengecekan kesesuaian
antara faktur, Surat Pesanan (SP), forcast., dan barang. Pengecekan tersebut
meliputi :
a. Tujuan Apotek
b. Jenis barang
c. Kondisi fisik barang
d. Jumlah barang
e. Expired date
Setelah pengecekan diatas sudah dilakukan maka faktur diserahkan kepada
Apoteker atau Asisten Apoteker untuk ditandatangani dan di cap Apotek.

4. Penyimpanan
Barang yang datang PBF ataupun Gudang Kimia Farma Pusat maka disimpan
sesuai dengan tempatnya, yaitu meletakan sesuai dengan efek farmakologis,
alfabetis, FIFO dan FEFO, golongan, dan suhu penyimpanan.
5. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan kartu stock, yaitu dengan menulis barang yang
masuk dan keluar di kartu stock masing-masing Obat, khususnya pada Obat
Narkotika dan Psikotropika. Melakukan Stock Opname (SO) pada akhir bulan,
yaitu pengecekan barang/Obat meliputi jumlah Obat, expired date, dan
keadaan fisik yang selanjutnya akan disesuaikan dengan data fisik yang
terdapat di sistem komputer.
6. Pencatatan dan pelaporan
 Pencatatan yang dilakukan meliputi:

31
a. Pencatatan data pasien BPJS
b. Pencatatan bon Obat pasien, jika Obat pasien sedang tidak tersedia di
Apotek, dan jika Obat sudah tersedia maka dilakukan penelfonan pada
pasien yang bersangkutan.
c. Pencatatan faktur di buku faktur
d. Pencatatan keluar dan masuknya Obat antar Apotek Kimia Farma di
buku masuk dan buku keluar
 Pelaporan yang dilakukan yaitu pengentrian pos data pasien BPJS yang
dilakukan setiap hari.
7. Dispensing
Kegiatan dispensing yang dilakukan meliputi :
a. Skrining resep
Melakukan pengecekan kelengkapan resep, yaitu :
 Resep umum meliputi, nama dokter dan SIP, nomor telepon dokter,
nama dan umur pasien.
 Resep kredit perusahaan meliputi, ketentuan sama dengan resep umum
tetapi harus dilengkapi dengan NIK pegawai.
 Resep BPJS meliputi, kelengkapan persyaratan yaitu:
1) kartu BPJS
2) resep asli dari FKTP
3) surat rujuk balik
4) surat eligibilitas
5) surat rujuk khusus rumah sakit
6) nomor kunjungan FKTP yang sudah terdaftar online
masing masing persyaratan diatas di fotocopy 2 rangkap.
b. Penyiapan Obat
Pada resep umum setelah dihargakan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
dapat langsung siapkan sesuai dengan resep dan diracik jika perlu.
pada resep kredit perusahaan dan resep BPJS bisa langsung disiapkan
sesuai dengan resep dan diracik jka perlu.
c. Penulisan etiket

32
Penulisan etiket memuat tanggal, nama pasien, aturan pakai, dan khasiat
Obat.
d. Pengecekan
Setelah Obat sudah siap maka dilakukan pengecekan Obat oleh Apoteker
atau Asisten Apoteker sebelum diserahkan kepada pasien.
8. PIO (Penyampaian Informasi Obat)
PIO dilakukan setelah Obat sudah siap. Penyampaian Informasi Obat dilakukan
kepada pasien yang bersangkutan dengan menyampaikan nama Obat, khasiat
Obat, aturan pakai, dan penjelasan lain mengenai penggunaan Obat.

Gambar 3.3.3.1. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


9. Selama melakukan Praktik Kerja Farmasi (PKF) penulis juga melakukan
beberapa kali pembelajaran dan ujian lisan maupun tulis dengan Apoteker atau
Asisten Apoteker.

3.3.4. Rihhadatul Aisy


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No.285
Wayhalim selama 2 bulan dari 4 Maret sampai 4 Mei 2019 ini, yaitu melayani
pasien setiap harinya dengan pembagian shift jaga, yaitu pada pukul 07.00-14.00
WIB dan pukul 14.00-21.00 WIB. Petugas farmasi berjumlah 5 orang dengan
seorang Apoteker dan 4 Asisten Apoteker .
Pada hari pertama di Apotek Kimia Farma No. 285 Wayhalim hanya melakukan
pengenalan dan juga pembagian shift, dilanjutkan dengan pengenalan tata letak
obat di Apotek Kimia Farma No. 285 Wayhalim
Selama melaksanakan Praktik Kerja Farmasi(PKF) di Apotek Kimia
Farma No. 285 Wayahlim , kegiatan sehari-hari yang dilakukan adalah:

33
1. Swamedikasi , yaitu seperti melayani obat-obat yang berada di depan/Over The
Counter (OTC)
2. Dispensing, yaitu:
a) Skrinning resep (membaca resep) BPJS ataupun PT. PTBA memuat: nama
dokter, nama pasien, umur pasien, nama obat, khasiat obat, dosis sediaan
obat dan khusus untuk resep BPJS harus mempunyai persyaratan sebelum
diberikan obatnya yaitu: kartu bpjs, resep asli, surat rujuk balik,surat rujuk
khusus dan surat elgibilitas masing-masing di photocopy 2 rangkap
b) Mengambil obat sesuai dengan yang ada diresep
c) Meracik obat jikalau ada obat yang harus di racik
d) Menulis etiket yaitu memuat: tanggal, nama pasien, aturan pakai dan khasiat
obatnya

Gambar 3.3.4.1. Penyiapan Obat


3. PIO (Penyampaian Informasi Obat) yaitu saat obat telah selesai di racik dan
diberi etiket maka yang dilakukan selanjutnya adalah penyampaian informasi
obat yang di ambil sesuai dengan aturan pakai dan juga khasiat obat tersebut
4. Pencatatan, yaitu:
a) Mencatat data pasien BPJS di buku khusus BPJS, yaitu memuat: tanggal,
nama pasien, nomor kartu bpjs, paskes asal. alamat, nomor telpon, tanggal
lahir, tensi, kadar diabetes, diagnosa, nama obat yang diambil, jumlah obat,
aturan pakai
b) Mencatat di buku bon saat obat yang diminta tidak tersedia di apotek
c) Mencatat buku masuk dan buku keluar obat
d) Melakukan stok opname
e) Mencatat faktur di buku faktur
5. Penerimaan, yaitu saat barang datang dari PBF kemudian melakukan skrinning
terhadap barang datang dengan faktur dan juga forkes

34
6. Penyimpanan, yaitu saat barang sudah selesai di skrinning maka yang
dilakukan adalah meletakkan obat sesuai dengan alphabetis, efek farmakologi,
bentuk sediaan, FIFO dan FEFO

35

Anda mungkin juga menyukai