Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus,
sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat
mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan postur tubuh.Neopasma
ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak
terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.(Patologi,
dr. Achmad Tjarta,2002)

Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para
penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian
karsinoma Gaster. Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai
tindakan paliatif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :


1. Apa yang dimaksud kanker lambung ?
2. Apa yang menyebabkan kanker lambung terjadi ?
3. Faktor resiko apa saja yang mendukung terjadinya ca lambung ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan :


1. Untuk mengetahui patogenesis penyakit ca lambung
2. Untuk mengetahui penyebab dan pengobatan ca lambung
3. Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya ca lambung
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-
menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna
bagi tubuh.(Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002). Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma
yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)

B. Anatomi Fisiologi

Lambung
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus
halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang
dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan postur
tubuh. Struktur lambung.
1. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya
berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.
2. Korpus ventrikul
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot
yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian
distal dan berlanjut ke duodenum.
3. Antrum pyloru
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal
membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut
ke duodenum.
4. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke
pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu
lipatan ganda dari peritoneum.
5. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini
terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk
cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum
dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

Fungsi lambung:

Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan


makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran
makanan dilakukan dengan dua cara:
a) Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan
kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik
setiap 20 detik.
b) Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan
enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin
asam garam, renin dan lapisan lambung.
1) Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar
dapat diabsorbsi di intestinum minor.
2) Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan
desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah
pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
3) Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen
dari protein.
4) Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang
sekresi getah lambung.
5) Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat,
mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang,
karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang
menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi
getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
a. Fase cerebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke
nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang
terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh
membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
b. Fase gastric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
c. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah
lambung membentuk lebih banyak gastrin.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus
tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan
duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka
tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus sehingga
mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke
korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap
kali kontraksi.

c) Patologi
Dari semua insidensi kanker lambung yang ada didunia, 50 % berlokasi di
bagian bawah lambung (pylori dan antrum), 20 % pada badan lambung
(fundus), 20 % pada bagian kurvantura minor, 10 % pada cardia, dan sisanya
pada kurvantura mayor. Lebih dari 90 % dari kanker lambung adalah
adenokarsinoma. Adenokarsinoma dapat dibagi menjadi :
-    Type difus
Type dari adenokarsinoma yang didalamnya tidak terdapat kohesi sel,
mengakibatkan sel yang secara sendiri – sendiri menginfiltrasi dan
menebalkan dinding lambung tanpa pembentukan suatu masa yang diskret.
Jenis karsinoma ini sering terjadi pada pasien dengan usia lebih muda.
Perkembangannya dilambung mencakup kardia berakibat dengan hilangnya
densibilitas dinding lambung dan berkaitan dengan prognosis yang jauh
lebih jelek
-    Type intestinal
Type dari adenokarsinoma yang ditandai oleh adanya kohesi sel neoplastik
yang membentuk stuktur tubuler yang menyerupai kelenjar. Pada type ini
sering kali bersifat ulseratif , dan sering tampak didaerah antrum dan
kurvatura mayor lambung. Karsinoma tipe intestinal biasanya didahului
oleh suatu proses prekanker yang lama. Dan biasanya menyerang pada
pasien dengan usia lebih tua.

Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan
karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gaster
didapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai
massa.
2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.
5. Bentuk linisplastika.
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.

Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi
dan yang paling jelek adalah bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering ke hati,
arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus sekitar limpa. Dapat juga mengenai tulang,
paru, otak dan bagian lain saluran cerna.
C. Etiologi
Hubungan antara pola diet dengan perkembangan karsinoma lambung adalah penelanan
nitrat berkadar tinggi dan jangka waktu lama yang terkandung dalam makanan yang
dikeringkan, diasap, dan diasinkan. Nitrat yang masuk akan diubah menjadi nitrit yang
karsinogen oleh bakteri. Bakteri tersebut dapat masuk melalui makan yang ditelan.
Bakteri yang dapat menginfeksi lambung dengan keasaman yang tinggi adalah bakteri
heliobacter pylori.
Beberapa faktor resiko lainnya adalah adanya ulkus lambung, polip adenomatosa. Selain
itu golongan darah juga mempunyai peran, pasien dengan golongan darah A memiliki
kemungkinan tinggi untuk terserang kanker lambung dari pada pasien yang memiliki
golongan darah selain A. Secara praktis faktor resiko dari kanker lambung adalah sebagai
berikut :
1.    Umur
Insidensi kanker lambung meningkat pada umur 55 tahun, dan semakin tua umur pasien
semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya kanker lambung

2.    Jenis kelamin


Jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat kencenderungan yang tinggi untuk mengidap
kanker lambung dibanding dengan wanita.

3.    Ras/ suku bangsa/ warna kulit


Orang dengan ras Afrika dan Amerika, berwarna kulit hitam lebih memiliki
kecenderungan tinggi untuk terserang kanker lambung dibanding orang dari ras
Caucasian dan berwarna kulit putih

4.    Faktor kesehatan ( ulkus kronis)

Kanker lambung meningkat insidensinya pada orang dengan riwayat anemia pernisiosa
yang disebabkan adanya kerusakan pada mukosa lambung yang lama seperti ulkus
lambung kronik, ulkus duodenal kronik, dan kelainan lambung lainnya seperti atropi
lambung, dan polip lambung. Kanker lambung juga meningkat pada orang dengan gejala
dispepsia tanpa ulkus. Infeksi Heliobakter yang menyertai ulkus juga meningkatkan
resiko kanker lambung. Kelinan kongenital seperti achlorihidria gastric polyposis juga
dapat meningkatkan resiko kanker lambung.

5.    Bahan karsinogen dan Diet

Bahan-bahan penyebab kanker yang masuk melalui mulut dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker lambung , seperti alkohol, rokok, dll. Kebiasaan Merokok dan
tingginya masukan garam, dan konsumsi buah-buahan yang rendah meningkatkan resiko
kanker. Resiko kanker lambung dari perokok lebih tinggi dari yang tidak perokok dan
diperberat dengan pemasukan garam yang tinggi serta diet rendah buah- buahan.
Peningkatan masukan garam biasanya berhubungan dengan belum atau tidak
digunakannya alat pendingin (Cool Case) untuk menyimpan atau mengawetkan makanan
dalam jangka waktu yang lama. Makanan disimpan atau diawetkan dengan cara diasinkan
dan diasap, sehingga meningkatkan kandungan garamnya. Rendahnya intake buah-
buahan berhubungan dengan kondisi geografis daerah tersebut.
Penyebab kanker lambung dari pola diet dapat dibagi dalam faktor endogen dan eksogen.
Faktor endogen meliputi berkurangnya keasaman lambung, riwayat operasi lambung
sebelumnya, gastritis atrofi atau anemia pernisiosa. Dari faktor eksogen makanan yang
terkontaminasi bakteri, golongan sosio ekonomi yang rendah dengan sanitasi dan
higienisitas yang rendah , dan dapat dikurangi dengan pengunaan lemari pendingin, dapat
mencegah adanya infeksi dari Heliobakter Pylori

E.    Gambaran Klinis

Keluhan yang paling sering pada penderita kanker lambung adalah nyeri perut bagian
atas yang beraneka ragam coraknya, dapat ringan dan hilang timbul, sampai dengan rasa
sakit yang hebat dan menetap. Tidak jarang rasa nyerinya sama dengan ciri nyeri dari
tukak lambung yang klasik. Anoreksia disertai nausea sering dijumpai dan biasanya
disertai dengan penurunan berat badan. Bila kanker berdiam di daerah proximal lambung
maka dapat menyumbat esofagus dan menimbulkan keluhan disfagia.
Bila terjadi ulserasi pada kanker selain rasa nyeri dapat pula timbul perdarahan dengan
gejala hematemeisis dan atau melena. Jika ulserasi terjadi lebih dalam sampai menembus
dinding lambung , dapat terjadi perforasi dan kadang- kadang terbentuk suatu hubungan
antara lambung dan kolon (gastrocolic fistula).

Secara praktis dapat diringkas gejala-gejala kanker lambung meliputi :


- kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

-    vomitus

-    rasa nyeri dan tidak enek pada perut bagian atas (uluhati)

-    rasa terbakar pada saat makan

-    muntah darah dan atau berak darah

-    menurun atau hilangnya nafsu makan, dan sakit saat makan

-    lemah

F.    Pemeriksaan Diagnosis

1.     Pemeriksaan fisis.

Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia.
Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke
hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.

2.     Radiologi.

Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai
posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.

3.     Gastroskopi dan Biopsi.


Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor
gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan
tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.

4.    Pemeriksaan darah pada tinja.

Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu
perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin

5.    Sitologi.

Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung
dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan
gastroskopi dan biopsi.

G.    Komplikasi
1.     Perforasi. Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.

2.     Hematemesis. Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas
lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.

3.     Obstruksi. Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang
disertai keluhan mintah-muntah.

4.     Adhesi. Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan
infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
H.    Penatalaksanaan

1)    Bedah

Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai
tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat
lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari
pengambilan kelenjar limfa secukupnya.
2)     Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
3)     Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi
kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C,
hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R.
Simadibrata,2000). Dari semua insidensi kanker lambung yang ada didunia, 50 %
berlokasi di bagian bawah lambung (pylori dan antrum), 20 % pada badan lambung
(fundus), 20 % pada bagian kurvantura minor, 10 % pada cardia, dan sisanya pada
kurvantura mayor

Faktor resiko ca lambung adalah adanya ulkus lambung, polip adenomatosa. Selain itu
golongan darah juga mempunyai peran, pasien dengan golongan darah A memiliki
kemungkinan tinggi untuk terserang kanker lambung dari pada pasien yang memiliki
golongan darah selain A. Sedangkan faktor lainnya adalah umur, jenis kelamin, faktor
kesehatan ( ulkus kronis), ras/ suku bangsa/ warna kulit,  bahan karsinogen dan diet.
Keluhan yang paling sering pada penderita kanker lambung adalah nyeri perut bagian
atas yang beraneka ragam coraknya, dapat ringan dan hilang timbul, sampai dengan rasa
sakit yang hebat dan menetap. Untuk upaya penyembuhan dapat dilakukan dengan
kemoterapi, radiasi maupun pembedahan

B.    Saran
Sebagai seorang mahasiswa keperawatan sepatutnya kita mengetahui tentang patogenesis
suatu penyakit. Hal ini dapat menghindarkan kita dari resiko terjadinya penyakit tersebut
dengan menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, pengetahuan yang kita miliki dapat kita
sampaikan kepada masyarakat agar dapat terbebas dari penyakit.
Pemeriksaan secara rutin dapat membantu untuk mendiagnosa dini munculnya penyakit.
Jika telah terdiagnosa kanker lambung , maka sebaiknya segera lakukan tindakan
pengobatan dengan pembedahan, radiasi maupun kemoterapi. Dan untuk pencegahan
selanjutnya pola hidup sehat perlu diterapkan terutama kesehatan lingkungan dan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA

http://irwansbgj514.blogspot.co.id/2013/11/makalah-lambung.html

Anda mungkin juga menyukai