Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : PEMBUATAN GROUND RESERVOAR


KASITAS 1000 M3
LOKASI : KOTAMADYA BANJARBARU

A. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pengukuran Tinggi dan Pengukuran Panjang.


a. Kontraktor harus membuat peil pokok/patok utama untuk setiap
unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank.
b. Peil pokok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan peil yang
sudah ada atau terhadap tinggi peil setempat yang disetujui
oleh Direksi Proyek, dan hasil pengikatan peil tersebut harus
ditandai dengan cat merah.
c. Semua patok-patok/bouwplank harus terbuat dari bahan yang
kuat dan awet, dipasang kokoh tidak diperbolehkan untuk bisa
berubah tempat ataupun tertimbun tanah dan permukaan
atasnya rata dan sipat datar (waterpas).
d. Bouwplank harus diikat ketinggiannya dengan peil pokok, dan
ditandai ketinggiannya dengan cat merah.
e. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Proyek dalam
waktu tidak kurang dari 48 jam sebelum memulai pemasangan
patok-patok/bouwplank.
f. Setelah pekerjaan pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor
harus menyediakan alat ukur lengkap dengan perlengkapannya,
seperti juru ukur, pekerja-pekerja dan sebagainya yang
diperlukan oleh Direksi Proyek untuk pemeriksaan.
g. Jika pemasangan peil/bouwplank salah, maka Kontraktor harus
membetulkan sampai disetujui oleh Direksi Proyek atas biaya
Kontraktor.
Bilamana Kontraktor meragukan ketepatan dari peil setempat yang
sudah ada, maka Kontraktor harus menyatakan hal ini secara
tertulis kepada Direksi Proyek.
1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan
Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam kontrak,
Kontraktor harus membersihkan lokasi tempat pekerjaan dari
segala macam tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang terdapat di
sekitar lokasi pekerjaan tersebut.
1.3. Ruang Direksi Proyek, Gudang dan Los Kerja
Kontraktor diwajibkan membuat ruang Direksi Proyek, gudang dan
los kerja yang pantas dan cukup luas di tempat pekerjaan, lengkap
dengan kunci dan perabotan yang diperlukan sesuai dengan

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 1


persetujuan Direksi Proyek. Dinding dan lantai gudang tidak
lembab, memenuhi syarat-syarat teknis dan keamanan yang
disetujui Direksi Proyek.

II. PEKERJAAN TANAH


2.1. U m u m
a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan
perlengkapan, alat pengangkutan dan piranti lain yang
diperlukan untuk pekerjaan tanah.
b. Laporan penyelidikan tanah yang telah ada dipelajari oleh
Peserta Pelelangan. Peserta Pelelangan harus dapat
menyimpulkan apa yang tercantum didalam laporan
penyelidikan tanah tersebut.
c. Semua penggalian, pengurugan dan cara pengurugan harus
disetujui Direksi Proyek.
d. Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan terjadi
perubahan perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk
tanah. Perubahan tersebut harus dilakukan kontraktor
dengan persetujuan Direksi Proyek.

2.2. Pembersihan Lapangan


a. Sebelum Kontraktor mulai dengan pekerjaan penggalian,
penempatan bahan urugan atau penimbunan bahan, semua
bagian lapangan yang akan dikerjakan atau ditempati, harus
dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan sampah yang
kemudian dibuang ke tempat yang disetujui Direksi Proyek
semua pembiayaannya ditanggung Kontraktor.
b. Kontraktor melakukan pembersihan terhadap pohon-pohonan
dan semak-semak, dalam hal ini Kontraktor harus
membersihkan pohon-pohon dan semak-semak tersebut
setelah memperoleh persetujuan Direksi Proyek. Semua
pohon-pohon dan semak-semak yang direncanakan tetap
berada ditempatnya harus dihindari dari kerusakan. Hasil
pembersihan harus dipindahkan dari lapangan pekerjaan.

2.3. Penggalian
a. Umum
 Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi
dari elevasi tanah yang direncanakan untuk pondasi
gedung, pondasi, parit-parit dan saluran drainase. Hasil-
hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan
pengurugan atau ke tempat lain yang disetujui Direksi
Proyek.
 Pekerjaan penggalian tanah temasuk juga pembuangan
segala benda yang ditemukan dalam bentuk apapun yang
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 2


 Galian tanah baru dimulai setelah pemasangan
patok/bouwplank disetujui Direksi Proyek.
 Penggalian harus sesuai dengan garis dan elevasi yang
tertera pada gambar.
 Kemiringan pada galian harus pada sudut kemiringan
(talud) yang aman.
 Kontraktor harus menjaga pengaruh-pengaruh luar
kedalam lubang galian seperti air tanah, kelongsoran,
hujan, air permukaan, lumpur yang masuk, dan benda-
benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini
harus sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
 Jika ada kerusakan-kerusakan akibat hal-hal tersebut
diatas, maka Kontraktor harus bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya
kembali sampai seperti keadaan semula.
 Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran
dibawah tanah, baik itu berupa saluran telekomunikasi,
listrik, air dan sebagainya, maka Kontraktor harus
bertanggung jawab penuh untuk melapor kepada Direksi
Proyek dan memindahkan ke tempat yang disetujui Direksi
Proyek.
 Kontraktor hendaknya menyiapkan satu tempat yang
disetujui Direksi Proyek untuk menampung tanah hasil
galian oleh Kontraktor.
 Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian dan telah
mencapai jumlah tertentu, harus segera disingkirkan ke
tempat lain yang disetujui Direksi Proyek.
 Arah pembuangan untuk bahan buangan harus diatur
sedemikian rupa untuk membagi rata effek pemadatan
sebaik-baiknya.
 Penyimpangan/pembuangan tanah galian tidak boleh
mengganggu kedudukan patok-patok/bouwplank, atau
bagian-bagian yang tidak diperbolehkan tergantung
kedudukannya.

b. Kelebihan galian yang diperintahkan.


 Bila diperlukan, lubang galian harus digali lebih dalam atas
perintah Direksi Proyek sampai kedalaman yang
ditentukan. Setelah galian selesai, permukaan tanah harus
diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan
baik.
 Kelebihan galian sebagai akibat galian kelebihan tersebut
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan sesuai
dengan harga satuan galian.
c. Penggalian tanah untuk pondasi.
 Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai
kerja pondasi, dan penampang lereng disebelah kiri-kanan
galian dimiringkan keluar arah pondasi dengan sudut

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 3


kemiringan yang aman sehingga tidak menimbulkan
keruntuhan dan bilamana menurut Direksi perlu disiapkan
proteksi dinding galian, maka kontraktor harus dapat
menyediakannya.
 Dasar galian harus mecapai tanah keras, dan apabila
galian ternyata tidak sesuai dengan rencana gambar
pondasi, Kontraktor harus melaporkannya pada Direksi
Proyek dan dimintakan keputusannya.
 Kecuali dinyatakan lain dalam gambar, dasar dari semua
galian harus waterpass. Jika pada dasar galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah
yang berongga (tidak padat), maka bagian itu terus
dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi harus
diisi dengan pasir.
 Setiap kelebihan galian dibawah permukaan ynag telah
ditentukan harus diurug kembali sampai permukaan
semula dengan pasir. Pasir tersebut harus dibasahi
seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk mencegah
turunnya bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan
tersebut diatas dilaksanakan dengan biaya Kontraktor.
 Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi
harus dilakukan dengan tangan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat-alat berat.
 Air yang tergenang di lapangan atau pada galian antara
lain dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa selama
pelaksanaan pekerjaan harus dimiringkan atau dipompa
keluar atas biaya Kontraktor.
d. Pemompaan air tanah pada galian dibawah muka air tanah.
Penggalian tanah harus dikerjakan dalam keadaan kering.
Kontraktor bertanggung jawab untuk merencanakan sistem
pemompaan air tanah yang harus dimasukkan dalam tender.
Pemompaan dikerjakan dengan syarat-syarat sebagai
berikut:
 Sistem yang dipakai tidak boleh mengakibatkan
penaikan/penurunan tanah (heaving) dasar galian secara
berlebihan.
 Jumlah dan kapasitas pompa harus diadakan secukupnya.
 Air yang dipompa harus dibuang, sehingga tidak
mengganggu galian atau sekitarnya.
 Sistem pemompaan harus diperhitungkan secara detail
dalam menghadapi bahaya longsor terhadap pekerjaan
dan daerah yang berdekatan pada waktu hujan besar.
 Kecuali disediakan untuk hal darurat seperti pada ad.a,
maka sistem dewatering harus bekerja terus menerus,
sehingga pekerjaan dari pondasi selesai seluruhnya.
 Didalam hal tejadi kerusakan total dari sistem dewateing
setelah dinding –dinding dikerjakan tapi sebelum bagian
atas dikerjakan, maka tindakan pencegahan darurat
harus diadakan untuk mengisi stuktur dengan air. Hal ini

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 4


dimaksudkan untuk mencegah tekanan air yang
berlebihan (uplift) terhadap struktur.

2.4. Urugan Pasir dan Pengurugan Kembali


a. Urugan pasir dilakukan dibawah semua lantai dengan tebal
sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat.
b. Pada bekas galian pondasi sebelah dalam bangunan diurug
dengan pasir.
c. Urugan pasir harus disiram air kemudian ditumbuk hingga
padat.
d. Bahan urugan pasir harus bersih.
e. Bahan urugan kembali dapat berupa bahan terpilih dari bekas
galian semula atau yang didatangkan dari tempat lain yang
bebas dari bahan organis dan benda padat yang diameternya
lebih besar dari 5 cm.

III. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON


1. U m u m
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Beton 1971 (PBI
1971) dan harus melaksanakan pekerjaannya dengan
ketepatannya dan kesesuaian yang tinggi menurut RKS,
gambar kerja dan instruksi-instruksi oleh Direksi.
b. Direksi berhak untuk memeriksa pekerjaan Kontraktor, hal ini
dikerjakan sewaktu-waktu yang dianggap tepat. Direksi tidak
berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan terus menerus,
dan kegagalan Direksi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan
tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya.
c. Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai dengan
persyaratan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan (RKS) dan gambar-gambar rencana harus dibongkar
dan diganti atas biaya dari Kontraktor.
d. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik dari
yang ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Direksi
sebelum dipakai. Direksi akan menyimpan contoh-contoh yang
telah disetujui sebagai standard untuk memeriksa pengiriman-
pengiriman selanjutnya. Semua material yang tidak disetujui
Direksi harus dikeluarkan dari proyek atas biaya Kontraktor.

2. B a h a n
a. Portland Cement (PC).
Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk
standart, yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan
memenuhi persyaratan Portland Cement klas I-2475 (PBI-1971
NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu merk PC.
Penggantian merk semen hanya dapat dilakukan dengan

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 5


persetujuan Direksi. PC harus disimpan secara baik,
dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk
dipakai. PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh
digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga
mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

b. Koral dan pasir (agregat).


 Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 Bab 3
ayat 3.3, 3.4 dan 3.5. Agregat kasar harus berupa koral
atau crushed stones yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, padat (tidak porous) dan cukup syarat
kekerasannya. Agregat halus tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).
 Besar maksimum butir agregat kasar tidak boleh lebih dari
3,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
 2 (dua) minggu sebelum pengecoran dimulai, sample-
sample yang telah diambil dengan ukuran tertentu, ditest
sesuai dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam
PBI 1971. Dari hasil-hasil ini Kontraktor mengambil 2 (dua)
buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analysnya. Kontraktor harus menjaga semua pengiriman
agregat dari satu sumber untuk setiap agregat yang telah
disetujui Direksi, agar terjamin kesamaan kualitas dan
grading selama pekerjaan. Percobaan-percobaan
selanjutnya untuk setiap pengiriman sebanyak 50 ton, atau
sewaktu-waktu diperintahkan oleh direksi.
 Agar kasar dan halus diangkat dan disimpan terpisah dan
harus dicegah terjadinya segradasi dari berbagai ukuran
partikel. Agregat harus dijaga terhadap kebersihan dan
bebas terhadap material-material lain. Kapasitas tempat
harus disiapkan pada tempat sumbernya atau pada site
untuk menjamin tersedianya kedua macam agregat
tersebut dengan kualitas dan grading yang telah disetujui
untuk menjamin kontinuitas pekerjaan.

c. A i r.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti
syarat PBI 1971 pasal 3.6. Sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
d. Bahan pencampur (admixture).
 Admixture yang dicampurkan pada beton tidak diizinkan
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi dan
Perencana.
 Untuk pemakaian admixture seperti tersebut diatas, maka
Kontraktor harus sudah membuat percobaan-percobaan
perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
admixture tersebut. Hasil crushing test kubus-kubus
berumur 7,14 dan 21 hari dari laboratorium yang

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 6


berwenang harus dilaporkan kepada Direksi Proyek untuk
disetujui.

3. Campuran Beton
a. Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu
(admixture), pasir, koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus
memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran
beton rencana untuk berbagai jenis pekerjaan beton harus
ditentukan oleh Kontraktor berdasarkan hasil percobaan kubus
beton, diperlihatkan kepada Direksi Proyek untuk diminta
persetujuannya dan bila disetujui Direksi Pengawas dapat
dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud.
b. Bila campuran beton rencana yang telah disetujui Direksi
diganti kualitas dari sumber ataupun agregatnya, maka harus
dicari lagi campuran yang baru sehingga tetap memenuhi
syarat. Untuk campuran beton yang baru tersebut prosedur
membuat campuran testing kubus beton harus mendapat izin
dari Direksi Proyek.
c. Didalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat
akan diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus
dengan persetujuan Direksi Pengawas, pengukuran material
dengan volume, akan dipakai untuk bangunan-bangunan
struktur yang kecil.
d. Semua volume dan berat agregat, semen, dan air harus ditakar
dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan
tidak dilaksanakan Kontraktor, maka konstruksi beton yang
sudah dicor akan diperintahkan untuk segera disingkirkan.
e. Jumlah semen yang dipakai minimum sebesar 340 Kg/m2
untuk struktur bangunan biasa. Testing Beton dan
Peralatannya.

4. Pengetesan.
a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, tempat
dan semua peralatan (misal : cetakan-cetakan baja, hammer
test dan lain-lain) untuk melakukan semua test-test beton
tersebut dibawah ini :
 Slump test
 Kubus test (crushing machine)
 Test kadar lumpur
 Hammer test

b. Pengujian slump beton segera setelah beton keluar dari


mixer, slump minimum = 5 cm dan slump maximum = 1,25
cm.
c. Kontraktor harus membuat, merawat dan mengadakan test-
test kubus beton pada laboratorium beton yang disetujui
Direksi atas biaya sendiri. Test yang dilakukan pada waktu

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 7


kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton
yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari 2
buah yaitu 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi
tanggal pembuatan dan dari bagian mana beton diambil. Jika
digunakan beton ready mix, maka dari tiap truck dibuat 2
benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.
d. Kontraktor harus membuat laporan lengkap mengenai hasil
test kubus di laboratorium dan disampaikan pada Direksi
Proyek secara rutin.
e. Kontraktor harus membuat test kadar lumpur pasir dan
dilaporkan pada pada Direksi secara rutin.
f. Tata cata dan aturan pelaksanaan test akan ditetapkan/diatur
kemudian oleh Direksi.

V. PERSIAPAN PENGECORAN BETON


1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelumnya
Kontraktor harus membuat laporan tertulis kepada Direksi Proyek
yang menyebutkan :
 Jumlah volume beton yang dicor.
 Jumlah alat-alat pengecoran antara lain : mixer, fibrator, yang
tersedia di lapangan.
 Jumlah portland cement yang tersedia dilapangan
 Jumlah pasir, koral/kerikil yang tersedia dilapangan
 Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan
 Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia di
lapangan.
 Jumlah alat-alat test slump yang tersedia dilapangan
 Jumlah tenaga kerja yang ada dilapangan.
 Perbandingan campuran beton yang akan dilaksanakan
 Time schedule pelaksanaan pengecoran
 Skema jalannya pengecoran sampai selesai
 Pengawas ahli dari kontraktor yang ditugaskan di lapangan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persayaratan tersebut
diatas terpenuhi, dan disetujui Direksi Proyek.
2. Pencegahan Korosi.
Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi
yang ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum
pelaksanaan pengecoran beton, kecuali jika ada perintah lain dari
Direksi Proyek. Jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian
pembesian sekurang-kurangnua harus 5 cm. Cara yang dibenarkan
untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah
dengan kawat atau mengelas ke besi beton.
3. Persiapan Permukaan yang akan dicor Beton.
Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi
dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 8


cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai
jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan
siraman air sebelum pengecoran, permukaan tanah atau lantai
kerja harus dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran,
permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air
terus menerus sampai tiba saat pengecoran. Bagaimanapun juga
permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga
bebas dari lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran
beton.
4. Sambungan Beton.
Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan
beton baru, dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton
pada siar pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian bidang-
bidang tersebut harus dibersihkan sampai jenuh. Setelah
permukaan disiapkan dengan persetujuan Direksi Pengawas,
sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua permukaan
sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu
dengan spesi mortar dengan susunan yang sama seperti yang
terdapat dalam betonnya. Lapisan spesi mortar tersebut harus
disebar merata dan harus dikerjakan benar sampai mengisi ke
dalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang tidak rata,
sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat untuk
menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan
beton lama.
5. Persiapan Pengecoran.
Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting pekerjaan
tulangan dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang
dan persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum
disetujui Direksi Proyek.
Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan
ditanam di dalam beton yang tertutup dengan kerak beton bekas
pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh kerak
beton tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton yang
berdekatan di cor.
6. Penyingkiran Air.
Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang
memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-
baiknya. Beton tidak boleh dicor di dalam air tanpa persetujuan
dari Direksi Proyek. Kontraktor juga tidak dibenarkan membiarkan
air mengalir di atas beton sebelum beton cukup umurnya dan
mencapai pengerasan awal.

VI. PEMBUATAN BETON DAN PERALATANNYA


1. Mutu Beton.
 Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat
pengaduk dan pengangkut beton harus sudah bersih.
 Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus
dilaksanakan dengan mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk
membuat beton-beton yang tegangan karekteristiknya lebih

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 9


besar dari 225 kg/cm2, harus dilengkapi dengan alat-alat yang
dapat mengukur dengan tepat jumlah air pencampur yang
dimasukkan dalam drum pengaduk.
 Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau
takaran-takaran semen, agregat dan air harus disetujui Direksi
Proyek sebelum dapat dipergunakan.
 Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton
harus diawasi terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas
yang ahli dengan jalan pemeriksa slump pada setiap campuran
beton yang baru.
 Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampur yang dimasukkan kedalam drum pengaduk adalah
cukup tetap, atau perlu dikoreksi dalam hubungannya dengan
faktor air semen yang diinginkan.
 Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan
waktu pengadukan tergantung dari kapasitas drum
pengadukan, banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan
susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump dari
betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 1,5 menit sesudah
bahan termasuk air berada didalam molen, selama itu molen
harus terus berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan
kekentalan adukan yang merata pada akhir waktu pengadukan.
 Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang merata. Apabila
karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimum, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam
pemberian jumlah air pencampur atau sudah mengeras
sebagian atau yang tercampur dengan bahan-bahan asing,
maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus di singkirkan
dari tempat pelaksanaan.
 Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam
adukan beton yang sebagian telah mengeras didalam molen.
 Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima
material-material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk
harus dibersihkan dan dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan
dan bila beton yang akan dibuat berbeda mutunya.

2. Penolakan dari Beton


 Direksi Proyek berhak menolak pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat. Kontraktor harus mengganti/membongkar
dan memperbaiki beton-beton yang tidak memenuhi syarat
atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh
Direksi Proyek.
 Syarat kekuatan beton harus sesuai dengan persayaratan
dalam PBI-1987 Bab 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8.
 Toleransi kesalahan pada beton pelaksanaannya mempunyai
ukuran-ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak boleh
melampaui toleransi dari posisis garis as dari penyelesaian

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 10


bagian struktur pada semua titik ± 0,5 cm posisi yang
seharusnya.

3. Pengangkutan dan Pengecoran


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton,
Kontraktor harus memberitahu Direksi Proyek dan
mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan
Direksi Proyek, maka Kontraktor akan diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri. Kontraktor
harus mendapatkan izin dari Direksi Proyek berpendapat
bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk
melayani pengecoran, proses pengerasan dan penyelesaian
beton.
b. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan
tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang
ditetapkan menurut gambar atau dengan persetujuan Direksi
Proyek.
c. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada
hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus
disetujui menurut ketentuan yang telah dijelaskan pada
gambar atau atas persetujuan Direksi Proyek.
d. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu
1 (satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka
waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila
adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang
berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi Pengawas.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir
untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemndahan
adukan didalam cetakan.
e. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana
tidak tejadi pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Cara
pengukuran adukan beton harus lancar dan kontinyu sehingga
tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang belum dicor. Metode
dan cara pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
f. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau
kedalam papan bekisting yang dalam, yang dapat
menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton karena
berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting
ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh
dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan
adukan pada permukaan bekisting diatas beton yang dicor. Hal
ini, harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk
pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya
tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh
dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter dibawah
ujung corong.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 11


g. Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran,
setelah dicor pada tempatnya adukan tidak boleh didorong
atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter arah mendatar.
Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan
horizontal yang merata tidak boleh lebih dari 60 – 70 cm
dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya
lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang
miring, kecuali bila diperlukan untuk bagian konstruksi miring.

4. Pemadatan dan Penggetaran


a. Pada waktu adukan beton cor kedalam bekisting atau lubang
galian, tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak
ada penurunan lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki
semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang
koral.
b. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton
disekeliling water stop.
c. Kontraktor harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang
cukup.
d. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak
praktis, Direksi Pengawas dapat menganjurkan dan menyetujui
pengecoran tanpa vibrator (triller).
e. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya
sehingga tidak terjadi cacat beton seperti kropos, adanya
kantong udara dan sarang koral yang akan memperlemah
kekuatan beton.
f. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator
(triller) dan pada waktu yang sama bekistingnya diketuk
sampai adukan beton betul-betul mengisi penuh bekisting
tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan
bekisting.
g. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan
sebelumnya tidak dikerjakan secara seksama.
h. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Slump beton tidak lebih dari 12,5 cm.
 Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara
vertikal dan dengan persetujuan Direksi Proyek, dalam
keadaan-keadaan khusus boleh miring samapi 45 derajat.
 Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah
horizontal karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.
 Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian
beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak
boleh dipasang lebih 5 cm dari cetakan atau dari beton yang
sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak
terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari
betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 12


 Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang
jarum pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50
cm. Berhubung denga itu, maka pengecoran bagian-bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi
lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
 Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan
mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai
memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya
tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini
tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum
dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
 Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
sehingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

5. Perlindungan Cuaca dan Perawatan Beton


a. Perlindungan cuaca panas.
Adukan beton yang baru dicor diberi pelindung terhadap panas
matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan segera
setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.
b. Perlindungan musim hujan.
Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan dan beton
yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian
beton yang baru harus dilindungi terhadap pengikisan aliran air
hujan.
Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh
beton yang kena hujan atau aliran air hujan harus diperiksa
untuk diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton
yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya
harus mendapatkan izin Direksi Proyek terlebih dahulu.
c. Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai
dan bagian konstruksi yang lain, tidak diperkenankan
mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk
mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat penimbunan
bahan.
d. Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi
untuk keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa
harus dilakukan, harus mendapat persetujuan oleh Direksi
Proyek.
e. Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar
beton tetap basah untuk mencegah retak pada sambungan
beton lama dan baru karena pengeringan beton yang terlalu
cepat.
f. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah selama
paling sedikit 7 hari dengan cara membasahi dengan air.

6. Penyelesaian Permukaan Beton.


a. Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus
dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk, garis,

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 13


kemiringan dan potongan sebagai mana tercantum dalam
gambar atau ditentukan oleh Direksi Proyek. Permukaan pelat
beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin, merata
dan keras. Jangan menaburkan semen kering dan pasir diatas
permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat
lantai dan bagian atas dinding “exposed” harus dirapihkan
dengan sendok baja.
b. Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah
cetakan dilepaskan, semua permukaan “exsposed” (terbuka)
harus diperiksa secara teliti, bagian yang tidak rata harus
segera digosok atau diisi secara baiak agar dikerjakan setelah
ada pemeriksaan dari Direksi Proyek, pekerjaan perbaiakn
tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Direksi Proyek,
pekerjaan perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan
disisni harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang,
keropos atau cacat sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti.
c. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian
rupa dengan cara yang dibenarkan dan tidak memperlemah
kekuatan beton. Semua perbaikan tersebut harus dirawat
sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk
struktur reservoir dan yang berhubungan dengan air, sebelum
struktur diisi dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul
harus diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap dengan
adukan water profing.

7. Siar Pelaksanaan
a. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian, sehingga
tidak banyak mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar
pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana,
maka siar-siar pelaksanaan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
b. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan
kira ditengah-tengah bentang dimana terdapat gaya lintang
yang terkecil.
c. Siar mulai harus dibuat pada lokasi dan dimensi yang tepat
seperti pada gambar rencana.
8. Beton Ready-Mix
a. Semua beton ready-mix harus disupply dari perusahaan yang
disetujui Direksi Proyek.
b. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregar
halus harus terus menerus dicatat pada batching plant dengan
alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh badan yang
berwenang. Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air
setiap truck mixer harus dapat diberikan kepada Direksi jika
diperlukan. Secara periodik harus dilakukan testing untuk
menentukan kadar air (moisture content) dari agregat untuk
menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan
dicampurkan.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 14


c. Nama dan alamat dari perusahaan beton ready-mix harus
disampaikan untuk persetujuan Direksi. Jika diperlukan
Kontraktor harus mengatur peninjuan keperusahaan tersebut.
d. Nama dan alamat dari perusahaan harus mengajukan terlebih
dahulu Mix Design atas perbandingan berat material beton dan
kemudian dilakukan Trial Mix untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi.
e. Beton ready-mix harus sudah dicor pada tempatnya dalam
waktu maksimum 2 jam dihitung dimulai dari truck mixer
keluar dari plant sampai keluar dari proyek. Mengenai lamanya
waktu yang diperkenankan hendaknya dibicarakan sebelum
beton ready-mix ini dipergunakan, sehingga diketahui waktu
yang masih diperkenanakan.
f. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pencatatan yang
benar di plant dibuat untuk semua kegiatan pada waktu
material dicampur dan waktu air ditambahkan. Waktu ini
hendaknya disertakan pada bon pengiriman bersama-sama
dengan truck mixer ditandantangani oleh penanggung jawab
dari plant.
g. Waktu kedatangan dari truck mixer harus dicatat dan disimpan.
Bilamana diperlukan oleh Direksi Proyek harus selalu tersedia.
h. Buku pencatat dimana berisi informasi-informasi harus tersedia
di proyek yang terdiri dari :
 Waktu kedatangan truck mixer
 Waktu pencampuran material-material dan penambah air
 Pencatatan nomor truck mixer dan nama plant
 Waktu ketika beton ditempatkan/dicor
 Lokasi pengecoran
 Pengambilan jumlah test kubus
 Slump

i. Kontraktor bertanggung jawab atas semua hasil pengecoran


dari ready mix. Direksi berhak untuk mengganti perusahaan
ready-mix atau menghentikan penggunaan ready-mix selama
pekerjaan jika ternyata syarat-syarat dari spesifikasi ini tidak
terpenuhi dengan memuaskan.

9. Water Proofing
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahwa proofing dan alat-alat bantu untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai gambar rencana, bagian yang diwater
proofing adalah :
- Pelat lantai toilet/kamar mandi
- Pelat lantai reservoir bagian luar dan bagian dalam

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 15


- Dinding reservoir bagian luar dan bagian dalam
- Pelat Atap
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan :
 PROOFEX TORCHSEAL 3 P, Membrano water proofing
Aplikasi : Torching system
Lokasi pekerjaan : Lantai rersrvoir bagian luar

 BRUSHBOND, cement titious water proofing


Aplikasi : Coating system
Lokasi pekerjaan : Dinding reservoir bagian dalam dan
pelat lantai
Toilet/kamar mandi.

 NITOCOTE ET, epoxy resing based


Aplikasi : Coating system
Lokasi pekerjaan : Dinding rerservoir bagian luar dan pelat
atap.

VII. PEKERJAAN PEMBESIAN


1. U m u m
a. Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan
memasang pembesian sesuai dengan apa yang tercantum di
dalam gambar dan apa yang dijelaskan didalam spesifikasi.
Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan
kawat beton, kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan
segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan.

b. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, Kontraktor
harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa
dan gambar pembengkokkan besi dan menyerahkannya pada
Direksi Proyek untuk disetujui.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian
ukuran, dan akan diperiksa dilapangan oleh Direksi Proyek
pada waktu pemasangan pembesian.
c. Standard.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 16


Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan
peraturan atau standard PBI 1971 atau yang disetujui oleh
Direksi Proyek.

2. Mutu Baja Tulangan


Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos atau besi beton
ulir. Besi beton polos yang dipakai adalah besi beton dengan
tegangan leleh 8.400 kg/cm2 dan tertera didalam gambar dengan
kode (U.24). Besi beton ulir (High Strength Steel) yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 3.900 kg/cm2 dan tertera
didalam gambar dengan kode (U.39).
Besi beton yang tersebut diatas haruslah memenuhi syarat PBI-
1971-NI2. Kontraktor harus bisa membuktikan dan melaporkan
kepada Direksi Proyek bahwa besi beton yang dipakai termasuk
jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti terdapat
kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang
dipergunakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab atas
segalanya dan mengganti semua tulangan baik yang sudah
terpasang maupun yang belum.
Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara tertulis dan
dilampirkan juga keterangan dari pabrik besi beton dimana
tulangan tersebut diproduksi, yang menyebutkan bahan besi beton
tersebut termasuk tulangan yang bermutu sesuai dengan yang
direncanakan, yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.

3. Pembengkokkan Besi Beton


a. Pekerjaan pembengkokkan besi harus dilaksanakan dengan
teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar.
b. Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat, dan tidak
diperbolehkan membengkokkan besi beton dengan cara
pemanasan. Pembengkokkan dilakukan dengan cara melingkari
sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali
diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar
dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8 x
diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
c. Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya
bilamana tidak ditentukan lain.
4. Pemasangan Besi Tulangan
a. Pembersihan.
Sebelum baja tulangan dipasang, besi beton harus bebas dari
sisa logam, karatan, lemak dan lapisan yang dapat merusak
atau mengurangi daya lekat besi dan beton.
b. Pemasangan.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 17


Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar
dan diikat dengan kawat beton. Semua tulangan harus
dipasang dengan posisi yang tepat.
Sebelum pengecoran, pemasangan tulangan harus diperiksa
oleh Direksi proyek. Tulangan-tulangan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak berubah
tempatnya seperti yang tercantum dalam PBI 1971 Bab3.
c. Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak
diizinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus dibuat overlap
minimum 40 kali diameter tulangan sesuai persyaratan yang
tercantum pada PBI 1971 Bab 8 dan ketentuan-ketentuan pada
gambar. Harus dihindari meletakkan sambungan tulangan pada
titik-titik yang menimbulkan tegangan maksimum.
d. Beton Dekking.
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka
penulangan harus dipasang dengan tebal untuk beton decking
sebagai berikut :
 Semua konstruksi beton yang kena air = 4
– 5 cm
 Balok dan kolom yang tidak kena air = 3
– 4 cm
 Bidang yang kena udara dan semua bidang interior =
2,5 cm

VIII. B E K I S T I N G.
1. U m u m
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam
gambar konstruksi.

2. B a h a n
Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa
dipergunakan jika sudah mendapat persetujuan dari Direksi
Proyek.
Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan
secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah kotoran
yang melekat dan sejenis lainnya, bila untuk mempermudah
pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting
dengan persetujuan Direksi Proyek.

3. Pemeriksaan Bekisting
Bekisting yang sudah selesai dibaut dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh Direksi Proyek, beton tidak
boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Direksi Proyek. Untuk
menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan,
sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 18


memberitahukan Direksi Proyek bahwa bekisting sudah siap untuk
diperiksa.
4. Pembongkaran
a. Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran harus dilakukan dengan
hati-hati.
b. Saat Pembongkaran Bekisting.
Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu
kekuatan kubus sekurang-kurangnya cukup untuk memikul 2 x
beban sendiri. Kontraktor harus memberitahu Direksi Proyek
bilamana bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-
bagian konstruksi yang utama dan persetujuan Direksi itu tidak
berarti Rekanan lepas tanggung jawabnya. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaaan
kelebihan beban tersebut berlangusng. Perlu ditekannkan
bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian Kontraktor
mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam
pasal yang bersangkutan.

IX. SAMBUNGAN DELATASI.


1. U m u m
 Pekerjaan yang diperlukan dalam pasal ini meliputi bahan,
perlengkapan dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua sambungan delatasi sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan dalam persyaratan
ini.
 Semua sambungan delatasi yang terendam dalam air harus
terdiri dari waterstop dan “pengisi sambungan delatasi”

2. Waterstop
a. Bahan dari Pabrik
Bahan harus diperoleh dari suatu elastometric polyvinylchloride
(PVC) compound. Type supercast watefoil 2000-250 mm
disesuaikan dengan tebal dinding.
Dilarang menggunakan bahan sisa yang tercecer (sweeping)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Proyek laporan
pengujian terakhir dan sertifikat waterstop yang menerangkan
bahwa barang-barang yang akan dikirim ketempat pekerjaan
memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Indonesia.

b. Contoh dan Pembuatan di Lapangan


Sebelum bahan waterstop digunakan di lapangan, contoh dari
tiap ukuran dan bentuk bahan yang akan dipakai harus
diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk disetujui. Contoh

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 19


tersebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bahan dan
pengerjaannya menyerupai bahan Bantu (fitting) yang harus
disediakan sesuai dengan bentuk kontrak.
Contoh dan fitting yang dibuat di lapangan (crosses T-stuck
dan lain-lain) akan dipilih secara acak oleh Direksi Pengawas
untuk dicek.

c. Pengisi Sambungan Delatasi


Bila pengisi sambungan delatasi dicantumkan dalam gambar,
bahannya harus dari “preformed non extruding type joint filler”
yang dibuat dari spons karet atau bahan menggunakan fiber
bitumen. Pengisi sambungan delatasi harus dari pabrik yang
membuat waterstop.

3. Pengangkeran Water Stop


 Cara memadai harus dilakukan untuk pengangkeran waterstop
dan pengisian sambungan dalam beton. Cara pemasangan
waterstop dalam cetakan harus dilakukan sedemikian rupa,
sehingga waterstop tidak terlipat oleh beton pada waktu
pengecoran.
 Kontraktor harus menyerahkan gambar detail pengangkeran
waterstop dan “joint filler” pada Direksi Pengawas untuk
disetujui.

X. PEKERJAAN PASANGAN
1. Umum
Pekerjaan pasangan yang diuraikan dalam pasal ini antara lain
pekerjaan pasangan bata merah, pasangan batu kali, dan
pasangan batu/beton hiasan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan
pada Direksi Proyek untuk memperoleh persetujuannya. Contoh
harus mencerminkan mutu, texture, warna dan kekuatan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan.

2. Pasangan Batu Kali


a. B a h a n
 Batu kali/belah.
Batu yang dipakai harus bermutu baik, kuat, bersih,
bersudut (tidak bulat), tidak retak, tidak porous,
mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,6 ton/m2. batu
kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu
gunung yang keras. Bilamana diminta, Kontraktor harus
mengajukan contoh batu kepada Direksi Proyek untuk bisa
diadakan pengujian laboratorium atas biaya Kontraktor.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 20


 Pasir
Pasir pasangan yang dipakai harus berupa pasir kasar,
keras, bersih dan sebelum diaduk dengan semen harus
dalam keadaan kering. Pasir yang digunakan harus
disetujui Direksi Proyek.

 Portland Cement
Sama merk dan kwalitasnya dengan PC yang digunakan
untuk Konstruksi beton.

 Air.
Air yang dipakai untuk adukan spesie harus air tawar yang
bebas dari larutan-larutan lain yang membahayakan
konstruksi. Air yang dipergunakan mengikuti syarat PBI-
1971 dan sebaiknya air bersih yang dapat diminum.

3. Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan Bila tidak


ditentukan lain, campuran adukan adalah sebagai berikut :
a. Untuk pasangan pondasi batu kali 1 PC : 4 pasir (campuran
type 1).
b. Untuk pasangan batu kali biasa 1 PC : 4 pasir (type 1).
c. Untuk pasangan batu kali kedap air 1 PC : 2 pasir (type 2).
d. Campuran mortar :
 Finishing Mortar 1 PC : 2 P
 Plastering Mortar 1 Pc : 2 P (1,5 cm tebal)
 Plastering Mortar 1 Pc : 3 P (1,5 cm tebal)
e. Perbandingan ini berdasarkan perbandingan volume semen
dan pasir dengan volume air secukupnya.
f. Dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubuhkannya kembali untuk dipakai lagi.

4. Syarat pemasangan Batu Kali


a. Pekerjaan – pekerjaan pasangan hendaknya diselesaikan
sesuai dengan bentuk serta ukuran seperti yang dicantumkan
pada gambar-gambar. Apabila setelah pekerjaan pasangan
diselesaikan ternyata tidak sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka
pasangan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor
atas biayanya sendiri.
b. Jika ada masalah-masalah lapangan yang tidak sesuai dengan
gambar bestek atau syarat-syrat bestek, maka Kontraktor
harus melapor terlebih dahulu pada Direksi Pengawas. Tidak
boleh diatasi sendiri tanpa persetujuan Direksi Proyek.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 21


c. Variasi (perubahan) kedalaman pondasi, dapat diterima atau
diperintahkan oleh Direksi Proyek jika ternyata keadaan pada
suatu tempat pekerjaan berbeda dengan kedaan yang
diharapkan semula, dan tambahan atau pengurangan biayanya
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah/kurang.
Perubahan kedalaman atau lebar pondasi tidak diizinkan tanpa
persetujuan Direksi Proyek.
d. Batu-batu dengan sambungan mortar harus dibasahi dengan
air secara merata selam 3 sampai 4 jam sebelum dipakai.
e. Batu-batu yang bulat akan diperbolehkan hanya dalam jumlah
terbatas yang dikombinasikan dengan yang bersudut (angular)
dan tidak boleh dipakai untuk tembok-tembok yang tebalnya
kurang dari 40 cm.
f. Pasangan pondasi batu kali harus disusun dengan baik dan
saling interlocking.
g. Penempatan batu-batu harus sedemikian rupa untuk
menghindari rongga-rongga yang terlalu banyak diantara batu-
batu tersebut.
h. Pemasangan batu dilakukan satu demi satu dan tiap-tiap
susunan batu harus mempunyai antara dan tidak boleh
bersinggungan, agar spesie dapat masuk pada celah-celah batu
dan dapat membungkus setiap batu pasangan dengan baik.
i. Batu-batu itu harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mortar betul-betul mengadakan kontak sempurna dengan
mortar dalam semua sambungan.
j. Ukuran spesie dan dimensi tidak boleh dirubah, kecuali atas
perintah Direksi Proyek. Jika terbukti ukuran spesie dan
dimensi tidak sesuai dengan apa yang akan disyaratkan, maka
pekerjaaan tidak dapat diterima.
k. Sambungan-sambungan harus disempurnakan dengan mortar
dan harus dikuatkan dengan memasukkan pecahan-pecahan
batu kedalamnya.
l. Mortar pada sambungan-sambungan pasangan pertama-tama
harus diambil sedalam 3cm. Kemudian harus dibersihkan
seluruhnya dengan sikat kawat dan diisi dengan mortar type 1
Pc : 2 P, kecuali bila ditentukan lain.
m. Pemasangan batu tidak boleh dilakukan pada waktu hujan
yang bisa menghanyutkan mortarnya.
n. Pemasangan batu tidak boleh dilakukan dalam air, kecuali telah
mendapat persetujuan tertulis dan cara pemasangan pasangan
tergantung dari persetujuan Direksi Proyek.
o. Pemasangan pasangan batu kali tidak boleh lebih tinggi dari 1
cm dalam sehari.
p. Pada setiap persambungan harus dibuatkan gigi-gigi dan bila
dilanjutkan persambungan itu harus terlebih dahulu
dibersihkan dengan sikat kawat dan disiram dengan air
kemudian dengan air semen.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 22


q. Semua bidang pasangan batu kali yang disiar pada setiap alur
spesinya saja yang permukaannya tidak lebih menonjol dari
permukaan batu kalinya.
r. Sebelum disiar, alur-alur yang akan disiar harus dikorek-korek
dahulu dan disiram dengan air sampai basah.
s. Siar batu kali tidak diijinkan saling bertumpuan atau terjadi
rongga-rongga seluruhnya harus dibatasi atau diisi dengan
adukan.
t. Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran pasangan batu kali
dengan adukan 1 Pc : 2 pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5
cm.
u. Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan batu-batu harus
dibersihkan dari sisa-sisa mortar.

5. Perawatan
a. Pasangan tak boleh kena air mangalir sebelum mortar menjadi
keras (kuat).
b. Semua pasangan hendaknya dirawat dan dilindungi dari cuaca
panas dengan membasahi dengan air.
c. Pasangan yang berada diudara terbuka, selama waktu-waktu
hujan terus menerus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atasnya.

6. Penyisipan Bagian Logam (Metal Fixture) kedalam


Pasangan.
a. Pada waktu pelaksanaan pasangan, Kontraktor dapat diminta
untuk menyisipkan perlengkapan ynag terbuat dari besi baja
atau bahan lain kedalam pasangan batu tersebut, seperti :
baut-baut, “steves” angker, alat-alat penarik )”lugs”), dan lain
sebagainya.
b. Sebagian pasangan akan dipasang dengan beton untuk
memegang besi dan baja itu pada posisinya.
c. Semua “fixtures” harus dipasang mutlak benar pada posisinya
seperti terlihat pada gambar-gambar dengan menggunakan
balok-balok penunjang yang dipasang dengan teliti pada
posisinya.
d. Biaya untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Rekanan
dan sudah diperhitungkan dalam penawaran harga.

7. Blockouts (Ruang-ruang Yang Disiapkan Untuk Diisi


Kembali).
a. Blockouts pada pasangan batu (“Masonry Block Outs”)
hendaknya dibuat dimana bagian-bagian logam dan lain-
lainnya akan dipasang oleh Kontraktor.
b. Pada tempat blockouts akan dibuat, permukaan masonry pada
tempat-tempat itu harus dikasarkan, dibersihkan dan tetap
dibasahkan paling sedikit selam 4 jam, sesudah permukaan-

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 23


permukaan itu disetujui oleh Direksi Pengawas dan bahan-
bahan logam dan lain-lain sebagainya sepeti tersebut dalam
spesifikasi telah dipasang pada tempatnya, maka Kontraktor
harus memasang “reinforcement” (kalau perlu) dan mortar
semen type 1 PC : 2 PS.
c. Jika blockouts tersebut akan diisi dengan beton, harus
diperhatikan bahwa beton yang baru dipasang itu harus kuat
menempel pada pasangan yang telah dipasang terlebih dahulu
dan bahwa rekatan yang sempurna terjadi antara masonry dan
semua bagian-bagian logam serta bagian-bagian lainnya
didalam blockouts tersebut.
d. Biaya untuk semua pekerjaan itu hendaknya sudah
diperhitungkan dalam penawaran harga.

X. PASANGAN BATA MERAH


1. B a h a n
a. Bata Merah
Batu bata yang dipakai harus matang pembakarannya. Bila
direndam dalam air akan tetap utuh tidak pecah atau hancur.
Ukuran nominal batu bata adalah 6 x 12 x 24 cm mempunyai
daya tekan ultimate sebesar 30 kg/cm2. Kontraktor wajib
memberikan contoh pada Direksi Proyek untuk diperiksa
kualitas dan ukurannya.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi
syarat oleh Direksi Proyek, Direksi Proyek berhak menolaknya
dan Kontraktor harus segera mengangkutnya keluar tempat
pekerjaan.
b. P a s i r
Pasir pasangan yang dipakai harus pasir kasar, keras, bersih
dan sebelum diaduk dengan semen harus dalam keadaan
kering, dan harus mendapat persetujuan Direksi Proyek.
c. Portland Cement
Sama merk dan kwalitasnya dengan PC yang digunakan untuk
konstruksi beton.
d. A i r
Air yang dipakai untuk adukan spesie harus air tawar yang
bebas dari larutan-larutan yang membahayakan konstruksi. Air
yang dipergunakan mengikuti syarat PBI-1971 dan sebaiknya
air bersih.

2. Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan


a. Perbandingan campuran adukan.
Bila tidak ditentukan lain, campuran adukan untuk pasangan
batu bata biasa 1 PC : 4 pasir, dan untuk pasangan batu bata
kedap air 1 PC : 2 pasir.
b. Penggunaan adukan.
Adukan harus dicampur diatas permukaan yang keras dan
terjaga dari kemungkinan tercemar lumpur dan sebagainya.

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 24


Semua pasangan bata mulai balok pondasi beton sampai 30 cm
diatas lanati dasar yang menggunakan adukan 1 PC : 2 PS.
Untuk pasangan bata lainnya dipakai adukan 1 PC : 4 PS
kecuali bila dinyatakan lain. Seluruh dinding luar bangunan
yang tek terlindung overstek menggunakan pasangan bata
dengan adukan 1 PC : 2 PS.
Dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubukkannya kembali untuk dipakai lagi.

3. Syarat Pemasangan
a. Cara-cara pemasangan bata harus baik, benar dan sesuai
dengan peruntukkannya.
b. Waktu akan dipasang, bata harus mengandung banyak/jenuh
air.
c. Pada pemasangan dinding harus dipasang uitzet, dimana
dinding harus betul-betul vertikal dan horizontal dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian
yang disyaratkan seperti yang tunjukkan pada gambar, dan
Kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui Direksi Proyek.
d. Besi penulangan yang dipasang pada dinding tembok bata
pada arah tegak maupun datar yang berhubungan denga
kolom atau balok baja, dipasang pada angkur ½” yang
dilas/diikat pada besi beton/balok baja, dan panjang angkur
minimum 60 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
e. Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm
dengan baik dan sambungan yang menerus dan rata.
f. Tiap pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1
(satu) m, dan untuk penghentiannya harus dalam posisi miring
dan pada tempat-tempat yang nantinya bersambung, harus
dipasang gigi-gigi.

4. Perawatan
a. Dinding-dinding yang dudah terpasang harus dilindungi dari
pengaruh-pengaruh bahaya luar.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling
sedikit 7 hari setelah didirikan.
c. Jika pemasangan ternyata tidak sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
membuat lagi sampai betul dan biayanya menjadi tanggungan
Kontraktor.

5. Kolom Praktis/Ring Balk Praktis


Setiap pertemuan tegak lurus dan bidang dinding bata ½ batu
yang luasnya tidak lebaih dari 12 m2, harus ditambahkan kolom
praktis dan ring balk praktis dengan ukuran 12 x 12 cm sesuai
dengan lebar bata dengan tulangan pokok 4  10 mm dan beugel

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 25


8 mm – 15 cm. Semua bagian atas dinding batu bata harus diakhiri
dengan ring balok praktis.

---~NN~---

Spesifikasi Teknis Ground Reservoar 1000 M3-(PDAM INTAN BANJAR) 26

Anda mungkin juga menyukai