I. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.3. Penggalian
a. Umum
Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi
dari elevasi tanah yang direncanakan untuk pondasi
gedung, pondasi, parit-parit dan saluran drainase. Hasil-
hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan
pengurugan atau ke tempat lain yang disetujui Direksi
Proyek.
Pekerjaan penggalian tanah temasuk juga pembuangan
segala benda yang ditemukan dalam bentuk apapun yang
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
2. B a h a n
a. Portland Cement (PC).
Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk
standart, yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan
memenuhi persyaratan Portland Cement klas I-2475 (PBI-1971
NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu merk PC.
Penggantian merk semen hanya dapat dilakukan dengan
c. A i r.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti
syarat PBI 1971 pasal 3.6. Sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
d. Bahan pencampur (admixture).
Admixture yang dicampurkan pada beton tidak diizinkan
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi dan
Perencana.
Untuk pemakaian admixture seperti tersebut diatas, maka
Kontraktor harus sudah membuat percobaan-percobaan
perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
admixture tersebut. Hasil crushing test kubus-kubus
berumur 7,14 dan 21 hari dari laboratorium yang
3. Campuran Beton
a. Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu
(admixture), pasir, koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus
memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran
beton rencana untuk berbagai jenis pekerjaan beton harus
ditentukan oleh Kontraktor berdasarkan hasil percobaan kubus
beton, diperlihatkan kepada Direksi Proyek untuk diminta
persetujuannya dan bila disetujui Direksi Pengawas dapat
dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud.
b. Bila campuran beton rencana yang telah disetujui Direksi
diganti kualitas dari sumber ataupun agregatnya, maka harus
dicari lagi campuran yang baru sehingga tetap memenuhi
syarat. Untuk campuran beton yang baru tersebut prosedur
membuat campuran testing kubus beton harus mendapat izin
dari Direksi Proyek.
c. Didalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat
akan diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus
dengan persetujuan Direksi Pengawas, pengukuran material
dengan volume, akan dipakai untuk bangunan-bangunan
struktur yang kecil.
d. Semua volume dan berat agregat, semen, dan air harus ditakar
dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan
tidak dilaksanakan Kontraktor, maka konstruksi beton yang
sudah dicor akan diperintahkan untuk segera disingkirkan.
e. Jumlah semen yang dipakai minimum sebesar 340 Kg/m2
untuk struktur bangunan biasa. Testing Beton dan
Peralatannya.
4. Pengetesan.
a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, tempat
dan semua peralatan (misal : cetakan-cetakan baja, hammer
test dan lain-lain) untuk melakukan semua test-test beton
tersebut dibawah ini :
Slump test
Kubus test (crushing machine)
Test kadar lumpur
Hammer test
7. Siar Pelaksanaan
a. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian, sehingga
tidak banyak mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar
pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana,
maka siar-siar pelaksanaan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
b. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan
kira ditengah-tengah bentang dimana terdapat gaya lintang
yang terkecil.
c. Siar mulai harus dibuat pada lokasi dan dimensi yang tepat
seperti pada gambar rencana.
8. Beton Ready-Mix
a. Semua beton ready-mix harus disupply dari perusahaan yang
disetujui Direksi Proyek.
b. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregar
halus harus terus menerus dicatat pada batching plant dengan
alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh badan yang
berwenang. Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air
setiap truck mixer harus dapat diberikan kepada Direksi jika
diperlukan. Secara periodik harus dilakukan testing untuk
menentukan kadar air (moisture content) dari agregat untuk
menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan
dicampurkan.
9. Water Proofing
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahwa proofing dan alat-alat bantu untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai gambar rencana, bagian yang diwater
proofing adalah :
- Pelat lantai toilet/kamar mandi
- Pelat lantai reservoir bagian luar dan bagian dalam
b. Persyaratan Bahan :
PROOFEX TORCHSEAL 3 P, Membrano water proofing
Aplikasi : Torching system
Lokasi pekerjaan : Lantai rersrvoir bagian luar
b. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, Kontraktor
harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa
dan gambar pembengkokkan besi dan menyerahkannya pada
Direksi Proyek untuk disetujui.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian
ukuran, dan akan diperiksa dilapangan oleh Direksi Proyek
pada waktu pemasangan pembesian.
c. Standard.
VIII. B E K I S T I N G.
1. U m u m
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam
gambar konstruksi.
2. B a h a n
Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa
dipergunakan jika sudah mendapat persetujuan dari Direksi
Proyek.
Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan
secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah kotoran
yang melekat dan sejenis lainnya, bila untuk mempermudah
pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting
dengan persetujuan Direksi Proyek.
3. Pemeriksaan Bekisting
Bekisting yang sudah selesai dibaut dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh Direksi Proyek, beton tidak
boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Direksi Proyek. Untuk
menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan,
sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus
2. Waterstop
a. Bahan dari Pabrik
Bahan harus diperoleh dari suatu elastometric polyvinylchloride
(PVC) compound. Type supercast watefoil 2000-250 mm
disesuaikan dengan tebal dinding.
Dilarang menggunakan bahan sisa yang tercecer (sweeping)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Proyek laporan
pengujian terakhir dan sertifikat waterstop yang menerangkan
bahwa barang-barang yang akan dikirim ketempat pekerjaan
memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Indonesia.
X. PEKERJAAN PASANGAN
1. Umum
Pekerjaan pasangan yang diuraikan dalam pasal ini antara lain
pekerjaan pasangan bata merah, pasangan batu kali, dan
pasangan batu/beton hiasan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan
pada Direksi Proyek untuk memperoleh persetujuannya. Contoh
harus mencerminkan mutu, texture, warna dan kekuatan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Portland Cement
Sama merk dan kwalitasnya dengan PC yang digunakan
untuk Konstruksi beton.
Air.
Air yang dipakai untuk adukan spesie harus air tawar yang
bebas dari larutan-larutan lain yang membahayakan
konstruksi. Air yang dipergunakan mengikuti syarat PBI-
1971 dan sebaiknya air bersih yang dapat diminum.
5. Perawatan
a. Pasangan tak boleh kena air mangalir sebelum mortar menjadi
keras (kuat).
b. Semua pasangan hendaknya dirawat dan dilindungi dari cuaca
panas dengan membasahi dengan air.
c. Pasangan yang berada diudara terbuka, selama waktu-waktu
hujan terus menerus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atasnya.
3. Syarat Pemasangan
a. Cara-cara pemasangan bata harus baik, benar dan sesuai
dengan peruntukkannya.
b. Waktu akan dipasang, bata harus mengandung banyak/jenuh
air.
c. Pada pemasangan dinding harus dipasang uitzet, dimana
dinding harus betul-betul vertikal dan horizontal dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian
yang disyaratkan seperti yang tunjukkan pada gambar, dan
Kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui Direksi Proyek.
d. Besi penulangan yang dipasang pada dinding tembok bata
pada arah tegak maupun datar yang berhubungan denga
kolom atau balok baja, dipasang pada angkur ½” yang
dilas/diikat pada besi beton/balok baja, dan panjang angkur
minimum 60 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
e. Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm
dengan baik dan sambungan yang menerus dan rata.
f. Tiap pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1
(satu) m, dan untuk penghentiannya harus dalam posisi miring
dan pada tempat-tempat yang nantinya bersambung, harus
dipasang gigi-gigi.
4. Perawatan
a. Dinding-dinding yang dudah terpasang harus dilindungi dari
pengaruh-pengaruh bahaya luar.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling
sedikit 7 hari setelah didirikan.
c. Jika pemasangan ternyata tidak sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
membuat lagi sampai betul dan biayanya menjadi tanggungan
Kontraktor.
---~NN~---