Skripsi
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
IKHSAN MAULANA
NIM 060160
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA
Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, pada tanggal 20
Oktober 2011 dan dinyatakan LULUS.
Ketua Penguji
Anggota
Anggota
Mengetahui,
Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si.
NIP. 196507042005011002 NIP. 197809182005011002
PERNYATAAN ORISINALITAS
Ikhsan Maulana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi dengan
Serang.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata 1
pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun sebagai perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa datang.
Terima kasih yang paling terdalam khsusnya kepada Almarhumah ibunda tercinta
menyelesaikan penelitian ini. Semoga saya dapat menjadi manusia yang bermanfaat
dan berguna bagi semua orang sesuai dengan pesan dan nasihat kalian.
Tirtayasa
2. Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
i
3. Dr. Agus Sjafari, M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan pembimbing I atas arahan dan
bimbingannya
4. Rahmi Winangsih, S.Sos. M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
5. Idi Dimyati, S.Ikom. M.Si. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
6. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos. M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
7. Ibu Rina Yulianti, S.IP. M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
8. Bapak Anis Fuad, S.Sos. selaku pembimbing II atas arahan dan bimbingannya
9. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
10. Bapak dan Ibu Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
11. Bapak Hudari, selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kecamatan Pamarayan
atas informasi dan arahannya dan seluruh Staf UPTD Pekerjaan Umum
Kecamatan Pamarayan.
12. Kepada Almarhumah ibunda tercinta dan bapaku tersayang, serta Ka Miftah,
Teh irma, dan adeku neng Imas dan Rahmi yang telah memberikan doa,
ii
motivasi dan arti kehidupan agar menjadi manusia yang berilmu sehingga
13. Seluruh kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air yang ada dalam wilayah
(kumala). Terutama kepada fauzan, enjang, riki, anove, wahyu, asep, kimong
dan seluruh anggota organisasi kumala saya mengucapkan banyak terima kasih
atas waktu dan perjuangannya. Sampai kapanpun saya tidak akan pernah
melupakan perjuanagan, kenangan dan memory terindah yang sudah kita lewati
bersama.
15. Kepada sang pemilik hati, saya ucapkan banyak terima kasih atas doa, dorongan
penelitian ini.
16. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, percayalah
ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ikhsan Maulana
NIM 060160
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
2.1.5 Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ......... 27
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
v
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kearsipan
Lampiran 4 Memberceks
Lampiran 5 Dokumentasi
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
peningkatan nilai tambah dan pemilihan produk yang berdaya saing, tangguh
1
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik (panduan Praktis Mengkaji Suatu Masalah dan
Kebijakan Sosial. Jakarta: Alfabeta, 2006, hal. 1
2
, Pedoman Teknis Irigasi Partisipatif. Direktorat Pengelolaan Air Direktorat Jendral
Pengelolaan lahan dan Air Departemen Pertanian. 2009, hal 1
1
2
yang dihasilkan3
“Country Report for the World Water Farum Kyoto-Japan, March 2003,4
pola penyebaran produksi biasanya akan seirama dengan pola curah hujan
3
, Pengembangan Irigasi Bertekanan (Irigasi Tetes & Irigasi Sprinkler), Direktorad
Pengelolaan Air Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air Departemen Pertanian. 2009, hal 6
4
Wignyosukarto, budi santosa, Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu dalam Upaya Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium 2015, Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Teknik Sipil pada
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 2010, hal. 1
3
musiman tetapi seringkali tidak seirama dengan permintaan pasar yang relatif
tetap sepanjang tahun. Untuk dapat mencukupi kebutuhan air pada fase
di luar musim.5
dalam pengelolaannya, karena itu saat ini dengan adanya sistem pengelolaan
terhadap pengelolaan sistem rigasi. Hal ini sejalan dengan tujuan pengelolaan
5
Ibid.2007, hal 1
6
Loc.cit. 2007, hal. 3
4
berkelanjutan.
petani/P3A/GP3A/IP3A.
pemilihan lokasi irigasi, disini seharusnya lokasi yang dipilih adalah lokasi-
lokasi yang belum memiliki jaringan irigasi yang baik sehingga mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian kelompok tani yang ada
partisipatif baru terbentuk atau dibentuk, adapun yang sudah lama terbentuk
5
tapi mereka belum tahu betul irigasi partisipatif itu dan pelibatannya
masyarakat itu, belum ada pemberdayaan bagi petani sehingga kelompok tani
yang terbentuk masih bingung mulai darimana, serta penyuluhan dan arahan
sebagai kecil para petani sehingga para petani belum memahami dan tujuan
dari irigasi partisipatif dalam Peraturan Menteri itu dan para petani masih
terjadi di tingkat Kecamatan dan pelaksana kegiatan serta selain itu walaupun
dan sarana prasarana pendukung dalam mengelola dan pemeliharaan air itu
sendiri masih kurang atau rusak, masyarakat juga tidak menjaga atau
antaranya:
irigasi partisipatif
kendala. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada analisis deskritif kualitatif
biaya, dan kemampuan berfikir yang dimiliki oleh peneliti, maka membatasi
1. Secara Teoritis
partisipatif.
9
2. Secara Teoritis
Kabupaten Serang.
kebijakan publik.
BAB I PENDAHULUAN
pembaca
rasionalisasinya
Teknik analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti
12
dilaksanakan
obyek penelitian
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
BAB II
2.1.1 Kebijakan
besar. Bagi para pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan para sejawatnya
membingungkan.7
7
Wahab, Abdul Solichin. 2005. Implementasi Kebijakan Publik. Malang: Bumi Aksara. Hal 1
13
14
warganegaranya.8
perilaku, baik oleh mereka yang membuat maupun oleh mereka yang harus
mematuhinya.9
publik.10
saja yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
yang harus diatasi, banyak sekali keinginan dan kehendak rakyat yang harus
dipenuhinya.11
8
Subarsono, AG. 2005. Publik Policy. Surabaya: Airlangga University. Hal 87
9
Soenarko. 2003. Desentralisasi Sistem Kesehatan: Konsep-Konsep, Isu dan Pengalaman di
Berbagai Negara. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. hal 41
10
Wahab. Loc. Cit. hal 1
11
Soenarko. Loc. Cit. hal 41
15
dan sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dan
masyarakat, yang dalam kondisi dan situasi tertentu nampak sebagai masalah
yang kemudian merupakan public issue, maka kebijakan publik sebagai suatu
juga tidak boleh ditetapkan terlambat. Ada ungkapan dalam hubungan dengan
pendapat dalam masyarakat itu bermacam-macam, ada yang sama, ada yang
berbeda, malahan ada yang bertentangan. Karena itu Dimock dalam Soenarko
komponen, di antaranya:
12
Hesel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset
dan YPAPI. Hal 2
13
Ibid Hal 3
16
pembuangan irigasi.
stakeholder (pemerintah, petani, LSM, dan lainya) yang terkait mulai dari
2004 tentang sumber daya air dab peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2006
sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani
1997. Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut antara lain disebabkan bahwa
jawab.
Sumber Daya Air sebagai pengganti Pedomana Teknis PIP tahun 2007
secara substansial sebenarnya sudah lama dikenal melalui pola swadaya atau
bertahap, yaitu:
1) Persyaratan Lokasi
tanam
19
tersebut
2) Persyaratan Kelompok
ditetapkan calon lokasi dan calon petani ada baiknya dipilih beberapa calon
dilakukan penetapan calon kelompok yang dipilih dari beberapa alternatif yang
Kabupaten/Kota.
meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi dari permukaan laut (dpl) dengan
peralatan lainnya.
petugas pertanian. Rencana kegiatan memuat secara rinci tentang jenis dan
dilaksanakan baik kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik beserta rencana
jenis dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan baik fisik maupun non
atau jaringan irigasi desa, bagian yang akan diperbaiki dan volumenya
dan sebagainya. Disamping itu juga diuraikan secara singkat dan jelaskan
3. Jadwal Pelaksanaan
4. Partisipatif
Kegiatan ini melibatkan peran serta petani dan P3A sejak persiapan awal
sebagainya.
22
dapat dilihat seberapa besar nilai partisipasi (sharing) dari kelompok dalam
penyelesaian kegiatan.
Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) yang
tahun 2007.
pihak lain, tetapi pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh kelompok P3A secara
swakelola.
6. Pembiayaan
(MAK) 573119 dengan jenis belanja lembaga sosial lainnya, dengan jumlah
dana sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per unit. Disamping itu
lahan dan air tahun 2007. Bila rekening kelompok P3A belum ada agar segera
bahan atau material bangunan (semen, pasir, batu, kerikil, besi beton dan lain-
lain)
7. Pengawasan
tersebut dapat dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ahli
14
Eugene Bardach. 1991. Implementing Public Policy, Washington DC: Congressional Quartely
Press. Hal 3
15
Putra. 2003. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Public dan Ruang Partisipasi Dalam
Proses Kebijakan Public. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Hal 84
16
Ibid. hal 85
25
kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu: (1) adanya tujuan atau sasaran kebijakan;
(2) adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan; dan (3) adanya hasil
kegiatan.
suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu
hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Hal ini
sesuai pula dengan apa yang diungkapkan oleh Lester dan Stewart Jr.
diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu
tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih. Hal ini tak jauh berbeda
dengan apa yang diutarakan oleh Merrile Grindle (1980) sebagai berikut:
ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang
17
Merile S Grindle. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World. New York:
Princenton University Press
26
kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya
program dirumuskan, serta apa yang timbul dari program kebijakan itu. Di
berjalan dengan baik, maka ada seperangkat kriteria yang perlu diperhatikan,
yaitu:
perlu adanya koalisi antar faktor dalam implementasi suatu kebijakan, maka
yakni: Pendekatan top down dan bottom up. Dalam bahasa Lester dan Stewart
istilah itu dinamakan dengan the command and control approach (pendekatan
kontrol dan komando, yang mirip dengan top down approach) dan the market
18
Islamy. 2001. Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara Indonesia. Bandung:Alumni hal 15
28
tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannya pun
diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik-tolak dari perspektif
birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah
prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan di
tingkat pusat.
pencapaian tujuan formal kebijakan yang telah ditentukan. Hal ini sangat
mungkin terjadi oleh karena street level bureaucrats tidak dilibatkan dalam
19
Lester dan Steward. 2000. Pengamtar Kebijakan Public. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal
108
29
para pelaksana sesuai dengan prosedur dan tujuan kebijakan yang telah
Metter dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The Policy
kebijakan publik.20
Ada enam variabel, menurut Van Metter dan Van Horn yang
20
Wahab, Op. Cit. hal 51
30
keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan
dikatakan berhasil.
2. Sumberdaya.
daya finansial dan sumberdaya waktu. Karena, mau tidak mau, ketika
waktu. Saat sumberdaya manusia giat bekerja dan kucuran dana berjalan
dengan baik, tetapi terbentur dengan persoalan waktu yang terlalu ketat,
dimaksud oleh Van Metter dan Van Horn adalah ketiga bentuk
sumberdaya tersebut.
(publik) akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta
kebijakan publik yang berusaha untuk merubah perilaku atau tindak laku
Sedangkan bila kebijakan publik itu tidak terlalu merubah perilaku dasar
kebijakan ”dari atas” (top down) yang sangat mungkin para pengambil
selesaikan.
Mazmanian dan Paul Sabatier yang disebut dengan A Framework for Policy
a. Kesukaran-kesukaran Teknis.
teknik-teknik tertentu.
21
Sumaryadi. 2005. Kebijakan Publik: Formula, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Alex Media
Komputindo. Hal 15
34
peraturan yang tegas dan jelas. Dengan demikian semakin besar kebebasan
Sasaran.
tujuan kebijakan.
implementasi yang berhasil. Artinya ada sejumlah masalah yang jauh lebih
dapat kita kendalikan bila tingkat dan runag lingkup perubahan yang
beberapa cara:
35
akan dicapai.
bagi para pejabat pelaksana dan aktor lainnya, maka semakin besar
kebijakan.
Salah satu ciri penting yang perlu dimiliki oleh setiap peraturan
badan, dan lembaga alpa dilaksanakan, maka kordinasi antar instansi yang
badan pelaksana.
undang-undang.
tercapainya tujuan. Hal ini sangat signifikan halnya, oleh karena, top down
policy bukanlah perkara yang mudah untuk diimplankan pada para pejabat
maksudnya agar kontrol pada para pejabat pelasanan yang ditunjuk oleh
Implementasi.
dalam suatu undang-undang. Karena itu, eksternal faktor juga menjadi hal
2. Dukungan publik.
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh sikap dan sumber yang dimiliki oleh
warga masyarakat.
Publik
mereka telah bekerja secara tidak efisien, bekerja setengah hati atau karena
22
Putra, Op. Cit. Hal 89
39
yang memiliki resiko untuk gagal itu disebabkan oleh beberapa faktor antara
sebagai berikut:
23
Wahab, Op. Cit. hal 56
24
Hil. 1993. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: Rajawali Press. Hal 98
40
dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, serta tidak
pertumbuhan.
25
Adisasmita Rahardjo. 2005. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Hal 38
41
yaitu peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada
sama halnya dengan prinsip good corporate governance yang mengakui akan
26
David Gaebler Osborn. 1995. Mewirausahakan Birokrasi, Mentranspormasikan Semangat
Wirausaha ke Dalam sector Publik. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Hal 102
27
Alexander Abe. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Yogya Mandiri.
Hal 91
42
4. Partisipasi diadakan dalam rangka nilai keadilan sosial dan dalam rangka
lapisan masyrakat.
Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiap program
28
Syaiful Arif. 2006. Reformasi Birokrasi dan Demokratisasi Kebijakn. Malang: averrous Press.
Hal 150
43
yaitu:
itu sendiri.
pembelajaran dan mobilisasi sosial. Dengan kata lain, tujuan utama dari
“dari sekedar kepedulian terhadap derma atau kaum tersisih menuju ke suatu
29
Arsito, Rejuvinasi peran perencanaan dalam menghadapi era perencanaan partisipatif “sebuah
tahapan awal dalam pembentukan kultur mastarakat partisipatif. Disampaikan dalam seminar
tahunan ASPI (asosiasi sekolah Perencana Indonesia), Universitas Brawijaya Malang,
http://www.mirror.depsos.go.id diakses 8 maret 2011
44
yang aik, maka tidak akan banyak berarti. Dalam kaitan ini seperti dikemukakan
30
Wahab. Op. Cit. Hal 51
45
oleh Wahab bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting daripada
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak mampu diimplementasikan.
program, proyek dan aktivitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program
tujuan itu.
3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
tolok ukur keberhasilan implementasi kebijakan dan juga dapat dijadikan sebagai
31
Wahab. Op. Cit. Hal 21
46
yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-
jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak
langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat pada
harus melakukan aksi atau tindakan yang berupa penghimpunan sumber dana dan
pengelolaan sumber daya aam dan manusia. Hasil yang diperoleh dari aksi
pertama dapat disebut input dari kebijakan, sementara yang kedua disebut sebagai
untuk menetapkan arah tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil
32
Putra. Op. Cit. Hal 84
33
Smaudra Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Grafindo. Hal 4
47
proses kebijakan baru bisa dimulai apabila tujuan dan sasaran yang semula
bersifat umum telah terperinci, program telah dirancang dan juga sejumlah dana
digunakan model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Donald Van Metter
dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The Policy Implementation. Model
keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik. Dan
menurut Van Metter dan Van Horn ada 6 (enam) variabel), yang
mempengaruhinya, di antaranya:
2. Sumberdaya.
baik. Untuk lebih jelasnya model pendekatan top-down dan faktor-faktor untuk
34
Tangkilisan. Op. Cit. Hal 20
48
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini mengarah kepada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi,
35
Denzin K, Norman dan Yvonna S Lincoln. 2009. Handbook Of Qualitative Research.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.1
36
Lexy J. Moleong . 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hal 4
49
50
Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer
dan data sekunder. Menurut Lofland dan Loflang dalam Moleong sumber data
utama atau primer dalam penelitian kaulitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan atau data sekunder seperti dokumen, gambar
1. Wawancara
37
Prasetya Irawan. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. DIA FISIP
Universitas Indonesia: Jakarta. Hal 17
38
Moleong. Op. Cit. Hal 157
51
pengumpulan datanya, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik
2. Observasi
39
Chaedar A. Alwasilah. 2006. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. hal 154
40
Usman. Op Cit. Hal 54
52
3. Studi Dokumentasi.41
menurut Patton, alasan logis di balik teknik sampel bertujuan dalam penelitian
41
Moleong. Op. Cit. Hal 216- 217
53
tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.43 Penentuan key
pertama), yaitu pemilihan secara langsung memberi peluang bagi peneliti untuk
jika peneliti tidak dapat menentukan partisipan secara langsung, sebagai cara
kedua ).44
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Informan Keterangan
1. Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kecamatan Key Informan
Pamarayan
2. Pelaksana Irigasi UPTD Pekerjaan Umum Key Informan
3. Anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Key Informan
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah. Menurut Bogdan dan
42
Denzin Op.Cit Hal. 290
43
Burhan Bungin. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 53
44
Denzin. Loc.Cit. Hal. 290
54
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik
analisa data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan
Huberman. Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data
pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya jenuh.
45
Irawan. Op. Cit. Hal 72
55
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)46
Data
collection
Data
display
Data
reduction
Conclusions
Drawing / verifying
menyusul. Namun dua hal lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari
lapangan. Untuk lebih jelasnya, maka kegiatan analisis data dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti. Kemudian segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
tertentu.
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data.
Penyajian data yang paling sering dilakukan pada data kualitatif pada masa
yang lalu adalah bentuk teks naratif tetapi ada beberapa bentuk penyajian
penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks naratif. Dengan
dipahami tersebut.
data berikutnya.
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
waktu47.
1. Triangulasi Sumber
terkait yaitu UPTD Pekerjaan Umum dan Petani atau Perkumpulan Petani
47
Ibid Hal:125
58
Pemakai air (P3A). Data dari ke dua sumber tersebut tidak bisa dirata-
spesifik. Hal itu dapat dicapai dengan cara : membandingkan data hasil
dikatakan orang didepan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
2. Triangulasi Teknik
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
atau kuesioner.
yang sama. Bila dengan semua teknik pengujian kredibilitas data tersebut
48
Moleong,Op.Cit hal :331
59
lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
3. Triangulasi Waktu
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam pengujian kredibilitas data
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
berikut:
60
Tabel 3.2
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Nov 11 Des 11 Jan 11 Feb 11 Maret 11 April 11 Mei 11 Juni 11 Juli 11 Agusts 11 Sept 11 Okt 11
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
3 Pengumpulan Data
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
Pelaksanaan Penelitian
7
Lapangan
8 Pengolahan data
9 Bimbingan
10 Sidang Skripsi
11 Revisi Skripsi
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Serang dengan alamat jalan Sama’un Bakri desa Domba Kelurahan Lopang.
Dalam hal ini prakarsa sepenuhnya diserahkan kepada daerah baik yang
daerah yang diperlengkapi dengan susunan organisasi dan tata kerja dan di
61
62
Dinas Peralatan.
2. Sekretariat, membawahi :
2) Seksi Pembangunan;
3) Seksi Pemeliharaan
3) Seksi Pengendalian
63
Sari)
Pekerjaan Umum Kabupaten Serang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Tenaga Kerja Kontrak (TKK), dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Sampai
Kabupaten Serang adalah 432 Orang, pegawai dengan status PNS berjumlah
312 orang, pegawai dengan status Tenaga Kerja Kontrak berjumlah 65 orang,
dan pegawai dengan status tenaga kerja sukarela berjumlah 55 orang. Data
Pegawai Negeri Sipil Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang dapat dilihat
Tabel 4.1
Data Pegawai Negeri Sipil Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Pegawai
Pendidikan Terakhir
L P Jumlah
Sekolah Dasar (SD) 41 - 41
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 31 - 31
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 171 18 189
Diploma III 2 1 3
Sarjana Muda 3 1 4
Diploma IV - - -
Sarjana Strata-1 23 9 32
Sarjana Strata-2 11 1 12
Sarjana Strata-3 - - -
TOTAL 281 30 312
Gambar 4.1
Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
65
5
3.85
8
1.28 10.26 13.14
4
0.96 SD
9.9
94
SLTP
SLTA
D III
SM
60.58 S-1
S-2
Tabel 4.22
Data Pegawai
P Berrdasarkan Jenjang
J Kep
pangkatan
Gambar 4.2
4
66
Gol II
48%
Tabel 4.22
Daata Pegawai Berdasarkan Jenis Keelamin dan G
Golongan Ruang
R
Jumllah Pegawaii
Golongan
n Jumlah
Laki-Lak
ki Perem
mpuan
I/a 33 - 33
I/b 8 - 8
Golonggan I
I/c 23 - 23
I/d 7 - 7
II/a 116 6 122
II/b 8 1 9
Golong
gan II
II/c 12 2 14
II/d 6 - 6
III/a 24 9 33
III/b 11 6 17
Golong
gan III
III/c 23 6 29
III/d 6 - 6
IV/a 4 - 4
IV/b - - -
Golonggan IV
IV/c 1 - 1
IV/d - - -
Total 282 300 312
Sumber: Seksi
S Kepeggawaian Dinas PU Kab. Serang
Tabel 4.33
67
Usia Jumlah
Laki-Laki Perem mpuan
< 20 Tahhun 0 0 0
21 – 25 Taahun 2 1 3
26 – 30 Taahun 13 1 14
31 – 35 Taahun 40 8 48
36 – 40 Taahun 41 4 45
41 – 45 Taahun 53 4 57
46 – 50 Taahun 54 6 60
51 – 55 Taahun 77 8 85
Total 280 3
32 312
Sumber: Seksi Kepeegawaian Diinas PU Kabb. Serang
Gambar 4.3
4
Grafik Pegawaii Berdasark
kan Jenis Keelamin dan Kelompok Umum
80
70
60
50
40 Laki-Laki
30 Perempuan
20
10
0
< 20
0 21-25 26
6-30 31-35 36-40 41-45
5 46-50 511-55
Thnn Thn Thn
T Thn Thn Thn Thn TThn
pegawai setiap tahunnya karena setiap tahun banyak pegawai yang memasuki
usia pensiun. Untuk tahun 2011 pegawai yang akan pension sebanyak 20
Harapan ke depan calon pegawai negeri sipil dinas pekerjaan umum harus
berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi dan
berkualitas.
Berikut ini diuraikan tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Serang berpedoman pada tugas dan fungsi. Tugas dan
I. Kepala Dinas
mempunyai fungsi :
Lingkungan Dinas;
terkait;
kinerja Dinas agar terlaksana dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai
mempunyai fungsi :
pada Sekretariat;
Dinas;
Sekertariat;
hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub Bagian Umum sehngga
berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan
Dinas;
Dinas;
Dinas;
dan membuat laporan Sub Bagian Keuangan sehingga berhasil guna dan
berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dinas;
dan berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kepegawaian
kepegawaian;
Marga berjalan dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan
Bina Marga;
Marga;
Marga;
Teknis;
Teknis.
2. Seksi Pembangunan
Pembangunan;
dan jembatan;
3. Seksi Pemiliharaan
Pemeliharaan;
dan jembatan;
Daya Air, membagi tugas dan mengatur serta member petunjuk kegiatan
Sumber Daya Air berjalan dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai
sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan
dan Pembangunan;
dan Pantai sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
Pantai;
3. Seksi Pengendalian
Pengendalian;
Pantai;
Pengendalian.
V. Bidang Irigasi
mempunyai fungsi :
Irigasi;
bidang Irigasi;
guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
83
dan Pembangunan;
Jaringan Irigasi sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
Irigasi;
guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Manfaat.
Bina Program;
86
Dinas;
Air;
Daya Air;
Dinas PU.
sekertariat;
Dinas;
Pelaporan;
Daya Air;
Konstruksi;
Jasa Konstruksi;
Dinas;
dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
Kabupaten Serang.
wilayahnya.
pembangunan dalam bidang Sumber Daya Air dan Irigasi yang berada di
wilayahnya.
Pekerjaan Umum
1. Kepala
2) Mengelola kepegawaian
4) Mengelola keuangan
92
3. Petugas Operasional
berada di wilayahnya
berlaku.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UPTD Pekerjaan Umum Pamarayan
Kepala
Pelaksana Adm.
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat dalam catatan
tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan selama proses
wawancara berlangsung.
Selain data berupa kata-kata dan tindakan, dalam penelitian ini juga
subyektif.
dilakukan reduksi untuk dapat mencari tema dan polanya serta diberi
stakeholder dan masyarakat atau warga pemakai air yang terlibat dan
menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Daftar Informan
Keterangan Informan:
Pamarayan
96
Kecamatan Pamarayan
Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang
gunakan. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teori oleh Donald Van
Metter dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The Policy
dan Politik. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai
berikut:
97
keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan
(bahkan terlalu utopis) untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit
menolak atau tidak mengerti apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan.
49
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusa pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
98
bahwa
sehingga petani mengerti dan memahami tujuan dari peraturan menteri ini
sehingga kebijakan telah dibuat bisa berjalan dilevel warga atau petani.
belum efektif, para petani juga belum memahami dari peraturan yang telah
50
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
51
Wawancara dengan Bapak AS selaku Pelaksana Irigasi UPTD Pekerjaan Umum Kec.
Pamarayan pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
99
dibuat. Baik itu dari tujuan dari peraturan ini maupun maksud dari
itu saja yang mereka ketahui padahal jelas-jelas dalam peraturan tersebut
mengatakan peran serta petani mulai dari awal sampai dari akhir
para petani bukan hanya tenaga saja melainkan sumbangsih pemikiran dan
melakukan atau menentukan ukuran dan tujuan yang baik untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Jadi kita mempunyai target dan ukuran kinerja
Tidak adanya ukuran dan tujuan yang jelas dari implementor akan
pemakai air atau gabungan petani pemakai air pun tidak mempunyai
petani pemakai air pun tidak mempunyai kegiatan yang jelas dan target
yang akan dicapai pun tidak ada, sehingga mereka tidak mengetahui
pembentukan para petani itu fungsi dan perannya untuk apa, karena
100
tentang pembentukan perkumpulan itu tugas dan fungsi serta peran dari
dibuat. Sehingga pihak UPTD dan para petani mempunyai target atau
bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPTD sendiri kepada petani
petani kurang memahami tujuan dari peraturan menteri ini, karena pihak
52
Wawancara dengan Bapak AS selaku Pelaksana Irigasi UPTD Pekerjaan Umum Kec.
Pamarayan pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
53
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
54
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusa pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
102
kepada petani. Karena itu sosialisasi yang dilakukan belum efektif yang
dilakukan oleh UPTD kepada para warga atau petani, sehingga tujuan dari
petani.
kepada para petani atau perkumpulan petani pemakai air tentang peraturan
ketika sebagian besar masyarakat kurang paham atas tujuan dari peraturan
kebijakan tersebut.
2. Sumberdaya
sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga, ialah sumber daya
oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dan mau tidak mau,
menjadi persoalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh
Saat sumberdaya manusia giat bekerja dan kucuran dana berjalan dengan
baik, tetapi terbentur dengan persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal
Jadi, sumber daya yang ada harus dikelola secara lebih efisien. Unit
pendidikan yang masih mengah atas, hal ini berdasarkan pernyataan yang
“Di UPTD sendiri masih kurang, baik itu dengan tugas masing-
masing maupun tingkat pendidikannya”55
mengungkapkan bahwa:
55
Wawancara dengan Bapak AS selaku Pelaksana Irigasi UPTD Pekerjaan Umum Kec.
Pamarayan pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
104
kecamatan Pamarayan bukan saja kurang dari segi pegawai tetapi kurang
Jika jumlah staf pelaksana kebijakan terbatas maka hal yang harus
melakukan program. Untuk itu perlu adanya manajemen SDM yang baik
kualitas dan kuantitas dari manusia itu sendiri melainkan sarana prasaran
56
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
105
bahwa :
“Sarana yang ada banyak yang rusak seperti pintu pengatur debit
air, sehingga debit air yang masuk banyak, dan airnya banyak yang
terbuang sia-sia, jadi boros air.”59
guna melihat saluran irigasi yang rusak, sehingga mereka masih tidak
57
Wawancara dengan Bapak AS selaku Pelaksana Irigasi UPTD Pekerjaan Umum Kec.
Pamarayan pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
58
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
59
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusa pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
106
menggunakan kendaraan milik pribadi dan sarana saluran irigasi baik itu
primer, sekunder maupun tersier banyak yang sudah rusak. Jadi banyak air
yang terbuang karena debit air tidak bisa diatur, dan hasil dilapangan juga
masyarakat kurang sadar untuk menjaga saran dan prasana sudah ada
karena hilang, diambil oleh orang yang bertanggungjawab seperti pintu air
Berikut dapat dilihat dari gambar yang peneliti ambil mengenai saluran
Gambar 4.2
Saluran Irigasi
Saluran Irigasi Primer yang rusak Pintu Saluran irigasi yang rusak karena
karena belum dibeton/disemen pengangkat/pengatur air diambil orang
pemerintah juga harus melihat warga atau petani yang akan menerima
untuk menjalankan baik itu dari segi tenaga pemikiran maupun materiil,
107
“Kami siap, hanya dari segi tenaga saja kalau untuk materi kami
belum bisa atau belum siap, maka dari itu para petani diminta
perpetak sawah untuk iuran 10 kg gabah setiap kali panen sedikit-
sedikit untuk membantu juga.”60
mengatakan bahwa:
Melihat dari pernyataan diatas, para warga atau petani yang akan
karena mereka hanya dalam tenaga saja, secara pemikiran dan meteriil
belum atau kurang siap. Dan sarana dan prasana pendukung yang sudah
dipaparkan diatas belum mamadai dan banyak yang rusak, serta masih
banyak para petani yang masih bingung atas peraturan menteri ini atau
Sumber daya kebijakan ini harus juga tersedia dalam rangka untuk
60
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
61
Wawancara dengan Bapak R selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
108
Horn, 1974)
“Ada, dalam setahun ini sudah 2 kali penyuluhan untuk petani yang
hanya diikuti untuk Ketua P3A saja, dari penyuluhan tersebut saya
sebagai ketua P3A menyampaikannya kepada petani hasil dari
penyuluhan yang diikuti.” 62
atas sumberdaya yang ada masih kurang, dimana hanya baru setahun ini
ini dari 2007, maka wajar ketika masyarakat atau petani masih bingung
62
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
63
Wawancara dengan Bapak R selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
109
dalam hal pengelolaan irigasi partisipatif, baik itu dari pihak pengurus P3A
sendiri atau para petani karena dalam pelatihan tersebut hanya Ketua P3A
saja dan baru 2 kali dalam tahahun ini. Sehingga mereka belum memahami
secara keseluruhan.
irigasi partasipatif ini, sesuai dengan fungsi dan peran yang telah diatur
dalam peraturan kebijakan yang telah dibuat, Peran petani yang tergabung
dalam P3A/GP3A saat ini memiliki ruang yang sangat besar dalam dalam
Jadi pengelolaan irigasi saat ini harus menjadi suatu keseriusan bagi
benar berpihak kepada petani pemakai air. Seperti hasil wawancara dengan
64
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
65
Wawancara dengan Bapak R selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
110
bahwa
“Petani dilibat, kalau ada apa, misalnya ada kegiatan ini, petani
dilibatkan untuk kegiatan itu, apalagi perbaikan saluran irigasi.66
pemerintah juga dalam melibatkan peran serta petani bukan hanya pada
Organisasi ini (P3A/GP3A) akan menjadi percaya diri dan berbasis kondisi
66
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
111
hanya disisi lain petani tidak bisa memperbaiki saluran yang ada karena
terkendala dengan dana yang mereka punyai, maka saluran yang sudah
rusak makin terbengkalai atau tidak terurus karena terbentur dengan dana,
karena para petani dari segi pembiayaan belum hanya dari segi tenaga saja.
bahan bangunan material dan uang untuk membeli kebutuhan para petani
67
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
68
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
69
Wawancara dengan Bapak BR selaku petani Kec. Cikeusal pada hari Sabtu tanggal 04 Juni
2011 Jam 13.30 WIB
112
perbaikan sehingga saluran air tersendat atau air yang mengairi sawah
mereka tidak sampai kepada sawahnya yang jauh dari saluran irigasi
petani ini atau petani harus pembinaan yang lebih baik lagi dalam
tersebut.
sumber daya air yang kita miliki, seperti yang diungkapkan oleh I3-1 Q9,
70
Wawancara dengan Bapak R selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
113
Disini terlihat jelas bahwa masyarakat juga belum sadar betul akan
disaluran irigasi tersebut sehingga irigasi yang ada rusak walaupun irigasi
yang ada cepat diperbaiki maka akan cepat pula kerusakan saluran irigasi
irigasi, dan pihak pemerintah dalam hal ini UPTD kurang tegas dalam
irigasi baik itu primer, sekunder atau pun yang lainnya. Karena Irigasi itu
71
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
72
Wawancara dengan Bapak R selaku petani Kec. Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni
2011 Jam 15.00 WIB
114
Pusat perhatian pada agen pelaksana yang akan terlibat dalam proses
dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
pelaksana kebijakan serta warga atau petani yang terkena dampak atau ikut
kepada para petani pemakai air atau P3A dalam pengelolaan irigasi
partisipatif yang akan dilakukan oleh para petani sehingga para petani
mengarahkan para petani pemakai air atau P3A mengelola dan memelihara
74
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
116
kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan
mengungkapkan bahwa:
“Sejauh ini baik, karena pembagian air merata atau pun ada kendala
75
Wawancara dengan Bapak R selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Pamarayan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 11.00 WIB
76
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kec.
Cikeusal pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
117
melakukan hal baik karena dalam pembagian air kepada petani hanya saja
ada respon dari pihak pemerintah tidak tanggap atas permasalah yang ada
dijelaskan diatas terbengkalai atau dibiarkan saja, tidak ada tindak lanjut
dan belum ditanggapinya dengan cepat. Hal ini karena pihak UPTD
lama dalam hal memperbaiki irigasi yang rusak, sehingga air banyak
terbuang sia-sia dan para petani pun membiarkan kerusakan tersebut jadi
besar dan semakin parah. Serta kurang tegasnya pihak UPTD untuk
77
118
dan harus mengerti secara jelas dan akurat mengenahi maksud dan tujuan
yang akan diarahkan. Para implemetor kebijakan bingung dengan apa yang
sangat penting dalam proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia dan
sumber daya.
dan hal itu hanya dapat diwujudkan melalui komunikasi yang baik.
penyampaian informasi antara dua orang atau lebih dan juga meliputi
78
Dikutip dari Husein Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.
Jakarta: Gramedia. Hal 25
119
diterima dengan baik oleh sipenerima kebijakan yaitu masyarakat atau para
petani. Akan tetapi, tidak semua informasi yang telah melewati beberapa
dijalankan oleh masyarakat dengan baik. hal ini dapat tercermin dari
79
Wawancara dengan Bapak M.Y selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada hari
Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
120
ada hierarkhis atau jenjang bagi petani untuk menyampaikan masalah atau
keluhannya kepada pihak terkait. Karena Jika tidak ada kejelasan dan
maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan sulit untuk bisa dicapai.
Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa yang
diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan. Dalam suatu
bahwa:
121
bahwa koordinasinya
oleh Pihak UPTD maupun Petani tidak berhadapan langsung, bertemu atau
yang harus dilalui oleh petani sehingga keluhan atau masalah yang
dilapangan tidak langsung ditangani cepat atau optimal seperti irigasi yang
untuk memperbaiki atau respon dari pihak UPTD itu sendiri, dan UPTD
setiap ada kerusakan irigasi atau saluran irigasi yang tersendat UPTD tidak
pekerjaan umum untuk tindak lanjut dari keluhan masyarakat itu. Setelah
ada tidak lanjut dari tingkat kabupaten/provinsi baru lah pihak UPTD
memberikan respon.
80
Wawancara dengan bapak N selaku Petani Kp. Baru Kec. Pamarayan pada hari jum’at tanggal
03 Juni 2011 Jam 13.00 WIB
81
Wawancara dengan bapak R selaku Petani Kp. Baru Kec. Pamarayan pada hari jum’at tanggal
03 Juni 2011 Jam 15.00 WIB
122
partisipatif, dan warga masyarakat pun sangat antusias untuk ini. Jadi
partisipatif ini.”82
bahwa:
“Oh, sangat mendukung sekali, bukan hanya warga atau petani saja
tapi kepala desa beserta tokoh masyarakat yang mendukung akan
pengelolaan irigasi partisipatif ini.”83
baik itu para petani, tokoh masyarakat maupun pemerintah desa sangat
82
Wawancara dengan Bapak MY selaku Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) pada hari
Jum’at tanggal 03 Juni 2011 Jam 09.30 WIB
83
Wawancara dengan Bapak H selaku Kepala UPTD Pekerjaan Umum Kec. Pamarayan pada hari
Kamis tanggal 02 Juni 2011 Jam 10.00 WIB
123
penapsiran terhadap hasil akhir dalam melakukan pengujian data dengan teori
dan konsep para ahli sehingga bisa mengembangkan teori atau bahkan
menemukan teori baru serta mendeskripsikan dari hasil data dan fakta
dilapangan dengan dasar operasional yang telah ditetapkan sejak awal, dalam
hal ini adalah teori implementasi kebijakan yang diperkenalkan oleh Donald
Van Metter dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The Policy
Implementation.
Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif Di UPTD Irigasi Dinas Pekerjaan Umum
seperti sosialisasi yang kurang efektif dimana para petani kurang paham akan
tujuan dari kebijakan tersebut, jadi tidak heran petani kurang memahami
sepenuhnya kepada pihak P3A, padahal pengurus ada juga yang baru
dibentuk atau yang sudah lama hanya belum ada penyuluhannya yang
dilakukan oleh pemerintah atau instansi terkait, hanya pada tahun ini saja
dilakukan kepada P3A sehingga kebijakan yang dibuat kurang dipahami oleh
petani.
daya manusia yang ada belum memadai karena sebagian besar yang ada di
kebijakan tersebut disisi lain para petani atau pengurus P3A belum
yang ada, dan saluran irigasi baik primer, sekunder maupun tersier banyak
yang rusak dan belum dikelola dengan baik oleh petani atau UPTD sendiri.
Disisi lain kesadaran para petani atas menjaga saluran irigasi masih
kurang, serta para petani masih boros dalam menggunakan air, terlepas dari
masalah sarana prasarana penunjang dari pengaturan debit air itu sendiri.
baru dilakukan. Seperti yang dilansir oleh harian Radar Banten tentang
Petani pengguna air, lanjut dia, sampai saat hari ini rasa memiliki
terhadap bangunan saluran irigasi sangat minim sebab pembangunan
irigasi sepenuhnya dikerjakan pemerintah. Semestinya pembangunan
irigasi melibatkan masyarakat tani secara partisipatif agar petani merasa
memiliki bangunan tersebut sehingga ikut serta merawat dan mengelola
saluran irigasi di daerah usaha taninya. “Petaniharus dilibatkan dalam
pembangunan irigasi,” kata dia.
126
setahun ini, baik itu P3A yang baru terbentuk maupun sudah lama, baru
mengikuti tahun sekarang. Dilain pihak para petani pun belum sepenuhnya
siap dalam sistem pengelolaan irigasi partisipatif ini, karena petani hanya siap
dalam hal tenaga saja belum dalam hal pemikiran dan materiil untuk
memang selalu memberi arahan kepada petani hanya itu sifatnya tidak secara
pelaksanaan Peraturan menteri ini berjalan lancar, hanya pada pembagian air
untuk para petani disisi lain pelaksana atau pemerintah belum merespon cepat
keinginan petani seperti kerusakan saluran irigasi, serta pihak UPTD sendiri
belum tegas dalam memberi sanksi kepada para petani dalam hal ini para
84
Harian Radar Banten. Petani Dilatih Hemat Air. Hari Selasa 31 Mei 2011
127
implementasi Peraturan Menteri ini, ada jenjang yang harus dilalui oleh
ditangani cepat atau optimal, serta respon dari pemerintah atau instansi
terkain tidak cepat sehingga butuh waktu yang lama untuk menyelasaikan
itu sendiri.
kebijakan, serta yang paling penting yaitu kesiapan dari masayarakat itu
sendiri seperti dari segi tenaga, pemikiran mapun materiil itu tidak dapat
kebutuhan masyarakat dan juga belum tegas menindak para petani yang
sehingga saluran irigasi yang ada bertahan lama dan tidak rusak dengan cepat.
Disamping itu masyarakat belum begitu sadar akan pentingnya air serta
air, saluran irigasi yang masih terbengkalai walaupun ada gotong royong
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sesuai dengan teori dari Donald Van Metter dan Carl Van Horn disebut
optimal. karena dalam hal pelaksanaannya masih kurang atau belum sesuai
119
120
harus dibenahi atau diperbaiki seperti dari segi sumberdaya, dimana masih
minim dalam mendapatkan pelatihan baik itu UPTD maupun para petani itu
sendiri serta yang paling penting yaitu kesiapan dari masayarakat itu sendiri
seperti dari segi tenaga, pemikiran mapun materiil itu tidak dapat
dipisahkan.kan
Berdasarkan teroi Donal Van Meter dan Carl Van Horn yang digunakan
belum berjalan secara optimal. Hal ini bisa kita lihat dari aspek-aspek sumber
daya yang masih minim, tingkat partsipasi yang masih rendah, rendahnya
berjalan secara epektif dan lambannya sosialisasi sehingga kegiatan ini belum
2. Pelatihan dan penyuluhan bagi petani harus lebih banyak lagi dan
instansi terkait.
saluran yang rusak dan sanksi yang diberikan kepada petani yang
Yogya Mandiri.
averrous Press.
Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Grindle, Merile S. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. DIA
Bandung:Alumni
Lester dan Steward. 2000. Pengamtar Kebijakan Public. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Matthew Miles dan Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Osborn, David Gaebler. 1995. Mewirausahakan Birokrasi, Mentranspormasikan
Binaman Pressindo.
Putra. 2003. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Public dan Ruang
Pelajar Offset.
Suharto, Edi. 2006. Analisis Kebijakan Publik (panduan Praktis Mengkaji Suatu
Aksara.
Lain-Lain