Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

I. Spesifikasi Umum ......................................................................................... 1


1. Pendahuluan ................................................................................................. 1
2. Lokasi Pekerjaan........................................................................................... 1
3. Pekerjaan Persiapan..................................................................................... 1
3.1. Mobilisasi .......................................................................................... 1
3.2. Lokasi Kantor, Gudang Dan Bengkel Di Lapangan.......................... 2
3.3. Kantor Dan Fasilitas Untuk Direksi ................................................... 2
3.4. Fasilitas Sementara .......................................................................... 3
3.5. Gambar Dan Persyaratan................................................................. 3
3.6. Perlindungan Terhadap Cuaca......................................................... 3
3.7. Peralatan Pengukuran Dan Pengujian ............................................. 4
3.8. Waktu Mobilisasi ............................................................................... 4
3.9. Penyediaan Material ....................................................................... 14
3.10. Pengujian Hasil Pelaksanaan ....................................................... 15
3.11. Pengujian Setelah Seluruh Pekerjaan (Commisioning Tes) ........ 15
3.12. Pelatihan Bagi Calon Operator..................................................... 15
3.13. Penyelesaian Pekerjaan ............................................................... 16
3.14. Kegagalan Dalam Usaha Memenuhi Ketentuan .......................... 16
3.15. Penerimaan (Acceptance) ............................................................ 16
3.16. Rapat-Rapat.................................................................................. 17
3.17. Waktu Pelaksanaan...................................................................... 17

II. Pekerjaan Sipil ............................................................................................ 18


1. Umum..................................................................................................... 18
2. Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................................... 18
3. Pekerjaan Lapangan.............................................................................. 18
4. Pekerjaan Tanah.................................................................................... 18
4.1. Galian Tanah ................................................................................ 18
4.2. Urug Tanah Diluar ........................................................................ 19
4.3. Urugan Tanah, Meratakan Dan Pemadatan ................................ 19
4.4. Pemeriksaan Penggalian.............................................................. 19
4.5. Pengeringan.................................................................................. 19
5. Lapisan Pasir ......................................................................................... 20
6. Syarat-Syarat Bahan Bangunan ............................................................ 20
6.1. Pekerjaan Umum .......................................................................... 20
6.2. Portland Cement ........................................................................... 20
6.3. Besi Beton..................................................................................... 21
6.4. Air.................................................................................................. 21
6.5. Pasir Beton ................................................................................... 21
6.6. Pengangkutan............................................................................... 21
7. Galian Tanah.......................................................................................... 21
8. Urugan ................................................................................................... 23
9. Pemasangan Pipa Dan Accessories ..................................................... 25
10. Pengadaan Pipa Dan Accessories ........................................................ 28
10.1 Lingkup Pekerjaan ........................................................................ 28
10.2 Penyediaan Pipa Oleh Pemborong .............................................. 28
10.3 Penyimpanan Dan Administrasi Pipa Oleh Pemborong............... 29
10.4 Benda Asing Didalam Pipa ........................................................... 29
10.5 Gambar-Gambar Kerja ................................................................. 29
10.6 Bahan/Material Pipa ..................................................................... 29
10.7 Accessories................................................................................... 30
10.8 Pemberian Tanda ......................................................................... 30
10.9 Katup (Valve) ................................................................................ 30
11. Konstruksi Pengaman............................................................................ 33
11.1. Block Bantalan Penahan (Thrust Block)....................................... 33
11.2. Tiang Penyangga.......................................................................... 33
11.3. Konstruksi Pengaman Khusus ..................................................... 33
12. Tes Pipa/Pengujian Hidrostatis.............................................................. 33
I. SPESIFIKASI UMUM

1. Pendahuluan

Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama


dengan gambar rencana dan rincian volume pekerjaan (Bill of Quantity),
ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, dari sini akan
diketahui yang harus dilaksanakan. Pekerjaan yang dimaksudkan mencakup
pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut dokumen
Kontrak, serta semua tenaga kerja, peralatan dan material yang tersebut
dalam spesifikasi harus ditetapkan dalam penyelesaian pekerjaan yang
bersangkutan.

Secara garis besar item pekerjaan meliputi:

1). Pekerjaan Persiapan.


2). Pembersihan lapangan.
3). Pekerjaan tanah .
4). Pekerjaan pemasangan pipa baru.

2. Lokasi Pekerjaan

Pekerjaan akan dilaksanakan di Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan


Selatan.

3. Pekerjaan Persiapan

3.1. Mobilisasi

Kegiatan-kegiatan mobilisasi ini meliputi:

1). Mobilisasi dan pemasangan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan


yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan dari Direksi, Pengawas,
dan Pengendali sebelum dikirim ke lapangan.
2). Pembangunan dan pemeliharaan kantor lapangan, bengkel, gudang dan
lain sebagainya yang digunakan selama proyek.
3). Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, akomodasi staf yang
akan dipakai oleh Direksi, Pengawas, dan Pengendali.
4). Material yang digunakan yang telah disetujui oleh Direksi, Pengawas, dan
Pengendali terkait dengan proyek.

Pekerjaan ini harus sudah termasuk pekerjaan demobilisasi dari lokasi kerja
atau proyek yang dilaksanakan oleh Pihak Kontraktor pada akhir Proyek,
termasuk pembongkaran seluruh bangunan sementara dan instalasi tertentu
yang dimanfaatkan oleh Kontraktor. Kontraktor diharuskan melaksanakan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 1


perbaikan dan penyempurnaan pada lokasi kerja atau proyek, sehingga
kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

3.2. Lokasi Kantor, Gudang dan Bengkel di Lapangan

Setelah SPK (Surat Perintah Kerja) dikeluarkan, Kontraktor harus sesegera


mungkin menyerahkan peta rencana yang menunjukkan lokasi yang
diinginkan untuk :

1). Kantor lapangan untuk Direksi, Pengawas, dan Pengendali.


2). Kantor lapangan Kontraktor (harus dekat dengan kantor lapangan,
Pengawas, dan Pengendali).
3). Gudang perlengkapan, bengkel perawatan peralatan dan tempat
penimbunan material milik Kontraktor.
4). Jalan untuk alat-alat berat dan truk.
5). Tempat penimbunan sementara untuk tanah hasil galian.

Penentuan Lokasi untuk keperluan tersebut, harus mendapat persetujuan


dari Direklsi, Pengawas, dan Pengendali. Apabila diperlukan tambahan
tempat, maka Kontraktor harus mengusahakan sendiri dan menanggung
semua biaya yang timbul untuk penambahan tersebut dan lokasinya harus
mendapat persetujuan dari Direksi

3.3. Kantor dan Fasilitas Untuk Direksi

Kontraktor harus menyediakan dan merawat ruang kantor yang lengkap,


untuk digunakan oleh Direksi di lapangan.
Lokasi tata letak dan konstruksi dari ruang kantor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi dan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

1). Ruang kantor harus bersifat sementara, namun dibangun cukup kokoh .
2). Dindingnya harus tertutup rapat dan dicat dengan baik agar mudah
dibersihkan.
3). Jendela-jendelanya dari kaca tetapi harus ada lubang udara yang ditutup
dengan kawat nyamuk, dilengkapi dengan tirai untuk menahan cahaya
matahari langsung.
4). Ruang kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk
penerangan ruangan dan daya.

Unit kantor meliputi :

1). Ruang kantor Pengawas, dan Pengendali sesuai dengan BOQ


2). Kantor sekretariat
3). Fasilitas toilet dan kamar mandi lengkap yang akan dipakai secara
khusus oleh direksi beserta staf.

Ruang Kantor harus dilengkapi dengan meja tulis berlaci, satu meja rapat
lengkap dengan kursi (minimum 6 kursi), satu filing cabinet, satu almari,

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 2


kotak sampah dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas lapangan.

Fasilitas-fasilitas tersebut di atas adalah milik Kontraktor. Pada saat


yang disetujui dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar
bangunan kantor lapangan dan memperbaiki keadaan lapangan sesuai
perintah Pengawas, dan Pengendali.

3.4. Fasilitas Sementara

Kontraktor harus mengusahakan sendiri semua pengadaan dan perawatan


fasilitas yang bersifat sementara. Biaya yang ditimbulkan karena fasilitas ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Adapun fasilitas sementara tersebut
adalah :

1). Penyediaan Air Bersih yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan


harus disediakan oleh Kontraktor termasuk penyediaan peralatan dan
perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga
tidak mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya yang diakibatkan
karena penyediaan air bersih ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
2). Daya Listrik, Jaringan dan Penerangan harus disediakan oleh Kontraktor
selama masa pelaksanaan pembangunan. Semua biaya yang timbul
akibat penggunaan daya selama masa pelaksanaan pembangunan
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Tenaga listrik yang diperlukan
selama masa pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor
dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus mendapat persetujuan dari direksi

3.5. Gambar dan Persyaratan

Gambar yang dimaksud adalah gambar atau shop drawing harus dibuat oleh
Kontraktor dengan berdasarkan petunjuk tender dan harus mendapat
persetujuan dari, Pengawas, dan Pengendali sebelum dilaksanakan di
lapangan. Gambar kerja tersebut harus menggunakan satuan ukuran metrik
(mks : meter – kilogram - sekon).
Gambar kerja ini, akan menjadi patokan pelaksanaan di lapangan, apabila
terjadi perbedaan antara pelaksanaan di lapangan dengan gambar kerja ini
maka gambar kerjalah yang mengikat dan pekerjaan lapangan harus
disesuaikan dengan gambar kerja yang dipakai.

3.6. Perlindungan Terhadap Cuaca

Bahan Konstruksi yang peka terhadap cuaca sekeliling harus dilindungi


sedemikian rupa sehingga bahan tersebut tidak menjadi rusak atau mutu
bahan yang disyaratkan menjadi berkurang. Biaya untuk pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 3


3.7. Peralatan Pengukuran dan Pengujian

Alat ukur elevasi harus menggunakan water pass atau theodolit, selain alat
tersebut tidak diijinkan digunakan, karena akan mengurangi ketepatan
pengukuran. Biaya alat menjadi tanggung jawab Kontraktor. Semua
peralatan yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas,
dan Pengendali.

3.8. Waktu Mobilisasi

Mobilisasi seluruh pekerjaan yang tercantum dalam butir 3.1-3.7, harus


diselesaikan dalam waktu 14 hari kerja setelah tanggal mulainya pekerjaan
atau sejak SPK (Surat Perintah Kerja) dikeluarkan.

1) Prestasi atau Kemajuan Pekerjaan

Prestasi pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentase pekerjaan yang


telah selesai dikerjakan. Prosentase pekerjaan dihitung dari nilai pada jumlah
atau item tertentu dibagi dengan nilai atau harga Kontrak.

Pembayaran Kontrak dilakukan sesuai dengan prestasi atau kemajuan


pekerjaan dengan harga satuan sesuai dengan volume pekerjaan, yaitu
harga satuan yang telah mencakup harga bahan, tenaga kerja dan angkutan
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang dibutuhkan.

2) Pemberitahuan untuk Memulai Pekerjaan

Kontraktor diharuskan memberi penjelasan secara tertulis kepada direksi


atas tempat asal mula material atau bahan yang akan dipakai untuk suatu
tahap pekerjaan atau untuk setiap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun, Kontraktor tidak dibenarkan memulai suatu
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari pihak Pengawas dan Pengendali secara tertulis.

Pemberitahuan yang lengkap dan jelas terlebih dahulu disampaikan kepada,


Pengawas, dan Pengendali, dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan jika akan diadakan penelitian dan pengujian terlebih
dahulu atas persiapan pekerjaan. Tenaga kerja dan angkutan serta
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang diperlukan harus dijadwalkan dengan teliti
agar tercapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya.

3) Perijinan

Setelah Kontraktor memperoleh SPK (Surat Perintah Kerja) apabila ada jenis
pekerjaan yang memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka
Kontraktor bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. direksi
dalam batas-batas kewenangannya akan membantu untuk menyiapkan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 4


surat-surat resminya, tetapi semua biaya yang diakibatkan dari perijinan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila ijin yang


diperlukan belum diperoleh dan pemeriksaan utilitas selesai dalam Bentuk
Berita Acara. Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan ini terdapat suatu
bangunan atau material yang menghalangi pekerjaan, jika harus
membongkar bangunan atau material tersebut akan memerlukan perijinan
dan biaya tambahan maka hal tersebut terlebih dahulu harus dikonsultasikan
dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

4) Pematokan

Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan


dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana yang telah disesuaikan
dalam gambar kerja (shop drawing) yang telah disetujui oleh direksi.
Pekerjaan pematokan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan
selanjutnya.

Direksi, Pengawas, dan Pengendali dapat melakukan revisi pemasangan


patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor harus mengerjakan revisi
tersebut dengan petunjuk direksi, Pengawas, dan Pengendali.

Kontraktor wajib seperti yang disebut dalam Kontrak untuk menyediakan


alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerja lain yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengukuran. Pada keadaan dimana ada
penyimpangan dari gambar rencana yang sudah disesuaikan dalam gambar
kerja, Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari
daerah yang dipatok.

5) Pemeriksaan Ulang Utilitas

Sebelum melakukan pekerjaan kontraktor harus mengerjakan uitzet, suntik


utilitas dan lain-lain. Hal ini untuk mencegah terganggunya/ kerusakan utilitas
lain akibat pengerjaan proyek. Pelaksanaan pemeriksaan ulang utilitas harus
berkoordinasi dengan pemberi tugas maupun dinas- instansi terkait.

6) Tanda-tanda

Ditempat yang dipandang perlu, Kontraktor harus menyediakan tanda-tanda


untuk keperluan lalu-lintas yang dilewati, dan tanda-tanda tersebut harus
cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu-lintas.

Bila pekerjaan harus memotong atau menyeberangi jalan yang sibuk, maka
Kontraktor harus melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu
dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan-keperluan tersebut diatas menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 5


7) Program Kerja

Kontraktor harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan


kepada direksi untuk mendapat persetujuan selambat-lambatnya 10 hari
sebelum tanggal penandatanganan Kontrak atau surat penyerahan lapangan
diserahkan. Rencana kerja tersebut harus mencakup:

1). Usulan tanggal untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian
pekerjaan.
2). Usulan tanggal untuk pengadaan dan atau pengangkutan lain bagian-
bagian pekerjaan ke lapangan.
3). Usulan tanggal dimulai, serta selesainya pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan atau pemasangan dari berbagai pekerjaan, termasuk
pengujiannya.
4). Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan Kontraktor.
5). Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya
(daftar riwayat hidup).
6). Jenis serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
7). Cara pelaksanaan pekerjaan atau metodologi pelaksanaan, gambar-
gambar kerja nama-nama staf yang akan ditempatkan sesuai dengan
struktur organisasi proyek yang ada.

8) Mobilisasi Material

Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya


tentang kebutuhan material yang akan digunakan untuk setiap segmen
pekerjaan.

Material yang disediakan oleh Pengawas, dan Pengendali atau Pemilik akan
diberikan oleh Bagian Logistik atau Proyek setelah permohonan
pengambilan atau pengeluaran material telah disetujui oleh Pengawas, dan
Pengendali.

Kontraktor diharuskan mengisi formulir pengeluaran yang ditentukan oleh,


Pengawas, dan Pengendali atau Bagian Logistik. Setelah formulir
pengeluaran ditandatangani oleh Kontraktor dan Bagian Gudang Proyek,
material tersebut sudah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material yang
dikeluarkan tidak boleh digunakan untuk segmen pekerjaan lain kecuali atas
petunjuk dari Pengawas dan Pengendali.

Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan


PA/PAC/PARC, Pengawas, dan Pengendali, dan dalam waktu yang cukup
sebelumnya dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu, agar PA/PAC/PARC,
Pengawas, dan Pengendali mempunyai waktu yang cukup apabila
dipertimbangkan perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu
atas persiapan pekerjaan tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 6


9) Peralatan

Kontraktor diharuskan mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang


akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
disetujui oleh Direksi dan Pengendali dalam hal pembuatannya, nomor
pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.

Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan


alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan dari Direksi
dan Pengendali.

Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan untuk melaksanakan


tiap tahap dari pekerjaan sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai..
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan tersebut
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti sedemikian rupa hingga peralatan dalam kondisi siap digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan, sesuai yang ada di lapangan.

10) Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diperkerjakan oleh Kontraktor, diharuskan yang telah


memiliki pengalaman dalam pekerjaan yang sama paling sedikit 5 tahun.
Kontraktor harus mengajukan daftar tenaga kerja lapangan maupun daftar
personil inti yang akan digunakan melaksanakan pekerjaan secara terinci..

Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan


untuk melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum tahap dari pekerjaan
tersebut dimulai. Penyediaannya di tempat pekerjaan dan persiapannya
harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi dan
Pengendali.

Keberadaan tenaga kerja di lapangan harus dilaporkan setiap minggu,


sesuai dengan tingkat keahliannya dan jumlah tenaga yang di lapangan.

11) Standar Spesifikasi

Kecuali apabila dirinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai
dengan Standar Nasional yang berlaku dan tidak kurang dari ketentuan
standar di Indonesia.

Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, terhadap standard dengan bahasa


asing Kontraktor harus membuat salinan dari standar yang diusulkan untuk
Pengawas, dan Pengendali atau Wakilnya dalam Bahasa Indonesia.

Dimana digunakan singkatan-singkatan berikut ini, maka singkatan ini


mempunyai arti:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 7


ƒ AASHO (American Association of State Highway Official)
ƒ ACI (American Concrete Standard Institute)
ƒ ANSI (American National Standard Institute)
ƒ ASA (American Standard Association)
ƒ ASTM (American Society of Testing and Materials)
ƒ AWS (American Welding Society)
ƒ AWWA (American Water Works Association)
ƒ BS (British Standard Association)
ƒ DIN (Deutshce Industrie Norm)
ƒ ISO (International Organization for Standardisation)
ƒ IEC (International Electro Technical Commision)
ƒ SNI (Standard National Indonesia)
ƒ PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
ƒ PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik)
ƒ SII (Standard Industri Indonesia).

12) Ukuran-ukuran

Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan


gambarnya sendiri adalah gambar berskala. Jika tidak ada kesamaan antara
ukuran dan gambarnya, maka segera dikonsultasikan dengan direksi untuk
menetapkan mana yang benar.

13) Gambar Kerja

Gambar rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada Kontraktor dan
gambar tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan.

Kontraktor wajib untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar


rencana dan spesifikasi-spesifikasi lain yang berhubungan dengan hal
tersebut.

Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,


kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara
gambar dan isi spesifikasi teknik.

Paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan


gambar-gambar kerja 3 (tiga) copy kepada Direksi disertai dengan
perhitungannya.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di
lapangan. Gambar-gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik, dapat
dibaca dan sudah menjalani revisi terakhir.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 8


Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan
perbedaan antara gambar-gambar rencana dan gambar-gambar kerja,
semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak ditanggung oleh Kontraktor.

Gambar Perencana dan Hasil Pelaksanaan


Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah:

1). Gambar yang termasuk dalam dokumen tender.


2). Gambar perubahan yang disetujui .
3). Gambar lain yang disediakan dan disimpan oleh direksi.
4). Asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh direksi.
5). Kontraktor diberi 2 (dua) set fotocopy dari semua gambar-gambar tanpa
pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan cetak biru dari
gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
6). Kontraktor harus menyimpan satu set fotocopy di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
7). Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya dibuat oleh
Kontraktor tetapi harus mendapat persetujuan direksi selum
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
8). Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa
pemeliharaan harus disertai “Gambar hasil pelaksanaan” (as built
drawing).
9). Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.

Gambar Pelaksanaan Terinci (Shop Drawing)

Gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis atau bentuk
tulangan dan jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran
penyalur air hujan, papan nama proyek, rambu-rambu lalu-lintas, rambu-
rambu batas kerja di proyek, spesifikasi barang, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi
pelaksanaan program tepat pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan
Kontrak.

14) Gambar yang harus diperlihatkan oleh Kontraktor

Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi Pengawas, dan Pengendali,


untuk disetujui gambar-gambar dari pekerjaan-pekerjaan sementara atau
penunjang, termasuk pekerjaan untuk perlindungan, pekerjaan cetakan
beton, , daftar pembengkokan besi beton, jadwal waktu kerja, gambar
rincian.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 9


15) Pemindahan data pada gambar asli untuk membuat “As Built
Drawing”

Semua data perubahan yang terlihat pada pelaksanaan kerja menjadi


Catatan Akhir, yaitu suatu uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat
selama pembangunan dan lokasi yang harus ditunjukkan dengan jelas.
Perhatian harus diberikan pada setiap catatan dengan tanda di sekitar
daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi. Semua catatan perubahan
harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan
menggunakan tinta (bukan pensil).

16) Persetujuan atas Gambar

Pemeriksaan atau pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan,


gambar-gambar, atau dokumen yang diserahkan oleh Kontraktor untuk
memperoleh persetujuan Direksi baik dengan atau tanpa perubahan-
perubahan, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggungjawab atau
kerugian yang dibebankan kepadanya oleh suatu ketentuan kontrak.
Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-
persyaratan kontrak setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut atau rincian gambar-gambar yang tidak sesuai
dengan gambar-gambar yang telah diserahkan terdahulu, maka berbagai
perubahan dan tambahan yang dianggap perlu harus dilakukan oleh
Kontraktor dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan Kontraktor tanpa
memerlukan tambahan pembayaran.

17) Pekerjaan-pekerjaan Sementara

Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain,


seperti jembatan darurat, dan sebagainya yang bersifat sementara harus
disiapkan oleh Kontraktor. Jika memang memerlukan jembatan-jembatan
darurat, maka Kontraktor harus merencanakannya dengan lebar minimal 2,5
meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton.
Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut, dan semua biaya yang
dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.

Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi Pengawas dan Pengendali, maka
segala sarana yang tidak dipergunakan lagi, harus dibongkar, dirapikan
kembali seperti semula.

Kontraktor harus membuat ketentuan-ketentuan untuk pembuangan semua


air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan-
pekerjaan sementara yang ditimbulkan di mana saja.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 10


18) Pelaksanaan

• Standar

Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Propinsi


dan Pemerintah Daerah yang mengatur .

• Koordinasi

Kontraktor harus memperhatikan kemungkinan diperlukan untuk


mengadakan koordinasi operasi pengangkutan baik dalam pekerjaan yang
sedang dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan dengan pengelola
utilitas dan instansi terkait lainnya sebagaimana diperlukan.

Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai Kontraktor, kekuasaan


atau wewenang untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna
mempercepat penyelesaian seluruh proyek tersebut, dan dalam semua
keputusannya harus diterima sebagai keputusan akhir dan tidak ada alasan
untuk mengadakan tuntutan.

• Pembatasan bobot pengangkatan

Kontraktor harus bertanggungjawab atas setiap kerusakan terhadap jalan


atau struktur yang diakibatkan oleh operasi pembangunannya.

Pemeliharaan jalan-jalan yang berdekatan yang digunakan oleh Kontraktor.


Jalan-jalan dan jembatan yang ada berdekatan dengan proyek dan
digunakan oleh Kontraktor di dalam pelaksanaan operasi pekerjaan,
khususnya pada jalan masuk ke sumber galian dengan muatan berat, harus
sepenuhnya dipelihara oleh Kontraktor dengan biaya sendiri sepanjang
waktu pekerjaan dan harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang dapat
dipergunakan serta kualitas dan fasilitas yang tidak lebih buruk dari pada
saat operasi Kontraktor baru dimulai.

19) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat dan undang-undang yang berlaku


didalam Negara Republik Indonesia selama berlakunya Kontrak, yang
menyangkut syarat-syarat keselamatan kerja, kesehatan dan kesejahteraan
dari karyawan Kontraktor, Konsultan Pengawas. Kontraktor harus mematuhi
peraturan keselamatan kerja yang berlaku.

Peraturan-peraturan keselamatan kerja hendaknya diberikan kepada


karyawan Kontraktor sebelum pekerjaan dimulai.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 11


1). Semua pekerjaan galian hendaknya ditopang benar-benar agar tidak
runtuh dan diberi pagar pengaman dan tanda-tanda peringatan yang
sesuai.
2). Semua pekeja yang melaksanakan, mengunjungi atau memeriksa
sesuatu bagian dari pekerjaan hendaknya diberi dan diharuskan memakai
perlengkapan pengaman yang sesuai seperti halnya : topi lapangan
(helm.
3). Semua petunjuk-petunjuk dan rekomendasi-rekomendasi pabrik untuk
penggunaan aplikasi atau pemanfaatan atau mesin-mesin hendaknya
dipatuhi.
4). Perlu perhatian khusus untuk melindungi semua karyawan bila
menggunakan peralatan elektris atau material yang menimbulkan debu
halus, khususnya produk-produk yang bahan dasarnya asbes. Operator
hendaknya berada di tempat-tempat yang aman dan memakai alat
pelindung pernafasan yang baik dan kaca mata. Baju lapangan harus
disediakan bila perlu.

20) Penyediaan Papan Nama Proyek

Kontraktor harus mengadakan dan memasang papan nama proyek dan


papan himbauan. Ukuran minimal papan nama proyek adalah 1,0 x 1,5 m2,
sedangkan papan himbauan dengan ukuran minimal 0,3 x 1,5 m2.

Papan nama proyek dan papan himbauan tersebut terbuat dari Multiplek
tebal 8 mm dicat dasar putih dengan tulisan hitam, dipasang pada 2 (dua)
tiang kaso dengan kayu klas II ukuran 5/7 cm setinggi 2,5 m. Apabila
diperlukan, Kontraktor dapat meminta contoh gambar papan nama proyek
dan papan himbauan tersebut kepada Direksi. Papan nama proyek harus
berisikan keterangan mengenai pekerjaan, nama pemberi pekerjaan, jangka
waktu pelaksanaan dan nama Kontraktor.

Kontraktor harus membuat papan petunjuk atau rambu-rambu yang dipasang


pada saat pelaksanaan di lapangan. Papan petunjuk ini harus jelas dan
mudah dibaca oleh orang banyak.

21) Pembersihan

• Pembersihan Awal

1). Membuang bahan-bahan yang tidak terpakai, puing dan sampah pada
daerah-daerah pembuangan yang ditunjuk, dan sesuai dengan peraturan
Nasional, Propinsi dan Kota serta Undang-undang anti-pencemaran.
2). Tidak menguburkan sampah dan bahan-bahan yang tidak terpakai
ditempat kerja proyek.
3). Tidak membuang bahan-bahan yang tidak terpakai yang mudah menguap
seperti minyak atau pengencer cat ke dalam saluran buangan hujan atau
sanitasi.
4). Tidak membuang bahan-bahan yang tidak terpakai ke dalam aliran atau
saluran.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 12


• Pembersihan Akhir

1). Pada tahap penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggalkan


dalam keadaan bersih dan siap digunakan oleh Pemberi Pekerjaan.
Kontraktor juga harus memulihkan pada kondisi semula, yaitu bagian-
bagian tempat kerja yang tidak direncanakan untuk perubahan menurut
Kontrak.
2). Pada waktu pembersihan akhir, semua saluran dan struktur harus
diperiksa dari kerusakan fisik sebelum penyerahan akhir. Daerah tempat
kerja yang diperkeras dan semua daerah umum yang diperkeras yang
langsung berdampingan dengan tempat kerja harus dibersihkan dan
semua puing yang ada disingkirkan seluruhnya.

22) Laporan dan Dokumentasi

• Laporan-laporan

1). Selama periode pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus membuat


laporan harian, mingguan, dan bulanan mengenai kemajuan pekerjaan.
Laporan kemajuan ini harus memuat sekurang-kurangnya informasi di
bawah ini dengan kejadian yang dijumpai selama periode pembuatan
laporan kemajuan kerja yang bersangkutan.
2). Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang
akhir minggu.
3). Jumlah personel yang bertugas selama minggu tersebut.
4). Material dan barang-barang yang disuplai.
5). Kondisi cuaca.
6). Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan
untuk setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi
kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk Direksi
7). Ringkasan laporan tersebut harus mencatumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi
pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-
masalah yang timbul di lapangan serta pemecahan, dan rencana kerja
minggu berikutnya.
8). Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan urutan
dalam syarat-syarat Kontrak umum.

• Pemotretan

Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan melakukan


pemotretan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Pemotretan paling
sedikit sebanyak 3 ( tiga ) kali pada setiap unit bangunan berukuran 9 x 13
cm dalam rangkap sesuai dengan RAB dan disampaikan kepada Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 13


• Dokumentasi

Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik


secara berkala dalam bentuk foto-foto dan diserahkan kepada Direksi sesuai
uraian dalam syarat-syarat umum Kontrak.

Judul, foto, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam


album pada bagian bawah masing-masing foto.

Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari


pekerjaan, peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan
dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali,
yakni:
1). Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan,
2). Selama berlangsung pekerjaan (0%, 50%, 100%),
3). Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode pemeliharaan;

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 130 x 90 mm dan
empat lembar hasil cetak masing-masing foto (dialbumkan), dengan
membubuhkan nomor seri tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi

3.9. Penyediaan Material

3.9.1. Umum

Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material, seperti yang


disebutkan dalam daftar volume pekerjaan kecuali material-material yang
akan disediakan oleh Pemberi Tugas dan akan ditentukan tersendiri dalam
syarat-syarat khusus atau dalam rapat penjelasan.

Untuk material yang merupakan hasil galian ataupun yang berhubungan


dengan pemilik dapat dianggap sebagai barang atau material milik,
Pengawas, dan Pengendali sehingga pemanfaatan kelanjutannya harus
dapat dianggap sebagai barang atau material yang disediakan oleh,
Pengawas, dan Pengendali, dengan demikian semua hasil pekerjaan galian
harus dapat dimanfaatkan untuk kelanjutan pekerjaan-pekerjaan terkait dan
sudah diperhitungkan didalam analisa harga satuan dan telah termasuk di
dalam harga Kontrak.

Kontraktor harus mengganti apabila material tersebut rusak yang diakibatkan


oleh cara pengangkutan yang salah ataupun hilang atau kurangnya material
yang diangkut akibat kelalaian Kontraktor.

Nama-nama produsen material dan peralatan yang diusulkan untuk


pekerjaan, bersama dengan kerja, kemampuan, laporan-laporan pengujian
dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 14


untuk dipertimbangkan oleh, Pengawas, dan Pengendali. Bila menurut
pendapatnya hal-hal tersebut diatas tidak memuaskan atau tidak sesuai
dengan spesifikasi, maka bagian-bagian tersebut harus diganti aleh
Kontraktor tanpa meminta biaya tambahan kepada Pemberi Tugas melalui,
Pengawas, dan Pengendali.

Semua peralatan harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian


sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan proyek dengan
perhitungan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.

3.9.2. Contoh-contoh Material

Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa menunggu


pembiayaan dari Kontraktor, dan harus diambil dengan cara pengambilan
contoh dari standar yang disetujui. Contoh-contoh tersebut harus diambil
dengan cara nyata dari kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui harus tersendiri dan sama sekali tidak
boleh dicampur atau dikotori, sehingga menyebabkan berkurangnya kualitas
dari material tersebut.
Penawaran dari Kontraktor harus sudah termasuk biaya yang dikeluarkan
untuk pengujian material.

3.10.Pengujian Hasil Pelaksanaan

Jika kualitas dan kuantitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam
segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka, Pengawas, dan
Pengendali akan mengeluarkan “Berita Acara Penerimaan” (acceptance)
sebagai lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai
dengan aturan yang dinyatakan dalam Kontrak.
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh
Kontraktor hingga diterima oleh, Pengawas, dan Pengendali.

3.11.Pengujian Setelah Seluruh Pekerjaan (Commisioning Tes)

Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan atau diikuti
oleh Kontraktor sesuai dengan perintah, Pengawas, dan Pengendali selama
waktu commissioning dengan prosedur sebagai berikut:

1). Setelah pengujian inspeksi dan pengujian masing-masing bagian


pekerjaan atau komponen-komponen peralatan, maka harus dilakukan
perfomance test dari beberapa atau suatu bagian pekerjaan yang telah
selesai.
2). Setelah pengujian pada butir a) diatas selesai dilakukan, maka harus
dilakukan pengujian untuk seluruh sistem (start up).
3). Peralatan-peralatan harus diuji dalam segala aspek fungsi yang
diperkirakan sebanyak-banyaknya sesuai kemungkinan yang bisa
dilakukan pada waktu pengujian.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 15


4). Semua pelaksanan pengujian harus dimonitor dan dicatat dengan baik
dan disusun dalam suatu laporan pengujian.
5). Semua penggantian, perbaikan, modifikasi ataupun pekerjaan tambahan
yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor dalam mensuplai alat
maupun pemasangannya merupakan tanggungjawab dan beban
Kontraktor sesuai dengan batas-batas tanggungjawabnya.

Apabila tidak ditentukan lain maka Commissioning dan Start Up seluruh


sistem diselenggarakan dalam masa pemeliharaan atas kontrak pekerjaan
konstruksi ini dan atau sampai dengan seluruh sistem dapat dioperasikan
dan berfungsi dengan baik.

3.12.Pelatihan Bagi Calon Operator

Kontraktor wajib melakukan pelatihan bagi calon operator dengan waktu dan
jumlah peserta sesuai kebutuhan (ditentukan oleh direksi). Pelatihan ini
bertujuan untuk melakukan transfer teknologi sehingga apabila IPA tersebut
telah dioperasikan, para operator tersebut sudah memahami secara baik
sistem secara keseluruhan baik cara pengoperasian maupun cara
pemeliharaan. Semua biaya pelatihan dibebankan pada kontraktor dan
masuk dalam kontrak pekerjaan.

3.13.Penyelesaian Pekerjaan

Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan


secara khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar
instalasi Sambungan Air dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai kontrak.

Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara
keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.
Dalam hal sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat,
Kontraktor dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan,
sampai dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.

3.14.Kegagalan Dalam Usaha Memenuhi Ketentuan

Aspek-aspek berikut ini harus dinyatakan sebagai kegagalan dalam


pekerjaan, yaitu:

1). Kegagalan masing-masing komponen dalam memenuhi ketentuan dalam


spesifikasi.
2). Kegagalan untuk mencapai standard performance pengoperasian.

Jika Kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas
kesalahan yang menjadi tanggung jawabnya selama waktu yang dianggap
wajar, sesudah pemberitahuan oleh Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas
dapat melakukan usaha-usaha perbaikan sendiri.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 16


Biaya yang terjadi dan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas akan dipotong dari
uang yang menjadi hak atau akan menjadi hak Kontraktor.
Pemberi Tugas berhak untuk memutuskan alternatif mana yang dianggap
terbaik, pada saat itu.

3.15.Penerimaan (Acceptance)

Jika kualitas dan kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan telah memuaskan


Pemberi Tugas dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka,
Pengawas, dan Pengendali akan mengeluarkan berita acara penerimaan
dan pembayaran tahap akhir sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan di
dalam kontrak.

3.16.Rapat-rapat

Apabila dipandang perlu, Pemberi Tugas atau Pengawas, dan Pengendali


dapat mengadakan rapat-rapat yang mengundang Pengawas, dan
Pengendali dan Kontraktor maupun pihak-pihak tertentu yang bersangkutan
dengan pembahasan dan permasalahan dalam rapat tersebut.
Di samping itu, Pengawas, dan Pengendali dan atau Kontraktor dapat
mengusulkan untuk diadakan rapat menbahas permasalahan yang ada.
Semua hasil atau risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat.

3.17.Waktu Pelaksanaan

Jadwal Pelaksanaan diperhitungkan ..... ( ..................... ) hari kalender.


Jadwal tersebut sudah termasuk waktu untuk persiapan (mobilisasi)
pelaksanaan konstruksi, dan penyelesaian administrasi Serah Terima I
(Pertama) dan penagihan angsuran terakhir

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 17


II. PEKERJAAN SIPIL

1. Umum

Kontraktor melaksanakan pekerjaan konstruski sesuai dengan gambar


rencana, yaitu pekerjaan tanah dan pondasi

2. Pelaksanaan Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan pekerjaan tersebut di atas sesuai gambar


rencana, baik konstruksi, bentuk maupun ukurannya.

3. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan merupakan pekerjaan yang dilaksanakan sebagai


berikut:

1). Pemeriksanaan tempat pekerjaan


Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, Pemborong
harus mengunjungi tempat pekerjaan dan meninjau kondisi setempat.
2). Pembersihan
Tempat pekerjaan yang dimaksud harus dibersihkan dari segala
tumbuh-tumbuhan yang mungkin ada dan lain-lain rintangan yang
terdapat di sekitar daerah batas lokasi pekerjaan. Batas daerah lokasi
pekerjaan akan ditunjukkan oleh Direksi.

Sebelum dimulai pekerjaan galian, Pemborong harus yakin bahwa semua


permukaan tanah baik setempat maupun garis transis yang tertera dalam
gambar adalah betul. Untuk itu Pemborong harus melakukan pengukuran
lapangan. Dan apabila terdapat perbedaan dan Pemborong tidak merasa
puas, harus segera memberitahukan kepada, Pengawas, dan Pengendali
untuk penyelesaiannya. Hal ini penting untuk keperluan volume galian. Bila
Pemborong tidak melapor, maka tuntutan mengenai ketidaksamaan
permukaan tanah, tidak akan mendapat tanggapan.

4. Pekerjaan Tanah

4.1. Galian Tanah

Galian tanah untuk penanaman pipa disesuaikan dengan lebar galian


berdasarkan gambar kerja, dasar galian dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman tertentu sesuai dengan gambar kerja, dan menurut persetujuan,
Pengawas, dan Pengendali.
Jika terdapat air menggenang pada dasar tanah galian maka dalam
pelaksanaan di lapangan harus dikeringkan dengan pompa keluar, sehingga
pada waktu pemasangan pipa dalam kondisi kering.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 18


Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, dan tempat-tempat yang gembur
pada dasar pipa, harus digali keluar dan diisi dengan urugan serta
dipadatkan sesuai dengan yang diinginkan.

4.2. Urug Tanah Diluar

Tanah humus tidak diperkenankan dipakai untuk mengurug. Tanah yang


berasal dan galian dan tidak dapat dipakai untuk maksud pengurugan harus
ditimbun di tempat yang ditentukan oleh Direksi Pekerjan. Tanah bekas
galian yang diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk maksud pengurugan
harus dibersihkan dari kotoran, akar maupun berangkalan.
Urugan tanah di dalam galian dilakukan dengan tanah urug, sebelum dimulai
pengurugan, tanah urug harus diperiksakan dahulu kepada Direksi Pekerjaan
untuk persetujuan.

4.3. Urugan tanah, meratakan dan pemadatan

a. Sebelum pekerjaan urugan tanah dilakukan, maka dasar/ alas tanah yang
akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman-tanaman,
kayu-kayu, lumpur, sampah dan benda-benda lain yang dapat
menimbulkan kelabilan pada tanah timbunan tersebut.
b. Untuk pekerjaan ini, karena karakteristik tanahnya kurang baik, maka
diperlukan perbaikan daya dukung tanah berupa pemasangan cerucuk
dolken, diameter (8 – 10) cm, Selanjutnya diatas cerucuk tersebut urugan
tanah dipadatkan sampai setebal 20 cm (padat).
c. Tanah yang digunakan untuk timbunan harus tanah yang berkualitas baik
dan memenuhi persyaratan timbunan atau bahan lain yang mendapat
persetujuan Direksi.
d. Pekerjaan urugan dilaksanakan sesuai gambar rencana, dimana bekas
galian tersebut harus ditimbun kembali seperti bekas galian pondasi dan
lain-lain sesuai dengan kebutuhannya.

4.4. Pemeriksaan penggalian

Penggalian tanah harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi, sebelum


Pemborong melaksanakan tahapan pekerjaan selanjutnya akan dimulai.
Untuk itu Pemborong harus segera melapor kepada Pengawas, dan
Pengendali saat pekerjaan dianggap sudah selesai.

4.5. Pengeringan

Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air, baik dari
air hujan maupun air tanah dengan jalan memompa/ menimba dan
menyalurkannya ke luar dari galian atas biaya Pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 19


5. Syarat-syarat Bahan Bangunan

5.1. Pekerjaan Umum

Yang disebut bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang


dipergunakan dalam pelaksanaan, sebagai tertera dalam rencana kerja dan
syarat-syarat serta gamabar-gambarnya.

Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai syarat-sayarat
yang tercantum dalam Peraturan-Peraturan Permukaan Beton pada
pengecoran harus dikasarkan dan dibersihkan terlebih dahulu kemudian
disiram air semen yang kental sebelum dilakukan pengecoran selanjutnya.
Panjang Stek Beton batas pengecoran harus cukup untuk menyalurkan gaya
pada tulangan yang bersangkutan dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi
Indonesia, AVWI dan syarat-syarat yang dikehendaki oleh , Pengawas, dan
Pengendali, bila ada penyimpangan-penyimpangan dan apa yang tercantum
dalam peraturan-peraturan yang disebut terdahulu.

Kontraktor diharuskan mengirimkan contoh-contoh bahan-bahan bangunan


yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kepada , Pengawas,
dan Pengendali untuk diperiksa dan diminta persetujuannya. Contoh-contoh
mana harus sesuai dengan keadaan bahan-bahan bangunan yang
dimaksud.

Untuk bahan-bahan bangunan yang tidak dipakai harus secepatnya


dikeluarkan dari halaman pekerjaan, untuk mencegah kemungkinan
dipakainya bahan-bahan itu secara sengaja atau tidak sengaja.

5.2. Portland Cement

Portland Cement yang dipakai disini adalah merk tertentu yang


persetujuannya dari, Pengawas, dan Pengendali, apabila karena satu dan
lain hal merk ini tidak terdapat di pasaran, maka dapat digunakan Portland
Cement merk lain seijin khusus dari, Pengawas, dan Pengendali setelah
melalui test di laboratorium yang berwenang, dan memenuhi syarat yang
diminta.

Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan diterima dalam
keadaan zak tertutup serta asli dari pabrik. Penyimpanan semen dalam
gudang harus diletakkan minimum 30 cm dari lantai.

5.3. Besi Beton

Besi beton yang dipakai dari mutu U –24 sesuai PBI – 1971 berpenampang
bulat. Kemampuan tekuk 180o pegangan dan sifat-sifat lainnya harus sesuai
dengan PBI –1971. Apabila terjadi kesukaran untuk mendapatkan ukuran
besi yang diminta di pasaran, Kontraktor dapat mengganti dengan ukuran
yang lain dengan kualitas yang sama dan jumlah luas penampang yang tidak
berkurang, melalui ijin tertulis dari, Pengawas, dan Pengendali.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 20


5.4. Air

Air untuk adukan harus bersih, tidak mengandung garam atau minyak dan
larutan zat kimia lain yang dapat mempengaruhi daya lekat semen.

5.5. Pasir Beton

Pasir beton yang digunakan adalah Pasir Beton yang memenuhi standard
baku mutu dan bebas dari kandungan kotoran dan tanah atau dari tempat
lain dan harus mendapat persetujuan secara tertulis dari, Pengawas, dan
Pengendali.

5.6. Pengangkutan

Material konstruksi harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah


adanya material yang berjatuhan di jalan. Semua material konstruksi yang
diangkut tidak boleh dijatuhkan dari ketingian lebih dari 2 (dua) meter. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan material.

• Untuk material seperti pasir dan kerikil volume pengangkutannya harus


disesuaikan dengan kapasitas dari pada alat angkut (truk) dan diberi
pelindung (penutup) dengan terpal.

6. Galian tanah

a. Klasifikasi galian

Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut


tingkat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan adalah sebagai berikut :
• Galian tanah biasa
• Galian tanah keras/ cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk
penggalian perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau alat
khusus lainnya.
• Galian tanah yang selalu berair akan menimbulkan masalah air tanah
setelah mencapai kedalaman galian lebih dari 0,20 m dari permukaan
air konstan.

Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh


pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.

Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus
segera dilaporkan kepada Direksi dengan alternatif pelaksanaan atau
perubahannya untuk disetujui oleh Direksi. Pemborong tidak diperbolehkan
memasang pipa didalam parit sebelum parit tersebut dan disetujui oleh
Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 21


b. Penggalian Parit Pipa

Arah, ukuran dan letak posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar
rencana. untuk itu patok-patok yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh
pemborong pada setiap perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja
dianggap perlu dengan jarak satu dengan yang lainnya tidak melebihi 40 m.
Pada setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dengan kedalaman
penggalian yang harus dipakai sebagai patokan.
Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau
rintangan lainnya, maka pemborong harus menggali rintangan tersebut
sampai 20 cm dibawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan
perlengkapannya kemudian mengisi kembali dengan tanah dan
memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.

Pipa tidak boleh diturunkan kedalam parit sebelum parit mempunyai


kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang digali harus
disesuaikan dengan pipa dan harus dipasang gambar rencana.

Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat


dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat disetiap tempat
diantara ruang penyambungan.

c. Penguat Parit

Bilamana perlu pemborong harus memperkuat dinding parit untuk mencegah


kelonggaran tanah diluar galian yang akan merusak bangunan didekatnya.
harga kontrak dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan tersebut.

d. Sarana yang Ada

Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau melewati


saluran pembuangan, perpipaan, jariingan kabel dan sebagainya, maka
pemborong harus mempergunakan penguat sementara atau gantungan bila
diperlukan. sedangkan dalam hal saluran buangan, pipa-pipa, kabel dan
sebagainya, terganggu untuk sementara waktu, maka setelah pelaksanaan
harus diganti/diperbaiki seperti semula,

Jika menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat


dilaksanakan dengan baik tanpa memotong jaringan perpipaan, kabel dan
lain sebagainya, maka saluran diperkuat dengan beton untuk selamanya dan
Direksi akan memerintah pemborong untuk mengerjakannya. Meskipun telah
mendapat informasi yang bersangkutan dari Direksi atau pemberi Tugas,
pemborong berkewajiban untuk meyakinkan diri melalui pemeriksaan
lapangan yang dilakukan sendiri dengan pejabat pengadaan resmi/badan
umum resminya, mengenai letak kedudukan semua sarana, pipa dan kabel
baik yang dibawah maupun diatas permukaan tanah, dilapangan atau
didekatnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 22


Pemborong harus menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai
bagian dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar
galian yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa, panjang daerah
pengerasan yang diperlukan untuk disingkirkan, digunakan untuk
pemasangan lubang kontrol (manhole) atau konstruksi lainnya.

e. Bahan-Bahan galian

Pemborong harus membuat persiapan sendiri untuk menampung sementara


bahanbahan galian yang diperlukan untuk menimbun kembali galian parit
(termasuk pekerjaan dua kali). Penimbunan bahan-bahan galian tidak boleh
mengganggu lalu lintas umum. kecuali kalau Direksi memberi keputusan lain,
bahan galian yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dari lapangan
ketempat pembuangan yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang
dibuat tidak sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi/tenaga ahli.

7. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit harus dilaksanakan sesuai gambar
rencananya dan spesifikasinya serta disebutkan dalam pekerjaan tanah,
penimbunan keliling parit harus mencapai ketebalan 30 cm sebelum uji coba
hidrolis dilaksanakan. penimbunan kembali harus diselesaikan secepat
mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi membuat keputusan lain
pada tanah landai, dimana penimbunan kembali parit akan mengalami
pengikisan, maka atas permintaan Direksi rumput harus ditanam oleh
pemborong, untuk mencegah tebal urugan diatas menjadi kurang dari batas
minimum, biaya untuk ini menjadi beban pemborong.

a. Bahan urugan

Semua bahan urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain
yang menurut Direksi tidak sesuai sebagai bahan urugan.

Bahan Galian Tanah


Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan
maupun gambar, pemborong dapat menimbun dengan bahan galian. meliputi
bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya
yang bebas dari kotoran dan menurut petunjuk Direksi dapat dipakai sebagai
bahan timbunan.

Bahan Pasir dan Kerikil


Semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus berasal dari pasir
alam, dengan butiran halus sampai kasar, betas dari kotoran, debu atau
bahan lain yang menurut Direksi dapat dianggap tidak dikehendaki/tidak
sesuai, lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh melebihi 10% berat
keseluruhan. Jika penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukkan dalam
gambar rencana, dan menurut Direksi harus digunakan pada sebagian dari
pekerjaan, pemborong harus rnenyediakan dan menimbun dengan pasir atau

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 23


kerikil yang sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.

b. Urugan dibawah Pipa

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu (apabila


diperlukan), atau sesuai dengan gambar rencana sebelum pipa dipasang
didalamnya. Dasar pasir ini dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta
harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa
harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan
panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungansambungannya.
Setelah pipa dipasang didalam parit kemudian ditimbun dengan tanah mulai
dari dasar sampai atas pipa, bahan timbunan ini harus disebarkan merata
kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya
dan dipadatkan dalam keadaan basah.

c. Urugan diatas Pipa

Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm


diatas pipa, galian harus ditimbun dengan tanah yang dipadatkan secara
merata, Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan
timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau penggeseran
pipa.

cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan,
kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa seperti tertera pada gambar
rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi
pipa harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama
diatas pipa harus dipadatkan hanya pada kedua sisi pipanya saja. semua
kerusakan pada pipa dan alat penyambung harus diperbaiki pemborong
dengan biaya sendiri

Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas permukaan


tanah, untuk memberi peluang pengendapan, Direksi dapat memerintahkan
pemborong, untuk menambah timbunan pada bagian atas parit, bila terjadi
penurunan muka tanah yang bersangkutan.

8. Pemasangan Pipa Dan Accessories

Pemborong tidak boleh memulai pekerjaan sebelum alat alat bantunya yang
diperlukan sudah tersedia dilapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang
diadakan baik oleh pemberi tugas maupun oleh Pemborong).

Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dengan gambar kecuali
bila ditentukan lain oleh Direksi diberi petunjuk cara yang lain. Pada
umumnya gambar rencana menunjukkan tempat yang biasa sedangkan
Direksi akan menunjukkan tempat pipa yang tepat. Perhatian harus diberikan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 24


dalam penanganan pipa dan alat bantunya yang diserahkan kepada
pemborong.

terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus teliti dan dibersihkan dengan
seksama sebelum pemasangan dilaksanakan. pipa yang berminyak,
bengemuk dan sebagainya yang mungkin telah retak atau mengalami
kerusakan lainnya khusunya pada ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa
dan peralatan rakit yang rusak harus dikesampingkan untuk diteliti kembali
apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang
diambil oleh Direksinya.

Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab


pemborong dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi
dengan segala uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang,
pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. setiap hari atau apabila
pekerjaan sudah berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk sementara
waktu harus ditutup dengan balok dari kayu. penyekat-penyekat atau
sebagainya dan sedemikian sehingga dengan pipa yang berbatasan
merupakan suatu sambungan konsentris yang tertutup.

Pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk


pengosongan dari sistem perpipaan pada titik terendah selalu terjamin.
peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang pada lokasi yang
tepat sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan rakit atau alat
bantu pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi yang akan
mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa
bersangkutan yang rusak.

Pada ujung/akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus


berhenti maka harus dicap/dop dengan sambungan yang sesuai
spesifikasinya kecuali ditentukan lain oleh Direksinya.

a. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong pipa yang disetujui


oleh Direksi serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap
sumbu pipa.

Semua pipa yang sudah dipotong yang harus sesuai dengan sudut yang
diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa tersebut. pipa diameter
150 mm dan yang lebih besar, harus dipotong dengan mesin pemotong agar
cocok dengan alat penyambung.

Untuk pipa HDPE pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk
dengan mudah kedalam alat penyambung. untuk itu ujung pipa sebelah luar

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 25


dikikir tidak lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung
pipa dibuat dengan sudut 15 derajat terhadap as pipa.

Penyambung cincin karet dari HDPE memerlukan sebuah alur pada sebuah
ujung pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat profil ujung. (End
shapper tools).

Pematokan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
dan lapisannya, ujungnya harus dibuat dengan halus dan rata.

b. Penyambungan Pipa

Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin karet.
Flens-flens atau dilas dli, sesuai gambar rencana.

Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang


dengan cara yang memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan
dalam keseluruhan sistem pipa dan harus dilaksanakan menurut petunjuk
dan pabrik yang bersangkutam defleksi pada sambungan-sambungan pipa
PVC tidak boleh melebihi dari 3 derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus
diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut
sudut yang diinginkan.

c. Sambungan “Push- on - Joint”

Istilah “bell end atau socket” pada PVC yang digunakan disini harus
dianggap sebagai ujung pipa push - on joint.

Pipa harus dipasang pada ujung bell yang menghadap kearah depan dari
pemasangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.

Jika pipa diletakkan pada sudut 100 derajat atau lebih besar pemasangan
harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan
ujung bell dan pipa yang bersudut.

Akhiran spigot dan pipa harus dimasukkan kedalam socket dengan hati-hati
agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan
dengan menekan bagian akhirnya yang datar kedasar socket dengan alat
atau peralatan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bagian dalam akhiran Bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan
dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet
untuk sambungan maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan
dimasukkan kedalam gasket pada bell socket.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 26


Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan lainnya. oleskan solvent
cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam
socket atau bagian dalam dari fitting yang akan disambung sesuai dengan
yang diinstruksikan oleb pabrik bersangkutan.

Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.

Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push - on joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi harus dengan
pesyaratan Direksi dan petunjuk dari pabrik harus diikuti. Penting untuk
membuat sambungan pipa pada lintasan kuat sesudah sambungan
diselesaikan.

d. Sambungan Flens

Alat bantu flens dan peralatan rakit harus dihubungkan kepipa dengan
menggunakan adaftor-adaftor flens dan flens bebas kecuali bila ada petunjuk
Direksi dengan cara lain yang tertara pada gambar rencana.

Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-


paking karet dan mur yang galvanism secara celup panas (hot dipped) Cincin
yang galvanism secara celup panas dikencangkan secara bersilang, selama
pelaksanaannya harus diperhatikan agar tidak merusak lapisan pelindung
pada alat bantu dan peralatan rakit. Setelah selesai setiap kerusakan pada
laipsan pelindung harus diperbaiki oleh pemborong.

e. Sambungan Pipa Dengan Las

Sambungan-sambungan las harus sesuai dengan aturan yang diberikan


dalam persyaratan modern (Persyaratan AWS atau AISC). Pengelasan
harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki ijazah. Penelitian
dapat dilakukan apabila Direksi/Tenaga Ahli memerlukannya.

Permukaan yang akan di las harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak logam,
karat, gemuk dan cat. Apabila pengelasan ganda diperlukan maka
permukaan pengelasan pertama harus bersih dan bebas dari kerak logam.

Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pada pengelasan-pengelasan


ganda harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu
bertenaga mesin dengan mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua
kerak logam dan pengelasan yang berlubang-lubang dan tidak sempurna
harus dihersihkan dan dihilangkan, sebelum pengelasan tambahan
dilakukan. Setelah pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya
yang dikupas atau rusak selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali
oleh Pemborong termasuk bagian yang dilas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 27


Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana
diminta Direksi/Tenaga Ahli, Pemborong harus memberi penjelasan
mengenai cara kerja yang digunakan.

9. Pengadaan Pipa Dan Accessories

10.1 Lingkup Pekerjaan

Pemborong harus menyediakan semua pipa-pipa dan accessories seperti


yang ditentukan dalam daftar material yang harus disediakan termasuk
semua baut-baut, mur, packing karet, alat pengetes tekanan pipa dan flange
penutup untuk test, ring-ring, tali untuk isolasi, bahan-bahan pengisi,
penumpu-penumpu dan sebagainya yang ditentukan pada pekerjaan
tersebut. Semua bahan-bahan tersebut harus cocok untuk dipakai pada iklim
tropis dimana suhu air dan sebagainya ± 30° C.

10.2 Penyediaan Pipa Oleh Pemborong

Semua pipa yang diadakan oleh pemborong harus sesuai dengan RAB dan
cocok dengan pipa yang diadakan oleh pemberi tugas dan dengan ketentuan
yang sama. Direksi dapat menghendaki diadakannya pengujian tekanan
dengan biaya pemborong dan/atau sertifikat pembuat/pabrik.

Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di daerah


pergudangan pemberi tugas. Dimana penyimpanan dan adininistrasi akan
sama dengan perpipaan yang diadakan oleh pemberi tugas, kecuali bila
ditentukan lain oleh pemberi tugas.

10.3 Penyimpanan dan Administrasi Pipa oleh Pemborong

Pemborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua


pipa dan tidak boleh rusak, perhatian khusus harus diberikan pada
penanganan dan penyimpanan pipa dan alat penyambung, untuk menjamin
tidak terjadinya kerusakan pada lapisan-lapisan luar pipa atau pipa dalam
keseluruhan. Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada
pinggiran ujung pipa.

10.4 Benda Asing didalam Pipa

Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu
dalam keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan
pada pompa dan peralatan lain yang disebabkan oleh benda-benda asing
dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban pemborong.

10.5 Gambar-Gambar Kerja

Sebelum pekerjaan pabrikasi dan sebagainya, Pemborong harus


mengajukan gambar-gambar kerja untuk semua perpipaan dan sambungan-
sambungan harus mencakup :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 28


a. Type material yang dipakai, tebal, panjang type-type khusus, bentuk,
berat, kelas, batasan-batasan yang diijinkan dan mutunya.
b. Standar dari pembuatnya.
c. Gambar-gambar pabrikasi lengkap termasuk detail-detail khusus
sambungan dan rencana hubungannya.
d. Cara pengujian
e. Cara-cara melapis dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan.

10.6 Bahan/Material Pipa

• Pipa-pipa induk untuk air bersih adalah pipa dari jenis HDPE yang telah
mempunyai sertifikat Standard Industri Indonesia (SII) dengan tekanan
uji 8 kg/cm2 (S.10 mpa).
• Pipa Pipa retikulasi air bersih adalah pipa dari jenis PVC berdiameter
2” (50 mm) s/d 4” (100 mm) panjang pipa 4 – 6 meter dengan tipe
sambungan “Solvent Cement Joint (SCJ)”.
• Pipa Pipa untuk sambungan rumah adalah pipa dari jenis PVC
berdiameter 0,5” (25 mm) panjang pipa 4 – 6 meter dengan tipe
sambungan “Solvent Cement Joint (SCJ)”.
• Semua pipa harus dilengkapi dengan material penyambung (rubber
ring, solvent cement, kopling, pelicin).
• Material penyambung harus dikeluarkan dari pabrik yang sama dengan
pipa, sehingga pada saat penyambungan tidak ada kesulitan. Jumlah
material penyambung harus cukup untuk seluruh pipa.
• Pelumas, pelicin yang dipergunakan tidak mengganggu kualitas cincin
karet, ataupun kualitas air sehingga membahayakan.
• Semua fitting (Bend, Tee, Reducer dll.) terbuat dari bahan dan
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas pipa.

10.7 Accessories

a. Pada setiap accessories harus jelas kelihatan merek, ukuran, arah aliran
dan spesifikasi teknis lainnya.
b. Semua accessories harus dalam dalam keadaan baik, dapat dioperasikan
sebelum dipasang ataupun setelah dipasang.
c. Sistem penyambungan dari accessories yang menggunakan flange
hendaknya sesuai dengan persyaratan AS 1488 sedangkan karet yang
digunakan untuk seal harus memenuhi ISO/R dengan tebal minimum 5
mm.

10.8 Pemberian Tanda

Pada bagian luar setiap pipa dan penyambungnya harus diberi tanda yang
mencakup merk, diamater nominal dalam mm, tebal dinding dalam mm,
tingkat kelas, nama pabrik pembuatnya atau cat, tahun pembuatannya dan
nomor pengeluaran.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 29


Untuk fitting-fitting sebagai tambahan harus mencamtumkan besarnya sudut
pada setiap sisinya. Pemberian tanda tersebut harus tidak mempengaruhi
kekuatan dari pipa disamping kekedapan dari sambungan tersebut.

10.9 Katup (Valve)

a. Tekanan Kerja

Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 8
kg/cm2.

b. Ketentuan Pengoperasian

Semua katup-katup harus cocok untuk pengoperasian yang sering bagi


penutupan maupun pengontrolan aliran, baik untuk dioperasikan setelah
waktu yang lama tidak dijalankan pada posisi terbuka maupun tertutup.

Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan bahan


kimia, harus tahan terhadap karat yang akan ditimbulkannya atau yang
lain dalam hal badan katup, harus mempunyai lapisan penahan yang
diikatkan padanya.

c. Bahan-Bahan Katup

Katup dengan segala ukuran harus memenuhi persyaratan yang sudah


ditentukan oleh pemberi pekerjaan seluruhnya terdiri dari perunggu atau
bahan-bahan tahan karat yang lain, jika tidak ditentukan lain. Kecuali
untuk roda pemegangnya yang harus dari besi tempa. Dimana seperti
katup-katup metalik yang disambung pada pipa besi atau baja, lapisan
pemisah harus dipakai katup-katup dengan 75 mm dan yang lebih besar
harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan lain dalam
gambar atau seperti yang diisyaratkan.

d. Pelumasan

Semua katup-katup dan sebagainya dan ulir yang cocok dioperasikan


penuh air harus dilumasi dari luar secara tersendiri.

e. Pelapisan

Harus digunakan pelapis yang tidak beracun pada bagian logam dari
katup, kecuali permukaan akhir atau pendukung dan permukaan-
permukaan lain yang dibuat dari bahan-bahan tidak berkarat.
Permukaan sebelum dilapisi cat harus bersih, kering dan bebas dari
lemak atau minyak. Merek-merek yang tidak disukai NEBrand, buatan
Korea dan Taiwan. Paling sedikit cat harus digunakan dan dengan tebal

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 30


minimum 0.1 mm. Pelapisan dengan cat tersebut harus dilaksanakan
pada pabriknya.

f. Operator

Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangkai pemegang roda


pemegang, rantai dan sebagainya seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah
jarum jam atau sebaliknya seperti yang ditunjukkan oleh panah
penunjuknya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.

g. Katup-Katup Penguras Tekan (Pressure Reducing Valves)

Katup penguras tekan harus dari type cakram tunggal atau ganda dan
dengan pembebanan per atau berat. Pengurangan tekan harus selalu
konstan dalam batas 10% dari harga yang ditentukan dengan pengertian
bahwa tekanan yang bekerja paling sedikit 0,5 kg/cm2 tidak termasuk
pengurangan tekan.

Katup penguras tekan harus disediakan dengan adaptor pipa yang


ditentukan atau reducer dan harus diuji dengan tekanan uji 2 kali
maksimum tekanan yang akan bekerja.

h. Gate Valve

Type, ukuran dan penempatan katup-katup hendaknya sesuai dengan


yang ditunjukkan dalam gambar. Semua gate valve yang dipergunakan
dalam jalur pipa hendaknya berketahanan 100 m kolom air double disc
untuk air bersih dan 200 m kolom air untuk sistem perlawanan kebakaran,
badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangkai pemutar
sesuai dengan persyaratan AWWA Standard Specification C.500.

Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai ujung


penyambung flens, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar. Flens
untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B.16.1 untuk flens and
fitting cast iron kelas 125 kecuali bila nyata-nyata ditunjukkan lain. Semua
katup hendaknya dilengkapi dengan kunci mur-mur inch persegi dan
membuka ke arah yang seragam. Permukaan-permukaan luar dan dalam
setiap katup hendaknya dilapisi atau dipulas dengan 2 lapisan aspal.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 31


i. Katup Udara (Air Valve)

Katup udara dan ruang katupnya ditempatkan sesuai dengan yang


ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
Katup udara hendaknya dilengkapi dengan kran penutup (stop cock) pada
bagan bawahnya. Ruang katup terbuat dari pasangan batu bata dan cor
beton untuk tutup ruang katup yang dapat dibuka dan ditutup dengan
aman dan mudah. Tutup ruang katup harus dapat menahan tekanan
ganda sesuai dengan kelas dan jelas jalan yang dilalui.

j. Penggerak Katup (Valve Operator)

1) Setiap katup atau penstock harus dilengkapi untuk pengoperasian


dengan tangan atau listrik. Semua bagian yang dapat bergerak
sebaliknya harus dilumasi sebelum dikirim dan harus dilindungi
secukupnya terhadap karat selama pengiriman maupun pemasangan.
2) Penggerak katup yang dijalankan dengan tangan harus dengan gigi
seperti yang diisyaratkan dan gaya penarik yang dibutuhkan roda
pemegang atau yang lain yang digunakan untuk pengoperasian tidak
boleh lebih dari 30 kg dan maksimum momen putar harus melebihi 10
kg/m. sput, bevel atau worm gear jika ditentukan harus diikat pada ujung-
ujung batang maksimum pengoperasian. Reduction gear harus harus
dibuat dari baja bergigi dan jika tidak dilengkapi dengan yang lain harus
dikurung dalam besi cor atau baja yang diisi dengan minyak dan harus
dioperasikan pada saat jenuh dengan minyak. Rumah-rumah (gear)
harus dilengkapi dengan lubang pengisi yang cukup dan lubang
penguras dan harus cocok untuk dioperasikan pada berbagai sudut.
3) Panah arah dan kata-kata Open atau Closed harus dicetak pada semua
roda pemegang untuk menunjukkan arah putaran yang betul dari roda
pemegang tersebut. Semua unit yang dioperasikan dengan tangan harus
dihaluskan dengan mesin atau harus dilapisi dengan plastik yang halus
jika tidak ditentukan lain.
4) Harus mempunyai tiang-tiang penunjuk posisi. Penunjuk harus dapat
memperlihatkan prosentase pembukaan katup. Dasarnya harus datar
yang didirikan pada lantai beton atau plat dasar.
5) Penggerak katup yang akan ditanam dengan mur harus mempunyai
gasket yang penuh dan bungkus lemak (stempet) yang cocok dan khusus
untuk dipakai pada tempat yang jenuh air.
6) Alat-alat pengunci harus dilengkapi pada penggerak-penggerak tersebut
yang mencegah berputarnya ulir jika katup berhenti pada kedudukan
tertentu.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 32


10. Konstruksi Pengaman

10.1. Block Bantalan Penahan (Thrust Block)

Semua peralatan penyambung pipa (apabila diperlukan) seperti tee, bend


dan alat bantu lainnya harus tersedia lengkap dengan block bantalan
penahan dan beton untuk mencegah pergeseran dan peralatan
penyambung. Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat
dilihat dalam gambar rencana. Ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan
penutup yang disekrup atau yang dilas pada pipa dan harus dilengkapi
dengan balok bantalan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar
rencana. Komposisi beton yang digunakan adalah 1 : 3 : 5 atau ditentukan
lain oleh Direksi dan sesuai dengan gambar rencana.

10.2. Tiang Penyangga

Apabila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan


pipa atau pipa yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana atau dan dengan petunjuk
Direksi.

10.3. Konstruksi Pengaman Khusus

Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat


khusus yang belum tercantum diatas dalam spesifikasi teknis ini, maka
pemborong harus meminta petunjuk Direksi atau akan diatur tersendiri
dalam spesifikasi Teknis Khusus.

11. Tes Pipa/Pengujian Hidrostatis

1. Pengujian Tekanan

Sebelum pengujian dimulai, balok-balok bantalan penahan dan semua


konstruksi pengaman dan beton harus berumur lebih dari 7 hari.
Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian
sambungan dimana peralatan rakit ini harus terlihat dan diamati pada waktu
pengujian berlangsung. Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena
masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya, Pemborong harus
mengerjakan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli.

Untuk memeriksa kekuatan/kekencangan setiap sambungan-sambungan


pipa, pemborong dapat mengisi air pada jaringan pipa dengan tekanan
maksimal 2 kgf/cm2 sebelum penimbunan kembali seluruh jaringan
perpipaan yang akan diuji.

Bagian jaringan pipa yang akan diuji penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber
pemompaan yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa hams dilepas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 33


dan sebuah manometer dengan kran penutup harus dihubungkan pada
cabang jaringan pipa yang diuji. apabila bagian pipa yang akan diuji tidak
terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh
tenaga ahli.

Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini


harus disediakan oleh pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta
disetujui oleh Direksi. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil
secara memuaskan, maka pemborong harus mencari sumber kebocoran dan
harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi. Pemborong
harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga memenuhi
persyaratan dan disetujui oleh Direksi.

Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air lakukan pengujian tekanan
sebesar 150% dari tekanan operasi normal. Semua katup-katup dan
sambungan lainnya yang terbuka betul-betul diperiksa selama pengujian.
Pengujian dilakukan dengan tekanan 8 bar dengan panjang maksimal 400 m’
secara konstan selama 2 jam.

2. Pengujian Kebocoran

Pengujian kebocoran dilakukan setelah pengujian tekanan diselesaikan


dengan baik. Lamanya waktu pengujian adalah 2 jam dan selama pengujian
pipa beroperasi pada pada tekanan kerja normal yaitu 4 kg/cm2.

Toleransi Kebocoran (L/jam/km panjang pipa) :


Pengujian Diameter
Tekanan 75 100 125 150 200 250
(kg/cm2)
4 2,55 3,04 3,08 4,56 6,08 7,60
3 1,97 2,63 3,29 3,95 5,26 6,58
2 1,61 2,15 2,68 3,22 4,30 5,57

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 34

Anda mungkin juga menyukai