1. Pendahuluan
2. Lokasi Pekerjaan
3. Pekerjaan Persiapan
3.1. Mobilisasi
Pekerjaan ini harus sudah termasuk pekerjaan demobilisasi dari lokasi kerja
atau proyek yang dilaksanakan oleh Pihak Kontraktor pada akhir Proyek,
termasuk pembongkaran seluruh bangunan sementara dan instalasi tertentu
yang dimanfaatkan oleh Kontraktor. Kontraktor diharuskan melaksanakan
1). Ruang kantor harus bersifat sementara, namun dibangun cukup kokoh .
2). Dindingnya harus tertutup rapat dan dicat dengan baik agar mudah
dibersihkan.
3). Jendela-jendelanya dari kaca tetapi harus ada lubang udara yang ditutup
dengan kawat nyamuk, dilengkapi dengan tirai untuk menahan cahaya
matahari langsung.
4). Ruang kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk
penerangan ruangan dan daya.
Ruang Kantor harus dilengkapi dengan meja tulis berlaci, satu meja rapat
lengkap dengan kursi (minimum 6 kursi), satu filing cabinet, satu almari,
Gambar yang dimaksud adalah gambar atau shop drawing harus dibuat oleh
Kontraktor dengan berdasarkan petunjuk tender dan harus mendapat
persetujuan dari, Pengawas, dan Pengendali sebelum dilaksanakan di
lapangan. Gambar kerja tersebut harus menggunakan satuan ukuran metrik
(mks : meter – kilogram - sekon).
Gambar kerja ini, akan menjadi patokan pelaksanaan di lapangan, apabila
terjadi perbedaan antara pelaksanaan di lapangan dengan gambar kerja ini
maka gambar kerjalah yang mengikat dan pekerjaan lapangan harus
disesuaikan dengan gambar kerja yang dipakai.
Alat ukur elevasi harus menggunakan water pass atau theodolit, selain alat
tersebut tidak diijinkan digunakan, karena akan mengurangi ketepatan
pengukuran. Biaya alat menjadi tanggung jawab Kontraktor. Semua
peralatan yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas,
dan Pengendali.
3) Perijinan
Setelah Kontraktor memperoleh SPK (Surat Perintah Kerja) apabila ada jenis
pekerjaan yang memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka
Kontraktor bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. direksi
dalam batas-batas kewenangannya akan membantu untuk menyiapkan
4) Pematokan
6) Tanda-tanda
Bila pekerjaan harus memotong atau menyeberangi jalan yang sibuk, maka
Kontraktor harus melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu
dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan-keperluan tersebut diatas menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
1). Usulan tanggal untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian
pekerjaan.
2). Usulan tanggal untuk pengadaan dan atau pengangkutan lain bagian-
bagian pekerjaan ke lapangan.
3). Usulan tanggal dimulai, serta selesainya pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan atau pemasangan dari berbagai pekerjaan, termasuk
pengujiannya.
4). Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan Kontraktor.
5). Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya
(daftar riwayat hidup).
6). Jenis serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
7). Cara pelaksanaan pekerjaan atau metodologi pelaksanaan, gambar-
gambar kerja nama-nama staf yang akan ditempatkan sesuai dengan
struktur organisasi proyek yang ada.
8) Mobilisasi Material
Material yang disediakan oleh Pengawas, dan Pengendali atau Pemilik akan
diberikan oleh Bagian Logistik atau Proyek setelah permohonan
pengambilan atau pengeluaran material telah disetujui oleh Pengawas, dan
Pengendali.
Kecuali apabila dirinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai
dengan Standar Nasional yang berlaku dan tidak kurang dari ketentuan
standar di Indonesia.
12) Ukuran-ukuran
Gambar rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada Kontraktor dan
gambar tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
Gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis atau bentuk
tulangan dan jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran
penyalur air hujan, papan nama proyek, rambu-rambu lalu-lintas, rambu-
rambu batas kerja di proyek, spesifikasi barang, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi
pelaksanaan program tepat pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan
Kontrak.
Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi Pengawas dan Pengendali, maka
segala sarana yang tidak dipergunakan lagi, harus dibongkar, dirapikan
kembali seperti semula.
• Standar
• Koordinasi
Papan nama proyek dan papan himbauan tersebut terbuat dari Multiplek
tebal 8 mm dicat dasar putih dengan tulisan hitam, dipasang pada 2 (dua)
tiang kaso dengan kayu klas II ukuran 5/7 cm setinggi 2,5 m. Apabila
diperlukan, Kontraktor dapat meminta contoh gambar papan nama proyek
dan papan himbauan tersebut kepada Direksi. Papan nama proyek harus
berisikan keterangan mengenai pekerjaan, nama pemberi pekerjaan, jangka
waktu pelaksanaan dan nama Kontraktor.
21) Pembersihan
• Pembersihan Awal
1). Membuang bahan-bahan yang tidak terpakai, puing dan sampah pada
daerah-daerah pembuangan yang ditunjuk, dan sesuai dengan peraturan
Nasional, Propinsi dan Kota serta Undang-undang anti-pencemaran.
2). Tidak menguburkan sampah dan bahan-bahan yang tidak terpakai
ditempat kerja proyek.
3). Tidak membuang bahan-bahan yang tidak terpakai yang mudah menguap
seperti minyak atau pengencer cat ke dalam saluran buangan hujan atau
sanitasi.
4). Tidak membuang bahan-bahan yang tidak terpakai ke dalam aliran atau
saluran.
• Laporan-laporan
• Pemotretan
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 130 x 90 mm dan
empat lembar hasil cetak masing-masing foto (dialbumkan), dengan
membubuhkan nomor seri tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi
3.9.1. Umum
Jika kualitas dan kuantitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam
segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka, Pengawas, dan
Pengendali akan mengeluarkan “Berita Acara Penerimaan” (acceptance)
sebagai lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai
dengan aturan yang dinyatakan dalam Kontrak.
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh
Kontraktor hingga diterima oleh, Pengawas, dan Pengendali.
Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan atau diikuti
oleh Kontraktor sesuai dengan perintah, Pengawas, dan Pengendali selama
waktu commissioning dengan prosedur sebagai berikut:
Kontraktor wajib melakukan pelatihan bagi calon operator dengan waktu dan
jumlah peserta sesuai kebutuhan (ditentukan oleh direksi). Pelatihan ini
bertujuan untuk melakukan transfer teknologi sehingga apabila IPA tersebut
telah dioperasikan, para operator tersebut sudah memahami secara baik
sistem secara keseluruhan baik cara pengoperasian maupun cara
pemeliharaan. Semua biaya pelatihan dibebankan pada kontraktor dan
masuk dalam kontrak pekerjaan.
3.13.Penyelesaian Pekerjaan
Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara
keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.
Dalam hal sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat,
Kontraktor dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan,
sampai dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.
Jika Kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas
kesalahan yang menjadi tanggung jawabnya selama waktu yang dianggap
wajar, sesudah pemberitahuan oleh Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas
dapat melakukan usaha-usaha perbaikan sendiri.
3.15.Penerimaan (Acceptance)
3.16.Rapat-rapat
3.17.Waktu Pelaksanaan
1. Umum
2. Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pekerjaan Lapangan
4. Pekerjaan Tanah
a. Sebelum pekerjaan urugan tanah dilakukan, maka dasar/ alas tanah yang
akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman-tanaman,
kayu-kayu, lumpur, sampah dan benda-benda lain yang dapat
menimbulkan kelabilan pada tanah timbunan tersebut.
b. Untuk pekerjaan ini, karena karakteristik tanahnya kurang baik, maka
diperlukan perbaikan daya dukung tanah berupa pemasangan cerucuk
dolken, diameter (8 – 10) cm, Selanjutnya diatas cerucuk tersebut urugan
tanah dipadatkan sampai setebal 20 cm (padat).
c. Tanah yang digunakan untuk timbunan harus tanah yang berkualitas baik
dan memenuhi persyaratan timbunan atau bahan lain yang mendapat
persetujuan Direksi.
d. Pekerjaan urugan dilaksanakan sesuai gambar rencana, dimana bekas
galian tersebut harus ditimbun kembali seperti bekas galian pondasi dan
lain-lain sesuai dengan kebutuhannya.
4.5. Pengeringan
Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air, baik dari
air hujan maupun air tanah dengan jalan memompa/ menimba dan
menyalurkannya ke luar dari galian atas biaya Pemborong.
Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai syarat-sayarat
yang tercantum dalam Peraturan-Peraturan Permukaan Beton pada
pengecoran harus dikasarkan dan dibersihkan terlebih dahulu kemudian
disiram air semen yang kental sebelum dilakukan pengecoran selanjutnya.
Panjang Stek Beton batas pengecoran harus cukup untuk menyalurkan gaya
pada tulangan yang bersangkutan dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi
Indonesia, AVWI dan syarat-syarat yang dikehendaki oleh , Pengawas, dan
Pengendali, bila ada penyimpangan-penyimpangan dan apa yang tercantum
dalam peraturan-peraturan yang disebut terdahulu.
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan diterima dalam
keadaan zak tertutup serta asli dari pabrik. Penyimpanan semen dalam
gudang harus diletakkan minimum 30 cm dari lantai.
Besi beton yang dipakai dari mutu U –24 sesuai PBI – 1971 berpenampang
bulat. Kemampuan tekuk 180o pegangan dan sifat-sifat lainnya harus sesuai
dengan PBI –1971. Apabila terjadi kesukaran untuk mendapatkan ukuran
besi yang diminta di pasaran, Kontraktor dapat mengganti dengan ukuran
yang lain dengan kualitas yang sama dan jumlah luas penampang yang tidak
berkurang, melalui ijin tertulis dari, Pengawas, dan Pengendali.
Air untuk adukan harus bersih, tidak mengandung garam atau minyak dan
larutan zat kimia lain yang dapat mempengaruhi daya lekat semen.
Pasir beton yang digunakan adalah Pasir Beton yang memenuhi standard
baku mutu dan bebas dari kandungan kotoran dan tanah atau dari tempat
lain dan harus mendapat persetujuan secara tertulis dari, Pengawas, dan
Pengendali.
5.6. Pengangkutan
6. Galian tanah
a. Klasifikasi galian
Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus
segera dilaporkan kepada Direksi dengan alternatif pelaksanaan atau
perubahannya untuk disetujui oleh Direksi. Pemborong tidak diperbolehkan
memasang pipa didalam parit sebelum parit tersebut dan disetujui oleh
Direksi.
Arah, ukuran dan letak posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar
rencana. untuk itu patok-patok yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh
pemborong pada setiap perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja
dianggap perlu dengan jarak satu dengan yang lainnya tidak melebihi 40 m.
Pada setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dengan kedalaman
penggalian yang harus dipakai sebagai patokan.
Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau
rintangan lainnya, maka pemborong harus menggali rintangan tersebut
sampai 20 cm dibawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan
perlengkapannya kemudian mengisi kembali dengan tanah dan
memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.
c. Penguat Parit
e. Bahan-Bahan galian
7. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit harus dilaksanakan sesuai gambar
rencananya dan spesifikasinya serta disebutkan dalam pekerjaan tanah,
penimbunan keliling parit harus mencapai ketebalan 30 cm sebelum uji coba
hidrolis dilaksanakan. penimbunan kembali harus diselesaikan secepat
mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi membuat keputusan lain
pada tanah landai, dimana penimbunan kembali parit akan mengalami
pengikisan, maka atas permintaan Direksi rumput harus ditanam oleh
pemborong, untuk mencegah tebal urugan diatas menjadi kurang dari batas
minimum, biaya untuk ini menjadi beban pemborong.
a. Bahan urugan
Semua bahan urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain
yang menurut Direksi tidak sesuai sebagai bahan urugan.
cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan,
kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa seperti tertera pada gambar
rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi
pipa harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama
diatas pipa harus dipadatkan hanya pada kedua sisi pipanya saja. semua
kerusakan pada pipa dan alat penyambung harus diperbaiki pemborong
dengan biaya sendiri
Pemborong tidak boleh memulai pekerjaan sebelum alat alat bantunya yang
diperlukan sudah tersedia dilapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang
diadakan baik oleh pemberi tugas maupun oleh Pemborong).
Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dengan gambar kecuali
bila ditentukan lain oleh Direksi diberi petunjuk cara yang lain. Pada
umumnya gambar rencana menunjukkan tempat yang biasa sedangkan
Direksi akan menunjukkan tempat pipa yang tepat. Perhatian harus diberikan
terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus teliti dan dibersihkan dengan
seksama sebelum pemasangan dilaksanakan. pipa yang berminyak,
bengemuk dan sebagainya yang mungkin telah retak atau mengalami
kerusakan lainnya khusunya pada ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa
dan peralatan rakit yang rusak harus dikesampingkan untuk diteliti kembali
apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang
diambil oleh Direksinya.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan rakit atau alat
bantu pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi yang akan
mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa
bersangkutan yang rusak.
a. Pemotongan Pipa
Semua pipa yang sudah dipotong yang harus sesuai dengan sudut yang
diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa tersebut. pipa diameter
150 mm dan yang lebih besar, harus dipotong dengan mesin pemotong agar
cocok dengan alat penyambung.
Untuk pipa HDPE pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk
dengan mudah kedalam alat penyambung. untuk itu ujung pipa sebelah luar
Penyambung cincin karet dari HDPE memerlukan sebuah alur pada sebuah
ujung pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat profil ujung. (End
shapper tools).
Pematokan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
dan lapisannya, ujungnya harus dibuat dengan halus dan rata.
b. Penyambungan Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambungkan. sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan
peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin karet.
Flens-flens atau dilas dli, sesuai gambar rencana.
Istilah “bell end atau socket” pada PVC yang digunakan disini harus
dianggap sebagai ujung pipa push - on joint.
Pipa harus dipasang pada ujung bell yang menghadap kearah depan dari
pemasangan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 100 derajat atau lebih besar pemasangan
harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan
ujung bell dan pipa yang bersudut.
Akhiran spigot dan pipa harus dimasukkan kedalam socket dengan hati-hati
agar tidak bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan
dengan menekan bagian akhirnya yang datar kedasar socket dengan alat
atau peralatan lain yang disetujui oleh Direksi.
Bagian dalam akhiran Bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan
dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet
untuk sambungan maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan
dimasukkan kedalam gasket pada bell socket.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push - on joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi harus dengan
pesyaratan Direksi dan petunjuk dari pabrik harus diikuti. Penting untuk
membuat sambungan pipa pada lintasan kuat sesudah sambungan
diselesaikan.
d. Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan rakit harus dihubungkan kepipa dengan
menggunakan adaftor-adaftor flens dan flens bebas kecuali bila ada petunjuk
Direksi dengan cara lain yang tertara pada gambar rencana.
Permukaan yang akan di las harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak logam,
karat, gemuk dan cat. Apabila pengelasan ganda diperlukan maka
permukaan pengelasan pertama harus bersih dan bebas dari kerak logam.
Semua pipa yang diadakan oleh pemborong harus sesuai dengan RAB dan
cocok dengan pipa yang diadakan oleh pemberi tugas dan dengan ketentuan
yang sama. Direksi dapat menghendaki diadakannya pengujian tekanan
dengan biaya pemborong dan/atau sertifikat pembuat/pabrik.
Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu
dalam keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan
pada pompa dan peralatan lain yang disebabkan oleh benda-benda asing
dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban pemborong.
• Pipa-pipa induk untuk air bersih adalah pipa dari jenis HDPE yang telah
mempunyai sertifikat Standard Industri Indonesia (SII) dengan tekanan
uji 8 kg/cm2 (S.10 mpa).
• Pipa Pipa retikulasi air bersih adalah pipa dari jenis PVC berdiameter
2” (50 mm) s/d 4” (100 mm) panjang pipa 4 – 6 meter dengan tipe
sambungan “Solvent Cement Joint (SCJ)”.
• Pipa Pipa untuk sambungan rumah adalah pipa dari jenis PVC
berdiameter 0,5” (25 mm) panjang pipa 4 – 6 meter dengan tipe
sambungan “Solvent Cement Joint (SCJ)”.
• Semua pipa harus dilengkapi dengan material penyambung (rubber
ring, solvent cement, kopling, pelicin).
• Material penyambung harus dikeluarkan dari pabrik yang sama dengan
pipa, sehingga pada saat penyambungan tidak ada kesulitan. Jumlah
material penyambung harus cukup untuk seluruh pipa.
• Pelumas, pelicin yang dipergunakan tidak mengganggu kualitas cincin
karet, ataupun kualitas air sehingga membahayakan.
• Semua fitting (Bend, Tee, Reducer dll.) terbuat dari bahan dan
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas pipa.
10.7 Accessories
a. Pada setiap accessories harus jelas kelihatan merek, ukuran, arah aliran
dan spesifikasi teknis lainnya.
b. Semua accessories harus dalam dalam keadaan baik, dapat dioperasikan
sebelum dipasang ataupun setelah dipasang.
c. Sistem penyambungan dari accessories yang menggunakan flange
hendaknya sesuai dengan persyaratan AS 1488 sedangkan karet yang
digunakan untuk seal harus memenuhi ISO/R dengan tebal minimum 5
mm.
Pada bagian luar setiap pipa dan penyambungnya harus diberi tanda yang
mencakup merk, diamater nominal dalam mm, tebal dinding dalam mm,
tingkat kelas, nama pabrik pembuatnya atau cat, tahun pembuatannya dan
nomor pengeluaran.
a. Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 8
kg/cm2.
b. Ketentuan Pengoperasian
c. Bahan-Bahan Katup
d. Pelumasan
e. Pelapisan
Harus digunakan pelapis yang tidak beracun pada bagian logam dari
katup, kecuali permukaan akhir atau pendukung dan permukaan-
permukaan lain yang dibuat dari bahan-bahan tidak berkarat.
Permukaan sebelum dilapisi cat harus bersih, kering dan bebas dari
lemak atau minyak. Merek-merek yang tidak disukai NEBrand, buatan
Korea dan Taiwan. Paling sedikit cat harus digunakan dan dengan tebal
f. Operator
Katup penguras tekan harus dari type cakram tunggal atau ganda dan
dengan pembebanan per atau berat. Pengurangan tekan harus selalu
konstan dalam batas 10% dari harga yang ditentukan dengan pengertian
bahwa tekanan yang bekerja paling sedikit 0,5 kg/cm2 tidak termasuk
pengurangan tekan.
h. Gate Valve
1. Pengujian Tekanan
Bagian jaringan pipa yang akan diuji penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber
pemompaan yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa hams dilepas.
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air lakukan pengujian tekanan
sebesar 150% dari tekanan operasi normal. Semua katup-katup dan
sambungan lainnya yang terbuka betul-betul diperiksa selama pengujian.
Pengujian dilakukan dengan tekanan 8 bar dengan panjang maksimal 400 m’
secara konstan selama 2 jam.
2. Pengujian Kebocoran