Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN

KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Poliomyelitis)

2012

WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi

Penyakit polio adlah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus . Agen pembawa
penyakit ini , sebuah virus yang dinamakan poliovirus ( PV ), Masuk ke tubuh melalui mulut ,
menginfeksi saluran usus . Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Infeksi virus polio terjadi dalam saluran
pencernaan yang menyebar ke kelenjar limfe regional sebaian kecil menyebar ke sistem saraf (
Chin,2006:482 ) . Yuwono dalam Arifah ( 1998 ) menambahkan bahwa syaraf yang diserang adlah
saraf motorik otak dibagian grey matter dan kadang-kadang menimbulkan kelumpuhan.

Penyakit polio ini dapat menyerang semua kelompok umur , namun kelompok umur yang
paling rentan adlah 1-5 tahun dari semua kasus polio ( Surya , 2007 ) . Resiko kelumpuhan
meningkat pada usia yang lebih tinggi , terutama bila menyerang individu lebih dari 15 tahun (
Sardjito, 1997 dalam Utami 2006 ) . WHO memperkirakan adanya 140.000 kasus baru dari
kelumpuhan yang diakibatkan oleh poliomyelitis sejak tahun 1992 dengan jumlah keseluruhan
penderita anak yang menderita lumpuh akibat polio diperkirakan 10 sampai 20 juta orang (
Biofarma, 2007 )

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban . Polio
menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses . Poliovirus adalah virus RNA
kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular . Virus akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam.

Etiologi

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 2


Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Ada tiga tipe virus, yang pertama strain 1
(brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon). Strain 1 (brunhilde) paling ganas, dan sering
menyebabkan wabah . Sedangkan strain 2 (lanzig) yang paling jinak . Penyakit ini menular melalui
kontak antar manusia. Kontak dapat melalui penularan dari feses orang terinfeksi yang
mengkontaminasi makanan dan minuman, untuk kemudian masuk ke dalam mulut calon penderita .
Setelah seseorang terkena infeksi polio, virus akan keluar bersama feses selama beberapa minggu
dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Selain virus polio yang dapat menimbulkan kelumpuhan yang menyerupai poliomielitis
adalah virus echo dan coxsackie . Penyebaran penyakit yang bersifat masal dan banyak menyerang
orang karena sifatnya yang akut biasanya penyebabnya adalah virus tipe leon. Sedangkan tipe-tipe
yang lain seperti tipe lanzig paling jarang menimbulkan kelumpuhan.

Klasifikasi

1. Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam , muntah , sakit perut , lesu , dan sensitif . Terjadi
kram otot pada leher dan punggung , otot terasa lembek jika disentuh.

2. · Polio Paralisis

Kurang dari 1 persen orang yang terinfeksi virus polio berkembang menjadi polio paralisis atau
menderita kelumpuhan. Polio paralisis dimulai dengan demam. Lima sampai tujuh hari berikutnya
akan muncul gejala dan tanda-tanda lain, seperti:

 Sakit kepala

 Kram otot leher dan punggung

 Sembelit/konstipasi

 Sensitif terhadap rasa raba

Polio paralisis dikelompokkan sesuai dengan lokasi terinfeksinya, yaitu:

1. Polio paralisis spinal

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 3


Polio Paralisis Spinal Jenis Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang ,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200
penderita akan mengalami kelumpuhan.

Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus,
virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus
menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor -- yang mengontrol gerak fisik. Pada periode
inilah muncul gejala seperti flu.

Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini
akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan
berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor .
Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak
akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat.

Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute
flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menye-babkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia

2. Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut
terserang . 5-10 % penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan
mereka tidak dapat bekerja . Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial .
Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita . Hingga
saat ini , mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan alat bantu pernapasan .
Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis .

Faktor-Faktor yang menimbulkan Poliomyelitis

Faktor yang menyebkan timbulnya poliomyelitis menurut Soerbakti (1989) antara lain :

1. Tingginya angka Tripple Negatif adalah belum adanya antibodi terhadap virus polio . Asumsi
mengenai tingginya angka tersebut adalah

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 4


1) Faktor Penghambat dari sesama enterovirus lainnya .

2) Faktor Penghambat dalam pembentukan antibodi lainnya : Gizi buruk

2. Perbaikan Lingkungan ; diharapkan dapat membebaskan Indonesia dari infeksi polio . tapi
kenyataannya perbaikan lingkungan masih belum merata , daerah dengan sanitasi buruk menjadi
sumber penularan penyakit .

3. Keadaan Sosial – ekonomi ; keadaan ini tidak mempengaruhi terjadinya poliomyelitis secara
langsung namun dengan sosial ekonomi yang rendah , tingkat pendidikan yang rendah pula sehingga
pengetahuan mengenai sumber dan cara penularan penyakit polio sangat kurang . Selain itu dengan
status ekonomi yang rendah juga dapat mempengaruhi status gizi pada anak .

Cara Penularan Polio

Polio disebabkan virus poliomyelitis . Satu dari 200 infeksi berkembang menjadi kelumpuhan
. Sebanyak 5-10 % pasien lumpuh meninggal ketika otot-otot pernapasannya menjadi lumpuh.
Kebanyakan menyerang anak-anak di bawah umur 3 tahun (lebih dari 50 persen kasus) , tapi dapat
juga menyerang orang dewasa . Pencegahan dengan vaksinasi secara berkala , idealnya pada masa
kanak-kanak.

Penularan

Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan
saluran pencernaan atau usus . Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah
dan pembuluh getah bening.

Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

 fekal-oral (dari tinja ke mulut)

Maksudnya , melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja
penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.

 oral-oral (dari mulut ke mulut)

Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Sebaliknya, pada keadaan beku
atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di
dalam tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 5


Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularan. Penularan melalui oral berkembambang biak
diusus→verimia virus+DC faecese beberapa minggu.

Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari
penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas. Cara
penularannya dapat melalui :

a. Inhalasi

b. Makanan dan minuman

c. Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain.

Manifestasi Klinis

1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan
tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.

2. Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa
infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi
dan nyeri abdomen.

3. Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri
kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke2 dengan nyeri
otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak,
ganglion spinal dan kolumna posterior.

4. Poliomielitis paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau
lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika
urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :

1) Bentuk spinal. Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma,
thorak dan terbanyak ekstremitas.

2) Bentuk bulbar. Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital
yakni pernapasan dan sirkulasi.

3) Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 6


4) Kadang ensepalitik. Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang kejang.
Berikut Stadium infeksi virus tersebut:

 stadium akut

Yaitu fase sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat.
Kadang disertai sakit kepala dan muntah-muntah. Kelumpuhan terjadi akibat kerusakan sel-sel motor
neuron di bagian tulang belakang (medula spinalis) lantaran invasi virus. Kelumpuhan ini bersifat
asimetris sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh (deformitas) yang menetap atau
bahkan menjadi lebih berat. Kelumpuhan yang terjadi sebagian besar pada tungkai kaki (78,6%),
sedangkan 41,4% pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung bertahap sampai sekitar 2 bulan sejak
awal sakit.

 stadium subakut

Yaitu fase 2 minggu sampai 2 bulan. Ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam.
Kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Terjadi kelumpuhan anggota gerak yang layuh
dan biasanya salah satu sisi saja.

 stadium konvalescent

Yaitu fase pada 2 bulan sampai dengan 2 tahun. Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang
sebelumnya lemah. Sekitar 50-70 persen fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut.
Selanjutnya setelah 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.

 stadium kronik

Yaitu lebih dari 2 tahun. Kelumpuhan otot yang terjadi sudah bersifat permanen.

2.7 Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan Medis

a. Poliomielitis aboratif ;

1. Diberikan analgetik dan sedative

2. Diet adekuat

3. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari , sebaiknya dicegah aktifitas yang
berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 7


b. Poliomielitis non paralitik

Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15 – 30
menit,setiap 2 – 4 jam.

c. Poliomielitis paralitik

Perawatan dirumah sakit anatara lain :

1. Istirahat total

2. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga

3. Fisioterapi

4. Akupuntur

5. Interferon

Penatalaksanaan Keperawatan :

1. Meninggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler

2. Memantau pola makan klien untuk mengetahui intake dan output anak

3. Memberikan makanan secara adekuat Untuk mencakupi masukan sehingga output dan intake
seimbang

4. Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral.

5. Menimbang berat badan mengetahui perkembangan klien

6. Memberikan makanan kesukaan klien menambah masukan dan merangsang klien untuk makan lebih
banyak

7. Memberikan makanan sedikit tapi sering mempermudah proses pencernaan

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Penyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :

1. Viral Isolation Poliovirus

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 8


Dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena penyakit polio . Pengisolasian virus
diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat. Jika
poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut . harus diuji lebih
lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah virus
polio tersebut bersifat ganas atau lemah.

2. Uji Serology Uji serology

Dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada darah ditemukan zat
antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah benar . Akan tetapi zat
antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.

3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)

CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah sel darah putih
yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 40-50
mg/100 ml ( Paul, 2004 )

Cara Pencegahan

World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian besar negara di penjuru dunia
dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (Erapo)tahun 2000, artinya dunia bebas polio
tahun 2000. Program Eropa pertama yangdilakukan adalah

a. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh.

b. Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997 . Pemberian
imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali
dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1½ tahun, 5tahun, dan usia 15 tahun.

c. Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia
di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan.

d. Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yangditemukan penderita
polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 9


ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Anak M usia 3 tahun dilaporkan oleh ibunya menagalami demam, muntah-muntah, sakit
perut, lesu, dan terjadi kram pada otot leher, punggung, otot terasa lembek jika disentuh, ini sejak
tiga hari yang lalu. Setelah dikaji pasien mengalami kelumpuhan batang tubuh, ekstremitas bawah,
dada, dan perut, kelemahan saraf facialis, trigeminal, auditorial, dan glasofaringeal mengalami
gangguan. TD: 80/60 mmhg, N: 60 x/menit, S: 39’C, RR: 17 x/menit

FORMAT PENGKAJIANRUANG PERAWATAN ANAK .

3.2.1 Anamnesa

 Identitas Klien

1. Nama/Nama panggilan : an. M

2. Tempat tgl lahir/usia : 3 Maret 2009/3 tahun 2 bulan

3. Jenis kelamin : laki-laki

4. A g a m a : Islam

5. Pendidikan :-

6. Alamat : Surabaya

 Identitas Orang tua

 Ayah

1. N a m a/U s i a : Tn. A / 40 th

2. Pendidikan : SMA

3. Pekerjaan/sumber penghasilan : Wiraswasta

4. A g a m a : Islam

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 10


5. Alamat : Surabaya

 Ibu

1. N a m a / Usia : Ny. S / 37 th

2. Pendidikan : SMA

3. Pekerjaan/Sumber penghasilan : Ibu Rumah Tangga

4. Agama : Islam

5. Alamat : Surabaya

3.2.2 Riwayat Kesehatan Keluarga :

• penyakit yang pernah diderita keluarga :

Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini .

• Lingkungan komunitas / rumah :

kondisi rumah baik , bersih .

• Perilaku yang mempengaruhi Kesehatan :

Tidak ada .

• Persepsi Keluarga terhadap penyakit anak :

Ibu klien tambak cemas dan bingung .

Riwayat Nutrisi :

 Nafsu makan : Menurun

 Pola makan : 3x/hari

 Pantangan Makanan : tidak ada

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 11


Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

No Jenis immunisasi Waktu Frekuensi Reaksi setelah


pemberian pemberian

1 BCG Saat lahir 1 kali Muncul ulcus setelah


3 minggu pemberian

2 DPT (I,II,III) Saat usia 2 2 kali Demam, kemerahan


bulan dan 4 pada bagian yang
bulan diinvasi

3 Polio (I,II,III,IV) Saat lahir 1 kali Demam

4 Campak Saat usia 9 1 kali Panas


bulan

5 Hepatitis saat lahir 1 kali Panas

Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. Berat badan : 6,3 kg

2. Tinggi badan : 100 cm.

B. Dengan menggunakan DDST

1. Motorik kasar : tidak bisa berdiri

2. Motorik halus : -

3. Bahasa : sudah bisa menyebutkan gambar

4. Personal social : sudah bisa mencuci tangan

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 12


Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : badan terlihat kurus dan lemas. Kaki tidak dapat digunakan untuk berdiri

2. Kesadaran : composmentis

3. Tanda-Tanda Vital

 Tekanan Darah : TD: 80/60 mmhg

 RR : RR: 17 x/m

 Suhu : 39’C

 Nadi : 60 x/m

4. Berat Badan : 6,3 kg

5. Tinggi Badan : 100 cm

6. Lingkar Kepala : 50 cm

B1 ( Breathing )

- Bentuk dada : Normal - Sesak Nafas : Tidak

- Pola nafas : irama teratur - Retraksi oto bantu nafas : tidak ada

- Suara nafas : vesikuler - Alat bantu pernafasan : tidak

B2 ( Blood ) : Normal

B3 ( brain ) : Normal

B4 ( Bladder ) : Normal , tidak ada masalah

B5 ( Bowel ) :

- Nafsu makan : Menurun

- Porsi makan ; tidak habis

- Minum : air putih 600cc / hari

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 13


B6 ( Bone ) :

- Kemampuan pergerakan sendi : terbatas

- Kekutan otot : 4 4

0 0

- Turgor : baik

- Odema : tidak ada

- Refleks

• Biceps kanan / kiri : normal

• Triceps kanan / kiri: normal

- Sensori

• Nyeri : tidak ada

• Rangsang suhu : tidak ada

• Rasa raba : tidak ada

Tanda – tanda perangsangan selaput otak

• Kaku kuduk : positif

• Kernig Sign : ada

• Refleks Brudzinski : ada

• Refleks Lasegu : ada

• Data lain :-

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 14


Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah

2. Hipertermi b/d proses infeksi

3. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis

4. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit

Intervensi

1. Dx 1 : Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam kebutuhan nutrisi tercukupi dengan

Kriteria Hasil :

• Kadar albumin, transferin, dan elektrolit normal

• Berat badan pasien normal

Intervensi :

a. Pantau pola makan anak

Rasional : Mengetahui intake dan output anak

b. Berikan makanan secara adekuat

Rasional Untuk mencakupi masukan sehingga output dan intake seimban

c. Timbang berat badan

Rasional : Mengetahui perkembangan anak

d. Berikan makanan kesukaan anak

Rasional : Menambah masukan dan merangsang anak untuk makan lebih banyak

e. Berikan porsi makanan kecil tapi sering

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 15


Rasional: sehingga Mempermudah proses pencernaan

Kolaborasi :

d. Kolaborasi dengan dokter atau ahli gizi dalam pemberian nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral

Rasional : untuk menambah nafsu makan pada anak .

2. Dx 2 : Hipertermi b/d proses infeksi

Tujuan : Dalam Tindakan 1x 24 jam suhu badan anak turun

Kriteria Hasil :

a.Observasi tanda-tanda vital ; Pantau suhu tubuh

Rasional : Untuk mengetahui tindakan selanjutnya .

Agar mengetahui perkembangan suhu tubuh anak .

HE :

b. Ajarkan pada keluarga pasien untuk Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit di sekitar lipatan
ketiak dan lipatan paha

Rasional : untuk menurunkan suhu tingggi pada anak .

Kolaborasi

c. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat penurun panas / paracetmol .

Rasional : Dapat mengurangi hipertermi pada anak .

3. Dx 4 : Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 2x 24 jam klien dapat beraktivitas

Kriteria Hasil :

1. Setelah dilakukan tindakan 2x 24 jam klien sedikit dapat melakukan aktivitas meskipun terbatas .

2. Klien menunjukan tanda-tanda pergerakan pada ekstermitas.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 16


Intervensi :

a. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak

Rasional : Memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan bagi program


rehabilitasi.

b. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada)

Rasional : Kelelahan yang dialami dapat mengindikasikan keadaan anak

c. Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti pemasukan makanan
yang tidak adekuat.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah untuk mempertahankan atau


meningkatkan mobilitasd.

d. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman

Rasional : Latihan berjalan dapat meningkatkan keamanan dan efektifan anak untuk berjalan.

4. Dx 5 : Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keluarga dapat merasa tenang.

Kriteria Hasil :

1. Keluarga menunjukan ekspresi tenang , tidak cemas .

2. Keluarga dapat

Intervensi :

a. Pantau tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga tingkat ansietas (mis.renda,sedang, parah).

Rasional : Respon keluarga bervariasi tergantung pada pola kultural yang dipelajari.

b. Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa menayakan apa yang dipercaya.

Rasional : Pasien mugkin perlu menolak realita sampai siap menghadapinya.

c. Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 17


Rasional : Informasi yang menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yangdapatdibatasi
setelah periode yang diperpanjang.

d. Hidari harapan –harapan kosong mis ; pertanyaan seperti “ semua akan berjalanlancar”.

Rasional : Harapan –harapan palsu akan diintervesikan sebagai kurangnya pemahaman atau
kejujuran.

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 18


PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan.Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang
dapatmengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-
Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit
kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian
virus menyerang danmerusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang
permanen.

Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi danmenyeluruh,
Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995,1996, dan 1997,
Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 19


DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Silvia, dkk.2005. Patifisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit. EGC:Jakarta
Brunner, Suddath. Textbook of Medical-Surgical. ECG: Jakarta
Desen, Wan, dkk.2008.Buku Ajar Onkologi Klinis.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia:Jakarta

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 20


WOC
Etiologi : virus

Strain 1 (brunhilde)

Strain 2 (lanzig)

Strain 3 (leon)

Feses, makanan,
minuman, air liur

POLIO
Polio non-Paralisis
Polio Paralisis

Demam 5-7 hari


Otot leher dan Lesu dan Muntah, mual demam
(gejala awal)
punggung lembek sensitif

MK :
Hipertermi
Polio Paralisis Spinal Polio Paralisis Bulbar
MK : Perubahan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan

Saraf tulang Batang otak


belakang

Sel tanduk hancur Pergerakan batang Menghancurkan Penelanan


tubuh dan otot tungkai neuron motor
terganggu

Kemampuan Otot yang


Kelumpuhan berhubungan
regenerasi hilang
permanent tidak bereaksi

Fungsi penelanan
terganggu
MK : Gangguan MK : Kecemasan
Mobilitas Fisik
anoreksia
MK : Perubahan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan

w w w.saktyairlang ga.wo rdpress.co m Page 21

Anda mungkin juga menyukai