8 Anggrn BOP Konsep-Komprehensif REV
8 Anggrn BOP Konsep-Komprehensif REV
CONTOH LATIHAN 1
Selama proses produksi dalam tahun 2007, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya
overhead sebesar Rp 1,000,000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai bagian dengan
proporsi sbb:
Bagian Produksi I : 40%
Bagian Produksi II : 30%
Bagian Produksi III : 30%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut, maka biaya overhead dapat dialokasikan
ke masing-masing bagian dengan perhitungan sbb: Alokasi Biaya
Overhead
Perhitungan alokasi Bagian
Bagian Produksi
biaya Jasa/Pembantu
I 40% x Rp 1,000,000 400,000
II 30% x Rp 1,000,000 300,000
III 30% x Rp 1,000,000 300,000
CONTOH Latihan 2
Pada PT. Juliano, selama tahun 2006 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Produksi:
Bagian produksi I: 12,000,000
Bagian produksi II: 20,000,000
Bagian produksi III: 10,000,000
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa A : 2,500,000
Bagian Jasa B : 5,000,000
49,500,000
Jasa bagian jasa digunakan oleh ketiga produksi dengan proporsi sbb:
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Produksi
A B
I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%
Dengan berdasar proporsi pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian jasa/pembantu
dapat dialokasikan sbb:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A ? ? ? -2,500,000
Bagian Jasa B ? ? ? -5,000,000
Jumlah BOP 0 0
JAWABAN:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A 1,250,000 750,000 500,000 (2,500,000)
Bagian Jasa B 2,250,000 1,500,000 1,250,000 (5,000,000)
Jumlah BOP 15,500,000 22,250,000 11,750,000 0 0
49,500,000
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 2
Pada PT. Juliano, selama tahun 2006 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Produksi:
Bagian produksi I: 12,000,000
Bagian produksi II: 20,000,000
Bagian produksi III: 10,000,000
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa A : 2,500,000
Bagian Jasa B : 5,000,000
49,500,000
Jasa bagian jasa digunakan oleh ketiga produksi dengan proporsi sbb:
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Produksi
A B
I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%
Dengan berdasar proporsi pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian jasa/pembantu
dapat dialokasikan sbb:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A 1,250,000 750,000 500,000 -2,500,000
Bagian Jasa B 2,250,000 1,500,000 1,250,000 -5,000,000
Jumlah BOP 15,500,000 22,250,000 11,750,000 0 0 49,500,000
Pengalokasian biaya selain dengan Clean Cost Concept, juga dapat menggunakan bentuk
persamaan ALJABAR.
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
dimana:
X : jumlah biaya overhead X setelah menerima alokasi biaya dari Y
Y : Jumlah biaya overhead Y setelah menerima alokasi biaya dari X
a1 : biaya overhead X sebelum alokasi
a2 : biaya overhead Y sebelum alokasi
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh Y
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
JAWABAN:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = …………. + ……….Y
Y = …………. + ………. X
Maka:
X= +
X= +
X= (dibulatkan)
Y= +
Y= (dibulatkan)
Pengalokasian biaya selain dengan Clean Cost Concept, juga dapat menggunakan bentuk
persamaan ALJABAR.
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
dimana:
X : jumlah biaya overhead X setelah menerima alokasi biaya dari Y
Y : Jumlah biaya overhead Y setelah menerima alokasi biaya dari X
a1 : biaya overhead X sebelum alokasi
a2 : biaya overhead Y sebelum alokasi
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh Y
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
JAWABAN:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = 1,000,000 + 0,1 Y
Y = 1,000,000 + 0,2 X
Maka:
X = 1,000,000 + 0,1 (1,000,000 + 0,2 X)
X = 1,000,000 + 100,000 + 0,02 X
X = 1,122,449 (dibulatkan)
Pada PT. Sentosa Barokah, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead
Produksi:
Bagian I 10,000,000
Bagian II 15,000,000
Jasa/Pembantu:
Bagian A (x) 5,000,000
Bagian B (y) 4,000,000
Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II A (x) B (y)
Bagian Jasa A (x) 50% 40% 10%
Bagian Jasa B (y) 55% 30% 15%
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
*:
** :
*** :
**** :
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
1) BOP netto masing-masing departemen jasa.
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= 5,000,000 + 0,15 Y
Y= 4,000,000 + 0,10 X
Y = 4,000,000 + 0,10 X
Y = 4,000,000 + 0,10 (5,685,279)
Y = 4,568,528 (dibulatkan)
Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa A setelah mendapat alokasi BOP dari B, adalah Rp 5,685,279
Biaya overhead Bagian Jasa B setelah mendapat alokasi BOP dari A, adalah Rp 4,568,528
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
Latihan 4
Pada PT. Makmur Barokah, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead
Produksi:
Bagian I 10,000,000
Bagian II 15,000,000
Jasa/Pembantu:
Bagian A (x) 5,000,000
Bagian B (y) 4,000,000
Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II A (x) B (y)
Bagian Jasa A (x) 50% 40% 10%
Bagian Jasa B (y) 55% 30% 15%
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
X= 5,000,000 + 0,15 Y
Y= 4,000,000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:
X = 5,000,000 + 0,15 ( 4,000,000 + 0,10 X)
X = 5,000,000 + 600,000 + 0,015 X
X= ?
Y = 4,000,000 + 0,10 X
Y= ?
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK, DOSEN: MELDONA, MM
Soal 5
PT. Joyorejo memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat dua departemen produksi dan dua departemen jasa/pembantu, yaitu:
Departemen Produksi: Departemen Jasa/pembantu
Dep. Perakitan Dep. Pembangkit Tenaga Listrik
Dep. Penyelesaian Dep. Reparasi
d. Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk departemen produksi terperinci (berdasar jenis dan periode) sbb:
Dep. Produksi Perakitan Dep. Produksi Penyelesaian
Periode
X Y Jumlah DLH X Y Jumlah DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000
Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I dan II.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I saja.
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
4). Susunlah Anggaran Biaya Overhead Pabrik terperici berdasar jenis barang dan periode.
JAWAB:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X=
Y=
Maka:
Ikhtisar BOP masing-masing Departemen Jasa/Pembantu
Dep. Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto
Dep. Listrik (x)
Dep. Reparasi (y)
BOP netto Departemen Pembangkit Listrik : Rp
BOP netto Departemen Reparasi : Rp
Perakitan Penyelesaian
Budget BOP
Dep. Reparasi:
4) Berdasar tarif masing-masing departemen produksi tersebut, disusun Anggaran Biaya Overhead untuk barang X dan Y sbb:
PT. Joyorejo
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006
Triwulan Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III
IV (1 tahun)
Barang Ini
Departemen Perakitan
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 435,947 498,225 498,225 1,494,676 1,432,398 1,619,233 5,978,705
Departemen Penyelesaian
DLH
Tarif
Jumlah
Barang Itu
Departemen Perakitan
DLH
Tarif
Jumlah
c. Tingkat kegiatan untuk Departemen Produksi, di departemen Perakitan 488.000 DLH, di penyelesaian 192.000 DLH
sedang tingkat kegiatan untuk Departemen Jasa/pembantu berdasar 1,000 DRH dan 500 KWH.
d. Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk departemen produksi terperinci (berdasar jenis dan periode) sbb:
Dep. Produksi Perakitan Dep. Produksi Penyelesaian
Periode
Ini Itu Jumlah DLH Ini Itu Jumlah DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000
Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I dan II.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I saja.
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
4). Susunlah Anggaran Biaya Overhead Pabrik terperici berdasar jenis barang dan periode.
JAWAB:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = 2,000,000 + 0,2 Y
Y = 1,000,000 + 0,15 X
Maka:
X= 2,000,000 + 0,2 (1,000,000 + 0,15 X)
X= 2,000,000 + 200,000 + 0,03 X
X- 0.03 X = 2,200,000
X= 2,268,041 (dibulatkan)
Jadi selisih antara sebelum dan setelah alokasi di dep. Listrik sebesar 268,041
4) Berdasar tarif masing-masing departemen produksi tersebut dapat disusun Anggaran Biaya
Overhead untuk barang X dan Y sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006
Barang ini
Departemen Perakitan
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 435,947 498,225 498,225 1,494,676 1,432,398
Departemen Penyelesaian
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000
Tarif 28.14 28.14 28.14 28.14 28.14
Jumlah 393,900 450,172 450,172 1,350,515 1,294,244
BOP untuk produk ini 829,848 948,397 948,397 2,845,192 2,726,642
Barang itu
Departemen Perakitan
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 105,873 112,101 118,329 435,947 395,466
104,000 384,000
15.57 15.57
1,619,233 5,978,705
52,000 192,000
28.14 28.14
1,463,058 5,402,062
3,082,291
29,000 104,000
15.57 15.57
451,517 1,619,233
3,533,808 13,000,000
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 2 kasus no. 8-1 (Haruman: 107)
Pada PT. Makmur, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead Satuan Kegiatan
Produksi:
Produksi I 10,000,000
Produksi II 5,000,000
Jasa/Pembantu:
Jasa 1 2,000,000 1,000 KWH
Jasa 2 1,000,000 10,000 DRH
Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II 1 (x) 2 (y)
Jasa 1 50% 30% 20%
Jasa 2 40% 50% 10%
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
*:
** :
*** :
**** :
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
1) BOP netto masing-masing departemen jasa.
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= 2,000,000 + 0,1 Y
Y= 1,000,000 + 0,2 X
Y= + 0,2 X
Y= + 0,20 (2,142,857)
Y= (dibulatkan)
Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa 1 setelah mendapat alokasi BOP dari 2, adalah Rp
Biaya overhead Bagian Jasa 2 setelah mendapat alokasi BOP dari 1, adalah Rp
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
Pada PT. Makmur, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead Satuan Kegiatan
Produksi:
Produksi I 10,000,000
Produksi II 5,000,000
Jasa/Pembantu:
Jasa 1 2,000,000 1,000 KWH
Jasa 2 1,000,000 10,000 DRH
Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II 1 (x) 2 (y)
Jasa 1 50% 30% 20%
Jasa 2 40% 50% 10%
Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
*:
** :
*** :
**** :
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
Y= 1,000,000 + 0,2 X
Y= 1,000,000 + 0,20 (2,142,857)
Y= 1,428,571 (dibulatkan)
Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa 1 setelah mendapat alokasi BOP dari 2, adalah Rp 2,142,857
Biaya overhead Bagian Jasa 2 setelah mendapat alokasi BOP dari 1, adalah Rp 1,428,571
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan Komprehensif
PT. Martaraharja memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat tiga departemen produksi dan tiga departemen jasa/pembantu, yaitu:
Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan bangunan lain, yaitu departemen penjualan
dan umum, dengan perbandingan luas lantai sbb:
60% dipakai pabrik
20% dipakai departemen Penjualan
20% dipakai departemen Umum
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan tersebut dibebankan kepada ketiga departemen tersebut
dengan dasar perbandingan luas lantai.
Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi untuk tahun 2006 sbb:
Barang
Periode
X Y
Januari 70,000 34,000
Februari 80,000 36,000
Maret 80,000 38,000
Triwulan II 240,000 140,000
Triwulan III 230,000 127,000
Triwulan IV 260,000 145,000
Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk departemen
produksi sbb:
Dep. Produksi I Dep. Produksi II Dep. Produksi III
Periode Jumlah
X Y Jumlah DLH X Y Jumlah DLH X Y
DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000 28,000 6,800 34,800
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000 32,000 7,200 39,200
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000 32,000 7,600 39,600
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000 96,000 28,000 124,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000 92,000 25,400 117,400
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000 104,000 29,000 133,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000 384,000 104,000 488,000
Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I, II dan III.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I dan III saja.
Dengan berdasar pengalaman pada waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala departemen
jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dan Reparasi sbb:
Departemen Pembangkit
Periode Departemen Reparasi
Tenaga Listrik
Januari 1,450,000 290
Februari 1,600,000 330
Maret 1,600,000 320
Triwulan II 5,100,000 1,000
Triwulan III 4,800,000 970
Triwulan IV 5,450,000 1,090
Total 20,000,000 4,000
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead departemen jasa/pembantu digunakan pendekatan
Direct Departemental Cost, dengan berdasar proporsi berikut:
1. Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada departemen-departemen dalam pabrik dg proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 5%
Departemen Produksi
Produksi I 36.89%
Produksi II 18.31%
Produksi III 29.80%
Total 100%
2. Jasa departemen Umum dan Administrasi pabrik, digunakan departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 10%
Departemen Produksi
Produksi I 50%
Produksi II 10%
Produksi III 20%
Total 100%
3. Jasa departemen Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen KWH
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Reparasi 500,000
Departemen Produksi
Produksi I 10,000,000
Produksi II 5,000,000
Produksi III 4,500,000
Total 20,000,000
4. Jasa Departemen Reparasi digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen DRH
Departemen Produksi
Produksi I 1600
Produksi II 800
Produksi III 1600
Total 4000
Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 2006 diperkirakan sbb:
Periode Biaya gedung
Januari 13,200
Februari 12,300
Maret 12,220
Triwulan II 36,380
Triwulan III 37,000
Triwulan IV 38,900
Total 150,000
Kepala departemen pabrik, dengan berdasar pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya overhead
pada departemen jasa/pembantu selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Jasa/Pembantu
Periode 2006
Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Departemen Umum dan Administrasi Pabrik
Tingkat kegiatan (DLH) 83,600 94,400 95,200 296,000 280,800 318,000 1,168,000
Gaji 8,000 8,000 8,000 24,000 24,000 24,000 96,000
Biaya Perjalanan 518 572 576 1,780 1,704 1,890 7,040
Biaya Telepon 627 649 650 1,972 1,942 2,016 7,856
Penyusutan 130 130 130 390 390 390 1,560
Asuransi 20 20 20 60 60 60 240
Pajak 30 30 30 90 90 90 360
Alat tulis kantor 271 303 306 948 902 1,014 3,744
Jumlah 9,596 9,704 9,712 29,240 29,088 29,460 116,800
Departemen Reparasi
Tingkat kegiatan (DRH) 290 330 320 1,000 970 1,090 4,000
Gaji 300 300 300 900 900 900 3,600
Bahan pembantu 99 112 109 340 330 370 1,360
Penyusutan 10 10 10 30 30 30 120
Asuransi 3 3 3 9 9 9 36
Pajak 7 7 7 21 21 21 84
Upah tidak langsung 400 400 400 1,200 1,200 1,200 4,800
Jumlah 819 832 829 2,500 2,490 2,530 10,000
Kepala Bagian Produksi juga membuat rencana tentang biaya-biaya overhead pada masing-masing departemen
produksi selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Produksi
Periode 2006
Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Departemen Produksi I
Tingkat kegiatan (DLH) 34,800 39,200 39,600 124,000 117,600 133,000 488,200
Gaji Pengawas 10,000 10,000 10,000 30,000 30,000 30,000 120,000
Buruh tidak langsung 10,830 11,820 11,910 36,900 35,415 38,925 145,800
Suku cadang 822 888 894 2,760 2,661 2,895 10,920
Bahan Pembantu 2,364 2,606 2,628 8,170 7,807 8,665 32,240
Penyusutan 522 588 594 1,860 1,761 1,995 7,320
Asuransi 100 100 100 300 300 300 1,200
Pajak 150 150 150 450 450 450 1,800
Jumlah 24,788 26,152 26,276 80,440 78,394 83,230 319,280
Departemen Produksi II
Tingkat kegiatan (DLH) 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Gaji Pengawas 1,870 1,870 1,870 5,610 5,610 5,610 22,440
Buruh tidak langsung 266 304 304 912 874 988 3,648
Suku cadang 48 52 52 156 152 164 624
Bahan Pembantu 110 120 120 360 350 380 1,440
Penyusutan 56 64 64 192 184 208 768
Asuransi 10 10 10 30 30 30 120
Pajak 20 20 20 60 60 60 240
Jumlah 2,380 2,440 2,440 7,320 7,260 7,440 29,280
Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah: 60% x Rp 150,000,00 = Rp 90,000,00 per tahun,
dengan perincian per bulan direncanakan sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Gedung Bagian Pabrik
Periode 2006
Periode Biaya gedung
Januari 7,920
Februari 7,380
Maret 7,332
Triwulan II 21,828
Triwulan III 22,200
Triwulan IV 23,340
Total 90,000
Dengan melihat ketiga budget/anggaran di atas, maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik yang akan terjadi
selama tahun 2006 sbb:
Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Biaya Gedung 7,920 7,380 7,332 21,828 22,200 23,340 90,000
Departemen Produksi * 35,176 37,084 37,252 113,940 111,108 117,840 452,400
Departemen Jasa/
Pembantu ** 19,261 19,604 19,609 59,388 58,782 60,156 236,800
Total 62,357 64,068 64,193 195,156 192,090 201,336 779,200
* Biaya overhead setiap periode untuk departemen Produksi I + Produksi II + Produksi III
** Biaya overhead setiap periode untuk departemen Umum dan Admin Pabrik + Dep Pembangkit Listrik + Dep reparasi
Selanjutnya, PT. Martaraharja menghitung tarif biaya overhead untuk setiap departemen Produksi sbb:
Dapat dihitung pula tarif biaya overhead pabrik untuk departemen jasa/pembantu, sbb:
Tarif biaya overhead dep Pembangkit Tenaga Listrik:
Rp 130.680 / 20,000 = Rp 6.534 per 1000 KWH
Tarif biaya dep Reparasi:
Rp 29,447 / 4,000 = Rp 7.36175 per DRH
catatan:
1. Tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dalam tahun 2006 adalah 20,000,000 KWH
dan departemen Reparasi adalah 4,000 DRH
2. Angka-angka pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing-masing departemen setelah mendapat
alokasi biaya overhead dari departemen lain.
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead untuk barang X dan Y yang disusun sebagai berikut:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006
Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Barang X
Departemen Produksi I
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Departemen Produksi II
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Tarif 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah 7,000 8,000 8,000 24,000 23,000 26,000 96,000
Departemen Produksi III
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 11,200 12,800 12,800 38,400 36,800 41,600 153,600
Jumlah Biaya Overhead
Untuk Barang X
46,200 52,800 52,800 158,400 151,800 171,600 633,600
Barang Y
Departemen Produksi I
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
PT. Martaraharja memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat tiga departemen produksi dan tiga departemen jasa/pembantu, yaitu:
Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan bangunan lain, yaitu departemen penjualan
dan umum, dengan perbandingan luas lantai sbb:
60% dipakai pabrik
20% dipakai departemen Penjualan
20% dipakai departemen Umum
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan tersebut dibebankan kepada ketiga departemen tersebut
dengan dasar perbandingan luas lantai.
Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi untuk tahun 2006 sbb:
Barang
Periode
X Y
Januari 70,000 34,000
Februari 80,000 36,000
Maret 80,000 38,000
Triwulan II 240,000 140,000
Triwulan III 230,000 127,000
Triwulan IV 260,000 145,000
Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk departemen
produksi sbb:
Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I, II dan III.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I dan III saja.
Dengan berdasar pengalaman pada waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala departemen
jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dan Reparasi sbb:
Departemen Pembangkit
Periode Departemen Reparasi
Tenaga Listrik
Januari 1,450,000 290
Februari 1,600,000 330
Maret 1,600,000 320
Triwulan II 5,100,000 1,000
Triwulan III 4,800,000 970
Triwulan IV 5,450,000 1,090
Total 20,000,000 4,000
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead departemen jasa/pembantu digunakan pendekatan
Direct Departemental Cost, dengan berdasar proporsi berikut:
1. Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada departemen-departemen dalam pabrik dg proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 5%
Departemen Produksi
Produksi I 36.89%
Produksi II 18.31%
Produksi III 29.80%
Total 100%
2. Jasa departemen Umum dan Administrasi pabrik, digunakan departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 10%
Departemen Produksi
Produksi I 50%
Produksi II 10%
Produksi III 20%
Total 100%
3. Jasa departemen Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen KWH
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Reparasi 500,000 0.025
Departemen Produksi
Produksi I 10,000,000 0.5
Produksi II 5,000,000 0.25
Produksi III 4,500,000 0.225
Total 20,000,000
4. Jasa Departemen Reparasi digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen DRH
Departemen Produksi
Produksi I 1600 0.4
Produksi II 800 0.2
Produksi III 1600 0.4
Total 4000
Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 2006 diperkirakan sbb:
Periode Biaya gedung
Januari 13,200
Februari 12,300
Maret 12,220
Triwulan II 36,380
Triwulan III 37,000
Triwulan IV 38,900
Total 150,000
Kepala departemen pabrik, dengan berdasar pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya overhead
pada departemen jasa/pembantu selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Jasa/Pembantu
Periode 2006
Kepala Bagian Produksi juga membuat rencana tentang biaya-biaya overhead pada masing-masing departemen
produksi selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Produksi
Periode 2006
Dengan melihat ketiga budget/anggaran di atas, maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik yang akan terjadi
selama tahun 2006 sbb:
Triwulan Triwulan Jumlah (1
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Biaya Gedung 7,920 7,380 7,332 21,828 22,200 23,340 90,000
Departemen Produksi * 35,176 37,084 37,252 113,940 111,108 117,840 452,400
Departemen Jasa/
Pembantu ** 19,261 19,604 19,609 59,388 58,782 60,156 236,800
Total 62,357 64,068 64,193 195,156 192,090 201,336 779,200
* Biaya overhead setiap periode untuk departemen Produksi I + Produksi II + Produksi III
** Biaya overhead setiap periode untuk departemen Umum dan Admin Pabrik + Dep Pembangkit Listrik + Dep reparasi
Selanjutnya, PT. Martaraharja menghitung tarif biaya overhead untuk setiap departemen Produksi sbb:
Keterangan:
* 9,000 = 10% x Rp 90,000 (sesuai proporsi pembebanan biaya gedung)
** 11,680 = 10% x Rp 116,800 (sesuai proporsi pembebanan biaya overhead dep umum & admin)
*** 130,680 = Biaya overhead dep pembangkit tenaga + alokasi dari biaya gedung dan dep umum admin
= Rp 110,000 + Rp 9,000 + Rp 11,680
**** 29,447 = Biaya overhead dep Reparasi + alokasi dari Biaya gedung + dep umum admin + pemb listrik
= Rp 10,000 + Rp 4,500 + Rp 11,680 + Rp 3,267
Dapat dihitung pula tarif biaya overhead pabrik untuk departemen jasa/pembantu, sbb:
Tarif biaya overhead dep Pembangkit Tenaga Listrik:
Rp 130.680 / 20,000 = Rp 6.534 per 1000 KWH
Tarif biaya dep Reparasi:
Rp 29,447 / 4,000 = Rp 7.36175 per DRH
catatan:
1. Tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dalam tahun 2006 adalah 20,000,000 KWH
dan departemen Reparasi adalah 4,000 DRH
2. Angka-angka pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing-masing departemen setelah mendapat
alokasi biaya overhead dari departemen lain.
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead untuk barang X dan Y yang disusun sebagai berikut:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006
Departemen Produksi II
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Tarif 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah 7,000 8,000 8,000 24,000 23,000 26,000 96,000
Departemen Produksi III
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 11,200 12,800 12,800 38,400 36,800 41,600 153,600
Jumlah Biaya Overhead
Untuk Barang X
46,200 52,800 52,800 158,400 151,800 171,600 633,600
Barang Y
Departemen Produksi I
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000