Anda di halaman 1dari 36

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK, DOSEN: MELDONA, MM

CONTOH LATIHAN 1

Selama proses produksi dalam tahun 2007, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya
overhead sebesar Rp 1,000,000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai bagian dengan
proporsi sbb:
Bagian Produksi I : 40%
Bagian Produksi II : 30%
Bagian Produksi III : 30%

Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut, maka biaya overhead dapat dialokasikan
ke masing-masing bagian dengan perhitungan sbb: Alokasi Biaya
Overhead
Perhitungan alokasi Bagian
Bagian Produksi
biaya Jasa/Pembantu
I 40% x Rp 1,000,000 400,000
II 30% x Rp 1,000,000 300,000
III 30% x Rp 1,000,000 300,000

CONTOH Latihan 2
Pada PT. Juliano, selama tahun 2006 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Produksi:
Bagian produksi I: 12,000,000
Bagian produksi II: 20,000,000
Bagian produksi III: 10,000,000
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa A : 2,500,000
Bagian Jasa B : 5,000,000
49,500,000
Jasa bagian jasa digunakan oleh ketiga produksi dengan proporsi sbb:
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Produksi
A B
I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%

Dengan berdasar proporsi pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian jasa/pembantu
dapat dialokasikan sbb:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A ? ? ? -2,500,000
Bagian Jasa B ? ? ? -5,000,000
Jumlah BOP 0 0

JAWABAN:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A 1,250,000 750,000 500,000 (2,500,000)
Bagian Jasa B 2,250,000 1,500,000 1,250,000 (5,000,000)
Jumlah BOP 15,500,000 22,250,000 11,750,000 0 0
49,500,000
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 2
Pada PT. Juliano, selama tahun 2006 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Produksi:
Bagian produksi I: 12,000,000
Bagian produksi II: 20,000,000
Bagian produksi III: 10,000,000
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa A : 2,500,000
Bagian Jasa B : 5,000,000
49,500,000
Jasa bagian jasa digunakan oleh ketiga produksi dengan proporsi sbb:
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Produksi
A B
I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%

Dengan berdasar proporsi pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian jasa/pembantu
dapat dialokasikan sbb:
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA
Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A 1,250,000 750,000 500,000 -2,500,000
Bagian Jasa B 2,250,000 1,500,000 1,250,000 -5,000,000
Jumlah BOP 15,500,000 22,250,000 11,750,000 0 0 49,500,000

BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA


Keterangan
I II III A B
Biaya Overhead Pabrik 12,000,000 20,000,000 10,000,000 2,500,000 5,000,000
Alokasi BOP bagian jasa:
Bagian Jasa A 1,250,000 750,000 500,000 (2,500,000)
Bagian Jasa B 2,250,000 1,500,000 1,250,000 (5,000,000)
Jumlah BOP 15,500,000 22,250,000 11,750,000 0 0
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK, DOSEN: MELDONA, MM
Latihan KONSEP UNTUK JURUSAN AKUNTANSI & MANAJEMEN
Pada beberapa bagian jasa/pembantu dapat terjadi saling tukar menukar jasa.
Misal terdapat 2 bagian jasa, yaitu Bagian Pembangkit Listrik dan Bagian Reparasi.
Bagian Pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa bagian reparasi untuk perbaikan
mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa bagian pembangkit
listrik menggunakan pula sebagian jasa pembangkit listrik untuk menggerakkan beberapa peralatan.

Pengalokasian biaya selain dengan Clean Cost Concept, juga dapat menggunakan bentuk
persamaan ALJABAR.
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
dimana:
X : jumlah biaya overhead X setelah menerima alokasi biaya dari Y
Y : Jumlah biaya overhead Y setelah menerima alokasi biaya dari X
a1 : biaya overhead X sebelum alokasi
a2 : biaya overhead Y sebelum alokasi
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh Y

Data tahunan yang tersedia pada PT. Alexandro sbb:


a. Biaya Overhead Pabrik
Departemen Sifat Jumlah Biaya Tingkat kegiatan
a. Perakitan Produksi 4,000,000 10,000 DMH
b. Penyelesaian Produksi 2,000,000 5,000 DLH
c. Pembkt Listrik Jasa 1,000,000 1,000 DRH
d. Reparasi Jasa 1,000,000 1,000 KWH

b. Penggunaan hasil kegiatan departemen jasa


Pemberian jasa Perakitan Penyelesaian Pemb Listrik Reparasi
Dep. Listrik (x) 40% 40% 20%
Dep. Reparasi (y) 50% 40% 10%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.

JAWABAN:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = …………. + ……….Y
Y = …………. + ………. X
Maka:
X= +
X= +
X= (dibulatkan)

Y= +
Y= (dibulatkan)

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Dep. Listrik (x)
Dep. Reparasi (y)

BOP netto Departemen Pembangkit Listrik : Rp ………………


BOP netto Departemen Reparasi : Rp ……………..

2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen Produksi:


Perakitan Penyelesaian
Budget BOP
Alokasi BOP dari:
Dep. Pem Listrik:
= 40/80 x
= 40/80 x 897.959
Dep. Reparasi:
= 50/90 x
= 40/90 x
Jumlah BOP keseluruhan

Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Perakitan: Rp ……………………


Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Penyelesaian: Rp ………………..

3). Tarif masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan


Tarif BOP untuk departemen perakitan per satuan DMH adalah:
Rp ……………. : 10,000 = Rp ………….
Tarif BOP untuk departemen penyelesaian per satuan DLH adalah:
Rp ………….. : 5,000 = Rp ………….
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK, DOSEN: MELDONA, MM
Latihan KONSEP 3
Pada beberapa bagian jasa/pembantu dapat terjadi saling tukar menukar jasa.
Misal terdapat 2 bagian jasa, yaitu Bagian Pembangkit Listrik dan Bagian Reparasi.
Bagian Pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa bagian reparasi untuk perbaikan
mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa bagian pembangkit
listrik menggunakan pula sebagian jasa pembangkit listrik untuk menggerakkan beberapa peralatan.

Pengalokasian biaya selain dengan Clean Cost Concept, juga dapat menggunakan bentuk
persamaan ALJABAR.
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
dimana:
X : jumlah biaya overhead X setelah menerima alokasi biaya dari Y
Y : Jumlah biaya overhead Y setelah menerima alokasi biaya dari X
a1 : biaya overhead X sebelum alokasi
a2 : biaya overhead Y sebelum alokasi
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh Y

Data tahunan yang tersedia pada PT. Alexandro sbb:


a. Biaya Overhead Pabrik
Departemen Sifat Jumlah Biaya Tingkat kegiatan
a. Perakitan Produksi 4,000,000 10,000 DMH
b. Penyelesaian Produksi 2,000,000 5,000 DLH
c. Pembkt Listrik Jasa 1,000,000 1,000 DRH
d. Reparasi Jasa 1,000,000 1,000 KWH

b. Penggunaan hasil kegiatan departemen jasa


Pemberian jasa Perakitan Penyelesaian Pemb Listrik Reparasi
Dep. Listrik (x) 40% 40% 20%
Dep. Reparasi (y) 50% 40% 10%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.

JAWABAN:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = 1,000,000 + 0,1 Y
Y = 1,000,000 + 0,2 X
Maka:
X = 1,000,000 + 0,1 (1,000,000 + 0,2 X)
X = 1,000,000 + 100,000 + 0,02 X
X = 1,122,449 (dibulatkan)

Y= 1,000,000 + 0,2 (1,122,449)


Y= 1,224,490 (dibulatkan)

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Dep. Listrik (x) 1,000,000 122,449 224,490 897,959
Dep. Reparasi (y) 1,000,000 224,490 122,449 1,102,041

BOP netto Departemen Pembangkit Listrik : Rp 897,959,00


BOP netto Departemen Reparasi : Rp 1,102,041,00

2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen Produksi:


Perakitan Penyelesaian
Budget BOP 4,000,000 2,000,000
Alokasi BOP dari:
Dep. Pem Listrik:
= 40/80 x 897,959 448,980
= 40/80 x 897.959 448,980
Dep. Reparasi:
= 50/90 x 1,102,041 612,245
= 40/90 x 1,102,041 489,796
Jumlah BOP keseluruhan 5,061,225 2,938,776 8,000,000

Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Perakitan: Rp 5,061,225


Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Penyelesaian: Rp 2,938,776

3). Tarif masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan


Tarif BOP untuk departemen perakitan per satuan DMH adalah:
Rp 5,061,225 : 10,000 = Rp 506,10
Tarif BOP untuk departemen penyelesaian per satuan DLH adalah:
Rp 2,938,776 : 5,000 = Rp 587,76
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 4

Pada PT. Sentosa Barokah, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead
Produksi:
Bagian I 10,000,000
Bagian II 15,000,000
Jasa/Pembantu:
Bagian A (x) 5,000,000
Bagian B (y) 4,000,000

Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II A (x) B (y)
Bagian Jasa A (x) 50% 40% 10%
Bagian Jasa B (y) 55% 30% 15%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi

1) BOP netto masing-masing departemen jasa.


Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= ……….. + …. Y
Y= ……….. + …. X

Kedua persamaan di atas diselesaikan dengan operasi subsitusi menjadi:


X=
X=
X=

Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa Budget BOP Menerima Memberi BOP Netto


Bagian A (x)
Bagian B (y)

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:
Bagian Produksi I Bagian Produksi II
BOP Langsung
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x) * ***
b. Bagian Jasa B (y) ** ****
Total

*:
** :
*** :
**** :

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
1) BOP netto masing-masing departemen jasa.
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= 5,000,000 + 0,15 Y
Y= 4,000,000 + 0,10 X

Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:


X = 5,000,000 + 0,15 ( 4,000,000 + 0,10 X)
X = 5,000,000 + 600,000 + 0,015 X
X-0,015X = 5,600,000
0,985 X = 5,600,000
X = 5,685,279 (dibulatkan)

Y = 4,000,000 + 0,10 X
Y = 4,000,000 + 0,10 (5,685,279)
Y = 4,568,528 (dibulatkan)

Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa A setelah mendapat alokasi BOP dari B, adalah Rp 5,685,279
Biaya overhead Bagian Jasa B setelah mendapat alokasi BOP dari A, adalah Rp 4,568,528

Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Bagian A (x) 5,000,000 685,279 568,528 5,116,751
Bagian B (y) 4,000,000 568,528 685,279 3,883,249

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:

Bagian Produksi I Bagian Produksi II


BOP Langsung 10,000,000 15,000,000
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x) 2,842,639 * 2,274,112 ***
b. Bagian Jasa B (y) 2,512,691 ** 1,370,558 ****
Total 15,355,330 18,644,670

* 50/90 x BOP Netto Bagian A


** 55/85 x BOP Netto Bagian B
*** 40/90 x BOP Netto Bagian A
**** 30/85 x BOP Netto Bagian B

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
Latihan 4

Pada PT. Makmur Barokah, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead
Produksi:
Bagian I 10,000,000
Bagian II 15,000,000
Jasa/Pembantu:
Bagian A (x) 5,000,000
Bagian B (y) 4,000,000

Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II A (x) B (y)
Bagian Jasa A (x) 50% 40% 10%
Bagian Jasa B (y) 55% 30% 15%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi

1) BOP netto masing-masing departemen jasa.


Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= ……….. + …. Y
Y= ……….. + …. X

X= 5,000,000 + 0,15 Y
Y= 4,000,000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:
X = 5,000,000 + 0,15 ( 4,000,000 + 0,10 X)
X = 5,000,000 + 600,000 + 0,015 X
X= ?
Y = 4,000,000 + 0,10 X
Y= ?
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Bagian A (x) 5,000,000
Bagian B (y) 4,000,000

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:
Bagian Produksi I Bagian Produksi II
BOP Langsung 10,000,000 15,000,000
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x) ? * ? ***
b. Bagian Jasa B (y) ? ** ? ****

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK, DOSEN: MELDONA, MM
Soal 5
PT. Joyorejo memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat dua departemen produksi dan dua departemen jasa/pembantu, yaitu:
Departemen Produksi: Departemen Jasa/pembantu
Dep. Perakitan Dep. Pembangkit Tenaga Listrik
Dep. Penyelesaian Dep. Reparasi

Data tahun 2006 PT. Joyorejo adalah sebagai berikut:


a. Biaya Overhead Pabrik
Departemen Jumlah Biaya
a. Perakitan 6,000,000
b. Penyelesaian 4,000,000
c. Pembkt Listrik 2,000,000
d. Reparasi 1,000,000

b. Penggunaan hasil kegiatan departemen jasa


Pemberian jasa Perakitan Penyelesaian Pemb Listrik Reparasi
Dep. Listrik (x) 35% 50% 15%
Dep. Reparasi (y) 60% 20% 20%

c. Tingkat kegiatan untuk Departemen Produksi berdasar 140,000 DLH


sedang tingkat kegiatan untuk Departemen Jasa/pembantu berdasar 1,000 DRH dan 2000 KWH.

d. Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk departemen produksi terperinci (berdasar jenis dan periode) sbb:
Dep. Produksi Perakitan Dep. Produksi Penyelesaian
Periode
X Y Jumlah DLH X Y Jumlah DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000

Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I dan II.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I saja.

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
4). Susunlah Anggaran Biaya Overhead Pabrik terperici berdasar jenis barang dan periode.

JAWAB:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X=
Y=
Maka:
Ikhtisar BOP masing-masing Departemen Jasa/Pembantu
Dep. Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto
Dep. Listrik (x)
Dep. Reparasi (y)
BOP netto Departemen Pembangkit Listrik : Rp
BOP netto Departemen Reparasi : Rp

2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen Produksi:

Perakitan Penyelesaian

Budget BOP

Alokasi BOP dari:

Dep. Pem Listrik:

Dep. Reparasi:

Jumlah BOP keseluruhan

Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Perakitan: Rp


Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Penyelesaian: Rp

3). Tarif masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan


Tarif BOP untuk departemen perakitan per satuan DLH adalah:
Rp 7,597,938 : 488,000 = Rp 15.57
Tarif BOP untuk departemen penyelesaian per satuan DLH adalah:
Rp 5,402,062 : 192,000 = Rp 28.14

4) Berdasar tarif masing-masing departemen produksi tersebut, disusun Anggaran Biaya Overhead untuk barang X dan Y sbb:

PT. Joyorejo
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006
Triwulan Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III
IV (1 tahun)
Barang Ini
Departemen Perakitan
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 435,947 498,225 498,225 1,494,676 1,432,398 1,619,233 5,978,705

Departemen Penyelesaian
DLH
Tarif
Jumlah

Barang Itu
Departemen Perakitan
DLH
Tarif
Jumlah

Jumlah Biaya Overhead Untuk


Barang Y
Soal 5
PT. Martaraharja memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat dua departemen produksi dan dua departemen jasa/pembantu, yaitu:
Departemen Produksi: Departemen Jasa/pembantu
Dep. Perakitan Dep. Pembangkit Tenaga Listrik
Dep. Penyelesaian Dep. Reparasi

Data tahun 2006 PT. Martaraharja adalah sebagai berikut:


a. Biaya Overhead Pabrik
Departemen Jumlah Biaya
a. Perakitan 6,000,000
b. Penyelesaian 4,000,000
c. Pembkt Listrik 2,000,000
d. Reparasi 1,000,000

b. Penggunaan hasil kegiatan departemen jasa


Pemberian jasa Perakitan Penyelesaian Pemb Listrik Reparasi
Dep. Listrik (x) 35% 50% 15%
Dep. Reparasi (y) 60% 20% 20%

c. Tingkat kegiatan untuk Departemen Produksi, di departemen Perakitan 488.000 DLH, di penyelesaian 192.000 DLH
sedang tingkat kegiatan untuk Departemen Jasa/pembantu berdasar 1,000 DRH dan 500 KWH.

d. Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk departemen produksi terperinci (berdasar jenis dan periode) sbb:
Dep. Produksi Perakitan Dep. Produksi Penyelesaian
Periode
Ini Itu Jumlah DLH Ini Itu Jumlah DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000

Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I dan II.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I saja.

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi
3). Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan.
4). Susunlah Anggaran Biaya Overhead Pabrik terperici berdasar jenis barang dan periode.

JAWAB:
1). Menghitung BOP Netto masing-masing departemen jasa.
X = 2,000,000 + 0,2 Y
Y = 1,000,000 + 0,15 X
Maka:
X= 2,000,000 + 0,2 (1,000,000 + 0,15 X)
X= 2,000,000 + 200,000 + 0,03 X
X- 0.03 X = 2,200,000
X= 2,268,041 (dibulatkan)
Jadi selisih antara sebelum dan setelah alokasi di dep. Listrik sebesar 268,041

Y = 1,000,000 + 0,15 (2,268,041)


Y = 1,000,000 + 340,206
Y = 1,340,206 (dibulatkan)
Jadi selisih antara sebelum dan setelah alokasi di dep. Reparasi sebesar 340,206

Ikhtisar BOP masing-masing Departemen Jasa/Pembantu


Dep. Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto
Dep. Listrik (x) 2,000,000 268,041 340,206 1,927,835
Dep. Reparasi (y) 1,000,000 340,206 268,041 1,072,165

BOP netto Departemen Pembangkit Listrik : Rp 1,927,835,00


BOP netto Departemen Reparasi : Rp 1,072,165,00

2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen Produksi:


Perakitan Penyelesaian
Budget BOP 6,000,000 4,000,000
Alokasi BOP dari:
Dep. Pem Listrik:
= 35/85 x 1,927,835 793,814
= 50/85 x 1,927,835 1,134,021
Dep. Reparasi:
= 60/80 x 1,072,165 804,124
= 20/80 x 1,072,165 268,041
Jumlah BOP keseluruhan 7,597,938 5,402,062 13,000,000

Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Perakitan: Rp 7,597,938


Jumlah BOP keseluruhan untuk Departemen Penyelesaian: Rp 5,402,062

3). Tarif masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan


Tarif BOP untuk departemen perakitan per satuan DLH adalah:
Rp 7,597,938 : 488,000 = Rp 15.57
Tarif BOP untuk departemen penyelesaian per satuan DLH adalah:
Rp 5,402,062 : 192,000 = Rp 28.14

4) Berdasar tarif masing-masing departemen produksi tersebut dapat disusun Anggaran Biaya
Overhead untuk barang X dan Y sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006

Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III

Barang ini
Departemen Perakitan
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 435,947 498,225 498,225 1,494,676 1,432,398

Departemen Penyelesaian
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000
Tarif 28.14 28.14 28.14 28.14 28.14
Jumlah 393,900 450,172 450,172 1,350,515 1,294,244
BOP untuk produk ini 829,848 948,397 948,397 2,845,192 2,726,642

Barang itu
Departemen Perakitan
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400
Tarif 15.57 15.57 15.57 15.57 15.57
Jumlah 105,873 112,101 118,329 435,947 395,466

Jumlah Biaya Overhead Untuk


Barang itu
935,721 1,060,498 1,066,726 3,281,139 3,122,109
yelesaian 192.000 DLH
Triwulan Jumlah (1
IV tahun)

104,000 384,000
15.57 15.57
1,619,233 5,978,705

52,000 192,000
28.14 28.14
1,463,058 5,402,062
3,082,291

29,000 104,000
15.57 15.57
451,517 1,619,233

3,533,808 13,000,000
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 2 kasus no. 8-1 (Haruman: 107)

Pada PT. Makmur, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead Satuan Kegiatan
Produksi:
Produksi I 10,000,000
Produksi II 5,000,000
Jasa/Pembantu:
Jasa 1 2,000,000 1,000 KWH
Jasa 2 1,000,000 10,000 DRH

Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II 1 (x) 2 (y)
Jasa 1 50% 30% 20%
Jasa 2 40% 50% 10%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi

1) BOP netto masing-masing departemen jasa.


Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= ……….. + …. Y
Y= ……….. + …. X

Kedua persamaan di atas diselesaikan dengan operasi subsitusi menjadi:


X=
X=
X=

Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa Budget BOP Menerima Memberi BOP Netto


Jasa 1 (x)
Jasa 2 (y)

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:
Bagian Produksi I Bagian Produksi II
BOP Langsung
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x) * ***
b. Bagian Jasa B (y) ** ****
Total

*:
** :
*** :
**** :

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
1) BOP netto masing-masing departemen jasa.
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= 2,000,000 + 0,1 Y
Y= 1,000,000 + 0,2 X

Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:


X= + 0,1 ( 1,000,000 + 0,2 X) 100000
X= + 100,000 + 0,02 X 0.02
X-0,02X =
0,98 X =
X= (dibulatkan)

Y= + 0,2 X
Y= + 0,20 (2,142,857)
Y= (dibulatkan)

Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa 1 setelah mendapat alokasi BOP dari 2, adalah Rp
Biaya overhead Bagian Jasa 2 setelah mendapat alokasi BOP dari 1, adalah Rp

Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Jasa 1 (x)
Jasa 2 (y)

2) Tarif untuk masing-masing seksi jasa:


untuk Jasa 1: Rp per KWH
untuk Jasa 2: Rp per DRH

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:

Bagian Produksi I Bagian Produksi II


BOP Langsung
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x)
b. Bagian Jasa B (y)
Total

* 50/80 x BOP Netto Jasa 1


** 40/90 x BOP Netto Jasa 2
*** 30/80 x BOP Netto Jasa 1
**** 50/90 x BOP Netto Jasa 2
Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan 3

Pada PT. Makmur, selama tahun 2006 timbul biaya overhead sebesar:
Bagian Biaya Overhead Satuan Kegiatan
Produksi:
Produksi I 10,000,000
Produksi II 5,000,000
Jasa/Pembantu:
Jasa 1 2,000,000 1,000 KWH
Jasa 2 1,000,000 10,000 DRH

Jasa bagian Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri,
dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa A dan bagian jasa B. Proporsi pemakaiannya
sbb:
Pemakai jasa
Pemberi Jasa Bagian Produksi Bagian Jasa/Pembantu
I II 1 (x) 2 (y)
Jasa 1 50% 30% 20%
Jasa 2 40% 50% 10%

Hitunglah:
1). BOP Netto masing-masing departemen jasa.
2). Jumlah BOP keseluruhan masing-masing departemen produksi

1) BOP netto masing-masing departemen jasa.


Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= ……….. + …. Y
Y= ……….. + …. X

Kedua persamaan di atas diselesaikan dengan operasi subsitusi menjadi:


X=
X=
X=

Y=
Y=
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa Budget BOP Menerima Memberi BOP Netto


Jasa 1 (x) 2,000,000
Jasa 2 (y) 1,000,000

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:
Bagian Produksi I Bagian Produksi II
BOP Langsung 10,000,000 15,000,000
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa A (x) * ***
b. Bagian Jasa B (y) ** ****
Total

*:
** :
*** :
**** :

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.

1) BOP netto masing-masing departemen jasa.


Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu dinyatakan dengan
persamaan sbb:
X= 2,000,000 + 0,1 Y
Y= 1,000,000 + 0,2 X

Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:


X = 2,000,000 + 0,1 ( 1,000,000 + 0,2 X) 100000
X = 2,000,000 + 100,000 + 0,02 X 0.02
X-0,02X = 2,100,000
0,98 X = 2,100,000
X = 2,142,857 (dibulatkan)

Y= 1,000,000 + 0,2 X
Y= 1,000,000 + 0,20 (2,142,857)
Y= 1,428,571 (dibulatkan)

Artinya: Biaya overhead Bagian Jasa 1 setelah mendapat alokasi BOP dari 2, adalah Rp 2,142,857
Biaya overhead Bagian Jasa 2 setelah mendapat alokasi BOP dari 1, adalah Rp 1,428,571

Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sbb:

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto


Jasa 1 (x) 2,000,000 142,857 428,571 1,714,286
Jasa 2 (y) 1,000,000 428,571 142,857 1,285,714
2) Tarif untuk masing-masing seksi jasa:
untuk Jasa 1: Rp 1,714 per KWH
untuk Jasa 2: Rp 129 per DRH

2). Jumlah BOP keseluruhan untuk masing-masing departemen produksi


Kedua BOP netto dari bagian jasa A dan B kemudian dibebankan ke bagian produksi I dan II
dengan proporsi sbb:

Bagian Produksi I Bagian Produksi II


BOP Langsung 10,000,000 5,000,000
BOP Tidak Langsung:
a. Bagian Jasa 1 (x) 1,071,429 * 642,857 ***
b. Bagian Jasa 2 (y) 571,428 ** 714,286 ****
Total 11,642,857 6,357,143

* 50/80 x BOP Netto Jasa 1


** 40/90 x BOP Netto Jasa 2
*** 30/80 x BOP Netto Jasa 1
**** 50/90 x BOP Netto Jasa 2

Atas dasar penentuan BOP untuk masing-masing bagian produksi itulah yang kemudian ditentukan
tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif tersebut digunakan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi.
PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan Komprehensif
PT. Martaraharja memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat tiga departemen produksi dan tiga departemen jasa/pembantu, yaitu:

Departemen Produksi: Departemen Jasa/pembantu


Dep. Produksi I Dep. Umum dan Administrasi Pabrik
Dep. Produksi II Dep. Pembangkit Tenaga Listrik
Dep. Produksi III Dep. Reparasi

Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan bangunan lain, yaitu departemen penjualan
dan umum, dengan perbandingan luas lantai sbb:
60% dipakai pabrik
20% dipakai departemen Penjualan
20% dipakai departemen Umum

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan tersebut dibebankan kepada ketiga departemen tersebut
dengan dasar perbandingan luas lantai.

Satuan kegiatan pada departemen pabrik sbb:


Departemen Satuan kegiatan
Produksi (I,II, III) DLH
Dep. Umum dan Administrasi Pabrik DLH
Dep. Pembangkit Tenaga Listrik KWH
Dep. Reparasi DRH

Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi untuk tahun 2006 sbb:
Barang
Periode
X Y
Januari 70,000 34,000
Februari 80,000 36,000
Maret 80,000 38,000
Triwulan II 240,000 140,000
Triwulan III 230,000 127,000
Triwulan IV 260,000 145,000

Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk departemen
produksi sbb:
Dep. Produksi I Dep. Produksi II Dep. Produksi III
Periode Jumlah
X Y Jumlah DLH X Y Jumlah DLH X Y
DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000 28,000 6,800 34,800
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000 32,000 7,200 39,200
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000 32,000 7,600 39,600
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000 96,000 28,000 124,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000 92,000 25,400 117,400
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000 104,000 29,000 133,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000 384,000 104,000 488,000
Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I, II dan III.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I dan III saja.

Dengan berdasar pengalaman pada waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala departemen
jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dan Reparasi sbb:
Departemen Pembangkit
Periode Departemen Reparasi
Tenaga Listrik
Januari 1,450,000 290
Februari 1,600,000 330
Maret 1,600,000 320
Triwulan II 5,100,000 1,000
Triwulan III 4,800,000 970
Triwulan IV 5,450,000 1,090
Total 20,000,000 4,000
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead departemen jasa/pembantu digunakan pendekatan
Direct Departemental Cost, dengan berdasar proporsi berikut:

1. Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada departemen-departemen dalam pabrik dg proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 5%
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 36.89%
Ÿ Produksi II 18.31%
Ÿ Produksi III 29.80%
Total 100%

2. Jasa departemen Umum dan Administrasi pabrik, digunakan departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 10%
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 50%
Ÿ Produksi II 10%
Ÿ Produksi III 20%
Total 100%

3. Jasa departemen Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen KWH
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Reparasi 500,000
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 10,000,000
Ÿ Produksi II 5,000,000
Ÿ Produksi III 4,500,000
Total 20,000,000

4. Jasa Departemen Reparasi digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen DRH
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 1600
Ÿ Produksi II 800
Ÿ Produksi III 1600
Total 4000

Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 2006 diperkirakan sbb:
Periode Biaya gedung
Januari 13,200
Februari 12,300
Maret 12,220
Triwulan II 36,380
Triwulan III 37,000
Triwulan IV 38,900
Total 150,000
Kepala departemen pabrik, dengan berdasar pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya overhead
pada departemen jasa/pembantu selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Jasa/Pembantu
Periode 2006

Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Departemen Umum dan Administrasi Pabrik
Tingkat kegiatan (DLH) 83,600 94,400 95,200 296,000 280,800 318,000 1,168,000
Gaji 8,000 8,000 8,000 24,000 24,000 24,000 96,000
Biaya Perjalanan 518 572 576 1,780 1,704 1,890 7,040
Biaya Telepon 627 649 650 1,972 1,942 2,016 7,856
Penyusutan 130 130 130 390 390 390 1,560
Asuransi 20 20 20 60 60 60 240
Pajak 30 30 30 90 90 90 360
Alat tulis kantor 271 303 306 948 902 1,014 3,744
Jumlah 9,596 9,704 9,712 29,240 29,088 29,460 116,800

Departemen Pembangkit Tenaga Listrik


Tkt kegiatan (000 KWH) 1,450 1,600 1,600 5,100 4,800 5,450 20,000
Gaji 3,000 3,000 3,000 9,000 9,000 9,000 36,000
Perawatan 506 548 548 1,728 1,644 1,826 6,800
Bahan bakar 1,740 1,920 1,920 6,120 5,760 6,540 24,000
Penyusutan 450 450 450 1,350 1,350 1,350 5,400
Asuransi 70 70 70 210 210 210 840
Pajak 80 80 80 240 240 240 960
Upah tidak langsung 3,000 3,000 3,000 9,000 9,000 9,000 36,000
Jumlah 8,846 9,068 9,068 27,648 27,204 28,166 110,000

Departemen Reparasi
Tingkat kegiatan (DRH) 290 330 320 1,000 970 1,090 4,000
Gaji 300 300 300 900 900 900 3,600
Bahan pembantu 99 112 109 340 330 370 1,360
Penyusutan 10 10 10 30 30 30 120
Asuransi 3 3 3 9 9 9 36
Pajak 7 7 7 21 21 21 84
Upah tidak langsung 400 400 400 1,200 1,200 1,200 4,800
Jumlah 819 832 829 2,500 2,490 2,530 10,000

Kepala Bagian Produksi juga membuat rencana tentang biaya-biaya overhead pada masing-masing departemen
produksi selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Produksi
Periode 2006

Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Departemen Produksi I
Tingkat kegiatan (DLH) 34,800 39,200 39,600 124,000 117,600 133,000 488,200
Gaji Pengawas 10,000 10,000 10,000 30,000 30,000 30,000 120,000
Buruh tidak langsung 10,830 11,820 11,910 36,900 35,415 38,925 145,800
Suku cadang 822 888 894 2,760 2,661 2,895 10,920
Bahan Pembantu 2,364 2,606 2,628 8,170 7,807 8,665 32,240
Penyusutan 522 588 594 1,860 1,761 1,995 7,320
Asuransi 100 100 100 300 300 300 1,200
Pajak 150 150 150 450 450 450 1,800
Jumlah 24,788 26,152 26,276 80,440 78,394 83,230 319,280

Departemen Produksi II
Tingkat kegiatan (DLH) 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Gaji Pengawas 1,870 1,870 1,870 5,610 5,610 5,610 22,440
Buruh tidak langsung 266 304 304 912 874 988 3,648
Suku cadang 48 52 52 156 152 164 624
Bahan Pembantu 110 120 120 360 350 380 1,440
Penyusutan 56 64 64 192 184 208 768
Asuransi 10 10 10 30 30 30 120
Pajak 20 20 20 60 60 60 240
Jumlah 2,380 2,440 2,440 7,320 7,260 7,440 29,280

Departemen Produksi III


Tingkat kegiatan (DLH) 34,800 39,200 39,600 124,000 117,400 133,000 488,000
Gaji Pengawas 2,920 2,920 2,920 8,760 8,760 8,760 35,040
Buruh tidak langsung 3,271 3,583 3,612 11,204 10,735 11,843 44,248
Suku cadang 324 346 348 1,070 1,037 1,115 4,240
Bahan Pembantu 1,070 1,180 1,190 3,700 3,535 3,925 14,600
Penyusutan 313 353 356 1,116 1,057 1,197 4,392
Asuransi 50 50 50 150 150 150 600
Pajak 60 60 60 180 180 180 720
Jumlah 8,008 8,492 8,536 26,180 25,454 27,170 103,840

Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah: 60% x Rp 150,000,00 = Rp 90,000,00 per tahun,
dengan perincian per bulan direncanakan sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Gedung Bagian Pabrik
Periode 2006
Periode Biaya gedung
Januari 7,920
Februari 7,380
Maret 7,332
Triwulan II 21,828
Triwulan III 22,200
Triwulan IV 23,340
Total 90,000

Dengan melihat ketiga budget/anggaran di atas, maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik yang akan terjadi
selama tahun 2006 sbb:
Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Biaya Gedung 7,920 7,380 7,332 21,828 22,200 23,340 90,000
Departemen Produksi * 35,176 37,084 37,252 113,940 111,108 117,840 452,400
Departemen Jasa/
Pembantu ** 19,261 19,604 19,609 59,388 58,782 60,156 236,800
Total 62,357 64,068 64,193 195,156 192,090 201,336 779,200

* Biaya overhead setiap periode untuk departemen Produksi I + Produksi II + Produksi III
** Biaya overhead setiap periode untuk departemen Umum dan Admin Pabrik + Dep Pembangkit Listrik + Dep reparasi

Selanjutnya, PT. Martaraharja menghitung tarif biaya overhead untuk setiap departemen Produksi sbb:

Departemen Jasa/ Pembantu Departemen Produksi


Keterangan Jumlah Umum & Pembangkit
Reparasi I II III
Admin Pbrk Tenaga Listrik

Biaya Overhead 689,200 116,800 110,000 10,000 319,280 29,280 103,840


Alokasi biaya overhead
dep. Jasa/pembantu:
1. Biaya gedung * 90,000 - 9,000 4,500 33,201 16,481 26,818
2. Umum & Admin ** - (116,800) 11,680 11,680 58,400 11,680 23,360
3. Pembangkit Listrik*** - - (130,680) 3,267 65,340 32,670 29,403
4. Reparasi **** - - - (29,447) 11,779 5,889 11,779
Jumlah BOP 779,200 0 0 0 488,000 96,000 195,200

DLH (dari Tenaga Kerja) - - - - 488,000 192,000 488,000


Tarif Biaya Overhead (per
DLH) - - - - 1 0.50 0.40
Keterangan:
* 9,000 = 10% x Rp 90,000 (sesuai proporsi pembebanan biaya gedung)
** 11,680 = 10% x Rp 116,800 (sesuai proporsi pembebanan biaya overhead dep umum & admin)
*** 130,680 = Biaya overhead dep pembangkit tenaga + alokasi dari biaya gedung dan dep umum admin
= Rp 110,000 + Rp 9,000 + Rp 11,680
**** 29,447 = Biaya overhead dep Reparasi + alokasi dari Biaya gedung + dep umum admin + pemb listrik
= Rp 10,000 + Rp 4,500 + Rp 11,680 + Rp 3,267

Dapat dihitung pula tarif biaya overhead pabrik untuk departemen jasa/pembantu, sbb:
Tarif biaya overhead dep Pembangkit Tenaga Listrik:
Rp 130.680 / 20,000 = Rp 6.534 per 1000 KWH
Tarif biaya dep Reparasi:
Rp 29,447 / 4,000 = Rp 7.36175 per DRH
catatan:
1. Tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dalam tahun 2006 adalah 20,000,000 KWH
dan departemen Reparasi adalah 4,000 DRH
2. Angka-angka pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing-masing departemen setelah mendapat
alokasi biaya overhead dari departemen lain.

Akhirnya dapat dihitung biaya overhead untuk barang X dan Y yang disusun sebagai berikut:

PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006

Jumlah
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
(1 tahun)
Barang X
Departemen Produksi I
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000

Departemen Produksi II
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Tarif 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah 7,000 8,000 8,000 24,000 23,000 26,000 96,000
Departemen Produksi III
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 11,200 12,800 12,800 38,400 36,800 41,600 153,600
Jumlah Biaya Overhead
Untuk Barang X
46,200 52,800 52,800 158,400 151,800 171,600 633,600

Barang Y
Departemen Produksi I
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000

Departemen Produksi III


DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 2,720 2,880 3,040 11,200 10,160 11,600 41,600

Jumlah Biaya Overhead


Untuk Barang Y
9,520 10,080 10,640 39,200 35,560 40,600 145,600

Total 55,720 62,880 63,440 197,600 187,360 212,200 779,200


PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Latihan Komprehensif

PT. Martaraharja memproduksi dua macam barang yang diberi nama 'X' dan 'Y'.
Pada pabrik terdapat tiga departemen produksi dan tiga departemen jasa/pembantu, yaitu:

Departemen Produksi: Departemen Jasa/pembantu


Dep. Produksi I Dep. Umum dan Administrasi Pabrik
Dep. Produksi II Dep. Pembangkit Tenaga Listrik
Dep. Produksi III Dep. Reparasi

Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan bangunan lain, yaitu departemen penjualan
dan umum, dengan perbandingan luas lantai sbb:
60% dipakai pabrik
20% dipakai departemen Penjualan
20% dipakai departemen Umum

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan tersebut dibebankan kepada ketiga departemen tersebut
dengan dasar perbandingan luas lantai.

Satuan kegiatan pada departemen pabrik sbb:


Departemen Satuan kegiatan
Produksi (I,II, III) DLH
Dep. Umum dan Administrasi Pabrik DLH
Dep. Pembangkit Tenaga Listrik KWH
Dep. Reparasi DRH

Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi untuk tahun 2006 sbb:

Barang
Periode
X Y
Januari 70,000 34,000
Februari 80,000 36,000
Maret 80,000 38,000
Triwulan II 240,000 140,000
Triwulan III 230,000 127,000
Triwulan IV 260,000 145,000

Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk departemen
produksi sbb:

Dep. Produksi I Dep. Produksi II Dep. Produksi III


Periode Jumlah Jumlah
X Y Jumlah DLH X Y X Y
DLH DLH
Januari 28,000 6,800 34,800 14,000 0 14,000 28,000 6,800 34,800
Februari 32,000 7,200 39,200 16,000 0 16,000 32,000 7,200 39,200
Maret 32,000 7,600 39,600 16,000 0 16,000 32,000 7,600 39,600
Triwulan II 96,000 28,000 124,000 48,000 0 48,000 96,000 28,000 124,000
Triwulan III 92,000 25,400 117,400 46,000 0 46,000 92,000 25,400 117,400
Triwulan IV 104,000 29,000 133,000 52,000 0 52,000 104,000 29,000 133,000
Total 384,000 104,000 488,000 192,000 0 192,000 384,000 104,000 488,000

Catatan:
Barang X diproses melalui departemen Produksi I, II dan III.
Sedangkan Barang Y diproses hanya melalui departemen Produksi I dan III saja.

Dengan berdasar pengalaman pada waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala departemen
jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dan Reparasi sbb:

Departemen Pembangkit
Periode Departemen Reparasi
Tenaga Listrik
Januari 1,450,000 290
Februari 1,600,000 330
Maret 1,600,000 320
Triwulan II 5,100,000 1,000
Triwulan III 4,800,000 970
Triwulan IV 5,450,000 1,090
Total 20,000,000 4,000

Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead departemen jasa/pembantu digunakan pendekatan
Direct Departemental Cost, dengan berdasar proporsi berikut:

1. Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada departemen-departemen dalam pabrik dg proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 5%
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 36.89%
Ÿ Produksi II 18.31%
Ÿ Produksi III 29.80%
Total 100%

2. Jasa departemen Umum dan Administrasi pabrik, digunakan departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen Persentase
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Pembangkit Tenaga Listrik 10%
§ Reparasi 10%
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 50%
Ÿ Produksi II 10%
Ÿ Produksi III 20%
Total 100%

3. Jasa departemen Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen KWH
Departemen Jasa/ Pembantu
§ Reparasi 500,000 0.025
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 10,000,000 0.5
Ÿ Produksi II 5,000,000 0.25
Ÿ Produksi III 4,500,000 0.225
Total 20,000,000

4. Jasa Departemen Reparasi digunakan oleh departemen lain dengan proporsi sbb:
Departemen DRH
Departemen Produksi
Ÿ Produksi I 1600 0.4
Ÿ Produksi II 800 0.2
Ÿ Produksi III 1600 0.4
Total 4000

Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 2006 diperkirakan sbb:
Periode Biaya gedung
Januari 13,200
Februari 12,300
Maret 12,220
Triwulan II 36,380
Triwulan III 37,000
Triwulan IV 38,900
Total 150,000

Kepala departemen pabrik, dengan berdasar pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya overhead
pada departemen jasa/pembantu selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Jasa/Pembantu
Periode 2006

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)

Departemen Umum dan


Administrasi Pabrik
Tingkat kegiatan (DLH) 83,600 94,400 95,200 296,000 280,800 318,000 1,168,000
Gaji 8,000 8,000 8,000 24,000 24,000 24,000 96,000
Biaya Perjalanan 518 572 576 1,780 1,704 1,890 7,040
Biaya Telepon 627 649 650 1,972 1,942 2,016 7,856
Penyusutan 130 130 130 390 390 390 1,560
Asuransi 20 20 20 60 60 60 240
Pajak 30 30 30 90 90 90 360
Alat tulis kantor 271 303 306 948 902 1,014 3,744
Jumlah 9,596 9,704 9,712 29,240 29,088 29,460 116,800

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Departemen Pembangkit
Tenaga Listrik
Tkt kegiatan (000 KWH) 1,450 1,600 1,600 5,100 4,800 5,450 20,000
Gaji 3,000 3,000 3,000 9,000 9,000 9,000 36,000
Perawatan 506 548 548 1,728 1,644 1,826 6,800
Bahan bakar 1,740 1,920 1,920 6,120 5,760 6,540 24,000
Penyusutan 450 450 450 1,350 1,350 1,350 5,400
Asuransi 70 70 70 210 210 210 840
Pajak 80 80 80 240 240 240 960
Upah tidak langsung 3,000 3,000 3,000 9,000 9,000 9,000 36,000
Jumlah 8,846 9,068 9,068 27,648 27,204 28,166 110,000

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Departemen Reparasi
Tingkat kegiatan (DRH) 290 330 320 1,000 970 1,090 4,000
Gaji 300 300 300 900 900 900 3,600
Bahan pembantu 99 112 109 340 330 370 1,360
Penyusutan 10 10 10 30 30 30 120
Asuransi 3 3 3 9 9 9 36
Pajak 7 7 7 21 21 21 84
Upah tidak langsung 400 400 400 1,200 1,200 1,200 4,800
Jumlah 819 832 829 2,500 2,490 2,530 10,000
236,800

Kepala Bagian Produksi juga membuat rencana tentang biaya-biaya overhead pada masing-masing departemen
produksi selama tahun 2006 sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Departemen Produksi
Periode 2006

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Departemen Produksi I
Tingkat kegiatan (DLH) 34,800 39,200 39,600 124,000 117,400 133,000 488,000
Gaji Pengawas 10,000 10,000 10,000 30,000 30,000 30,000 120,000
Buruh tidak langsung 10,830 11,820 11,910 36,900 35,415 38,925 145,800
Suku cadang 822 888 894 2,760 2,661 2,895 10,920
Bahan Pembantu 2,364 2,606 2,628 8,170 7,807 8,665 32,240
Penyusutan 522 588 594 1,860 1,761 1,995 7,320
Asuransi 100 100 100 300 300 300 1,200
Pajak 150 150 150 450 450 450 1,800
Jumlah 24,788 26,152 26,276 80,440 78,394 83,230 319,280

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Departemen Produksi II
Tingkat kegiatan (DLH) 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Gaji Pengawas 1,870 1,870 1,870 5,610 5,610 5,610 22,440
Buruh tidak langsung 266 304 304 912 874 988 3,648
Suku cadang 48 52 52 156 152 164 624
Bahan Pembantu 110 120 120 360 350 380 1,440
Penyusutan 56 64 64 192 184 208 768
Asuransi 10 10 10 30 30 30 120
Pajak 20 20 20 60 60 60 240
Jumlah 2,380 2,440 2,440 7,320 7,260 7,440 29,280

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Departemen Produksi III
Tingkat kegiatan (DLH) 34,800 39,200 39,600 124,000 117,400 133,000 488,000
Gaji Pengawas 2,920 2,920 2,920 8,760 8,760 8,760 35,040
Buruh tidak langsung 3,271 3,583 3,612 11,204 10,735 11,843 44,248
Suku cadang 324 346 348 1,070 1,037 1,115 4,240
Bahan Pembantu 1,070 1,180 1,190 3,700 3,535 3,925 14,600
Penyusutan 313 353 356 1,116 1,057 1,197 4,392
Asuransi 50 50 50 150 150 150 600
Pajak 60 60 60 180 180 180 720
Jumlah 8,008 8,492 8,536 26,180 25,454 27,170 103,840
452,400
Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah: 60% x Rp 150,000,00 = Rp 90,000,00 per tahun,
dengan perincian per bulan direncanakan sbb:
PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Gedung Bagian Pabrik
Periode 2006
Periode Biaya gedung
Januari 7,920
Februari 7,380
Maret 7,332
Triwulan II 21,828
Triwulan III 22,200
Triwulan IV 23,340
Total 90,000

Dengan melihat ketiga budget/anggaran di atas, maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik yang akan terjadi
selama tahun 2006 sbb:
Triwulan Triwulan Jumlah (1
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Biaya Gedung 7,920 7,380 7,332 21,828 22,200 23,340 90,000
Departemen Produksi * 35,176 37,084 37,252 113,940 111,108 117,840 452,400
Departemen Jasa/
Pembantu ** 19,261 19,604 19,609 59,388 58,782 60,156 236,800
Total 62,357 64,068 64,193 195,156 192,090 201,336 779,200

* Biaya overhead setiap periode untuk departemen Produksi I + Produksi II + Produksi III
** Biaya overhead setiap periode untuk departemen Umum dan Admin Pabrik + Dep Pembangkit Listrik + Dep reparasi

Selanjutnya, PT. Martaraharja menghitung tarif biaya overhead untuk setiap departemen Produksi sbb:

Departemen Jasa/ Pembantu Departemen Produksi


Keterangan Jumlah Umum & Pembangkit
Reparasi I II III
Admin Pbrk Tenaga Listrik

Biaya Overhead 689,200 116,800 110,000 10,000 319,280 29,280 103,840


Alokasi biaya overhead
dep. Jasa/pembantu:
1. Biaya gedung * 90,000 - 9,000 4,500 33,201 16,481 26,818
2. Umum & Admin ** - (116,800) 11,680 11,680 58,400 11,680 23,360
3. Pembangkit Listrik*** - - (130,680) 3,267 65,340 32,670 29,403
4. Reparasi **** - - - (29,447) 11,779 5,889 11,779
Jumlah BOP 779,200 0 0 0 488,000 96,000 195,200

DLH (dari Tenaga Kerja) - - - - 488,000 192,000 488,000


Tarif Biaya Overhead (per
DLH) - - - - 1 0.50 0.40

Keterangan:
* 9,000 = 10% x Rp 90,000 (sesuai proporsi pembebanan biaya gedung)
** 11,680 = 10% x Rp 116,800 (sesuai proporsi pembebanan biaya overhead dep umum & admin)
*** 130,680 = Biaya overhead dep pembangkit tenaga + alokasi dari biaya gedung dan dep umum admin
= Rp 110,000 + Rp 9,000 + Rp 11,680
**** 29,447 = Biaya overhead dep Reparasi + alokasi dari Biaya gedung + dep umum admin + pemb listrik
= Rp 10,000 + Rp 4,500 + Rp 11,680 + Rp 3,267

Dapat dihitung pula tarif biaya overhead pabrik untuk departemen jasa/pembantu, sbb:
Tarif biaya overhead dep Pembangkit Tenaga Listrik:
Rp 130.680 / 20,000 = Rp 6.534 per 1000 KWH
Tarif biaya dep Reparasi:
Rp 29,447 / 4,000 = Rp 7.36175 per DRH
catatan:
1. Tingkat kegiatan departemen Pembangkit Tenaga Listrik dalam tahun 2006 adalah 20,000,000 KWH
dan departemen Reparasi adalah 4,000 DRH
2. Angka-angka pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing-masing departemen setelah mendapat
alokasi biaya overhead dari departemen lain.
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead untuk barang X dan Y yang disusun sebagai berikut:

PT. MARTARAHARJA
Anggaran Biaya Overhead
(menurut Jenis Barang)
Periode 2006

Triwulan Triwulan Jumlah (1


Keterangan Januari Februari Maret Triwulan II
III IV tahun)
Barang X
Departemen Produksi I
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000

Departemen Produksi II
DLH 14,000 16,000 16,000 48,000 46,000 52,000 192,000
Tarif 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah 7,000 8,000 8,000 24,000 23,000 26,000 96,000
Departemen Produksi III
DLH 28,000 32,000 32,000 96,000 92,000 104,000 384,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 11,200 12,800 12,800 38,400 36,800 41,600 153,600
Jumlah Biaya Overhead
Untuk Barang X
46,200 52,800 52,800 158,400 151,800 171,600 633,600

Barang Y
Departemen Produksi I
DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000

Departemen Produksi III


DLH 6,800 7,200 7,600 28,000 25,400 29,000 104,000
Tarif 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Jumlah 2,720 2,880 3,040 11,200 10,160 11,600 41,600

Jumlah Biaya Overhead


Untuk Barang Y
9,520 10,080 10,640 39,200 35,560 40,600 145,600

Total 55,720 62,880 63,440 197,600 187,360 212,200 779,200

Anda mungkin juga menyukai