TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kreatifitas
a. Pengertian Kreatifitas
Pada hakikatnya perkataan kreatif adalah penemuan sesuatu yang baru,
dan bukan akumulasi dari keterampilan atau pengetahuan yang diperoleh dari
buku pelajaran. Kreatif diartikan juga sebagai pola berpikir atau ide yang timbul
secara spontan dan imajinatif, yang mencerminkan hasil hasil ilmiah, penemuan
ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Menurut Munandar (2009 : 25)
mengatakan kreatifitas adalah kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan
baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Kemudian Munandar (2009 : 168)
mengemukakan bahwa kreatifitas dalah kemampuan untuk melihat atau
memikirkan hal hal yang luar biasa, yang tidak lazim memandukan informasi
yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi baru atau gagasan-
gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran, kelenturan dan orisinalitas dalam
berpikir.
Menurut Stendberg dan Lubart dalam Defying the Crowd Creativity and
Economic Development : we are living in the age of creativity, “a product is
creative when it is (a) novel and (b) appropriate. A novel product is original not
predictable. The bigger concept, and the more product stimulates further work
and ideas, the more the product is creative”. Stenberg dan Lubart mengatakan
bahwa suatu produk dikatan kreatif jika merupakan hal baru dan yang sesuai.
Produk hal baru adalah asli dan bukan yang dapat diramalkan. Dikatakan juga
bahwa semakin besar konsep dan semakin banyak rangsangan yang menghasilkan
gagasan gagasan, maka semakin banyak produk kreatif. Pada dasarnya kreatifitas
anak bersifat ekspresionis. Ini dikarenakan pengungkapan (ekspresi) yang
merupakan sifat yang dilahirkan dan dapat berkembang melalui latihan-latihan.
Kreatifitas merupakan segala pemikiran baru, cara, pemahaman/model baru yang
dapat disampaikan, kemudian digunakan dalam kehidupan.
Teori ini dipelopori oleh Sigmund Freud, carl jung, Ernest Kris, dan
Lawrence Kubie (1920-1950) yang mengaitkan kreativitas dengan teori
Psikoanalitik. Psikoanalitik memandang kreatifitas sebagai hasil mengatasi suatu
masalah yang biasanya dimulai sejak dimasa anak anak. Pribadi kreatif dipandang
sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi
dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
a) Sigmund Freud
c) Carl Jung
Tingkat I
Fungsi Divergen
Menurut Bobby DePorter dan Mike Hernacki, proses kreatif mengalir
melalui lima tahap, yaitu:
c. Dimensi-Dimensi Kreatifitas
Dimensi dimensi kreatifitas tergolong menjadi 2, yaitu menurut faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
INDIVIDU
(Sebagai Anak/Ahli)
LAPANGAN
ORANG LAIN
PEKERJAAN
(anak : keluarga, kelompok simbol yang relevan dalam
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
(1) Setiap siswa belajar menurut cara sendiri yang disebut gaya belajar.
Juga guru mempunyai gaya mengajar masing masing.
(2) Siswa dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.
(3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi
efektivitas siswa.
Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda beda mempunyai
pengaruh atas kurikulum, administrasi dan proses belajar mengajar. Masalah
ini sangat kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit,
frustasi. Dari pengertian diatas, disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara
yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi pada proses belajar.
a) Ajak anak untuk berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun
di dalam keluarga.
b) Dorong anak untuk membaca materi pelajaran yang keras.
c) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e) Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong
siswa untuk mendengarkannya seblum tidur.
a. Keefektifan (Effectiveness)
b. Efisiensi (Efficiency)
c.
2.1 Penelitian yang Relevan
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis Penelitian