ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
A. Pengertian
Elektrostatik merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang medan
listrik statik. Elektrostatik diaplikasikan dalam dunia industri, salah satunya yaitu PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap), dengan menggunakan alat yang sering disebut Electrostatic
Precipitator (ESP/EP).
Electrostatic Precipitator (ESP) berfungsi untuk menangkap abu yang terdapat pada gas
buang hasil pembakaran bahan bakar (batubara) pada sebuah industri. ESP didesain memiliki
empat ruang sehingga proses penangkapan debu sebanyak empat kali dengan tingkat efisiensi
masing–masing penangkapan sebesar 80%. Hal ini bertujuan supaya tingkat efisiensi ESP
mencapai 99.84%. Sehingga limbah debu yang keluar dari cerobong hanya sekitar 0.16%.
Efisiensi penangkapan abu oleh ESP tidak hanya bergantung pada desain tetapi juga dipengaruhi
oleh kecepatan aliran/debit gas buang, suhu gas buang dan jumlah partikel abu pada gas buang.
4. Hopper
Hopper berfungsi sebagai penampung abu yang jatuh dari Collecting Plate dan
Emiting Wire. Masing-masing unit ESP mempunyai 16 ruang Hopper. Ukuran serta
kemiringan Hopper dirancang secara khusus dan disesuaikan dengan debit gas buang
yang masuk ke dalam ESP.
5. Transformer Rectifier
Transformer Rectifier merupakan peralatan utama ESP yang berfungsi untuk
memasok daya sehinga ESP bisa bekerja. Tegangan input 0 – 380 volt dan tegangan
output 0 – 70 kV. Transformer dan Rectifier diletakan dalam satu tanki dan direndam
di dalam minyak pendingin trafo, sehingga dinamakan Transformer Rectifier. Satu
unit ESP mempunyai 16 buah transformator rectifier, masing-masing transformator
rectifier bekerja untuk satu field. Sistem pasokan daya memiliki empat komponen
dasar yaitu :
Sistem kontrol tegangan otomatis
Fungsi utama dari sistem kontrol tegangan adalah untuk mengatur dan
memberikan tenaga listrik sesuai sesuai dengan kebutuhan electrostatic
precipitator. Sistem kontrol akan memonitor tegangan primer dan sekunder serta
arus sirkuit. Sistem kontrol juga berfungsi untuk melindungi komponen-
komponen pada sistem. Transformer Rectifier dapat rusak oleh arus dan tegangan
yang berlebihan.
Transformator Step-up
Transformator Step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan dari 380 V menjadi
70 kV.
Penyearah tegangan tinggi
Penyearah tegangan tinggi berfungsi untuk merubah masukan AC menjadi output
DC.
Perangkat Sensor
Perangkat sensor berfungsi untuk mendeteksi gangguan dan memberikan sinyal
supaya sistem kontrol memutus pasokan daya bila terjadi gangguan.
a. Transporter / Transmitter
Transporter/Transmitter berfungsi sebagai pemindah abu hasil tangkapan ESP. Abu
yang sudah terkumpul di dalam Hopper akan dipindah oleh Transmitter ke Silo.
Prinsip kerja Transporter adalah menampung dan memindahkan abu yang berasal
dari ESP Hopper ke Silo setelah Tabung penuh. Pada saat kondisi pengisian, maka :
Vent Valve terbuka, Ash Inlet Valve terbuka, Air Inlet Valve dan Ash Outlet Valve
tetap posisi tertutup. Setelah Tabung terisi abu maka Ash Inlet Valve dan Vent Valve
akan tertutup.
Sedangkan pada saat kondisi transporting, maka : Ash Outlet Valve dan Air inlet
Valve akan terbuka. Tekanan di Tabung transporter akan naik sampai +/- 2,5 kg/cm2
dan akan turun mendekati tekanan 0 kg/cm2 dalam rentang waktu +/- 6 menit. Setelah
tekanan Tabung Transporter mendekati 0 (0,5 kg/cm2), Air Inlet Valve dan Ash
Outlet Valve akan tertutup. Kondisi ini akan terus berulang secara periodik. Bagian-
bagian utama dari Transporter/Transmitter adalah :
Tabung Transporter
Tabung transporter berada tepat di bawah ESP Hopper yang berfungsi sebagai
penampung abu yang berasal dari ESP Hopper yang selanjutnya akan
dipindahkan ke Silo. Di dalam Tabung Transporter terdapat membran sebagai
pemisah antara abu dan udara transporting. Tabung Transporter yang berada
pada barisan depan biasanya berukuran lebih besar dari pada tabung yang
berada pada barisan belakang, karena abu hasil tangkapan EP pada bagian
depan lebih banyak dari bagian belakang. Tabung Transporter juga dilengkapi
dengan Main Hole dan Safety Valve.
Vent Valve
Vent valve adalah katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup pipa
(line venting) agar abu dari ESP Hopper mudah mengalir/turun ke tabung
Transporter. Line Venting diarahkan ke bagian atas ESP Hopper yang
mempunyai tekanan negative.
2. Reciprocating
3. Rotary screw
Prinsip dasar Eletrosatic Precipitator yaitu listrik statis. Gas buang yang mengandung
butiran debu pada awalnya bermuatan netral akan terionisasi pada saat melewati medan listrik,
sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif. Medan listrik terbentuk di antara
discharge electrode dengan collector plate.Partikel debu yang bermuatan negatif akan menempel
pada collector plate. Rapper akan memberikan getaran sehingga debu yang dikumpulkan di
collector plate akan jatuh secara periodik ke bak penampung (ash hopper), selanjutnya akan
dipindahkan ke fly ash silo dengan cara dihembuskan.
\
BAB IV
PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
4. Pengoperasian
Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Pemeriksaan sebelum start-up
2. Start-up
3. Pemeliharaan selama operasi
4. Shutdown
8. Transformator rectifier memiliki suhu yang melebihi temperatur alarm yaitu sekitar 800
C.
9. Kipas pendingin yang dikontrol oleh silikon berhenti dan elemen yang dikendalikan oleh
silikon mengeluarkan panas dan memiliki temperatur yang lebih.
10. Catu daya unit trip secara otomatis. Dalam kasus ini masih diperbolehkan melakukan
restart. Apabila catu daya masih trip, maka catu daya tidak boleh dioperasikan lagi.
11. Tungku memiliki beban yang sangat rendah dan injeksi bahan bakar masih tetap
dilakukan, tapi gas buang lebih rendah memiliki suhu dibandingkan titik embun.
12. Peralatan dan keselamatan pribadi berada dalam kondisi yang berbahaya.
13. Operasi lapangan harus dihentikan apabila terjadi masalah pada alat bantu. Misalnya,
suhu motor berlebihan sehingga mengeluarkan asap atau api.
Terjadinya hubung singkat antara anoda dan katoda. Maka kawat katoda yang rusak
harus diganti.
Isolator dibagian tertentu ada yang pecah akibat penumpukan abu. Abu harus segera
dibuang dan mengganti isolator yag rusak.
2. Tegangan tidak dapat dinaikkan. Ketika tegangan dinaikkan, arus sekunder sangat tinggi.
Berikut ini beberapa penyebab dan solusinya :
Kinerja isolator sangat buruk atau bisa juga karena temperatur gas buang lebih rendah
dibandingkan titik embunnya. Maka perlu dilakukan pembersihan dan perbaikan
elemen pemanas dan isolator, jika perlu lakukan penggantian.
Terjadinya pengendapan abu yang berlebihan pada anoda dan katoda, sehingga jarak
kedua elektroda semakin dekat. Hal yang harus dilakukan yaitu memeriksa dan
menyesuaikan ruangan heteropolar.
Pengelasan segel pintu akses yang kurang bagus shingga udara dingin masuk.
Solusinyayaitu melakukan perbaikan dan pengelasan.
Distribusi udara yang tidak merata yang berpengaruh pada proses rapping. Solusinya,
membuat penyesuaian pendistribusian udara hingga merata.
Kinerja isolator antar kutub menurun karena abu pada hopper terlalu banyak sampai
menumpuk didekat katoda. Solusinya yaitu membuka sistem transmitter abu dan
membersihakan hopper.
Konsentrasi debu yang berlebihan abu yang menempel pada katoda dan anoda terlalu
banyak.
Alat ukur tegangan dan arus pada rangkaian tegangan tinggi rusak.
Perbaikan atau mengganti sirkuit, kontak output dan milliammeter yang rusak.
.
D. Tindakan Pengamanan Pribadi
ESP merupakan peralatan listrik yang bertegangan tinggi dan Komprehensif
berkonstruksi besar. Maka segala kegiatan kerja maupun instalasi bangunan harus dirancang
seaman mungkin. Berikut pertimbangan yang diambil untuk menjaga keamanan pribadi :
1. Perancangan tangga dan pintu yang handal serta disediakan tanda -tanda peringatan
tegangan tinggi.
2. Bahan-bahan atau material yang digunakan sesuai dengan standart nasional dan anti
radiasi.
3. Tidak diperbolehkan masuk ke dalam ESP setelah peralatan listrik dinyalakan dan semua
pintu harus dikunci.
4. Pada saat perbaikan, sebelum masuk ke dalam ESP ada beberapa langkah-langkah yang
harus diikuti, yaitu :
Semua personil yang bekerja harus memakai APD. \
Setiap motor penggetar harus ditutup atau saklarnya diputus.
Saklar isolasi tegangan tinggi harus diputus atau tidak ada switching pada saat
operator bekerja.
Memasang kawat pentanahan, atau mungkin sudah tersedia pada penggetar anoda.
Setelah perbaikan selesai, kawat pembumian harus diputus.
5. Orang yang tidak berkepentingan tidak diperbolehkan berada disekitar ESP dalam jangka
waktu yang relatif lama.