Anda di halaman 1dari 17

Kuliah lapangan panas bumi di Dieng

Dieng yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu lokasi proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa Energi. Dengan kontur
pegunungan, sumber air panas, solfatara, fumarole serta bebatuan mengindikasikan
bahwa Dieng merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber
energi panas bumi. Total potensi energi panas bumi di sekitar Dieng diperkirakan
sebesar 400 MW

Dataran tinggi di bagian tengah Pulau Jawa ini ini sejak zaman Belanda dikenal
sebagai penghasil sulfur. Menurut Soetarjo Sigit dan kawan-kawan (1969), dari
eksplorasi pada tahun 1921 dan 1923 diketahui ada cadangan 36 ribu ton material
lumpur yang 41% di antaranya mengandung sulfur. Menurut hasil penelitian ahli
Sovyet dan Indonesia, cadangan terbukti sulfur ini sebesar 52.763 ton

Dalam perkembangannya, Dieng yang kini dikelola oleh PT. Geo Dipa Energi,
ternyata menyimpan cadangan energi listrik yang sangat besar sehingga berpeluang
bisa berswasembada energi. Selain panas bumi, Dieng juga memiliki potensi wisata
bumi (geowisata). Meskipun masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi, namun
potensi panas bumi Dieng berikut geowisatanya masih tetap tinggi.

Sejak Agustus 2001, pengelolaan panas bumi di Dataran Tinggi Dieng diupayakan
oleh anak negeri, yaitu PT. Geo Dipa Energi (disingkat: Geo Dipa). Perusahaan joint
venture antara PLN dan Pertamina ini memperoleh kepemilikan untuk mengusahakan
panas bumi di Dataran Tinggi Dieng.

Geo Dipa memiliki dua lokasi Kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP). Pertama, PLTP Dieng Unit 1 yang berada di Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara. Kedua, PLTP Dieng Unit 2 yang terletak di Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Total arealnya seluas 107.351,995 hektare. Adapun energi
listrik yang dihasilkan pembangkit ini sebesar 60 MW yang setara dengan kebutuhan
steam 400.000 kg/jam yang dipasok oleh 8 sumur produksi dari kemampuan
maksimum produksi steam sebesar 1.277 ton/jam atau setara dengan 103,11 MW.
3.1 WELL PAD 29 (PT.GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG)

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah sumur nomor 29.Biaya yang


dikeluarkan untuk satu sumur kurang lebih 80 M.Bila sumur yang dibor tidak mampu
memproduksi 1 Mw maka sumur tersebut dialihkan dari sumur produksi menjadi
sumur injeksi.Hasil dari pemboran uap panas bumi di Dieng yaitu 60% air dan 40%
uap maka berdasarkan teori, lapangan panas bumi di dieng adalah water dominated.
Sebelum uap digunakan uap dipisah melalui separator terlebih dahulu. Di separator
uap dan air terpisah berdasarkan densitasnya atau masa jenisnya. Karena masa jenis
air lebih besar daripada masa jenis uap (Vapoup) maka air tetap dibawah dan uap
naik ke atas menara destilasi.
Sebelum aliran fluida masuk kedalam separator terlebih dahulu di injeksikan
H2S04 (asam) agar ph tidak menjadi bassa, kondisi bassa akan mengåkibatkan
timbulnya problem atau masalah scaling pada pipa-pipa produksi. Kondisi ph di jaga
antara 4,8 — 5, 2. Scaling adalåh banyaknya silica di dalam pipa yang akan
menyebabkan pipa produksi tersumbat dan laju alir menurun.
Pipa produksi yang mengalami scaling masih menggunakan cara manual
untuk membersihkannya dengan membuat jendela — jendela pada pipa yang jarak
antara jendela sekitar 5m kemudian menggunakan linggis untuk membersihkan
scaling. Apabila pipa produksi panjang maka uap juga akan semakin berkurang, Dan
untuk lebih jelas di bawah ini adalah peralatan peralat produksi uap panas bumi di
well pad 29 :
A.Well head
Annulus valve
Master valve
Wings valve
Top valve
well head

a.annulus valve

Annulus valve berfungsi untuk mendeteksi kebocoran pada anunulus dan mendeteksi
kondisi semen.Annular valve ini berukuran 3 1/8” ansi 5000 atau 3 1/8”-3000.

Annulus Valve

b.Master Valve
Terdiri dari:

 Lower Master Valve dan Upper Master Valve yang berfungsi untuk membuka
dan menutup aliran fluida sumur.
 Jadi keadaan Master Valve selalu dalam keadaan membuka 100% atau
menutup 100%.
 Ukuran Master Valve sebesar 10"- Ansi 900 selain itu juga dipakai ukuran
 12"- Ansi 900.

c.Wing valve
Wing Valve Berfungsi sebagai jalur well survey. digunakan untuk tujuan-tujuan
perawatan sumur atau pengukuran tekanan, temperatur dan logging sumur.

d. Throttle Valve
Berfungsi untuk mengatur tekanan fluida yang akan dialirkan ke separator

Throttle Valve

e, Inlet Separator Valve


Inlet Separator Válve Berfungsi untuk membuka tutup aliran fluida menuju
separator.
Inlet separator valve

B.flow line
Berfungsi untuk mengalirkan fluida dari beberapa sumur ke dalam satu pipa,dimana
fluida tersebut dari flow line diarahkan langsung menuju separator.

Flow line
C.Separator
Berfungsi sebagai penyaring steam yang berasal dari sumur produksi dan
memisahkan antara steam dan brine. Dimana steam akan dialirkan ke tahap
power plant kemudian brine akan dalirkan ke AFT/Silencer. Cara kerja separator
adalah dengan gaya gravitasi yang dapat membuat fluida dengan densitas lebih
kecil (uap) akan mengalir ke atas sedangkan fluida dengan densitas yang tinggi
(air dan partikel padat) akan mengalir ke bagian bawah. Dengan cara tersebut
uap, air dan partikel padat akan terpisah. Uap akan dialirkan ke pipa alir uap dan
air akan dialirkan menuju pipa brine.
separator

D. AFT (Atmosferic mash Tank)/Si1encer

berfungsi untuk menetralisir gas-gas beracun sebelum dilepaskan ke


atmosfer,menurunkan temperatur,serta meredam kebisingan.

AFT (Atmosferic mash Tank)/Si1encer


E.Pompa injeksi

Berfungsi untuk memompakan brine dari pond menuju sumur injeksi.

Pompa injeksi

F. Sumur Injeksi
a. Sumur injeksi berfungsi untuk mengalirkan fluida hasil pemisahan/ kondensat
kedalam reservoir panas bumi.
b. Biasanya posisi daerah sumur ini lebih rendah sehingga tidak diperlukan
pompa untuk mengalirkan fluda tersebut menuju ke wellhead sumur injeksi.

G.Kolam air panas


Berfungsi untuk menurunkan temperatur dari 940C ke 400C,pada kolam ini silika
terendapkan kemudian dimanfaatkan unutk pagar tembok seperti yang ada di
gambar.
Spesifikasi sumur HCE-29
3.2 Power plant unit 1
Pada lokasi ini dan diterangkan proses perubahan uap menjadi tenaga listrik Power
Plant Dieng unit I mempunyai kapasitas listrik 150.000 volt. Adaun peralatan yang di
gunakan untuk memproduksi listrik di power plant adalah

A. Rupture Disk
Rupture disk berfungsi sebagai pengaman dari pipa uap yang ada di area power
plant. Rupture disk akan bekerja membuka katup apabila rock muffler sudah tidak
mampu mengatasi tekanan uap yang berlebihan.
B.Scrubber
Fungsi Scrubber sama dengan separator yaitu memisahkan air dan uap.
Scrubber diletakkan sebelum uap masuk ke turbin karena uap dari separator
masih mengandung butiran — butiran air, terlebih jarak antara power plant dan
steam field yang cukup jauh, sehingga memungkinkan terjadinya kondensasi.
Scrubber merupakan pemisah terakhir sebelum masuk main steam valve.

C. Demister
Demister adalah alat untuk proses penyaringan uap ( steam ) yang paling terakhir
sebelum steam masuk ke trubin. Proses penyaringan ini merupakan suatu upaya
untuk menghindari proses vibrasi, erosi dan pembentukan kerak ( scalling ) pada
sudat dari nozzle yang akan mengganggu kerja turbin.
D.Generator
Generator yang digunakan di PLTP Unit I Dieng memiliki tipe totally closed dan
proses didalamnya menerapkan sistem 3 fasa. Di dalam generator terdapat rangkaian
stator dan rotor. Stator membutuhkan tegangan sekitar 15000 Volt dan arus 2890
Ampere. Selain itu, generator ini memiliki 2 buah kutub medan, yakni kutub utara
dan kutub selatan yang menghasilkan putaran 3000 rpm. Power factor generator ini
mencapai dengan frekuensi keluaran sebesar 50 HE serta rangetegangan keluaran
antara 13,8 kV — 15 kV. Kapasitas daya generator adalah 75 MVA dengan efisiensi
sekitar 95%.

PT.GEO DIPA ENERGI unit Dieng , secara umum memiliki jenis pembangkit listrik
panas bumi dry steam plant, karna menggunakan uap yang di salurkan langsung dari
reservoir panas bmi untuk menggerakan turbin pemangkit. Di bawah ini merupakan
skema pembangkit listrik panas bumi di PT GEO DIPA ENERGI unit Dieng
Skema pembangkit listrik di pt geo dipa unit dieng
Proses menghasilkan listrik dari tenaga uap panas bumi adalah sebagai berikut :
Pada awalnya dari sumur produksi di ambil uap panas basah sari panas bumi dan di
lanjutkan ke separator di separator uap akan di pisah dari air. Air akan di teruskan ke
kolam penampungan sementara untuk di endapkan kandungan silika dan kemudian
airnya kan di injeksikan ke dalam reservoir lewat sumur injeksi.
Seangkan uap akan di teruskan ke scrabber namun sebelumnya uap akan di cek
kodisi tekanannya agar tetap di bawa 14 bar untuk mencegah terjadihnya pecahnya
alat pengecekan ini di lakúkan di mpture disk, dan ketika uap sampai di scrubber uap
akan di saring Iagi untuk memisahkan uap dari sisa air yg masih terbawa, setelah itu
uap di alirkan ke demister di demister ini uap di saring Iagi untuk memastikan kalo
uap tersebut memang benar-benar kering.
Dari demister uap di gunakan untuk memutar baling baling turbin dan di konferensi
menjadi listrik oleh generator dan teruskan kekonsumen lewat tarnsmitor.
Uap yang di pakai memutar turbin akan di kondensasi menjadi air di kondensor, dan
dari kondensor air di pompa ke tower pendingin untuk di dinginkan sebelumdi
injeksikan kedalam sumur injeksi.
3.3 Sumur pengeboran HCE 09/rig pra#09

Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar


atau padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresikotinggi. Para personel
yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik juga
tentang keselamatan kerja.Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancar, dan
kecelakaan kerja dapat dihindari.
Pengeboran adalah kegiatan membuat lubang dengan diameter tertentu untuk
mengambil fluida.
Pada gambar di atas adalah rig,rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan
peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk
memperoleh fluida, atau deposit mineral bawah tanah.
Tinggi rig yaitu 3 joint,semakin tinggi rig tersebut maka tekanan semakin
besar.Rencanya pengeboran akan dilakukan sampai 2.700 m dan 5 sumur serta turbin
60 Mw.Pada tahun ini baru ada 3 sumur yang telah dibor dengan biaya kurang lebih
80 m per sumur.
Berikut adalah tahapan teknis dan peralatan pengeboran sistem geothermal.
1. Rotary Drilling Sistem : pengeboran rotary drilling menggunakan mata bor
bergerigi yang diputar. Mata bor dipasang di ujung pipa yang disebut sebagai
drill pipe atau pipa bor. Panjang pipa bor kurang lebih adalah 30-33 ft, yang
dipasang satu persatu, menurut kedalaman pengeboran. Seluruh rangkaian
pipa bor dan mata bor, digantung pada sebuah sistem penggantung (hoisting
system). Hoisting system ini adalah bagian utama dari sebuah menara besar
yang disebut rig.
2. Drilling Fluid Selama melakukan proses pengeboran, dilakukan sirkulasi
fluida. Fluida yang disirkulasikan disebut sebagai drilling fluid. Fungsi dari
sirkulasi fluida di dalam lubang bor adalah:
a. menstabilkan lubang bor selama proses pengeboran.
b. mengontrol formasi, mencegah masuknya fluida geothermal ke dalam
lubang bor.
c. membersihkan mata bor dari serpih-serpih pengeboran, mendinginkan dan
melumas mata bor, mengurangi pengaratan pada mata bor.
Drilling Fluid dibuat oleh seorang mud engineer, berdasarkan perkiraan
tekanan fluida dan jenis batuan formasi. Idealnya, tekanan hidrostatis di
dalam lubang bor sama dengan tekanan formasi, sehingga tidak ada ekspansi
dari dan ke dalam lubang bor. Jenis-jenis Drilling fluid yang selama ini
digunakan dalam eksplorasi adalah:
a. water-based mud, adalah campuran fluida dengan material solid, berbahan
dasar air
b. oil-based mud, adalah campuran fluida dengan material solid, berbahan
dasar minyak
c. foams , dibentuk dari campuran air, gas ( udara, nitrogen) dan penambah
busa.
d. Udara

3. Casing dan Liner Casing adalah selubung lubang bor yang terbuat dari bahan
campuran logam. Ragam campuran akan mempengaruhi kekuatan casing,
termasuk ketahanan terhadap proses perkaratan. Kegunaan casing antara lain
adalah:
a. Untuk menahan dinding lubang bor dari keruntuhan akibat tidak stabilnya
formasi
b. Untuk memisahkan/mengisolasi lubang bor dengan formasi, yang
mempunyai gradien tekanan yang berbeda
c. Untuk mengisolasi formasi yang satu dengan formasi yang lainnya.
Sedangkan liner adalah selubung yang menutup reservoir geothermal.
Liner berukuran lebih kecil dari casing, dan mempunyai lubang-lubang di
seluruh permukaan vertikalnya. Dengan menggunakan liner, akan diperoleh
flow rate dari fluida geothermal yang cukup tinggi. Hal ini sangat penting
karena apabila flow rate terlalu rendah, akan terjadi penurunan tekanan yang
cukup tinggi sehingga diperlukan tambahan pompa re-injeksi. Ini juga berarti
kenaikan biaya produksi. Pemasangan casing dan liner di dalam lubang bor
dengan menggunakan bantuan centralizer untuk membuat posisi setepat
mungkin di tengah lubang bor.

4. Comentation
Formasi belum benar-benar terisolasi meskipun casing sudah terpasang di
dalam lubang bor. Masih ada celah antara casing dan dinding lubang bor yang
disebut sebagai anulus. Bagian ini harus diisi semen untuk menghindarkan
komunikasi antara formasi. Proses penyemenan tidak dilakukan pada bagian
yang menggunakan liner.
5. Mengalirkan Fluida dari Formasi
Sebelum tahap pengambilan fluida dari reservoir, lubang bor adalah berupa
sebuah sumur yang dindingnya dilapisi oleh casing. Casing terlekat erat pada
lubang bor dengan menggunakan semen. Tidak ada komunikasi antara
formasi dengan lubang bor, maupun antara formasi satu dengan lainnya.
Untuk mengalirkan fluida reservoir ke dalam lubang bor, dilakukan proses
perforasi. Proses perforasi adalah ‘penembakan’ atau pelubangan pada
dinding casing dengan menggunakan bahan peledak. Jumlah dan besarnya
lubang yang akan dibuat pada casing dapat di disain sesuai dengan besarnya
flowrate yang diinginkan.
Beberapa lubang bor tidak menggunakan casing pada zona reservoirnya,
sehingga tidak diperlukan proses perforasi. Fungsi casing digantikan oleh
liner. Sebagai ganti semen, antara dinding liner dan lubang bor, dimasukkan
gravel, yang antara lain berfungsi sebagai filter. Untuk reservoir yang berupa
batuan yang cukup ‘keras’, tidak digunakan casing maupun liner. Lubang
dibiarkan terbuka dan fluida mengalir langsung dari formasi (barefoot
completion). Setelah fluida reservoir mengalir masuk ke dalam lubang bor,
selanjutnya dibawa naik ke atas. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan pompa ataupun secara alami.
6. Blowout Preventer (BOP)
Blowout adalah kondisi ketika tekanan dari dalam formasi jauh melebihi
tekanan hidrostatik di dalam lubang bor. Fluida dari dalam formasi akan
keluar menuju ke permukaan dengan tidak terkontrol. Blowout preventer atau
BOP adalah alat bantu yang digunakan untuk menutup permukaan lubang bor.
Spesifikasi BOP yang dipasang disesuaikan dengan perkiraan tekanan bawah
formasi yang ditemui ketika eksplorasi.

Jenis-jenis Pengujian Sumur Geothermal

Terdapat banyak jenis pengujian sumur geothermal,salah satunya yaitu


Pengujian Log Driller Ini merupakan rekaman detail setiap jam tentang apa
yang terjadi pada rig pengeboran. Rekaman ini harus tersedia dan berisi
informasi penting yang akan segera digunakan well-site geologist. Rekaman
mengandung informasi perhitungan temperatur lumpur bor selama pemboran
dan sirculation loss. Terakhir merupakan hal yang sangat berarti untuk
menunjukkan zona permeabel dan geologist harus mengecek lokasi dan
magnitudonya dengan inti dan cutting yang tepat. Kecepatan pemboran juga
harus diuji, khususnya untuk membantu menentukan batas formasi.
Kecepatan pemboran tergantung pada beberapa faktor termasuk berat bit,
kecepatan rotasi, jenis kondisi, keahlian juru bor, dan kondisi rig. Juga
tergantung pada litologi batuan yang di bor khususnya kekerasan dan
porositas.

Anda mungkin juga menyukai