MAKALAH
Oleh:
2
A. Pengertian Biokimia
Biokimia adalah studi tentang molekul yang menyusun makhluk hidup atau
memahami fenomena hidup pada tingkatan molekul. Dari pengertian ini, tampak
bahwa biokimia merupakan perpaduan dan kombinasi antara biologi dengan
kimia, tepatnya penerapan prinsip-prinsip kimia dalam memahami biologi
(Susanti, 2012).
Biologi molekuler dan sel adalah ilmu-ilmu yang mempelajari semua proses
kehidupan di dalam sel dan pada tingkat molekuler. Untuk melakukan hal itu.
Ilmu-ilmu ini memanfaatkan pengetahuan dari sejumlah disiplin ilmu,diantaranya
3
biokimia, sitologi, genetika,mikrobiologi,embriologi, dan evolusi (Stansfield dkk,
2006)
b. Kemotrof
Menurut Arbianto (1994), organisme yang menggunakan senyawa
kimia anorganik dapat disebut sebagai kemotrof. Organisme yang
tergolong dalam jenis ini memiliki kebutuhan nutrisi yang sederhana dan
tidak bergantung pada foton matahari untuk pertumbuhan. Mereka berada
di lingkungan seperti perairan laut dalam di mana cahaya tidak bisa
menembus. Dalam keadaan ini, organisme kemotrof mendapat energi
dengan reaksi oksidasi atau reduksi. Ada dua kriteria untuk mengkasifikan
kemotrof, yaitu menurut donor hidrogennya dan menurut sumber
karbonnya.
4
3. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Sumber Karbon
Selain diklasifikasikan berdasarkan jenis sel dan sumber energinya,
makhluk hidup juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber karbonnya.
Karbon merupakan unsur yang penting bagi semua struktur dan fungsi sel
(Poedjiadi, 2012). Pengkasifikasian makhluk hidup berdasarkan sumber
karbonnya dibagi menjadi dua, yaitu makhluk hidup yang mendapat
sumber karbon dari karbon dioksida (autotrof) atau makhluk hidup lainnya
(heterotrof).
a. Organisme autotrof
Autotrof disebut juga “produsen utama”. Organisme ini
menggunakan karbon dioksida (CO2) sebagai satu-satunya sumber
atau sumber utama karbon. Contoh dari organisme autotrof adalah
tumbuhan.
b. Organisme heterotrof
Organisme heterotrof menggunakan senyawa organik yang
didapatkan dari organisme lain sebagai sumber karbonnya. Contoh
dari organisme heterotrof adalah manusia, hewan dan semua jenis
jamur.
5
D. Fungsi dan contoh empat macam biomolekul
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang memounyai rumus
empiris (CH2O)n. Karbohidrat terkecil adalah gula sederhana atau
monosakarida. (Stainsfield, 2006). Karbohidrat atau sakarida utamanya
dibentuk dari umsur C, H, O. Polisakarida yang dibentuk dari monomer
sakarida yaitu mono sakarida. Struktur gula dapat digambarkan secara
linier (Proyeksi Fischer) atau siklik (Proyeksi Haworth). Glukosa adalah
monosakarida berkarbon enam (heksosa) yang digunakan sebagai sumber
dasar energi oleh kebanyakan sel heterotrofik. Ribosa dan deoksiribosa
adalah gula berkarbon lima (pentosa) yang secara berturut-turut
mempunyai peran struktural pada RNA dan DNA.
Fungsi utama yang dijalankan oleh lipid pada semua jenis sel
berakar dari kemampuannya membentuk membran yang berbentuk seperti
lembaran (Stansfield, 2006) membran plasma pada sel prokariotik dan sel
eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel dari lingkungan
luarnya sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai unit kehidupan.
Fungsi lain dari lipid adalah sebagai molekul penyimpan energi yang
efisien.
6
3. Protein
Protein dibentuk oleh 20 macam asam amino sebagai monomernya.
Setiap asam amino penyusun protein mengandung gugus karboksil, gugus
amino, dan rantai samping (R). Gugus karboksil dan gugus amino dimiliki
oleh semua asam amino sedangkan rantai samping bersifat khas untuk
setiap asam amino (Susanti, 2012). Pada peptida suatu asam amino
disambungkan ke asam amino yang lain dengan ikatan peptida yang
mengandung dua residu asam amino disebut polipeptida.
Fungsi-fungsi protein berkaitan dengan struktur protein masing-masing
yang dapat melakukan ikatan spesifik dengan molekul tertentu. Misalnya,
hemoglobin mengikat oksigen, antibodi mengikat molekul asing, enzim
mengikat molekul substrat tertentu.
4. Asam Nukleat
Asam nukleat terdapat dalam dua bentuk, yaitu asam deoksiribosa
(DNA) dan asam ribosa (RNA). Keduannya merupakan polimer linier,
tidak bercabang dan tersusun dari subunit-subunit yang disebut nukleotida
(Stansfield, 2006). Pada sel eukariotik, DNA terdapat didalam nukleus,
sedangkan pada sel prokariotik, DNA terdapat dalam sitoplasma atau
nukleoid dan berfungsi sebagai molekul hereditas atau pewarisan sifat.
Molekul RNA disintesis dari DNA dan berperan dalam sintesis protein
didalam sitoplasma.
DNA adalah material genetik dari sel, yakni yang mengandung gen.
Suatu gen digambarkan sebagai segmen DNA yang dengan cepat
diekspresikan sebagai polipeptida, seringkali sebagai protein dan enzim.
DNA terdapat dalam kromosom sel, dengan satu atau lebih kromosom
berisikan genom. Genom menggambarkan suatu komponen tunggal akan
informasi genetik suatu sel (Ngili, 2009) setiap kromosom mengandung
banyak gen. Selama pembelahan sel, DNA kromosom harus memproduksi
replika dirinya sendiri yang persis sama untuk pemisahan dan partisi ke
dalam sel turunan.
7
Sumber: (Pudjiadi, 2012)
2. Osmosis
Osmosis dimana tidak semua molekul dapat bergerak melalui suatu
embran. Demikian pula tidak semua membran dapat dilalui dengan leluasa
oleh berbagai molekul (Pudjiadi, 2012). Membran demikian disebut
membran semipermiabel atau permeabel selektif. Telah dijelaskan bahwa
membran sel harus dapat membungkus isi sel, tetaoi dapat dilalui oleh
oksigen dan zat-zat pada makanan dari luar ke dalam sel, serta dapat
dilalui oleh karbondioksida dan zat-zat yang akan dibuang diluar sel.
4. Transpor Pasif
8
Transpor pasif, pada dasarnya proses transpor pasif sama dengan difusi
biasa yang berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Zat yang berdifusi pada proses difusi biasa tidak mengalami suatu
perubahan selama proses berlangsung. Di samping itu kecepatan difusi
tergantung pada selisih konsentrasi zat yang terlarut selama proses
berlangsung. Artinya apabila selisih konsentrasi menurun, maka kecepatan
difusi juga menurun. Kenaikan suhu 10 derajat akan menaikkan kecepatan
difusi kira-kira sebesar 1,4 kali.
9
Berikut ini merupakan gambaran umum dari sel eukariotik.
Gambar Sel Tumbuhan (kiri) dan Sel Hewan (kanan) (Campbell, dkk., 2009)
Dari kedua gambar tersebut dapat diamati bahwa terdapat beberapa perbedaan
struktur antara sel pada hewan dengan sel pada tumbuhan. Sel tumbuhan hampir
selalu memiliki dinding sel dari selulosa, adapun sel hewan umumnya tidak
memiliki dinding sel. Pada sel tumbuhan kebanyakan memiliki kloroplas dan
vakuola, tetapi kedua organel tersebut tidak didapati pada sel hewan. Sel hewan
biasanya memiliki sentriol dan lisosom, sedangkan sel tumbuhan tidak.
1. Membran Plasma
2. Nukleus
Pusat kontrol pada sebuah sel adalah nukleus. Nukleus dipisahkan dari
sitoplasma oleh membran ganda yang disebut amplop nukelus (Simon, 2016).
10
Pada nukleus terdapat serat-serat kromatin, yakni kumpulan molekul DNA
panjang dan protein. Terdapat struktur menonjol pada nukleus yang disebut
sebagai nukleolus, dimana nukleolus merupakan tempat pembuatan
komponen-komponen ribosom.
3. Ribosom
5. Badan Golgi
6. Lisosom
7. Vakuola
11
merupakan organel terbesar pada sel tumbuhan dewasa, sedangkan vakuola
kontraktil berguna untuk memompa air ke luar sel.
8. Kloroplas
9. Mitokondria
10. Sitoskeleton
Silia dan flagela merupakan alat motilitas bagi sel. Flagela berkerja dengan
mendorong sel untuk maju dengan gerakan seperti cambuk. Adapun silia,
bentuknya lebih pendek dari flagela yang mana bergerak dengan gerakan
maju mundur yang terkoordinasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. dan Reece, Jane B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Campbell, dkk. 2009. Biology 8th Ed. San Francisco: Pearson Educarion.
Fried, G.H dan Hademenos, G.J. 2006. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Karp, G. 2007. Sel dan Biologi Molekular. New York: John Willey & Sons.
Murray. 2012. Biokimia Heaper Edisi 29. Jakarta: The McGraw-Hill Companies.
Ngili, Yohanes. 2009. Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
13
Daftar Pustaka Gambar:
Campbell, dkk. 2009. Biology 8th Ed. San Francisco: Pearson Educarion.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
14