Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI POLI JIWA RSU DR.SAIFUL ANWAR KOTA MALANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

OLEH :

FAHRIZAL MUHARRAM

201920461011099

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2020

I. MASALAH UTAMA
Defisit perawatan diri
II. PROSES TERJADINYA
A. Definisi
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal
Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2007), juga
mengemukakan bahwa higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang
dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperolah
kesejahteraan fisik dan psikologis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami
defisit perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan
bahwa Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), Kurang Perawatan
Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak memperdulikan
perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan
masyarakat (Keliat, 2009).
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri.
Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan
dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).

B. Jenis-jenis defisit perawatan diri


Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri yaitu:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang tempat
f. Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit
Perawatan Diri adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acakacakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki
tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh kemampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya
d. Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK (Keliat, 2009).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga
menimbulkan penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi
saluran pencernaan dan pernafasan serta adanya penyakit kulit, atau timbul
penyakit yang lainnya (Harist, 2011).

D. Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c. Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri

E. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
(Depkes, 2000, dalam Anonim, 2009) Sedangkan Tarwoto dan Wartonah (2000),
dalam Anonim(2009), meyatakan bahwa kurangnya perawatan diri disebabkan oleh :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

F. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


diri seimbang tidak seimbang perawatan diri

G. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

Pohon Masalah Defisit perawatan Diri ( Fitria.2009 ).

H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor
meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang
dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and
Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).

III. STRATEGI PELAKSANAAN


1. SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien 
Klien terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil menggaruk-garuk
kepala yang terlihat kotor, rambut sebahu dan tidak tertata rapi. Pakaian
yang digunakan klien tidak terpasang dengan benar dan terlihat banyak
robekan. Kuku jari tangan terlihat hitam dan panjang. Gigi klien terlihat
kotor dan mulut klien mengeluarkan bau.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri 
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
b. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat Anisa. Saya adalah
Mahasiswa Keperawatan UMM yang sedang praktek disini. Saya praktek
disini selama 6 hari. Nama kamu siapa ya? Senangnya dipanggil apa? Oh
jadi anda senangnya dipanggil ibu/bapak saja”.
b. Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi ibu/bapak menggaruk-garuk kepala, gatal ya?”
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri?”
Waktu:“Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak
maunya kita ngobrol-ngobrolnya selama 20 menit ya”.
Tempat:“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja ya”.
2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)
a. “Berapa kali ibu/bapak mandi dalam sehari? Apakah ibu/bapak sudah
mandi hari ini? Menurut ibu/bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan
ibu/bapak sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu/bapak apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda
orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya? badan gatal,
mulut bau, apa lagi?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
ibu/bapak yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu, dsb”
b. “Menurut ibu/bapak mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya ibu/bapak persiapkan? Benar sekali, ibu/bapak perlu menyiapkan
pakai ganti yang berssih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampoo dan
sabun mandi”
c. “Menurut ibu/bapak tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di
kamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang? Saya akan
bantu melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi,
ambil sikat gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi dengan
gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian ibu/bapak berkumur-
kumur dengan air bersih. Bagus sekali, sekarang ibu/bapak
buka pakaian, siram seluruh tubuh ibu/bapak dengan air termasuk rambut
dan kepala lalu ambil shampoo sedikit dan gosokkan ke atas kepala
ibu/bapak sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali
ibu/bapak, sekarang ambil sabun dan gosokan keseluruh tubuh ibu/bapak
secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air
sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang menempel.
Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih, keringkan tubuh
ibu/bapak dengan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali
ibu/bapak melakukannya. Selanjutnya ibu/bapak menggunakan pakaian
bersih yang sudah di siapkan”.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba ibu/bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah ibu/bapak lakukan tadi? Bagus sekali sekarang ibu/bapak sudah
tahu manfaat dan cara mandi yang baik”.
2. Evaluasi perawat/ objektif
“Ternyata ibu/bapak masih memiliki kemampuan yang baik dalam
menjaga kebersihan diri. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang ya ibu/bapak”.
b. Rencana lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak Mau berapa
kali sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore.
Kalau pagi jam berapa? kalau sore jam berapa? Beri tanda M (mandiri)
kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi
setelah ibu/bapak melakukan kegiatan mandi”
Tempat : “ibu/bapak mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam
kamar ibu/bapak besok bagaimana?”
2. SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien terlihat duduk disalah satu sudut ruangan sambil memegang rambut
yang basah. Klien terlihat menggunakan pakaian dengan kancing baju
yang tidak terpasang. Klien mengatakan merasa segar setelah mendi.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
Membantu klien latihan berhias
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi, masih ingat dengan saya ibu/bapak?
b. Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi ibu/bapak memegang kepala, kenapa ibu/bapak?
Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah melakukan kegiatan mandi?”
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang berhias
diri?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi
ibu/bapak mau kita ngobrolnya 20 menit saja ya”.
Tempat: “Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja ya”.
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a. “Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi? Apa yang ibu/bapak
lakukan setelah mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan
berdandan”
b. “Apa ibu/bapak sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang
bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2 kali sehari. Sekarang
coba ibu/bapak lakukan menggangti pakaian. Bagus sekali ibu/bapak
kerja yang bagus. Sekarang setelah menggunakan pakaian yang baik
kita akan latihan berdandan supaya ibu/bapak tampak rapi dan cantik”
c. “Kira-kira apa alat yang ibu/bapak butuhkan untuk berdandan? Bagus
sekali ibu/bapak alat yang digunakan adalah sisir, bedak dan kaca”
d. “Setelah ibu/bapak memasang pakaian dengan baik sekarang sisir
rambut yang rapi. Bagus ibu/bapak, sekarang ambil bedak dan bedaki
muka ibu/bapak rata dan tipis. Bagus sekali ibu/bapak bisa melakukan
nya dengan baik”.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah latihan berdandan?”
2. Evaluasi perawat/objektif
“ibu/bapak terlihat segar dan cantik/ganteng”
b. Tindakan lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak sehabis
ibu/bapak melakukan kegiatan mandi kemudian melakukan cara
berdandan yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri
tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau
diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
makan yang baik dan benar”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau
sesuai jadwal makan ibu/bapak”
Tempat: “Siang nanti kita latihan makan yang baik diruang makan,
bagaimana menurut ibu/bapak?”

3. SP-3 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-3


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien terlihat duduk disalah satu kursi di dekat meja makan. Klien
terlihat rapi dengan rambut yang disisir.
2. Diagnosis Keperawatan: Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Menjelaskan cara persiapkan makanan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatam makan setelah makan
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang ibu/bapak? bagus sekali ibu/bapak terlihat rapi
siang ini”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu/bapak siang hari ini?”
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi kita
ngobrolnya 25 menit saja ya”
Tempat: “kita akan latihan cara makan yang baik langsung diruang
makan saja ya, bagaiman menurut ibu/bapak?”
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a. “Bagaimana menurut ibu/bapak cara makan yang baik? Bagus
ibu/bapak sebelum kita makan, kita cuci tangan dengan air sabun
dulu ya”
b. “Sebelum mencuci tangan dengan air dan sabun, ibu/bapak bisa
mengambil makanan di atas meja dengan menggunakan piring”
c. “Sebelum makan ibu/bapak dapat berdoa. Bagus sekarang,
ibu/bapak bisa berdoa sebelum makan. Suap makanan dengan
pelan-pelan, ya bagus ibu/bapak sekarang sudah bisa melakukan
menyuap makanan dengan abik dan benar”
d. “Setelah makan ibu/bapak harus membereskan piring dan gelas
yang kotor, setelah dibereskan sekarang ibu/bapak dapat mencuci
tangan dengan sapu tangan yang bersih”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah latihan cara makan
yang baik?”
2. Evaluasi perawat/objektif
“ibu/bapak terlihat rapid an bersih”
b. Rencana tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak sehabis
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan makan
yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M
(Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan
dan T (Tidak) tidak melakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
BAK/BAB yang baik ya ibu/bapak?”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara BAK/BAB besok jam
10 pagi atau sesuai jadwal kapan ibu/bapak merasa ingin
BAB/BAK”
Tempat: “Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik
diruangan ini ya ibu/bapak?”
4. SP-4 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien terlihat duduk di salah satu sisi kamar. Klien terlihat rapi dengan
rambut yang di sisir.
2. Diagnosis Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan membersihkan tempat BAB/BAK
B. Strategi Komunikas dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang ibu/bapak? Sudah dilakukan jadwal harian yang
telah kita lakukan kemarin? Bagus sekali ibu/bapak dapat
melakukan secara mandiri semua latihan yang telah kita lakukan”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu/bapak siang hari ini?”
c. Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita latihan cara BAK/BAB yang baik?”
Waktu: “Kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit,
bagaimana menurut ibu/bapak?”
Tempat: “Kita akan latihan cara BAB/BAK yang baik jadi kita
latihan langsung di tempat BAB/BAK”
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a. “Menurut ibu/bapak dimana kita BAB/BAB yang benar? Benar
ibu/bapak kita BAB/BAK di ruang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotoran. Jadi kita tidak boleh BAB/BAK di
sembarang tempat”
b. “Sekarang coba ibu/bapak sebutkan bagaimana cara
membersihkan/cebok? Bagus ibu/bapak cebok itu adalah cara
membersihkan bokong atau tempat keluar BAB/BAK dengan air
yang bersih dan jernih. Setelah ibu/bapak cebok pastikan juga tidak
ada BAB/BAK yang tersisa di WC dengan cara menyirami WC
dengan air bersih. Setelah di pastikan bokong dan WC bersih baru
ibu/bapak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah cara BAB/BAK yang
baik”
2. Evaluasi perawat/objektif
“ibu/bapak terlihat tersenyum dan wajah yang segar”
b. Tindak lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak
sehabis ibu/bapak melakukan mandi kemudian melakukan cara
berdandan dan cara makan yang baik dan benar. Jika ibu/bapak
merasakan keinginan BAB/BAK ibu/bapak dapat melakukan
latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (Mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan dan T
(Tidak) tidak melakukan”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baiklah ibu/bapak sekarang kita akhiri pertemuan ini,
kalau ibu/bapak masih ada yang ingin ditanyakan atau ada masalah
yang ingin dibicarakan boleh kepada perawat lain yang dinas
diruangan ini. Saya permisi dulu ya ibu/bapak. Selamat siang”.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri


5. SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat Anisa. Saya adalah Mahasiswa
Keperawatan UMM yang sedang praktek disini. Saya praktek disini selama 6 hari.
Nama kamu siapa ya? Senangnya dipanggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil
ibu/bapak saja”.
Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi ibu/bapak menggaruk-garuk kepala, gatal ya?”
Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri?”
Waktu:“Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak maunya kita
ngobrol-ngobrolnya selama 20 menit ya”.
Tempat:“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita ngobrolnya
diruang ini saja ya”.

Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


“Berapa kali ibu/bapak mandi dalam sehari? Apakah ibu/bapak sudah mandi hari ini?
Menurut ibu/bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan ibu/bapak sehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut ibu/bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya? badan gatal, mulut bau, apa lagi?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu/bapak yang
bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu, dsb”
“Menurut ibu/bapak mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya ibu/bapak persiapkan? Benar sekali, ibu/bapak perlu menyiapkan pakai ganti
yang berssih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampoo dan sabun mandi”
“Menurut ibu/bapak tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar mandi,
bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang? Saya akan bantu melakukannya.
Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih
odol kemudian sikat gigi dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian
ibu/bapak berkumur-kumur dengan air bersih. Bagus sekali, sekarang ibu/bapak
buka pakaian, siram seluruh tubuh ibu/bapak dengan air termasuk rambut dan kepala
lalu ambil shampoo sedikit dan gosokkan ke atas kepala ibu/bapak sampai berbusa
lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali ibu/bapak, sekarang ambil sabun dan gosokan
keseluruh tubuh ibu/bapak secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu
siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang
menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih, keringkan tubuh
ibu/bapak dengan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali ibu/bapak
melakukannya. Selanjutnya ibu/bapak menggunakan pakaian bersih yang sudah di
siapkan”.

Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba
ibu/bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu/bapak
lakukan tadi? Bagus sekali sekarang ibu/bapak sudah tahu manfaat dan cara mandi
yang baik”.
Evaluasi perawat/ objektif
“Ternyata ibu/bapak masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang ya
ibu/bapak”.
Rencana lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak Mau berapa kali sehari
mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa?
kalau sore jam berapa? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi setelah
ibu/bapak melakukan kegiatan mandi”
Tempat : “ibu/bapak mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam kamar ibu/bapak
besok bagaimana?”

SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-2


Orientasi
Salam Terapeutik “ Selamat pagi, masih ingat dengan saya ibu/bapak?
Evaluasi/Validasi: “Saya lihat dari tadi ibu/bapak memegang kepala, kenapa ibu/bapak?
Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah melakukan kegiatan mandi?”
Kontrak: Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang berhias diri?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak mau kita
ngobrolnya 20 menit saja ya”.
Tempat: “Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita ngobrolnya diruang
ini saja ya”.

Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi? Apa yang ibu/bapak lakukan setelah
mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan berdandan”
“Apa ibu/bapak sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan kering.
Berganti pakaian yang bersih 2 kali sehari. Sekarang coba ibu/bapak lakukan menggangti
pakaian. Bagus sekali ibu/bapak kerja yang bagus. Sekarang setelah menggunakan
pakaian yang baik kita akan latihan berdandan supaya ibu/bapak tampak rapi dan cantik”
“Kira-kira apa alat yang ibu/bapak butuhkan untuk berdandan? Bagus sekali ibu/bapak
alat yang digunakan adalah sisir, bedak dan kaca”
“Setelah ibu/bapak memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut yang rapi.
Bagus ibu/bapak, sekarang ambil bedak dan bedaki muka ibu/bapak rata dan tipis. Bagus
sekali ibu/bapak bisa melakukan nya dengan baik”.

Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah latihan berdandan?”
Evaluasi perawat/objektif: “ibu/bapak terlihat segar dan cantik/ganteng”
d. Tindakan lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak sehabis ibu/bapak
melakukan kegiatan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan
benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
e. Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara makan yang
baik dan benar”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai jadwal
makan ibu/bapak”
Tempat: “Siang nanti kita latihan makan yang baik diruang makan, bagaimana
menurut ibu/bapak?”
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic


Course). Jakarta: EGC
Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.
Damaiyanti Mukhripah,dkk.2012.Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika
Aditama

Anda mungkin juga menyukai