Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PEMERINTAHAN

DARI MASA KE MASA

PPKn
PERIODISASI

ASPEK ’45-‘49 ’49-‘50 ’50-‘59


Lama periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 – 5
27 Desember 1949 17 Agustus 1950 Juli 1959
Bentuk negara Kesatuan Serikat Kesatuan
Bentuk pemerintahan Republik Republik Republik
Sistem pemerintahan Presidensial Parlementer Semu Parlementer
Konstitusi UUD 1945 RIS 1949 UUDS 1950
Presiden Ir. Soekarno Ir. Soekarno Ir. Soekarno
Wakil Presiden Moh. Hatta Moh. Hatta Moh. Hatta (sd 1956)
Alasan Berganti Terdapat pemabagian Adanya kekacauan Pergantiaan kabinet
kekuasaan yang politik yang terlalu cepat
menyebabkan
pergantian sistem
pemerintahan

ASPEK D.TERPIMPIN ORDE BARU REFORMASI


Lama periode 5 Juli 1959 – 11 11 Maret 1966 – 21 Mei 21 Mei 1998 – 20
Maret 1966 1998 Oktober 1999
Bentuk negara Kesatuan Kesatuan Kesatuan
Bentuk Republik Republik Republik
pemerintahan
Sistem Presidensial Presidensial Presidensial
pemerintahan
Konstitusi UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945
Presiden Ir. Soekarno Soeharto BJ Habibie
Wakil Presiden - 1. Hamengku Buwono -
(73 - 78)
2. Adam Malik (78 - 83)
3. Umar W. (83 - 88)
4. Soedharmono (88 -
93)
5. Tri Sutrisno (93 - 98)
6. BJ Habibie
Alasan Berganti Hilangnya Kekuasaan presiden Masalah Timor-Timur,
kewibaan yang teralu luas Gerakan Aceh
Soekano sebagai menyebabkan Merdeka, Organisasi
presiden dan pelanggaran sosial, Papua Merdeka
adanya korupsi merajalela,
perjanjian banyak nyawa yang
Linggarjati melayang

ASPEK REFORMASI REFORMASI REFORMASI


Lama periode 20 Oktober 1999 – 23 23 Juli 2001 – 20 20 Oktober 2004 –
Juli 2001 Oktiber 2004 20 Oktober 2014
Bentuk negara Kesatuan Serikat Kesatuan
Bentuk Republik Republik Republik
pemerintahan
Sistem Presidensial Parlementer Semu Parlementer
pemerintahan
Konstitusi UUD 1945 RIS 1949 UUDS 1950
Presiden KH Abdurrahman W. Megawati S. Susilo Bambang Y.
Wakil Presiden Megawati S. Hamzah Haz 1.Jusuf Kalla (04-
09)
2.Boediono (09-14)
Alasan Berganti Ketidakhadiran dan Habis masa jabatan Habis masa jabatan
penolakan memberi
pertanggungjawaban
dalam sidang MPR dan
mengeluarkan dekrit

ASPEK REFORMASI
Lama periode 20 Oktober 2014 - sekarang
Bentuk negara Kesatuan
Bentuk pemerintahan Republik
Sistem pemerintahan Presidensial
Konstitusi UUD 1945
Presiden Joko Widodo
Wakil Presiden 1.Jusuf Kalla (2014-2019)
2.Ma’ruf Amin (2019-sekarang)
Alasan Berganti -
PERISTIWA
1. Tahun 1945 – 1949
Peristiwa-peritiwa yang pernah terjadi pada tahun 1945-1949, antara lain :
 Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945
Soekarno dan Moh. Hatta menyatakan proklamasi dan kemerdekaan Republik
Indonesia. Ini dilakukan di Jakarta dan agar Indonesia bisa menjadi sebuah
negara.
 Kembalinya Belanda bersama Sekutu pada 31 Desember 1945
Pada akhir tahun 1945, pasukan marinir Belanda mendarat di Tanjung Priok untuk
mencoba menguasai kembali Indonesia.
Terjadi pertempuran antara rakyat Indonesia melawan Sekutu dan NICA
 Ibukota berpindah ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946
Soekarno dan Moh. Hatta pindah ke Yogyakarta dan dengan begitu, Ibukota RI
pindah ke Yogyakarta beserta pemerintahnya
 Perjanjian Malino pada 1 Juli 1946
Konferensi Malino dilakukan untuk membentuk negara-negara di daerah baru
yang diserahterimakan oleh Inggris dan Australia. Negara-negara tersebut akan
menjadi imbangan terhadap RI
 Perjanjian linggarjati pada 25 Maret 1947
Perundingan Linggarjati disetujui oleh wakil dari Indonesia dan Belanda. Hasilnya
adalah Belanda mengakui atas kekuasaan de facto di Indonesia.
 Perjanjian renville pada 17 Januari 1948
Perundingan Renville disetujui kedua pihak. Hasil dari perundingan ini merugikan
Indonesia karena mengecilnya wilayah RI dan Belanda terus mencoba
menghancurkan RI dengan blokade ekonominya.
 Agresi militer I pada 21 Juli 1947
Belanda melakukan Agresi Militer terhadap RI agar dapat menguasai wilayah-
wilayah RI kembali.
 Permintaan gencatan sejnjata pada 31 Juli 1947
PBB meminta agar RI dan Belanda segera meminta Genjatan Senjata sejak 4
Agustus 1946 untuk menanggapi Agresi Militer Belanda I
 Penyerahan mandat pada 23 Januari 1948
Amir Sjarifoeddin, Perdana Menteri RI, menyerahkan mandatnya kepada
Seokarno dan kabinetnya diganti oleh Kabinet Moh. Hatta.
 Pembentukan BFO pada 1 Maret 1948
Van Mook mengumumkan bahwa Belanda akan membentuk sebuah Pemerintahan
Federal dalam nama BFO
 Agresi militer II pada 19 Desember 1948
Belanda Melakukan Agresi Militer II ketika Indonesia sedang mengalami masalah
dalam pemerintahannya. Belanda menduduki Yogyakarta kemudian menangkap
Soekarno dan Moh. Hatta.
 Pembentukan PDRI pada 22 Desember 1948
Meneteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara berhasil membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittingi. Dengan
terbentuknya PDRI, pemerintahan Indonesia dapat berjalan secara lancar lagi.
 Sidang PBB pada 24 Januari 1949
Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang untuk menanggapi Agresi MIliter
Belanda II dan mengeluarkan sebuah resolusi.
 Perundingan Roem-Roijen pada 14 April 1949
PBB mengadakan Perundingan Roem-Roijen di Hotel Des Indes, Jakarta. Hasil
dari kejadian ini adalah bahwa RI dan Belanda bersepakat untuk menghentikan
tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan. Selain itu,
Belanda akan mengembalikan Yogyakarta ke RI dan kedua pihak bersetuju untuk
mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
 Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949
Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Yogyakarta yang seblumnya telah dikuasai
kembali oleh TNI
 Pemerintahan kembali ke Yogyakarta pada 13 Juli 1949
PDRI di Sumatera mengembalikan mandat kepada pemerintahan pusat di
Yogyakarta.
 Persiapan KMB pada 19 Juli 1949
RI melakukan persiapan untuk Konferensi Meja Bundar (KMB) dengan
melakukan perundingan dengan BFO. Dilaksanakan 19-22 Juli di Yogyakarta dan
30 Juli-2 Agustus di Jakarta.
 Konferensi meja bundar pada 23 Agustus 1949
KMB berlangsung di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 Novermber
1949. Hasil dari konferensi ini adalah bahwa Belanda akan menyerahkan
kedaulatan atas Hindia Belanda kepada RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat
secara penuh dan tanpa syarat.
 Pemilihan presiden dan Kabinet RIS pada 16 Desember 1949
Pada tanggal 16 Desember 1949, Soekarno dipilih sebagai Presiden dan dilantik
pada tanggal 17 Desember 1949. Soekarno pun membentuk kabinet RIS dengan
Moh. Hatta pada tanggal 20 Desember 1949.
 Penyerahan kedaulatan 27 Desember 1949
Pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan atas Hindia
Belanda kepada RIS di Den Haag. Hari ini dilihat sebagai hari pengakuan
kedaulatan Indonesia sebab Inodnesia telah merdeka dan berdaulat sejak 17
Agustus 1945

2. Tahun 1949 – 1950


Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan delegasi Belanda
menghasilkan keputusan pokok bahwa kerajaan Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS
selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Dengan ditetapkannya
konstitusi RIS, sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun
karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut
Parlementer semu.

3. Tahun 1950 – 1959


Peristiwa – peristiwa yang terjadi pada tahun 1950 sampai 1959, antara lain :
 Kabinet Natsir pada 6 September 1951
 Kabinet Wilopo pada 3 April 1952
 Kabinet Sukiman pada 27 April 1952
 Kabinet Ali Sastroamijoyo pada 31 Juli 1953
 Kabinet Burhanuddin Harahap pada 12 Agustus 1955
 Pemilu 1955 I pada 29 September 1955
Dilaksanakan pemiluan angota-angota DPR yang berjumlah 272 orang.
 Pemilu 1955 II pada 15 Desember 1955
Dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota dewan konstituante yang akan
bertugas menyusun UUD yang tetap.
 Kabinet Ali Sastroamijoyo II pada 24 Maret 1956
 Kabinet Djuanda pada 9 April 1957
 Akhir masa Demokrasi Liberal pada 5 Juli 1959
Akhir masa demokrasi liberal adalah saat keluarnya dekrit presiden pada tanggal 5
Juli 1959.

4. Demokrasi Terpimpin
Dimulainya demokrasi terpimpin ditandai berakhirnya demokrasi liberal serta
merupakan akibat dari Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Demokrasi ini menyebabkan
struktur ekonomi Indonesia yang menjurus etatisme. Peristiwa yang terjadia pada
demokrasi terpimpin, antara lain :

 20 November 1956 – 29 Mei 1961: Pemberontakan PRRI di Sumatera


Pemberontakan PPRI ini ditunjukan untuk memperjuangkan hak rakyat yaitu
penuntutan alokasi Dana pembangunan di setiap daerah secara adil.
 Pemberontakan G30S PKI pada 30 September 1965
Pemberontakan/ peristiwa G-30-S/PKI ini terjadi pada tanggal 30 september
1965. Terjadinya peristiwa ini karena PKI menganggap Angkatan darat
merupakan penghalang utama untuk menjadikan Indonesia negara komunis.
Hingga akhirnya, PKI berhasil membunuh dan menculik enam perwira tinggi
Angkatan darat. Ke enam perwira ini pun disiksa dan dibunuh. Mayat keenam
perwira ini dimasukkan ke dalam sumur kering dengan kedalaman 12 meter.
Para pemberontak kemudian menyumbat luabang tersebut dengan sampah dan
dedaunan kering.
 25 Oktober 1965 terjadi Kesatuan Aksi Perintis Lahirnya Orde Baru
Salah satunya adalah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan ada
juga KAPPI (kesatuan aksi pemedu pelajar Indonesia). Organisasi ini
mengajukan tuntunan yang terkenal dengan nama Tri Tuntutan Rakyat
(TRITURA)

5. Orde Baru
Demokrasi terpimpin berakhir karena krisis kewibawaan dan akhirnya digantikan
dengan orde baru. Peristiwa yang terjadi pada Orde Baru, sebagai berikut :
  29 Mei – 11 Agustus 1966 : Normalisasi hubungan dengan Malaysia
Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan yang tidak baik. Oleh sebab itu,
pemerintah orde baru berniat melakukan normalisasi hubungan Indonesia
dengan Malaysia.
 28 September 1966 : Indonesia menjadi anggota PBB
Indonesia bergabung dengan PBB dan tercatat sebagai anggota yang 60.
Tetapi, Indonesia pernah keluar dari PBB karena Malaysia memasuki PBB.
Akibat Indonesia keluar dari PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan
internasional, kenyamanan dan kebersamaan hidup dengan bangsa lain tidak
dapat dirasakan lagi dan pembangunan negara menjadi terhambat sehingga
berdampak pada kehidupan rakyat.
 Indonesia menjadi anggota ASEAN pada 8 Agustus 1967
Masuknya Indonesia ke dalam ASEAN merupakan langkah maju dalam
menata kembali pelaksanaan politik bebas aktif. Sejak menjadi anggota
ASEAN, Indonesia memperoleh manfaat yang besar bagi kemajuan negara.
 Repelita I (1969 – 1974)
Repelita pertama ini bertujuan atau fokus memenuhi kebutuhan infrastruktur
dengan penekanan pada bidang pertanian.
 Repelita II (1974 – 1979)
Repelita yang kedua ini bertujuan atau fokus meningkatkan pembangunan di
pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi
 Repelita III (1979 – 1984)
Repelita yang ketiga ini bertujuan atau fokus  menekankan bidang industri
padat karya untuk meningkatkan ekspor.
 Repelita IV (1984 – 1989)
Repelita yang keempat ini bertujuan atau fokus menciptakan lapangan kerja
baru dan industri.
 Repelita V (1989 – 1994)
Repelita yang kelima ini bertujuan atau fokus menekankan bidang
transportasi, komunikasi dan pendidikan.
 Juli 1997: Jatuhnya pemerintahan Orde Baru
Kemajuan yang telah dicapai pemerintah Orde baru di berbagai bidang seperti
tidak bermakna apa-apa. Indonesia dilanda krisis keuangan. Di pasaran mata
uang dunia, nilai rupiah terus merosot terhadap Dollar Amerika.
 Gerakan Reformasi pada 1998
Dalam kondisi krisis, muncul tuntunan agar segera dilakukan upaya pemulihan
kondisi ekonomi dan politik Indonesia. Massa mahasiswa dan beberapa tokoh
nasional mengajukan tuntunan yang dikenal dengan tuntutan gerakan
reformasi.

6. Reformasi
a. BJ Habibie
 Dimulai kerjasaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
 Terjadinya referendum atas Timor-Timur yang mengakibatkan berpisahnya
daerah tersebut dengan Indonesia
 Sempat tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya
 Melakukan liberalisasi pemberian kebebasan pers, kebebasan berpendapat,
dan pencabutan UU Subversi
b. KH Abdurrahman Wahid
 Banyak bermunculan gerakan separatisme yang berkembang di Aceh, Maluku,
dan Papua
 Banyak kebijakan Abdurrahman W. yang ditentang oleh MPR/DPR
 Terjadi skandal Buloggate dan Bruneigate
 Terhentinya pemeriksaan terhadap mantan presiden Soeharto atas dugaan
korupsi
 Terjadinya berbagai kerusuhan dan peristiwa pemboman. Contoh : kerusuhan
Poso dan Bom Kedubes Malaysia di Kuningan, Jakarta
 Kekerasan antar etnis Dayak dan Madura di Kalimantan
 Penghentian bantuan moneter oleh IMF
 Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung DPR/MPR
menuntut turunnya Presiden Abdurrahman Wahid
c. Megawati Soekarnoputri
 Muncul otonomi daerah yang terlalu luas
 Media massa dan pers terbuka
 Pemilihan umum berlangsung secara luberjurdil (langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil)
 Pada era ini, pemerintah telah terlihat jelas mengandalkan privatisasi BUMN,
yakni menjual apa yang sudah dibangun oleh pemerintah sebelumnya
d. SBY
 Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) menjadi prioritas penting
 Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara
pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan
mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh
e. Joko Widodo
 Dalam hal stabilitas politik dalam negeri, pemerintah terus menjaga dengan
mewujudkan rasa aman serta memastikan ruang dialog untuk terus
meningkatkan kualitas demokrasi
 Memastikan perlindungan dan rasa aman, pemerintahan yang bersih, kemajuan
desa dan daerah-daerah pinggiran serta tegaknya sistem hukum sebagai
prioritas dalam pembangunan di bidang politik

Anda mungkin juga menyukai