Disusun oleh:
Nama : Umi kalsum
NIM : 1714440011
Kelas : Pendidikan Biologi Bilingual
Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono
2011).Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu
treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam
pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan
tindakan lain.
Penelitian Eksperimen Dalam Pendidikan
Menurut Sukardi (2011), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan
menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan
dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan
adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki
oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat;
(b) lebih mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati
keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.Selain itu, penelitian eksperimen
juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai
berikut: (1) metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di
dalam keadaan yang tidak bias; (2) penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum
teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
(3) Karakteristik Penelitian Eksperimen.
Ket:
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = Observasi (variabel dependent).
Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi treatment
atau perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel
independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (0).
Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian setelah bulan
diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas kerja diukur
dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru dengan produktivitas
setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan alat baru produktivitasnya
l50/jam dan setelah menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat
baru adalah 500 – 150 = 350/jam.
(2) the one group pretest-posttest design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design,
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut.
Ket:
O1=nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2=nilai posttest (setelah diberi diklat)
Contoh : Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1).
(3) the static-group comparison.
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu
memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak mendapatkan
stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah
meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup
tersebut harus dipilih secara acak.
Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup
yang tidak diberi perlakuan.Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel
luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan
sebagai berikut.
Ket:
O1=hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2=hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakukan = O1 – O2
Contoh:
Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam melaksanakan
pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (01), dan setengahnya lagi dengan
lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu diukur produktivitas kerjanya.
Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas
kerja adalah (01 – 02). Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experimen
itu bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol. sehingga Validitas internal penelitian menjadi rendah.
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam
penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik
t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signinkan.
(2) posttest-only control group design
Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis
dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda
secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3).
c. Factorial Design
Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan
digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest
yang sama.
d. Quasi Experiments
Quasi Experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini
merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat
melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk
melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan
random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
(a) Time-Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda. berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan
keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain
penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok
kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 =
O6 = O7 = O8. Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – ( O1 + O2+
O3 + O4 )..
Gambar 4.2 Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain Time Series
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah diberi
perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).Grafik B
memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen,
tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai
contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah
kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan
pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus.
Graflk D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
Contoh:Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat
kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu
kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah
lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam
pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah
derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi
terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (02-O1) – (O4 O3)..
Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in Education.
3rdEdition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Campbell, Donald T and Stanley, Julisn C. Experimental and Quasi Experimental Designs for
Research, London. Houghton Meflin Compsny Boston
Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Analsis & Application. 2nd
Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.