5444 61 10943 1 10 20171002 PDF
5444 61 10943 1 10 20171002 PDF
ABSTRACT
Cake is one of the products bakeries. The main ingredient on the production of cake is wheat.
Until now, Indonesia still imports wheat from other countries. Thus, to reduce wheat consumption
can use food diversification such as pumpkin and jack bean. Jack bean (Canavalia ensiformis L.) has
protein and carbohydrate content 24% and 25% respectively. Pumpkin (Cucurbita moschata Durch)
is one of the agricultural commodities has protein and carbohydrate content 1,1,% and 6,6%
respectively. The purpose of this research are to know the effect of pumpkin and jack bean flour on
the physic and organoleptic characteristic of cake, to know the best formulation of pumpkin and jack
bean flour. The best treatment cake is P5 (50% flour: 10% yellow pumpkin flour: 40% jack bean
flour). Cake was 0hue at 92,20 which shows yellowish white color, chroma value at 22,26,
expandability is 230,38%, staleness of day 0 at 42,72%, Δ change on day 0 to1 by 1.96%, Δ change
on day 1 to 2 by 2.73%, effectivity test at 0,54% , Water content 38,26%, ash content 0,96%, fat
content 4,01%, protein content 28,28%, and carbohydrate content 31,47%.
45
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
karbohidrat 6,6% dengan jumlah produksi metil blue, benzene, kertas saring dan
labu kuning menurut departemen pertanian alumunium foil.
2012 di jawa timur tahun 2011 mencapai
24,2 % atau 42,197 ton (Sudarto,2000). Tahapan Penelitian
Substitusi tepung labu kuning dan tepung Pembuatan tepung labu kuning
koro pedang diharapkan bisa digunakan Menurut Hendrasty (2003), pertama
sebagai bahan pembuatan cake, serta dapat melakukan pengupasan kulit, memisahkan
meningkatkan sifat organoleptik yang akan jonjot dan daging buahnya. Kemudian
mempengaruhi daya terima di masyarakat. daging buah dibersihkan hingga bersih dan
Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dilakukan pengecilan ukuran hingga
untuk mengetahui pengaruh penggunaan ukuran ± 2 mm. Kemudian pengeringan
tepung labu kuning dan tepung koro dilakukan dua kali, pengeringan
pedang terhadap karakteristik fisik dan menggunakan sinar matahari selama 2 jam
organoleptik cake, untuk mengetahui dilakukan untuk mengurangi kandungan
formulasi penggunaan tepung labu kuning air yang terdapat dalam labu
dan tepung koro pedang yang tepat kuning,selanjutnya pengeringan oven
sehingga dihasilkan cake dengan pada suhu 60oC selama 24 jam,
karakteristik fisik, kimia yang baik dan pengeringan bertujuan untuk mengurangi
disukai. kadar air yang terdapat dalam labu kuning.
Selanjunya dilakukan pengalusan
METODE PENELITIAN menggunakan blander, penghalusan ini
bertujuan untuk mengecilkan ukuran,
Alat dan Bahan kemudian dilakukan pengayakan 80 mesh,
Alat yang digunakan pada pembuatan pengayakan ini bertujuan untuk
tepung labu kuning, tepung koro pedang menyeragamkan ukuran sehingga hampir
dan cake adalah pisau, kompor, gas, sama dengan tepung.
saringan, ayakan, dandang, pasrahan,
blander (Philips), panci, oven, loyang, Pembuatan tepung koro pedang
mixer, neraca analitik (Ohaus, USA), Pembuatan tepung koro pedang
sendok, wadah, solet. Peralatan yang sesuai dengan cara Nafi’ et al. (2015).
digunakan untuk analisis adalah peralatan Pencucian koro pedang dilakukan untuk
gelas (glassware), colourreader (CR-10 menghilangkan kotoran yang ada pada
Minolta, Japan), oven (Selecta), loyang, koro pedang. Kemudian perendaman
kurs porselen, tanur pengabuan (merek selama 48 jam dengan penggantian air
Naberthem), penjepit cawan, spatula, labu setiap 6 jam, perendaman ini dilakukan
khejdahl Buchi, kamera, soxhlet, destilator untuk menghikangkan HCN yang terdapat
Buchi K-355, pnetrometer, mortar dan alu. pada koro pedang. Selanjutnya dilakukan
Bahan yang digunakan dalam perebuasan selama 1 jam dengan wadah
penelitian ini labu kuning (Cucurbita terbuka agar sisa-sisa HCN yang terdapat
moschata Durch) diperoleh dari pasar pada koro pedang dapan keluar bersama
Situbondo kabupaten Situbondo, koro dengan uap, selanjutnya dicuci dan
pedang (Canavalia ensiformis) diperoleh tiriskan. Dilakukan pengupasan dan
dari kecamatan Cerme kabupaten penirisan selanjutnya dilakukan
Bondowoso, terigu segitiga biru dengan pengeringan. Proses pengeringan
kandungan protein sedang, gula halus, dilakukan pada suhu 60oC selama 24 jam.
telur, margarin, ovalet, kertas kue, air. Kemudian dilakukan penepungan dengan
Bahan kimia yang digunakan HCl, NaOH, pengalusan menggunakan blander,
H2SO4, aquades, asam borat, selenium, kemudian dilakukan pengayakan 80 mesh,
pengayakan ini bertujuan untuk
46
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
47
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
pada perlakuan P0 sebesar 4,44 sedangkan Nilai kesukaan aroma cake tertinggi
nilai kesukaan rasa terendah sebesar 3,28 terdapat pada perlakuan P0 3,92
pada P1. Rasa cake P0 lebih disukai sedangkan nilai kesukaan aroma terendah
panelis dikarenakan panelis masih terbiasa sebesar 3,32 pada P1. Aroma cake P0 lebih
dengan rasa cake yang terbuat dari terigu disukai panelis dikarenakan panelis masih
dibandingkan rasa cake P1, hal ini terbiasa dengan aroma cake yang terbuat
dikarenakan penambahan tepung labu dari terigu dibandingkan rasa cake P1,
kuning tertinggi terdapat pada cake dengan dikarenakan cake P1 memiliki
formulasi P1. penambahan tepung labu kuning lebih
banyak. Aroma cake yang dihasilkan
6 4,44 dipengaruhi oleh penambahan tepung labu
Nilai kesukaan rasa
5 3,28 3,32 3,44 3,48 3,52 3,36 kuning. Hendrasty (2003) menyatakan
4 tepung labu kuning memiliki karakteristik
3 aroma khas langu, sehingga panelis kurang
2 menyukai cake yang memiliki
1 penambahan tepung labu kuning lebih
0 banyak.
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
Perlakuan Tekstur
Gambar 2. Nilai kesukaan rasa cake Hasil uji friedman menunjukkan
bahwa substitusi tepung labu kuning dan
Menurut Kristianingsih (2010), tepung koro pedang berpengaruh nyata
semakin sedikit penambahan tepung labu terhadap kesukaan tekstur cake. Uji
kuning maka rasa cake yang dihasilkan kesukaan tekatur cake dapat dilihat pada
manis dan gurih seimbang. Sebaliknya jika Gambar 4.
penambahan tepung labu kuning semakin
banyak maka cake yang dihasilkan masih 5 3,92 3,32 3,44 3,44 3,48
3,12 3,16
Nilai kesukaan tekstur
6 3,92
3,72 3,52 3,48
5 3,32 3,36 3,40 terdapat pada perlakuan P0 sebesar 3,92
4 sedangkan nilai kesukaan tekstur terendah
3 sebesar 3,12 pada P1. Tekstur cake P0
2 lebih disukai panelis dikarenakan tekstur
1 cake P0 lebih lembut daripada P1,
0
dikarenakan penambahan tepung labu
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 kuning yang lebih banyak. tepung labu
Perlakuan kuning memiliki sifat higroskopis
sehingga mudah menyerap air yang
Gambar3. Nilai kesukaan aroma cake membuat tepung sedikit menggupal.
48
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
Nilai chroma
tepung yang digunakan akan semakin 25 21,34 22,26 21,66
halus tekstur cake. Semakin rendah jumlah 20
penambahan tepung labu kuning cake yang 15
dihasilkan akan semakin lembut. 10
5
Keseluruhan 0
Hasil uji friedman menunjukkan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
bahwa substitusi tepung labu kuning dan Perlakuan
tepung koro pedang berperngaruh nyata
terhadap penilaian keseluruhan cake. Uji Gambar 6. Nilai chroma cake
kesukaan keseluruhan cake dapat dilihat
pada Gambar 5. Menurut Hardiyanti et al. (2005)
chroma adalah intensitas warna dari suatu
produk atau bahan makanan. Semakin
Nilai kesukaan keseluruhan
3,92
5 3,32 3,48 3,60 3,72 3,84 3,68 tinggi intensitas warna (chroma) semakin
4 pekat. Perlakuan P1 memiliki nilai
3 tertinggi sebesar 25,21 yang menunjukkan
2 cake lebih pekat daripada pelakuan lain.
1
Hal ini dikarenakan penambahan tepung
labu kuning yang lebih banyak sehingga
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
membuat cake menjadi lebih pekat.
Sedangkan nilai chroma terendah 21,34
Perlakuan
terdapat pada pelakuan P0.
Gambar 5. Nilai kesukaan keseluruhan cake
Warna (hue)
Nilai kesukaan keseluruhan cake Hasil sidik ragam taraf 5% dapat
tertinggi terdapat pada perlakuan P0 diketahui bahwa substitusi tepung labu
sebesar 3,92 sedangkan nilai kesukaan kuning dan koro pedang berpengaruh
keseluruhan terendah sebesar 3,32 pada nyata terhadap warna cake yang
P1. Secara keseluruhan panelis masih dihasilkan. Hasil pengamatan hue dapat
menyukai cake yang berbahan dasar 100% dilihat pada Gambar 7.
terigu, dikarenakan panelis masih terbiasa
dengan cake pada umumnya. Nilai 120
kesukaan tertinggi yang mendekati P0 ada 100 91,45 94,82 94,29 93,42 93,20 92,20 91,18
pada perlakuan P5. Berdasarkan hasil uji
Nilai hue
80
organoleptik cake yang dapat diterima oleh
60
panelis adalah cake dengan perlakuan P0
dan P5. 40
20
Sifat Fisik Cake 0
Warna (Chroma) P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
Hasil sidik ragam taraf 5% dapat Perlakuan
diketahui bahwa substitusi tepung labu Gambar 7. Nilai hue Cake
kuning dan koro pedang berpengaruh
nyata terhadap chroma cake yang Menurut hutching (1999) range
dihasilkan. Hasil pengamatan chroma sudut hue antara 90-126 menunjukkan
dapat dilihat pada Gambar 6. deskripsi warna terdapat pada range
kuning. Semakin besar nilai (hue) maka
49
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
warna akan semakin kuning pekat. dikarenakan tepung labu kuning memiliki
Perbedaan warna cake disebabkan karena sifat higroskopis sehingga mudah
formulasi penambahan tepung labu kuning menyerap air dan membuat tepung sedikit
yang berbeda. Pada perlakuan P0 memiliki menggupal. Semakin banyak penambahan
nilai 91,45 dengan warna putih tepung koro pedang cake yang dihasilkan
kekuningan sedangkan pada perlakuan P6 memiliki pori-pori yang lebih seragam.
memiliki warna yang hampir sama dengan
kontrol sebesar 91,18 dibandingkan Daya kembang
dengan perlakuan lain. Cake yang Hasil sidik ragam taraf 5% dapat
dihasilkan lebih putih kenuningan diketahui bahwa substitusi tepung labu
dikarenakan pada perlakuan P6 tanpa kuning dan koro pedang berpengaruh
penambahan tepung labu kuning dan nyata terhadap daya kembang cake yang
tepung koro pedang memiliki warna dihasilkan. Hasil pengamatan daya
tepung putih dibandingkan tepung labu kembang dapat dilihat pada Gambar 9.
kuning. Menurut Gilang et al. (2013)
tepung koro pedang memiliki derajat putih 300
236,98 235,07
85,05 yang mendekati terigu 86,5. Hal ini Nilai daya kembang (%) 207,81 214,06 221,88 225,52 230,38
250
yang menyebabkan warna cake menjadi
putih kekuningan. 200
150
Kenampakan irisan 100
Kenampakan irisan dilakukan
dengan memotret hasil irisan dari cake dan 50
diamati kenampakan pori-pori cake. Irisan 0
cake yang baik memiliki pori-pori halus, P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
seragam, merata, dam nampak kecil-kecil.
Kenampakan irisan cake dapat dilihat pada Perlakuan
Gambar 8. Berdasarkan hasil penelitian
Gambar 9. Nilai daya kembang cake
untuk kenampakan irisan cake memiliki
rongga-rongga yang hampir sama.
Nilai daya kembang yang tinggi ada
pada perlakuan P0 dengan nilai sebesar
236,98 dan terendah ada pada P1 sebesar
207,81. Daya kembang cake yang
mendekati P0 adalah pada perlakuan P6
sebesar 235,07. Semakin banyak
penggunaan tepung koro pedang cake
yang dihasilkan semakin mengembang, hal
ini dikarenakan protein dari koro pedang
mempunyai sifat menyerap dan mengikat
Gambar 8. Nilai kenampakan irisan cake air yang tinggi, mempunyai kemampuan
sebagai pengemulsi dan pembentukan busa
Kenampakan irisan cake terkait (Subagio et al., 2003).
dengan bahan dan proses pencampuran.
Perlakuan P0 memiliki kenampakan pori- Staleness Cake
pori yang seragam, dibandingkan dengan Hasil sidik ragam taraf 5% dapat
perlakuan yang lain. Dilihat dari diketahui bahwa substitusi tepung labu
kenampakannya perlakuan P1 memiliki kuning dan koro pedang berpengaruh tidak
pori-pori yang kurang rata dan besar, nyata terhadap tekstur cake yang
50
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
0,38 0,39
∆ Tekstur (mm/g)
51
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
dalam tepung terigu. Meski labu kuning perlakuan P0 (100% terigu) memiliki
sudah dijadikan tepung namun pektin kadar lemak sebesar 2,99%, perlakuan P4
dalam labu kuning tidak rusak bahkan (50% terigu : 20% tepung labu kuning :
dapat mengikat air dengan baik (Saragih, 30% tepung koro pedang) memiliki kadar
2007). lemak 3,94% dan perlakuan P5 (50%
terigu : 10% tepung labu kuning : 40%
50 37,81 38,34 38,26 tepung koro pedang) memiliki kadar lemak
Kadar air (%)
Kadar lemak
Kadar lemak cake berkisar antara
2,99% - 4,01% (Gambar 15). Berdasarkan
hasil uji kadar lemak menunjukkan pada
52
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
40 33,83 31,47
30 Chorinthian. 2008. Studi Tentang Industri dan
Pemasaran Tepung Terigu di Indonesia.
(%)
20
10 PT. Cirinthian Infopharma Corpora,
0 Jakarta.
P0 P4 P5 Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Perlakuan 1996. Daftar Komposisi Bahan
Gambar 17. Kadar Karbohidrat cake Makanan. Bhatara Karya Aksara.
Jakarta.
Nafi’. A., Diniyah, N., dan Febriani, T. 2015.
KESIMPULAN Karakteristik fisikokimia dan fungsional
Formulasi penggunaan tepung labu teknis tepung koro kratok (Phaseolus
kuning dan koro pedang terhadap terigu lunatus L.) termodifikasi yang
pada pembuatan cake berpengaruh nyata diproduksi secara fermentasi spontan.
terhadap kesukaan warna, rasa, tekstur, Agrointek, 9 (1): 24-32.
keseluruhan, warna (hue dan chroma), Hendrasty, H.K. 2003. Tepung Labu Kuning
daya kembang, staleness, kadar abu, kadar Pembuatan dan Pemanfaatannya.
lemak, kadar protein dan kadar Kanisius, Yogyakarta.
53
Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) …
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
Iriani, Vanti Rippi. 2011. “Pembuatan dan Windrati, W. S., Nafi’, A., dan Augustine, P.
Analisis Kandungan Gizi Tepung Labu D. 2010. Sifat Nutrisional protein rich
Kuning”. Skripsi. Fakultas Teknologi flour (PRF) koro pedang (Canavalia
Industri. Universitas Pembangunan ensiformis L.). Jurnal Agrotek, 4 (1):
Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur, 18-26.
Surabaya.
Imzalfida, M. 2016. Pengaruh substitusi
tepung gembili (Dioscorea esculenta
Linn.) terhadap sifat organoleptik
chiffon cake. e-Journal Boga, 5 (1): 54-
62.
Kristianingsih, Z. 2010. “Pengaruh Substitusi
Labu Kuning Terhadap Kualitas
Brownies Kukus”. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang.
Saragih, B., O. Ferry, dan Sanoya, A. 2007.
Kajian Pemanfaatan Tepung Bonggol
Pisang (Musa paradisiaca Linn)
sebagai Substitusi Tepung Terigu.
Dalam Pembuatan Mie Basah.
Universitas Mulawarman, Samarinda.
See, E. F., Wan, N. W. A., dan Noor A. A. A.,
2007. Physico-chemical and sensory
evaluation of breads supplemented with
pumpkin flour. ASEAN Food Journal,
14 (2) :123-130.
Subagio, A., Windarti,W.S., dan Witono, Y.
2003. Pengaruh Penambahan Isolat
Protein Koro Pedang (Canavalia
ensiformis L.) terhadap karakteristik
cake. Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan, 14 (2): 136-143.
Subagio, A., Witono, Y., dan Wiwik, S.W.
2002. Protein albumin dan globumin
dari beberapa jenis koro-koroan di
indonesia. Prosiding Seminar Nasional
PATPI Kelompok Gizi dan Keamanan
Pangan, pp: 143-151.
Sudarto, Y. 2000. Budidaya Wuluh. Kanisius,
Yogyakarta.
Verdagustiana. I. 2008. Aplikasi Produk
Interaksi Antara Protein Koro Pedang
(Canacalia ensiformis L) dan Gum
Xanthan Dengan Penambahan Dextrin
Pada Pembuatan Cake. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas
Jember.
54