PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut data Subdit diare Depkes RI, hasil survei menunjukan dari tahun
2000 sampai 2010 tren penyakit diare menunjukan kecenderungan insiden
naik. Pada tahun 2000 angka kejadian diare 301 per 1000 penduduk, tahun
2003 naik menjadi 374 per 1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 per
1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411 per 1000 penduduk
(Kemenkes RI, 2011).
Selain itu, penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi
lebih lanjut diare akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan
kematian. Data terakhir dari Kementrian Kesehatan menunjukan bahwa diare
menjadi pembunuh nomor satu penyebab kematian bardasarkan umur pada
anak balita atau kelompok umur 1-4 tahun (Kemenkes RI, 2011).
Data menunjukkan diare menjadi salah satu penyakit yang masuk peringkat
10 besardi ditemukan di 288 puskesmas-puskesmas di Lampung.Menurut
Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Asih Hendrastuti, berdasarkan
data riset kesehatan dasar Diskes Lampung tahun 2011, terdapat 164.843
orang berobat di 288 puskesmas se-Lampung, dan penyakit diare menduduki
peringkat kedua.
Lampung
173.710
Kasus ISPA di Indonesia pada tiga tahun terakhir menempati urutan pertama
penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (2013), 29,47% (2014) dan
63,45% (2015). Selain itu, penyakit ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak di rumah sakit (Kemenkes RI, 2015).
1.2. Permasalahan
Penyakit Diare dan Ispa masih menjadi masalah di Desa Pasar erih RT 002
Taman Sari, Gedung Tataan,Kabupaten Pesawaran, Lampung
1.3. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus
1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan tentang penyakit
berbasis lingkungan.
b. Meningkatkan input yang memiliki kegunaan untuk mengembangkan
hasil praktek lapangan dimasa sekarang dan yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat