Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2016
Landasan Teori :
Ilmu tentang parasit telah lama menunjukan peran pentingnya dalam bidang kedokteran
hewan dan manusia namun masih banyak penyakit baik pada hewan dan manusia yang
merupakan masalah kesehatan di Indonesia.Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
terjadinya urbanisasi yang tidak diimbangi sarana dan prasarana, telah menambah banyaknya
dearah kumuh di perkotaan.Makin berkurangnya air bersih, pencemaran air dan tanah
menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan vektor dan sumber
infeksi termasuk oleh penyakit parasitik.
Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva
infektif. Pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit
usus pada orang yang di periksa fesesnya (Gandahusada.dkk, 2000). Pemeriksaan feses dapat
dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan
metode natif, metode apung, metode harada mori, dan Metode kato. Metode ini digunakan
untuk mengetahui jenis parasit usus, sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan metode
kato untuk menentukan jumlah cacing yang ada di dalam usus. Prinsip dasar untuk diagnosis
infeksi parasit adalah riwayat yang cermat dari pasien. Teknik diagnostik merupakan salah
satu aspek yang penting untuk mengetahui adanya infeksi penyakit cacing, yang dapat
ditegakkan dengan cara melacak dan mengenal stadium parasit yang ditemukan.
Sebagian besar infeksi dengan parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala
ringan. Oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium sangat dibutuhkan karena diagnosis yang
hanya berdasarkan pada gejalaklinik kurang dapat dipastikan. Misalnya, infeksi yang
disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Infeksi ini lebih bamyak ditemukan
pada anak-anak yangsering bermain di tanah yang telah terkontaminasi, sehingga mereka
lebih mudahterinfeksi oleh cacain-cacing tersebut. Biasanya hal ini terjadi pada daerah di
mana penduduknya sering membuang tinja sembarangan sehingga lebih mudah
terjadi penularan. Pengalaman dalam hal membedakan sifat berbagai spesies parasit, kista,
telur, larva, dan juga pengetahuan tentang bentuk pseudoparasit dan artefak yang
dikira parasit, sangat dibutuhkan dalam pengidentifikasian suatu parasit.
Tujuan :
1. Mengetahui pemeriksaan feses kuantitatif
2. Mengetahui pemeriksaan sediaan tinja basah dengan kaca tutup
3. Mengetahui adanya telur parasit dalam sampel feses
Alat & Bahan Pemeriksaan Sediaan Tinja Basah
Dengan Tutup Kaca:
o Tinja yang akan diperiksa
o Lidi (5cm)
o Object glass
o Kaca penutup
o Air
Kesimpulan:
Kurangnya kualitas dari preparat membuat saya tidak dapat melihat telur cacing secara
akurat.
LAMPIRAN :