Anda di halaman 1dari 6

BAB I

MOTIVASI DIRI

Kehidupan tidak selalu seperti apa yang kita bayangkan, sering kali apa
yang sudah kita usahakan dan kerjakan hasilnya tidak sesuai apa yang
diharapkan.Karena menjadi sukses adalah impian semua orang. Tentunya untuk
itu diperlukan motivasi yang kuat untuk mengatasi tantangan untuk mencapai apa
yang Anda inginkan. Motivasi ini harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.
Anda bisa saja membaca ratusan buku atau pergi ke puluhan seminar untuk
memperoleh suntikan motivasi, namun hal yang sering terjadi adalah kenaikan
emosi sesaat untuk berubah. Barangkali ini bertahan satu atau dua minggu dan
setelah itu Anda merasa semuanya kembali menjadi biasa-biasa.Memotivasi diri
tidak beda jauh dengan percaya diri, karena “Motivasi adalahpohon yang Anda
siram dengan kedisiplinan diri” jadi semua tergantung pada dirikita sendiri,
namun kadang kita merasa ingin pertimbangan dari orang lain
Padahal sebenarnya dalam hati kecil kita, kita sudah punya jalan keluar
darisemua itu.Motivasi diri berawal dari dorongan keyakinan dalam diri sendiri
untuk menang.Ini dibentuk oleh cita-cita dan impian besar yang akan memotivasi
orang untuk meraihnya. Kisah orang-orang sukses bermula dari sebuah impian
yang diimplementasikan dalam serangkaian aktivitas sehari-hari.Impian pun akan
bermanfaat juga untuk orang banyak. Nilai-nilai spiritualitas memancar dengan
baik dalam diri orang tersebut dan menambah keyakinan bahwa Allah dekat
dengan dirinya.Selain itu, keyakinan untuk menang harus selalu tertanam dalam
benak dan hati.Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kita meyakini bahwa selain diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, juga
diciptakan Allahuntuk memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan
kemaslahatan. Oleh karenaitu, akan terbentuk optimisme terhadap target
keberhasilan. Seseorang harus mempunyai cita-cita besar yang disertai keyakinan
bahwa Allah dekat dan mendampingi melalui hati nurani. Dorongan hati nurani
inilah akan mudah diketahui bila kita mempunyai hati yang bersih. Keyakinan
bahwa Allah dekat dan sayang kepada kita akan memberikan dorongan hati nurani
yang sangat besar yang pada gilirannya lahir optimisme kita untuk meraih cita-

1
cita. Hati merupakan pembimbing terhadap apa yang harus dituju dan apa yang
harus diperbuat.
Akibat dari ketidak percayaan diri atau ketidak mampuan kita untuk
memotivasi diri adalah kita menjadi stress. Stres adalah suatu kondisi atau
keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres
dikaitkan bukankarena penyakit fisik. tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi
karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya
dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. Atau bias kita lebih persingkat
lagi bahwa Stres dapat dikatakan juga sebagai emosi yang berlebihan dan tidak
diharapkan.

2
BAB II
POSITIVE THINGKING
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun.
Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih
sukabicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi
daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Berpikir positif berarti “melihat” segala sesuatu yang dihadapi atau diamati
darisegi positif dan membiarkan pikirannya berproses secara positif yang
kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku menjadi positif.
 Prinsip-Prinsip Berpikir Positif
1. Percaya akan kemampuan diri (optimisme)
2. Kembang ketenangan dalam menghadapi sesuatu
3. Didalam setiap masalah yang dihadapi pasti ada makna positifnya
4. Ucapan positif mempengaruhi pikiran yang positif
5. Hargai diri sendiri
6. Keberuntungan hanya akan datang pada orang yang berpikir positif
7. Jangan merasa terpaksa
8. Gunakan pendekatan “keimanan”
A. Manfaat Berpikir Positif
1. Membentuk kepribadian yang baik
2. Memberi energi yang lebih besar untuk kegiatan kreatif
3. Menciptakan hubungan yang sehat antar manusia
4. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
B. Langkah-Langkah Menerapkan Berpikir Positif Dalam Kehidupan
1. Pahami baik-baik konsep berpikir positif
2. Cobalah dalam kehidupan sehari-hari
3. Pengembangan berpikir positif dan negatif atau mengikuti pada
“ pengukuhan psikologis”
4. Berpikir positif menuntun kehidupan yang konstruksi

3
BAB III
MENEGEMEN STRESS
Strees merupakan suatu respon adaptif individu terhadap situasi yang
diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya. Secara
umum orang yang mengalami stress merasakan perasaan khawatir, tekanan, letih,
ketakutan, depresi, cemas dan marah. Terdapat 3 aspek seseorang yang
mengalami stress yaitu: gangguan dari aspek fisik, aspek kognitif (pemikiran), dan
aspek emosi. Gejala fisik yang dialami oleh seseorang yang mengalami stress
ditandai dengan denyut jantung yang tinggi dan tangan yang berkeringat, sakit
kepala, sesak napas, susah tidur, dan perubahan berat badan yang drastis. Secara
aspek kognitif atau pikiran, stress ditandai dengan lupa akan sesuatu, sulit
berkonsentrasi, cemas mengenai sesuatu hal, sulit untuk memproses informasi,
dan mengemukakan pernyataan-pernyataan negatif terhadap diri sendiri. Dari
aspek emosi, stress ditandai dengan sikap mudah marah, cemas dan cepat panik,
ketakutan, sering menngis, dan mengalami konflik interpersonal.
A. Hal-hal yang menjadi sumber stress:
Tingkat ekstrim pada Stress bisa disebabkan oleh keadaan krisis dan operasional
kantor sehari-hari. Stress karena krisis bisa disebabkan oleh reaksi emosional
terhadap : Kehilangan pribadi, trauma, kegagalan misi, kesalahan manusia,
pemberitaan media.
Stress karena operasi sehari-hari bisa disebabkan oleh reaksi emosional terhadap :
Tekanan, tuntutan terhadap karyawan, tanggung jawab peran, kesalah pahaman,
kebutuhan akan perhatian/penghargaan, antagonismen sistem pemerintah dan
pihak berwenang setempat.
Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan
pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan bahwa
individu itu mengalami stress kerja. Namun apakah sebenarnya yang
dikategorikan sebagai stress kerja? Menurut Phillip L. Rice, Penulis buku Stress
and Health, seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja jika :

4
Urusan stress yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau
perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam
perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah
pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja.
Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. Oleh
karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan
persoalan stress tersebut.
B. Mencegah stres
1. Dapatkan info memadai sebelum bertugas, pupuk kesehatan jasmani dan
rohani
2. keluarkan emosi
3. Gunakan waktu untuk relaks bersama keluarga
4. Mencoba untuk lebih menerima kemampuan diri
C. Menyadari stress, indikator stres berat jika stres tidak dikelola dengan
baik:
1. Apati/lesu, depresi, tidak bisa tidur,
2. makan berlebihan,
3. penyakit ringan yang kambuhan,
4. tidak harmonis dalam berteman,
5. merosotnya efisiensi dan produktifitas,
6. konsumsi alkohol berlebihan, dsb.
D. Mengelola Stres
Akui bahwa anda stress :
1. Jaga kesehatan rohani anda (tetap berdo'a/ mendekatkan diri kepada YANG
MAHA KUASA, keluarkan emosi anda
2. kendalikan rasa panik, jaga kesehatan fisik dengan baik (berolah raga), tidur
yang cukup
3. konsumsi makanan bergizi (Vit A, C dan B) dan istirahat yang cukup
4. Relaksasi
5. Rekreasi dengan orang-orang terdekat (keluarga),
6. Selalu berpikir positif,

5
7. Pertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan orang lain atau psikolog
Professional.

Anda mungkin juga menyukai