Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Buat Penjelasan serta contoh2 Pengaturan UU Keuangan Negara. Sebelum Kemerdekaan,


`1945-2003.

Pengaturan Undang-Undang Keuangan Negara


Di Negara Kesatuan Republik Indonesia

Keuangan dapat dikatakan sebagai kebutuhan mendasar dalam suatu kehidupan,


Sebagaimana rumah tangga yang membutuhkan dana guna memenuhi kebutuhan sehari-
hari, negara pun membutuhkan dana untuk menjalankan setiap kegiatannya. Hanya saja
negara membutuhkan dana yang lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga. Besarnya
dana yang dipegang membutuhkan pengelolaan yang tepat agar dana yang dimiliki dapat
digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karenanya sejak zaman kolonial pun telah
dibentuk suatu aturan untuk mengatur mengenai pengelolaan keuangan negara.
Pasal 23C Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa “Hal-hal lain mengenai
keuangan negara diatur dengan undang-undang”. Undang-undang tersebut baru dapat
terbentuk setelah 58 tahun Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Lalu bagaimana
Indonesia mengatur pengelolaan keuangan negara dalam 58 tahun tersebut? Berikut
merupakan kilas perjalanan Pengaturan Undang-Undang Keuangan Negara di Indonesia
sejak zaman kolonial hingga 2003.

Zaman penjajahan (Sebelum Kemerdekaan)


Pada zaman kolonial belanda peraturan yang digunakan untuk mengatur
pengelolaan keuangan negara diantaranya yakni Indische Comptabiliteitswet Stbl. 1925 No.
448, Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo Stbl 1936 No. 381, Reglement voor
het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381, dan Instructie en verdere bepalingen
voor de Algemeene Rekenkamer (IAR) Stbl. 1933 No. 320.

1. Indische Comptabiliteit Wet (ICW)


Pengaturan Keuangan Negara dimulai pada tahun 1864 pada saat
ditetapkannya Indische Comptabiliteit (ICW). Menurut Riawan Tjandra (2006:30),
Riwayat ICW tersebut terkait dengan adanya perubahan paradigma Grondwet
Netherland 1848, yang memberikan kewenangan lebih kuat kepada parlemen untuk
melakukan fungsi kontrol keuangan negara. Perubahan paradigma Grondwet
Netherland 1848 menyebabkan parlemen menjadi turut aktif dalam menjalankan roda
pemerintahan dan juga menyebabkan adanya pengambilalihan hak pemerintahan yang
sebelumnya di jalankan oleh para raja sebagai kepala eksekutif. Kala itu, Indische
Comptabiliteit Wet (ICW) menjadi dasar hukum penting dalam penatausahaan
keuangan Hindia Belanda.
ICW merupakan ketentuan yang mengatur mengenai tata pembukuan yang
harus dilakukan oleh para pejabat yang melakukan pengurusan keuangan dengan baik
di tingkat Departemen Keuangan maupun di Departemen teknis, dan secara khusus
mengatur kewenangan di sisi kebendaharaan. Pencatatan atau pembukuan yang
didasarkan pada ketentuan ICW diharapkan akan mampu menghindari penggelapan /
Penipuan yang berhubungan dengan keuangan (financial fraud) yang mungkin
dilakukan oleh pejabat saat itu (VOC). Pada awal berlakunya, ICW memuat hal-hal
antara lain sebagai berikut:
a) Anggaran rutin dan anggaran modal ditetapkan setahun sekali.
b) Sisa anggaran yang masih ada sesudah tahun anggaran berakhir harus
ditetapkan dengan UU.
c) Gubernur Jenderal adalah penguasa pengurusan umum keuangan negara.
d) Pengawasan terhadap pengurusan keuangan negara dilakukan oleh Algemeene
Rekenkamer yang diangkat oleh Raja. Lembaga ini selanjutnya menjadi cikal
bakal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
e) Sumbangan-sumbangan Hindia Belanda untuk Belanda tetap diteruskan.
f) Tata cara pertanggungjawaban pengurusan keuangan negara yang ditujukan
kepada Algemeene Rekenkamer.
g) Peraturan tentang tuntutan ganti rugi yang ditujukan kepada pengawai negeri
dan bendaharawan yang merugikan negara.

2. Indische Bedrijvenwet (IBW)


Pada dasarnya Inische Bedrijvenwet (IBW) stb 1927 Nomor 419. ICW stbl 1925
No. 448 merupakan aturan yang dibentuk untuk mengelola penerimaan dan
pengeluaran kolonial belanda pada saat itu. Hal tersebut ditujukan untuk menghindari
adanya praktek korupsi di Lingkungan Pejabat VOC pada saai itu. Selain mengatur
mengenai penerimaan dan Pengeluaran IBW juga mengatur mengenai Perusahaan
Negara yang dikelola di Indonesia contohnya Jawatan Kereta Api (Stb 1939 No. 556),
Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Stb 1931 No, 524), Pelabuhan seperti Tanjung
Priok (Stb 1934 No. 109)

3. Reglement voor het Administratief Beheer (RAB)


Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381
ditetapkan pada tahun 1933 dimana peraturan ini mengatur sebagian kewenangan
pengelolaan keuangan, khususnya di bidang pengelolaan administrasi yang ada di
tangan para administrator atau yang lebih dikenal dengan kewajiban otorisasi dan
oronansering, contohnya prosedur penyelesaian tagihan – tagihan atas beban
anggaran, prosedur penetapan macam – macam dan bentuk surat – surat tagihan yang
harus disampaikan pihak kreditur untuk memperkuat tagihan mereka, dan lain – lain.
Peraturan ini disebut juga dengan Peraturan Pengurusan Tata Usaha Keuangan
Negara. Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381 sendiri
juga beberapa kali mengalami perubahan salah satunya Reglement voor het
Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1934 No. 17.

4. Instructie en verdere bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer (IAR)


Instructie en verdere bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer (IAR) stbl
1933 No. 320 digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggung jawaban
keuangan negara.

Zaman setelah penjajahan (1945 – 2003)

Setelah Indonesia merdeka, pelaksanaan pengelolaan keuangan negara masih


menggunakan ketentuan perundang-undangan yang disusun pada masa pemerintahan
Kolonial Hindia Belanda. Hal ini sejalan dengan amanat Aturan Peralihan UUD 1945 pasal II
yang menyebutkan bahwa “Segala badan hukum dan peraturan yang ada masih berlaku,
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang dasar ini”. Beberapa peraturan
tersebut yaitu :

1. Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal dengan nama ICW Stbl. 1925 No. 448
Dalam perkembangannya ICW mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya
yaitu :
a) Tahun 1954 berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1954 yang disahkan dengan
UU No. 12 tahun 1955.
Undang-undang Darurat Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1954 tentang
Mengubah “Indonesische Comptabiliteitswet" (Staatsblad 1925 No. 448) dan
"Indonesische Bedrijvenwet" (Staatsblad 1927 No. 419) berisi mengenai
penetapan tentang perubahan sistem Stelsel hal (Virement Stelsel) diganti jadi
kas stelsel. Pokok dari pada kasstelsel ini ialah, bahwa hanya
pengeluaranpengeluaran dan penerimaan-penerimaan yang di dalam waktu dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember sungguh-sungguh
dikeluarkan dari atau dimasukkan dalam Kas-kas Negara akan dimuat dalam
daftar perhitungan anggaran yang berkenaan dengan tahun itu. Tindakan-
tindakan di dalam sesuatu tahun, yang mempunyai tujuan untuk mengakibatkan
pengeluaranpengeluaran atau penerimaan-penerimaan di dalam tahun itu juga,
tetapi tidak sampai mempunyai akibat sedemikian itu, tidak akan nampak dalam
daftar perhitungan anggaran yang bersangkutan.
b) Tahun 1968 dengan UU No. 9 tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 7 “indische
Comptabiliteitswet” (Statblad 1925 nomor 149) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 DRT Tahun 1954 (Lembar Negara Tahun
1954
Peraturan ini mengatur mengenai perubahan Tahun Anggaran yang semula
berlaku dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember menjadi/diganti dengan
mulai 1 April sampai 31 Maret. Kemudian pada masa pemerintahan presiden
abdurrahman wahid, tahun anggaran diubah kembali menjadi 1 jan sampai 31
des yang tetap berlaku sampai sekarang. Dengan ditetapkannya undang-undang
ini ICW ditetapkan sebagai Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (UUPI)
Peraturan Pelaksanaan yang rinci dari ICW diatur di dalam peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1) Peraturan Tata Usaha terdiri dari :
a) RAB ( Regelen het Administratief Beher) dimuat dalam stbl 1910 No. 161,
Stbl 1945 No. 134.
b) Petunjuk-petunjuk ketatalaksanaan bagi departemen/Lembaga Negara
tentang pengawasan dan pengeluaran uang yang dimuat dalam Bijblad No.
pengeluaran uang yang dimuat dalam Bijblad No. 2814, 4275, 4873, 5714,
6699 dan 51671.
c) Tuntutan ganti Rugi terhadap pegawai Negeri, (bukan Bendaharawan) yang
menyebabkan kerugian Negara (Stbl 1904 No. 241, stbl. 1923 No. 533, Stbl.
1936 No 604, Stbl. 1939 No 106, Stbl. 1940 No. 33 dan BB No. 11617
2) Pengurusan Keuangan terdiri dari :
a) Cara mencocokan penerimaan (Stbl. 1901 No. 325, Stbl 1906 No. 189. SB
No. 2911).
b) Cara mencocokan penerimaan fihak ketiga (Stbl. 1907 No. 324).
c) Aturan untuk Kepala Kantor Kas Negeri (Kepala Kantor Kas Negara) dan
pembantu Bendahara (Byblad No. 2718 dan 10843).
d) Penghapusan uang yang dicuri atau hilang dari daftar perhitungan
Bendaharawan (Stbl. 1915 No. 2, PP No. 20/1956).
e) Penghapusan Penagihan Negeri (penagihan kepada Negara) Stbl. 1907 No.
327. Stbl. 1925 No. 428.
3) Pengurusan Kebendaan, terdiri dari :
a) Pengurusan Barang (Stbl. 1926 No. 58).
b) Penghapusan Barang karena rusak (Stbl. 1915 No. 3).
c) Peraturan kelonggaran karena berat lebih (Spilla geregeling). 15
d) Peraturan tentang kelebihan dan kekurangan (kompensasi) Stbl. 1910 No.
197
2. Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445
IBW diterjemahkan menjadi Undang-Undang Keuangan Perusahaan Negara
Indonesia Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445 yang mana mengatur tentang
belanja modal dari perusahaan negara, penerimaan modal perusahaan-perusahaan
negara, beban-beban bagi eksploitasi perusahaan-perusahaan Negara dan
Keuntungan-keuntungan eksplotasi perusahaan-perusahaan negara.

3. Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No 381 jo Stbl 1945 No.
134
Tiga peraturan tersebut merupakan peraturan perundang-undangan mengenai
keuangan negara yang berlaku di Indonesia sampai dengan tahun 2003. Dalam
perjalanannya, Presiden dapat mengeluarkan peraturan berupa Keputusan Presiden untuk
mengatur keadaan yang tidak dijelaskan di dalam tiga peraturan tersebut. Salah satu
contohnya Keputusan Presiden mengenai Pelaksanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan
Negara. Selain itu juga terdapat beberapa undang undang lain yang mengatur hal-hal yang
terkait dengan keuangan negara diantaranya :
1) Undang-Undang darurat nomor 20 Tahun 1951 tentang Penghentian Berlakunya
“Indische Muntwet 1912” dan Penetapan Peraturan Baru Tentang Mata Uang.
Undang-undang darurat ini kemudian ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 27
Tahun 1953
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Perimbangan Keuangan Negara Antara
Pusat dan Daerah
3) Undang-Undang nomor 5 Tahun 1973 tentang penyempurnaan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1967 tentang Dewan Pertimbangan Agung
Dikarenakan tiga peraturan dasar yang digunakan untuk mengatur mengenai
pengelolaan keuangan negara semakin tidak sesuai dengan zaman dan keadaanya
mengingat peraturan tersebut masih diadaptasi dari peraturan kolonial belanda serta
terdapat beberapa kelemahan didalamnya, maka dibutuhkan adanya peraturan baru yang
lebih sesuai dengan keadaan saat ini. Oleh sebab itu pemerintah membentuk panitia khusus
guna menerbitkan Paket Undang Undang Keuangan Negara.

Sumber
https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj_perbendaharaan.pdf
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-17-2003-keuangan-negara
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129270-T%2026808-Pelaksanaan%20kebijakan-Pendahuluan.pdf
Makalah Kronologi Pengaturan Keuangan Negara Kelas 4-L DIII Akuntansi PKN STAN 2017.
Tjandra, Riawan. 2006. Hukum Keuangan Negara. Diakses melalui google books.
https://books.google.co.id/books?
id=LOrPCu68v1EC&pg=PA40&dq=sejarah+keuangan+negara&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=4#v=on
epage&q=sejarah%20keuangan%20negara&f=false

Anda mungkin juga menyukai