Disusun oleh:
Kelompok 2
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Keseimbangan Permintaan dan Penawaran“dengan tepat waktu.
Tidak lupa shalawat dan berangkai salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah Ekonomi Manajerial yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami,
serta pada anggota tim yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian
tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
Tim Penulis
(Kelompok 2)
BAB I
PENDAHULUAN
berdampak pada persaingan dalam menembus pasar baik skala tingkat nasional
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Misalkan di dunia ini hanya ada dua negara yaitu Indonesia dan negara
lain dengan kondisi seperti di atas . Selanjutnya hanya ada dua jenis barang
yang dapat dihasilkan oleh kedua negara yaitu barang X dan barang Y.
Indonesia
Negara lain
Bila Seluruh sumber daya negara lain digunakan untuk menghasilkan
barang X didapat 75 unit, sebaliknya bila seluruh sumber daya digunakan
untuk menghasilkan barang Y juga didapat 75 unit. Dengan demikian, maka
bagi negara lain, memproduksi barang X dan barang Y sama saja biayanya
(indifferent).
a. Masalah nilai tukar antara mata uang domestik dengan mata uang negara
lain
Bisnis antar negara, biasanya menggunakan mata uang kuat. Sementara itu
nilai tukar (kurs) yang berlaku saat ini selalu mengalami perubahan, antar
waktu, dan berbeda antara negara yang satu dengan negara lain. Oleh
karena itu maka sebelum terjun ke pasar internasional suatu perusahaan
yang selama ini bergerak di pasar domestik perlu menghitung risiko kurs
yang dihadapi dalam pasar internasional.
Dengan adanya bea masuk atau tarif sebesar selisih antara harga
internasional dengan harga domestik, maka bea masuk yang dibayar
masyarakat konsumen adalah sebesar segi empat P domestik DG P
internasional. Dari jumlah biaya masuk tersebut, yang diterima oleh negara
adalah sebesar segiempat BDGC, dan yang dinikmati oleh produsen
domestik sebesar segitiga ABC sisanya segiempat P domestik AB P
domestik menjadi mubazir (dead weigt loss).
Hal yang sama juga terjadi pada tarif bea keluar untuk ekspor. Negara
atau pemerintah diuntungkan karena mendapat sumber pendapatan,
sementara eksportir domestik dirugikan karena membayar bea atau
pungutan ekspor namun konsumen domestik diuntungkan karena pasokan
barang untuk kebutuhan domestik menjadi relatif terjamin seperti terlihat
pada gambar 3. 25 pada halaman berikut.
Bila harga ekspor jauh lebih tinggi dibanding harga domestik (P ekspor >
P domestik ), maka produsen domestik melihat ini sebagai kesempatan untuk
meningkatkan produksi dan penjualan sampai dengan Q 4, atau titik E. Pada
gambar 3.25 di sisi lain bila Produsen menjual produknya dengan harga
ekspor, maka konsumen domestik hanya mampu untuk membeli sebanyak
Q1 titik G, jauh Di bawah kemampuan produksi produsen domestik yang
mau mengekspor barangnya dengan volume sebesar Q4 atau sampai titik E.
Agar kebutuhan akan barang tersebut di dalam negeri dapat dipenuhi (tidak
habis untuk diekspor semua) maka pemerintah menetapkan bea keluar atau
pemungutan ekspor bagi barang tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya
pengurangan ekspor (backward shifted) dari Q4 ke Q3 dan peningkatan
penyediaan barang untuk pasar dalam negeri dari Q1 ke Q2. Dengan
demikian ekspor yang semulanya besarnya adalah dari Q2 ke Q4 sekarang
turun menjadi ke Q2 ke Q3.
DAFTAR PUSTAKA